Anda di halaman 1dari 17

Sistem Pengapian Pada

Sepeda Motor

NAMA KELOMPOK:
1. Fendi Ariyandi
2. Deby Safila Dana S
3. Ahmad Romadhon
4. Aditya Eko Prabowo
Gambar Sistem Pengapian
Pada Sepeda Motor
Fungsi sistem pengapian
• FUNGSI SISTEM PENGAPIAN
• Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada
saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam
silinder. Seperti yang kita ketahui bahwa system pengapian konvensional
menggunakan gerakan mekanik kontak platina untuk menghubung dan memutus
arus primer, maka kontak platina mudah sekali aus dan memerlukan
penyetelan/perbaikan dan penggantian setiap periode tertentu. Hal ini merupakan
kelemahan mencolok dari sistem pengapian konvensional.
• Dalam perkembangannya, ditemukan sistem pengapian elektronik sebagai
penyempurna sistem pengapian. Salah satu sistem pengapian elektronik yang
populer adalah sistem pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition). Sistem
pengapian CDI merupakan system pengapian elektronik yang bekerja dengan
memanfaatkan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor.
Proses pengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh saklar
elektronik seperti halnya kontak platina (pada sistem pengapian konvensional).
• Sebagai pengganti kontak platina, pada sistem pengapian elektronik digunakan
SCR/Silicon Controlled Rectifier (yang disebut Thyristor switch). SCR bekerja
berdasarkan sinyal-sinyal listrik,
Keuntungan sistem
pengapian elektronik
Beberapa keuntungan yaitu :
1) Keuntungan Mekanik :
a. Tidak terdapat gerakan mekanik/gesekan antar komponen pada SCR, sehingga
tidak terjadi keausan komponen.
b. Tidak memerlukan perawatan/penyetelan dalam jangka waktu yang pendek
seperti pada sistem pengapian konvensional.
c. Kerja sistem pengapian elektronik stabil (karena tidak ada keausan komponen)
sehingga bahan bakar relatif ekonomis karena pembakaran lebih sempurna.
d. Tidak sensitif terhadap air karena komponen sistem pengapian dapat dikemas
kedap air.
2) Keuntungan Elektrik
a. Tegangan pengapian cukup besar dan konstan, sehingga pembakaran lebih
sempurna dan kendaraan mudah dihidupkan.
b. Busi menjadi lebih awet karena pembakaran lebih sempurna.
Kekurangan sistem
pengapian elektronik
Adapun kekurangan sistem pengapian
elektronik adalah :
a. Biaya/harga penggantian unit CDI relatif lebih mahal.
b. Apabila terjadi kerusakan terhadap salah satu komponen di dalam unit CDI,
berakibat seluruh rangkaian CDI tidak dapat bekerja dan harus diganti satu unit.

Sistem Pengapian Elektronik (CDI) dibagi 2 :


a. Sistem Pengapian Magnet Elektronik (AC-CDI)
sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang digunakan
merupakan arus bolak-balik (AC).
b. Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI)
sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay oleh
sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah (DC).
PEMERIKSAAN, PERAWATAN, DAN
PENYETELAN SISTEM PENGAPIAN
ELEKTRONIK (CDI) SEPEDA MOTOR
• 1) Pemeriksaan alternator (kumparan pembangkit/stator dan magnet/rotor)
a)Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit/stator Pemeriksaan dapat dilakukan
dalam keadaan stator tetap terpasang. Pemeriksaan dilakukan melalui konektor
terminal alternator (atau dapat pula pada konektor rectifier/regulator), dengan
menggunakan Ohm Meter.
b)Pemeriksaan magnet/rotor secara visual (keretakan, kotoran, kondisi pasak/spie
pada poros engkol).
• 2) Pemeriksaan dan perawatan baterai,
a)Memeriksa jumlah cairan baterai. Permukaan cairan baterai harus berada di antara
batas atas dan batas bawah. Apabila cairan baterai berkurang, tambahkan air suling
sampai batas atas tinggi permukaan yang diperbolehkan.
b) Memeriksa berat jenis cairan baterai. Berat jenis cairan baterai ideal adalah 1,260.
Apabila kurang, maka baterai perlu diestrum (charged), sedangkan apabila berat jenis
cairan baterai berlebihan maka tambahkan air suling sampai mencapai berat jenis
ideal.
c) Pemeriksaan pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakan pipa/slang ventilasi
dari kebocoran, tersumbat maupun kesalahan letak/jalur pemasangannya.
• 3) Pemeriksaan kunci kontak, memeriksa kerja dan hubungan antar terminal
kontak menggunakan multi tester.
• 4) Pemeriksaan koil pengapian (Ignition Coil):
a. Memeriksa tahanan kumparan primer dan kumparan sekunder.
b. Tahanan kumparan primer = 0,5-1 Ω
c. Tahanan kumparan sekunder (tanpa cap busi = 7,2-8,8 KΩ)
d. Tahanan kump. sekunder (dengan cap busi = 11,5-14,5 KΩ)
Memeriksa kabel tegangan tinggi busi dari retakretak/ kebocoran secara visual
maupun dengan tes percikan. Pengapian yang baik: percikan lebih dari 6 mm
• 5) Pemeriksaan unit CDI, dengan mengukur kontinuitas antar terminal-
terminalnya menggunakan Ohm Meter.
• 6) Pemeriksaan kumparan pembangkit pulsa (pick up coil), dengan memeriksa
tahanan kumparan menggunakan Ohm Meter. Tahanan pick up coil : 50 – 200
D (Honda).
• 7) Pemeriksaan dan penyetelan busi,
a. Memeriksa keausan elektroda busi. Apabila keausan elektroda berlebihan,
busi perlu diganti.
b. Memeriksa warna hasil pembakaran pada ujung insulator dan elektroda
busi. Perhatikan pula kode busi yang digunakan, bandingkan dengan
spesifikasi yang disarankan.
c. Membersihkan insulator dan elektroda busi dari endapan karbon
mempergunakan sikat kawat atau alat pembersih busi. Apabila insulator
retak atau pecah, busi harus diganti.
d. Menyetel celah elektroda busi. Celah spesifikasi : 0,6 – 0,7 mm.
• 8) Pemeriksaan waktu pengapian
Pemeriksaan waktu pengapian merupakan kegiatan memeriksa ketepatan waktu
(timing), saat piston mencapai batas pemampatan yang optimum dengan saat busi
memijarkan bunga api listrik. Tujuannya adalah untuk meningkatkan tenaga mesin
melalui proses pembakaran agar menghasilkan tenaga panas yang sempurna.
Pemeriksaan waktu pengapian dilakukan dalam keadaan mesin hidup,
menggunakan timing light. Langkah-langkah pemeriksaan :
a) Memasang timing light
b) Mesin dihidupkan pada putaran stasioner (± 1.300 rpm). Arahkan timing
light ke tanda penyesuai pada tutup magnet.
c) Waktu pengapian tepat apabila terlihat “Garis-F” sejajar dengan tanda
“Penyesuai”.
d) Apabila “Garis-F” terlihat sebelum melewati “Penyesuai”, berarti pengapian
terlalu cepat (Voor).
e) Sebaliknya, Apabila “Garis-F” terlihat sesudah melewati “Penyesuai”, berarti
pengapian terlalu lambat
f) Pada saat putaran tinggi, waktu pengapian tepat apabila terlihat “Penyesuai”

di tengah tanda “Advance .


g) Pada umumnya, waktu pengapian untuk sistem pengapian elektronik tidak
dapat disetel karena konstruksi dudukan komponen (pick up coil dan reluctor,
dsb) dibuat tetap. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan waktu pengapian
tidak tepat, maka biasanya disebabkan adanya komponen system pengapian
yang mengalami kerusakan/perubahan nilai tahanan/ tegangannya.
Penyebab pengapian kecil pada sepeda motor
1. Koil Mengalami Masalah
Terdapat berbagai alasan penyebab pengapian pada motor menjadi
kecil salah satunya adalah koil yang sedang mengalami masalah. Benda yang
satu ini memiliki fungsi yang cukup penting dalam permesinan yaitu untuk
menggandakan tegangan rendah yang berasal dari aki atau spul di mana
nantinya akan diproduksi menjadi tenaga ribuan kilo volt.
Untuk dapat mengetahui apakah koil mengalami masalah atau tidak,
anda dapat melihat besarnya percikan api yang dihasilkan oleh busi sepeda
motor dan besarnya tahanan kumparan. Apabila kerusakan tersebut benar-
benar terjadi, biasanya sepeda motor akan kehilangan percikan api setelah
dikendarai.
2. CDI yang Sudah Usang
Selain koil, CDI atau Capasitor Discharge Ignition yang telah using
pun dapat menjadi penyebab pengapian pada sepeda motor menjadi kecil.
Salah satu tanda CDI pada sepeda motor anda telah using dan tak layak pakai
adalah percikan api pada busi mengecil dan mesin tersendat ketika menginjak
putaran tinggi.
Penyebab dari mesin terasa tersendat bisa jadi disebabkan oleh
salah satu perangkat elektronik dalam CDI yang telah rusak. Selain itu,
masalah tersebut juga dapat disebabkan oleh koil yang tidak mampu
menopang frekuensi tinggi.
3. Spul Pengapian Terbakar atau Putus
Spul merupakan salah satu komponen dalam sepeda
motor yang memiliki fungsi yang cukup vital yaitu memberikan
tegangan pengapian pada CDI AC. Salah satu pertanda dari
rusaknya spul adalah pengapian yang bermasalah ketika distarter
di mana salah satu penyebabnya adalah terputus atau terbakar
yang secara fisik dapat dilihat dengan munculnya tanda gosong.
Untuk mengetahui apakah spul sepeda motor telah
mengalami kerusakan atau tidak, anda dapat mengeceknya
secara berkala dan melakukan penggantian dalam periode
tertentu.
4. Pulser Putus
Penyebab lain dari pengapian sepeda motor yang kecil adalah pulser
yang terputus. Apabila pulser rusak tetapi belum putus seutuhnya, mesin
masih dapat menyala tetapi seperti tersendat-sendat. Gejala mesin yang
tersendat akibat dari pulser yang terputus dapat dirasakan ketika mesin
dalam putaran rpm bawah maupun tinggi.
Pada umumnya penyebab pulser yang terputus ini disebabkan oleh
tidak adanya tegangan yang keluar sehingga listrik yang seharusnya disalurkan
ke SCR justru terputus dalam CDI. Pulser yang putus ini bahkan bisa
menyebabkan tegangan yang terdapat dalam kapasitor menjadi tidak dapat
tersalurkan dengan baik menuju koil sehingga menyebabkan mesin menjadi
mogok.
5. Masalah pada Busi
Penyebab terakhir pengapian pada motor menjadi kecil adalah
terjadi masalah pada busi. Salah satu tanda sepeda motor memiliki busi yang
bermasalah adalah keluarnya letupan kecil pada moncong knalpot. Sama
seperti komponen sepeda motor yang lain, busi juga harus diganti secara
berkala sehingga memiliki performa yang baik. Busi yang sudah dipakai dalam
jangka waktu yang lama biasanya akan mengalami masalah dan menyebabkan
performa sepeda motor menjadi berkurang.
Penyebab lain dari terjadinya masalah pada busi adalah isolator yang
terdapat di dalam busi terputus sehingga tegangan tidak dapat mengalir
dengan sempurna.
Cara Mengatasi Pengapian Kecil Pada Motor

Sistem pengapian merupakan hal yang sangat penting dalam sistem kerja sepeda
motor. Sebenarnya sistem pengapian standar pada sepeda motor sudah mampu memenuhi
kegiatan sehari-hari, namun terdapat beberapa orang yang merasa belum puas dan meninginkan
memiliki sistem pengapian yang besar.
Jika anda sudah menaikan sistem pengapian pada sepeda motor, maka ukuran spuyer
normal juga harus dinaikkan untuk mencegah sistem pengapian menjadi kering yang akhirnya
mampu menyebabkan piston menjadi bolong.
Untuk ukuran sepeda motor standar, cara menaikkan sistem pengapian adalah dengan
meningkatkan kapasitornya senilai 4.7 uF, di mana kapasitor ini adalah komponen elektronik yang
pada umumnya banyak terdapat dalam tape, radio, TV dengan bentuk dua kaki panjang dan
pendek. Pada umumnya kapaisitor memiliki bentuk seperti tabung dengan kaku berada pada
bagian bawah. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menyambungkan kapasitor.
• Sambungkan bagian kaki yang pendek dengan kabel dari komponen CDI
• Untuk bagian kaki yang panjang, anda dapat menyambungkannya langsung dengan koil.
Selain cara di atas, terdapat cara lain untuk menaikkan sistem
pengapian pada sepeda motor yaitu dengan model Ground Strap atau dengan
cara memaksimalkan sistem kerja koil, berikut ini adalah langkah-langkahnya.
• Buka koil, dan buka kabel tembaga yang masih dalam keadaan terbungkus.
• Ambil kabel tembaga tersebut dan lilitkan ke sepanjang kabel busi dengan
sangat rapat
• Buat salah satu bagian ujung busi menjadi dudukan koil, dan usahakan
agar ujung yang lain memiliki jarak yang cukup jauh dengan bagian paud
besi
• Bungkus semua kabel tersebut menggunakan solatip dengan rapat.

Anda mungkin juga menyukai