Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktik Kerja Industri mengandung pengertian bahwa proses
penyelenggaraan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak hanya
merupakan program milik SMK dan Departemen Pendidikan Nasional, akan tetapi
merupakan program bersama antara SMK dan Dunia Usaha/Dunia Industri.
Program bersama tersebut diorganisasikan melalui Komite Sekolah
sehingga secara organisatoris Komite Sekolah merupakan kebutuhan mutlak bagi
SMK, karena Komite Sekolah adalah organisasi yang mewakili Dunia Usaha/Dunia
Industri.
Sistem pengapian merupakan sistem yang sangat penting dalam sepeda
motor. Sistem tersebut berfungsi sebagai penghasil bunga api pada busi untuk
membakar campuran bahan bakar dan udara yang telah terkompresi. Sistem
pengapian ini sangat berpengaruh pada tenaga dan daya yang dibangkitkan oleh
mesin tersebut.
B. Permasalahan
 Apa yang di maksud sistem pengapian CDI-AC ?
 Apa saja Fungsi CDI-AC ?
 Bagaimana cara kerja sistem pengapian CDI-AC ?
C. Tujuan
Tujuannya antara lain :
 Mengetahui apa itu Sistem pengapian CDI-AC
 Mengetahui kerusakan apa saja yang bisa terjadi pada sistem pengapian CDI-
AC
 Melakukan perbaikan terhadap Sistem pengapian CDI-AC

1
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Profil Perusahaan

 Nama perusahaan : Padjadjaran Motor

 Tahun berdiri perusahaan : 2009

 Alamat perusahaan : Jl. Sukakarya, Sukakarya, Kec. Warudoyong, Kota


Sukabumi, Jawa Barat 43135

 Jenis perusahaan : Bengkel Motor

2
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian
CDI atau Capacitor Discharge Ignition merupakan salah satu komponen
pada sepeda motor yang memiliki peran yang sangat penting terutama dalam sistem
pengapian. CDI harus berfungsi dengan baik agar sepeda motor dapat menyala.

Pada umumnya sepeda motor dapat melakukan pembakaran yang


sempurna apabila percikan api yang dihasilkan oleh busi terintegrasi melalui CDI.
Sehingga komponen ini sangat vital karena memengaruhi peforma pada mesin.

Kalau dilihat dari bentuk fisiknya, komponen ini memiliki bentuk yang
simpel dan tepat digunakan pada mesin motor yang dimana tidak memiliki ruang
yang cukup luas. Pengertian CDI untuk sepeda motor dan mobil itu sama.

Sistem pengapian CDI AC yaitu sistem pengapian CDI yang


menggunakan sumber arus bolak balik yang berasal dari altenator (spul magnet),
sedangkan sistem pengapian CDI DC yaitu sistem pengapian CDI yang
menggunakan sumber arus searah yang berasal dari baterai (aki).

B. Fungsi CDI
CDI ini memilki fungsi yang sangat vital pada sistem pengapian kendaraan
bermotor serta juga memengaruhi performa mesin motor itu sendiri.

CDI berfungsi untuk mengatur waktu pengapian pada busi yang nantinya
akan memacu pembakaran di ruang pembakaran pada mesin motor, hal ini
menyebabkan pengapian dapat melakukan pembakaran bahan bakar dengan optimal.

3
Selain itu fungsi CDI juga bukan hanya untuk menyalakan kendaraan
bermotor saja, tetapi juga berfungsi untuk menjaga gerak laju motor. Jenis dan
kualitas CDI ini dapat memengaruhi laju motor sehingga kita harus memerhatikan hal
ini.

C. Cara Kerja CDI

Cara kerja sistem CDI ini terbagi menjadi dua jenis yaitu sederhana dan
modern.

Versi modern menggunakan komponen pulse igniter yang memiliki fungsi


mengirim sinyal PWM sesuai dengan waktu mesin bekerja, sedangkan untuk versi
sederhana menggunakan komponen platina. 

Platina ini memiliki fungsi untuk mengalirkan arus pada kapasitor. CDI


tidak akan bekerja sebelum kontak motor sudah menyala atau on. Dari hal ini maka
terciptanya aliran arus baterai CDI.

Ketika kunci kontak sudah menjadi on komponen CDI belum bisa bekerja.
Ketika mesin sudah dihidupkan baru mulai bekerja dan sinyal akan dikirimkan ke
PWM dari pick up coil. Sinyal yang dikirimkan ini sesuai dengan RPM mesin, lalu
muncul pulse tertentu yang dikirimkan ke SCR.

SCR membuat arus kapasitor dialihkan. Ketika rangkaian baterai terputus


menyebabkan kapasitor langsung terhubung ke ignition coil. Sehingga secara
otomatis muncul magnet pada kumparan primer yang besar yang memiliki output
besar dan menciptakan percikan api.

Dari percikan api inilah pembakaran pada ruang pembakaran mesin bisa
terjadi dan mesin akan langsung menyala.

4
D. Komponen Pada Sistem Pengapian CDI

Berikut ini komponen yang ada pada sistem pengapian CDI beserta fungsinya.

1. Baterai atau Aki

Komponen ini memiliki fungsi sebagai penyedia awal arus listrik untuk mengisi
kapasitor ketika kontak kendaraan diubah menjadi on. 

2. CDI Unit

Komponen ini merupakan komponen yang terintegrasi diantaranya dioda, resistor,


thrysistor dan kapasitor yang menjadi bagian utama, dimana kapasitor menjadi
komponen utama pada sistem CDI.

Kapasitor merupkana komponen elektronika yang dapat menyimpan arus dalam


voltas yang lebih besar lalu dibagikan. Kurang lebih mirip seperti baterai namun
bentuk fisiknya lebih kecil. Selain itu di dalam CDI juga ada komponen SCR yang
memiliki fugsi sebagai pengatur aliran arus kapasitor yang tepat dengan pulse
igniter. 

5
3. Voltage Converter

Komponen ini memiliki fungsi untuk menaikan tegangan listrik dari baterai untuk
mengisi kapasitor. Komponen ini bekerja seperti trafo step up yang bertujuan untuk
meningkatkan tegangan primer.

Tegangan yang awalnya 12 volt diubah menjadi 300 volt. Komponen ini menjadi
peran penting untuk membuat daya dari CDI lebih besar dibandingkan sistem
pengapian yang biasa.

4. Pulse Igniter

Komponen ini biasanya disebut juga dengan pick up coil yang memiliki fungsi untuk
mengirim trigger dalam bentuk sinyal PMW. Sinyal ini memiliki fungsi untuk
menentukan kapan waktu untuk dischare kapasitor.

6
5. Ignition Coil

Komponen ini berfungsi untuk menggandakan arus output dari CDI yang awalnya 12


volt menjadi 20 Kv atau lebih, yang bertujuan untuk memicunya percikan api.

6. Busi

Komponen terakhir ini adalah busi, yang dimana memiliki fungsi untuk
menghasilkan bunga api. Komponen ini dapat menghasilkan bunga api karena adanya
celah antar elektroda dan masa. 

7
BAB IV

LANGKAH KERJA

A. Persiapan Dan Kelengkapan Kerja


a. Perlengkapan Keselamatan Kerja

 Sepatu Safety, untuk melindungi kaki.


 Wearpack, sebagai pakaian kerja.
 Sarung Tangan, untuk melindungi tangan.
 Masker, sebagai pencegah kotoran masuk ke hidung dan mulut.
b. Perlengkapan Alat Kerja
 Tool Cady, sebagai tempat penyimpanan dan wadah alat kerja.
 Kompresor, sebagai penyuplai utama udara bertekanan tinggi.
 Kain Lap, untuk membersihkan alat kerja yang kotor.
 Airgun, untuk membersihkan komponen yang kotor dan lainnya.
 Bak oli, sebagai wadah saat menguras oli.

8
 Selang Udara, sebagai penghubung kompresor.
 Jackstand, sebagai penyangga body Kendaraan.
B. Tahap Persiapan
a. Tata Tertib Dunia Usaha
 Berdisiplin, jujur, bertanggung jawab
 Menggunakan pakaian praktik
 Menggunakan alat sesuai fungsinya
 Menjaga kebersihan tempat kerja
 Sebelum melakukan pembongkaran, tandai komponen agar tidak terluka
 Bekerja sesuai dengan prosedur
b. Keselamatan Kerja
 Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
 Melakukan pelepasan, pengujian dan penggantian komponen
 Memperhatikan intruksi yang disampaikan guru/intrustur
 Setelah selesai bereskan alat – alat yang telah digunakan
c. Persiapan Alat dan Bahan
 Sepeda Motor Honda CS 1
 Buku manual Honda CS 1
 Tool box set
 Timing light
 Multitester
 Kunci T8, T14
 Nampan

9
C. Analisa Kerusakan Pada Sistem Pengapian CDI - AC Sepeda Motor
Honda Astrea Grand 100 CC Tahun 1997

Kerusakan yang biasa terjadi pada sistem pengapian sepeda motor


secara umum adalah sebagai berikut:

1. Laju kendaraan sepeda motor tersendat - sendat seperti akan kehabisan bahan
bakar,

padahal bahan bakar masih mencukupi dan karburator juga berfungsi dengan baik.

Penyebab dari masalah tersebut adalah:

1) Percikan bunga api terlalu kecil.

2) Terjadi kerusakan pada spie magnet yang mengakibatkan posisi magnet


bergeser dan terjadi timing pengapian yang tidak tepat.

3) Tegangan yang di hasilkan pulser coil tidak bagus.

4) Api yang dihasilkan stator coil atau spul pengapian tidak bagus.

5) Terjadi kerusakan pada CDI.

2. Sepeda motor tidak dapat hidup padahal api yang di hasilkan bagus. Penyebabnya
dari

masalah tersebut adalah:

1) Kunci kontak telah mengalami keausan atau terdapat kabel pada kunci
kontak
yang terputus.
2) Terjadi kerusakan pada spie magnet yang mengakibatkan posisi magnet
bergeser dan terjadi timing pengapian yang tidak tepat yang menjadikan
api besar tetapi motor tidak dapat hidup.

3) Terjadi kerusakan pada CDI.

10
4) Kompresi ruang bakar mengalami kebocoran.

3. Saat sepeda motor dipakai dari jarak yang tidak jauh tiba – tiba mesin mati dengan
sendirinya. Setelah dibiarkan beberapa saat, mesin dapat hidup kembali saat mesin
dihidupkan. Penyebab dari masalah tersebut adalah terjadi kerusakan pada koil
pengapian sehingga mengakibatkan tahanan koil sudah lebih besar dari spesifikasi.

Sedangkan kerusakan yang biasa terjadi pada sistem pengapian Honda Astrea
Grand 100 CC Tahun 1997 adalah tidak dihasilkannya loncatan bunga api yang
sempurna. Kerusakan tersebut terjadi apabila salah satu komponen sistem pengapian
pengalami gangguan, dimana gejalanya adalah sebagai berikut:

1. Harga tahanan terukur pada beberapa komponen tidak sesuai dengan


spesifikasi. Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh usia pemakaian, atau
akibat terkena panas listrik yang terus menerus.

2. Kondisi fisik pada masing - masing komponen menunjukkan adanya tanda -


tanda kerusakan, misalnya keretakan, terkelupasnya atau terputusnya isolator
kabel tegangan tinggi.

3. Kondisi sambungan antar kabel dari masing - masing komponen yang


sudah mengalami kerusakan, kelonggaran, atau terhalang kotoran, dimana hal
tersebut akan mengganggu aliran arus listrik.

D. Pemeriksaan Sistem Pengapian CDI - AC Sepeda Motor Honda Astrea


Grand 100 CC

Tahun 1997

a) Pemeriksaan alternator (kumparan pembangkit atau stator dan magnet atau


rotor)
1) Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit atau stator Pemeriksaan dapat
dilakukan dalam keadaan stator tetap terpasang. Pemeriksaan dilakukan

11
melalui konektor terminal alternator (atau dapat pula pada konektor
rectifier/regulator), dengan menggunakan Ohm Meter.

Gambar 2. Posisi Kabel atau Konektor Stator Alternator(Beni Setya Nugraha, 2005)

Posisi pemeriksaan tahanan atau kontinuitas kumparan stator alternator


menggunakan Ohm Meter. Tahanan kumparan stator alternator : 100 - 400 Ω (Honda)
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

2) Pemeriksaan magnet atau rotor secara visual (keretakan, kotoran, kondisi


pasak atau spie pada poros engkol)
b) Pemeriksaan baterai

1) Memeriksa jumlah cairan baterai. Permukaan cairan baterai harus berada di


antara batas atas dan batas bawah. Apabila cairan baterai berkurang,
tambahkan air suling sampai batas atas tinggi permukaan yang diperbolehkan.

2) Memeriksa berat jenis cairan baterai. Berat jenis cairan baterai ideal adalah
1,260. Apabila kurang, maka baterai perlu distrum (charged), sedangkan
apabila berat jenis cairan baterai berlebihan maka tambahkan air suling
sampai mencapai berat jenis ideal.

3) Pemeriksaan pipa atau slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakan pipa


atau slang ventilasi dari kebocoran, tersumbat maupun kesalahan letak atau
jalur pemasangannya.

c) Pemeriksaan kunci kontak Memeriksa kerja dan hubungan antar terminal


kontak menggunakan multitester.
d) Pemeriksaan koil pengapian (Ignition Coil)

12
1) Memeriksa tahanan kumparan primer dan kumparan sekunder. Tahanan
kumparan primer = 0,5-1 Ω.

Tahanan kumparan sekunder (tanpa cap busi = 7,2-8,8 KΩ).

Tahanan kumparan sekunder (dengan cap busi = 11,5-14,5 KΩ).

Gambar 3. Pemeriksaan Ignition Coil (Beni Setya Nugraha, 2005)

2) Memeriksa kabel tegangan tinggi busi dari retak atau kebocoran secara visual
maupun dengan tes percikan. Pengapian yang baik : percikan lebih dari 6 mm.
e) Pemeriksaan unit CDI Mengukur kontinuitas antar terminal - terminalnya
menggunakan Ohm Meter.

Gambar 4.Terminal - terminal CDI - AC Honda Astrea Grand(Beni Setya Nugraha,


2005)

f) Pemeriksaan kumparan pembangkit pulsa (pick up coil)

Memeriksa tahanan kumparan menggunakan Multitester. Tahanan pick up


coil : 50 - 200 Ω (Honda).

13
g) Pemeriksaan dan penyetelan busi

1) Memeriksa keausan elektroda busi. Apabila keausan elektroda berlebihan,


busi perlu diganti.

2) Memeriksa warna hasil pembakaran pada ujung insulator dan elektroda


busi. Perhatikan pula kode busi yang digunakan, bandingkan dengan
spesifikasi yang disarankan.

3) Membersihkan insulator dan elektroda busi dari endapan karbon


mempergunakan sikat kawat atau alat pembersih busi. Apabila insulator retak
atau pecah, busi harus diganti.

4) Menyetel celah elektroda busi. Celah spesifikasi : 0,6 - 0,7 mm.

h) Perawatan Sistem Pengapian CDI - AC Sepeda Motor Honda Astrea Grand


100 CC Tahun 1997.

Adapun perawatan sistem pengapian CDI AC Sepeda Motor Honda Astrea


Grand 100 CC Tahun 1997 adalah sebagai berikut:

1. Servis berkala secara rutin.

2. Periksa soket - soket komponen sistem pengapian apabila terdapat karat


pada terminal - terminalnya bersihkan dengan amplas atau bisa juga
menggunakan cairan penetrat untuk menghilangkan karat.

3. Ganti busi setiap 12.000 km.

4. Periksa pulser coil apabila terdapat karat bersihkan dengan menggunakan


amplas atau bisa juga menggunakan cairan penetrat untuk menghilangkan
karat.

5. Periksa sensor pulser coil apabila terdapat karat bersihkan dengan


menggunakan amplas atau bisa juga menggunakan cairan penetrat untuk
menghilangkan karat.

14
6. Periksa bagian dalam magnet apabila terdapat karat bersihkan dengan
menggunakan amplas atau bisa juga menggunakan cairan penetrat untuk
menghilangkan karat.

E. Kesimpulan

Dilihat dari uraian penjelasan trouble shooting pada sistem pengapian CDI -
AC sepeda motor honda astrea grand 100 CC tahun 1997 dapat diperoleh simpulan
bahwa:

1. Sistem pengapian CDI - AC sepeda motor honda astrea grand 100 CC


tahun 1997 adalah berfungsi untuk mengatur bunga api listrik pada busi untuk
membakar campuran bahan bakar dan udara dalam ruang bakar.

2. Sistem Pengapian CDI - AC sepeda motor honda astrea grand 100 CC


tahun 1997 terdiri atas alternator (kumparan pembangkit dan magnet), kunci
kontak (ignition switch), koil pengapian (ignition coil), unit CDI - AC,
kumparan pembangkit pulsa (signal generator atau pick up coil) dan busi
(spark plug). Dengan prinsip ditimbulkannya loncatan bunga api pada busi
karena adanya tegangan tinggi tiba-tiba yang dialirkan oleh koil pengapian
menuju busi. Koil pengapian mendapatkan arus dari pengosongan muatan
pada kapasitor yang terdapat didalam unit CDI.

3. Kerusakan yang biasa terjadi pada sistem pengapian CDI - AC sepeda


motor honda astrea grand 100 CC tahun 1997 adalah tidak adanya bunga api
listrik pada busi atau bunga api yang dihasilkan busi tidak baik (kemerah -
merahan dan menyebar).

4. Cara mendeteksi kerusakan pada sistem pengapian CDI - AC sepeda motor


honda astrea grand 100 CC tahun 1997 adalah dengan pengetesan loncatan
bunga api yang dihasilkan oleh busi. Bila api yang dihasilkan oleh busi tidak
baik atau bahkan tidak ada berarti sistem pengapiannya mengalami kerusakan.
Sedangkan cara mengatasi kerusakannya adalah dengan melakukan perbaikan

15
atau penggantian. komponen yang mengalami kerusakan yaitu alternator,
kunci kontak, koil pengapian, kumparan pembangkit pulsa, unit CDI - AC,
dan busi setelah sebelumnya melakukan pemeriksaan kondisi komponen
tersebut.

16
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Prakerin merupakan salah satu materi yang diberikan kepada siswa,
khususnya program keahlian yang ada di Sekolah Kujuruan yang diterapkan secara
kerja nyata dan langsung dipraktikkan. Penulis banyak mendapat ilmu pengetahuan,
keterampilan, wawasan dan pengalaman kerja di dunia industri yang sebelumnya
tidak didapatkan di sekolah.
Setelah penulis melaksanakan Praktik Kerja Industri di Bengkel BTT
Motor, penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu bahwa praktik kerja industri ini
dapat :
· Meningkatkan pemahaman siswa terhadap aspek-aspek usaha yang potensial
dalam lapangan pekerjaan.
· Memperlihatkan yang sebenarnya kepada siswa tentang dunia lapangan kerja.

B. Saran

Semoga hubungan antar pegawai tetap terjaga dan saling bekerjasama


dalam mencapai tujuan bersama, semoga para siswa dan siswi mendapatkan banyak
pelajaran dan memiliki motivasi untuk tujuan dimasa depannya dan para guru
pembimbing dapat memberikan arahan juga perhatian untuk para siswa dan siswi
prakerin.

17
Daftar Pustaka

Nugraha, B. S. 2008. Sistem Pengapian Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif :


Prabowo, Arif. 2005. Sistem Pengapian CDI Pada Honda GL Pro 1997. Program
Diploma Teknik Mesin Unnes :

Wagiono, J. J, dkk. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid 2. Jakarta : Direktorat


Pembinaan Sekolah Menengah Kejuaruan.

18

Anda mungkin juga menyukai