Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIK SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF

JOB SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK

KELOMPOK 4 E2.2

1. Febi Kurniawan (21509334067)


2. Fahmi Hasan (21509334071)
3. Hendro Dwi P. (21509334073)
4. Tri Prasetiyo (21509334077)
5. Chiko Casillas (21509334080)

D4 TEKNIK MESIN OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 202
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI DELCO)

A. Landasan Teori
Capacitor Discharge Ignition (CDI) merupakan salah satu komponen kecil yang
ada pada mobil. Tugasnya adalah untuk mengatur pengapian kendaraan bermotor dengan
memanfaatkan arus pengosongan muatan (discharge current) yang berasal dari
kondensator.
Pada prinsipnya, sistem pengapian ini sama saja, yaitu menggunakan induksi
elektromagnetik. Hanya saja cara kerjanya sedikit berbeda. CDI menggunakan sistem
pengosongan arus pada capasitor yang memiliki fungsi mirip dengan baterai.
Dalam Sistem Pengapian CDI terdapat saklar elektronik yang akan mengatur proses
pengisian dan pengosongan muatan kapasitor. Saklar elektronik ini merupakan pengganti
dari kontak platina pada sistem pengapian konvensional. Saklar elektronik dalam sistem
pengapian CDI menggunakan komponen bernama Silicon Controlled Rectifier (SCR)
atau Thyristor Switch.
Sistem pengapian CDI lebih unggul dibanding platina yang selalu ada perubahan
fisik dikarenakan sifatnya yang mekanis. Ketidakstabilan pada sistem pengapian platina
dipicu dari gesekan dalam ebonite dengan as delco sehingga celah platina berubah. Tapi
problem itu tak berlaku di sistem pengapian CDI yang condong lebih stabildari waktu ke
waktu.
Komponen yang bernama kondensator ini merupakan alat penyimpan energi di
dalam medan listrik. Caranya adalah dengan mengumpulkan ketidakseimbangan internal
yang ada di muatan listrik. Adapun komponen-komponen CDI mobil terdiri dari:

a. Spul dan Rotor Magnet, Spul merupakan komponen berbentuk kumparan statis yang
ada dalam rotor magnet, Sedangkan rotor magnet adalah magnet berbentuk tromol
yang terhubung ke poros engkol mesin. Rotor ini memiliki magnet permanen
sehingga pada saat poros mesin hidup, spul akan langsung menghasilkan arus.
b. Pulse Igniter/Pick Up Coil, Cara kerja komponen CDI mobil yang kedua ini mirip
dengan spul hanya dengan versi yang lebih sederhana. Jadi, dalam satu putaran
engkol hanya terjadi satu kali perpotongan. Akibatnya, yang dikirimkan bukan arus
listrik melainkan sinyal PWM yang menunjukkan timing pengapian dan RPM mesin.
c. Pulser, Pick up coil atau dikenal juga dengan sebutan pulser ini merupakan sensor
pendeteksi logam yang akan menghasilkan sinyal atau tegangan AC kecil ketika
melintasi gigi reluctor. Sinyal kecil yang berasal dari pulser selanjutnya ditambahkan
power sebagai data input untuk CDI module atau ignition module.
d. Voltage Converter, Komponen CDI yang satu ini memungkinkan arus discharge
mempunyai tegangan lebih tinggi. Dalam satuan millisecond, tegangan listrik yang
berasal dari spul bisa ditingkatkan menjadi 300 volt untuk mengisi kapasitor.
e. CDI Unit, Komponen ini bisa dibilang sebagai modul utama sistem pengapian CDI
sebab fungsi utamanya adalah sebagai penyalur tegangan melalui prinsip discharge
menuju ke koil.
B. Cara kerja Sistem pengapian elektronik CDI
Ketika kunci ON, arus dari baterai akan menuju transformator untuk
memperbesar tegangannya. Kemudian tegangan ini akan diserap oleh capasitor. Saat
mesin mulai starting, pulser akan mengirimkan sinyal pada CDI untuk mengubah arah
arus capasitor menuju coil. Karena sebelumnya capasitor menyerap tegangan, maka
terjadi aliran listrik dari capasitor menuju coil.
Aliran listrik tersebut menimbulkan medan magnet yang menginduksi coil sekunder
untuk menghasilkan tegangan tinggi. Tegangan tersebut kemudian dialirkan pada busi
untuk memercikan bunga api pada ruang pembakaran melalui kabel tegangan tinggi.
C. Rangkaian Sistem

D. Data Pemeriksaan

No. Item Pemeriksaan Hasil Spesifikasi Kesimpulan


pemeriksaan
1 Primer Coil (Saat Dingin) 1.41 Ω 1.11-1.75 Ω Baik
2 Sekunder Coil (Saat Dingin) 14 KΩ 9-15.7 KΩ Baik
3 Kabel tegangan tinggi
• Silinder 1 dan 2 3 dan 5 KΩ MAX : 25 KΩ Baik
• Silinder 3 dan 4 Tidak ada Kabel busi silinder
tahanan dan 3 harus diganti,
4.5 KΩ untuk kabel busi
silinder 4
masih baik
• Koil 20 KΩ Baik
• Kondisi fisik Baik Masih layak

E. Pertanyaan dan Jawaban


1. Buatlah secara singkat uraian perbandingan antara sistem pengapian
konvensional dan sistem pengapian elektronik !
2. Jelaskan minimal 2 keuntungan dan kerugian sistem pengapian elektronik !
Jawaban :

1. Perbandingan
Sistem pengapian Konvensional, Menggunakan distributor sebagai timing pengapian,
Menggunakan pemvakuman dan gaya sentrifugal dalam mengatur timing secara
otomatis, dan Menggunakan Platina sebagai pemutus arus ke primer coil.
Sistem pengapian elektronik, Menggunakan ECU dalam mengatur timing pengapian
secara otomatis dengan masukan dari sensor dan Menggunakan transistor sebagai
pemutus arus ke primer coil.

2. Keuntungan dan kerugian sistem pengapian elektronik CDI


Keuntungan, Sistem pengapian CDI lebih stabil, Tegangan tinggi yang dihasilkan
lebih besar/maksimal, dan Tidak perlu melakukan penyetelan timing ataupun sudut
dwell.
Kerugian, Biaya penggantian unit CDI relative lebih mahal dan Apabila terjadi
kerusakan pada salah satu komponen dalam unit CDI maka harus diganti satu unit.

F. Kesimpulan
• Sistem pengapian Capacitor Discharge Ignition (CDI) adalah sistem pengapian
elektronik yang bekerja dengan memanfaatkan pengisian (charge) dan
pengosongan (discharge) muatan kapasitor.
• Pada praktikum kelompok kami komponen kabel busi silinder 3 harus diganti
karena tidak ada tahanan
• Kondisi primer coil dan sekunder coil masih baik saat mesin dingin

Anda mungkin juga menyukai