Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIK SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF

JOB SISTEM PENGISIAN REGULATOR MEKANIK DAN ALTERNATOR

KELOMPOK 1 E1.1

1. Yohannes Bimo A. (21509334041)


2. Novian Dhamas R. (21509334042)
3. Mirza Ahmad Ali (21509334043)
4. Bagas Dwi Cahyo (22509334044)
5. Taufik Fajar (21509334045)

D4 TEKNIK MESIN OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2022
SISTEM PENGISIAN REGULATOR MEKANIS

A. Landasan Teori
Regulator merupakan salah satu komponen yang penting pada mobil. Disebut
penting karena jika terjadi kerusakan pada regulator, maka mobil tidak bisa berjalan atau
tiba-tiba mati saat di jalan. Sebagai salah satu satu rangkaian komponen elektronik,
regulator memiliki fungsi sebagai pengatur output pengisian.
Dalam regulator ada dua buah relay yang bertugas mengontrol tegangan yang
dihasilkan pembangkit listrik, mengontrol arus yang keluar, dan mencegah arus balik dari
baterai. Kedua fungsi tersebut dijalankan oleh voltage regulator, dan voltage relay.
regulator juga mengatur tegangan arus listrik dari alternator agar sesuai dengan
kapasitas aki, dan beberapa komponen kelistrikan lain pada mobil. Hal tersebut membuat
fungsi regulator sangat penting. Sebab jika listrik mengalir dari alternator ke aki melebihi
batas, maka komponen tersebut dapat rusak. Melalui komponen tersebut, arus tegangan
listrik diatur untuk tetap berada di 13,5 hingga 14,5 volt.

Komponen Regulator
Regulator memiliki dua komponen yang saling berhubungan untuk menjalankan
tugasnya. Komponen - komponen tersebut adalah voltage regulator dan voltage relay.
Berikut ini penjelasan dari kedua komponen yang dimaksud:

Voltage Regulator
Komponen ini berfungsi untuk mengontrol listrik yang dihasilkan agar selalu
tetap stabil. Cara kerjanya adalah ketika tegangan listrik mulai naik, kemudian arus listrik
tersebut secara otomatis dialirkan melalui sebuah tahanan yang dihubungkan seri dengan
kumparan medan. Sehingga, arus yang masuk ke kumparan tersebut diberi batas. Ini
membuat tegangan listrik yang dibangkitkan menjadi turun. Setelah tegangan listrik
tersebut turun, maka secara otomatis arus listik dapat mengalir, tanpa harus melalui
tahanan yang dihubungkan pada seri tersebut. Dengan begitu tegangan listrik naik
kembali. Tegangan listrik yang naik dapat diatur dengan menyetel ketegangan pegas dan
celah udara pada voltage regulator tersebut.
Voltage relay
Nah untuk volltage relay ini memiliki fungsi dari kumparan ini adalah mematikan
lampu pengisian (CHG). Dan fungsi lainnya yaitu untuk menghubungkan arus yang
diawali dari terminal B kepada voltage regulator. Ketahanan dari kumparan ini bisa
mencapai sekitar 25 Ohm.
B. Rangkaian sistem pengisian

Gambar 1. Rangkaian Sistem Pengisian

C. Identifikasi komponen regulator


NO TERMINAL Identifikasi
Warna Berhubungan dengan
1. IG Putih Strip Merah Kunci Kontak
2. N Putih Strip Biru Voltage Relay
3. F Putih Strip Hijau Terminal F Alternator
4. E Putih Strip Hitam Massa
5. L Kuning Strip Putih Terminal N
6. B Putih Batrai
7. Volt. Regulator Hitam Terminal B Alternator
8. Volt. Relay Biru Terminal N
D. Data pemeriksaan komponen regulator
TERMINAL Kondisi Deskripsi Spec Hasil

IG - F Melayang Memeriksa hubungan PL1 0 0


dan PL0
IG - F Ditekan Mengukur R regulator 5,5 Ω 5,5 Ω
N-E Ditekan Memeriksa kumparan volt. 23 Ω 20 Ω
relay
L-E Melayang Memeriksa kondisi kontak 0 0
P0 dan P2
L-E Ditekan Mengukur kumparan volt. 100 Ω 100 Ω
regulator
B-L Ditekan Memeriksa kondisi kontak 0 0
P0 dan P2
E. Pertanyaan dan Jawaban Regulator Mekanik
1. Jelaskan prinsip kerja regulator mekanis pada system pengapian !
a. Saat kunci kontak “ON” dan mesin dalam keadaan mati
b. Putaran rendah
c. Putaran sedang
d. Putaran tinggi
2. Jelaskan pengaruh yang timbul apabila terjadi gangguan pada voltage relay, voltage
regulator, tahanan dan kontak point kotor !
Jawaban
1. Prinsip Kerja regulator mekanis
a. Saat kunci kontak “ON” dan mesin dalam keadaan mati

Saat kunci kontak “ON” dan mesin dalam keadaan mati terjadi 2 peristiwa yaitu:

 Arus yang ke lampu indicator

Terminal (+) baterai → Fusible Link → Kunci Kontak → Fuse → Lampu Indikator →
Terminal L Regulator → Kontak P0 → Kontak P1 → Massa.

Pada kondisi ini maka lampu indicator terhubung dengan massa karena terjadi
kontak antara kontak P0 dengan P. Akibatnya lampu indicator akan menyala.

 Arus yang ke stator koil


Terminal (+) baterai → Fusible Link → Kunci Kontak → Fuse → Terminal IG Voltage
Regulator → Kontak PL1 → Kontak PLO → Terminal F Voltage Regulator → Terminal
F Alternator → Brush → Slip Ring → Rotor Coil → Slip Ring → Brush → Terminal E
Alternator → Massa.

Pada kondisi ini maka pada rotor koil akan terjadi kemagnetan.

b. Pada putaran rendah

Saat mesin sudah menyala maka terminal N alternator menghasilkan arus listrik
yang akan mengaktifkan voltage relay dan mengakibatkan kontak P0 memisahkan
diri dari P1 namun belum terhubung dengan P2 sehingga Lampu Indikator tidak
terhubung dengan massa. Pada kondisi ini maka lampu indicator akan mati.

Pada kondisi ini terminal B alternator juga sudah menghasilkan arus listrik. Arus
listrik ini kemudian dimasukkan ke battery untuk melakukan pengisian.

c. Pada putaran sedang

Karena putaran mesin semakin tinggi, maka arus listrik yang keluar dari terminal N
alternator juga semakin besar, akibatnya kemagnetan pada voltage relay juga
semakin besar. Hal ini mengakibatkan plat kontak P0 tertarik dan terhubung dengan
plat kontak P2. Akibatnya voltage regulator akan aktif dan menarik kontak PL0
sehingga berada mengambang antara kontak PL1 dan PL2. Pada kondisi ini, arus
listrik dari terminal IG voltage regulator akan melalui resistor sebelum mencapai
terminal F regulator. Sehingga arus listrik yang mengalir ke terminal F akan lebih
sedikit dan membuat kemagnetan pada rotor coil akan berkurang. Kondisi inilah
yang menyebabkan output pengisian dari kecepatan rendah ke kecepatan sedang
tetap stabil.
SISTEM PENGISIAN ALTERNATOR

F. Landasan Teori
Alternator mobil juga biasa disebut sebagai dinamo ampere. Alternator mobil
adalah sebuah komponen pada mobil yang berfungsi menghasilkan arus listrik bagi
semua komponen yang membutuhkan aliran listrik, seperti AC, lampu mobil, dan audio
mobil. Tidak hanya itu, alternator juga berfungsi mengisi aki mobil agar tetap berada
pada tegangan yang stabil sehingga aki tidak drop. Alternator mobil memanfaatkan
prinsip kerja elektromagnetik. Dengan memanfaatkan prinsip tersebut, alternator
berperan penting agar komponen-komponen kelistrikan di dalam mobil tetap berfungsi
dan memiliki daya listrik yang cukup.
Alternator terhubung ke mesin mobil dengan menggunakan belt atau tali kipas.
Saat mesin mobil berputar, belt tersebut juga akan memutar roda pulley pada alternator.
Putaran tersebut dimanfaatkan alternator untuk menghasilkan energi listrik. Satu putaran
mesin mobil akan menghasilkan dua kali putaran roda pulley pada alternator.
Cara kerja alternator mobil adalah menghasilkan arus listrik dari koil stator.
Kemudian, arus listrik tersebut diatur oleh IC regulator agar tegangan listrik yang
dihasilkan tidak lebih dan bisa digunakan untuk mengisi listrik pada aki mobil.
Komponen Alternator
Alternator memiliki tiga komponen yang saling berhubungan untuk menjalankan
tugasnya. Komponen - komponen tersebut adalah Rotor, Stator, dan Rectifier. Berikut ini
penjelasan dari ketiga komponen yang dimaksud:

Rotor

Rotor adalah bagian yang berputar di dalam stator. Rotor berfungsi untuk
menghasilkan medan magnet. Di dalamnya, terdapat kumpulan rotor atau koil rotor yang
berfungsi untuk membangkitkan medan magnet. Saat arus listrik dialirkan melalui koil,
sebagian kutub-kutub magnet pada core akan terpolarisasi menjadi kutub N dan sebagian
lagi menjadi kutub S. Kutub-kutub pada rotor tersebut dibentuk seperti kerang dan
melengkung. Bentuk tersebut memungkinkan rotor berputar di dalam stator. Biasanya, di
kedua sisi rotor dipasang sebuah kipas pendingin.
Stator

Stator merupakan kumpulan tembaga yang disusun sehingga rotor bisa berputar di
dalamnya. Stator berfungsi menghasilkan arus listrik bolak-balik. Pada umumnya, stator
memiliki tiga independen koil yang menginduksi electro motive force (emf).

Rectifier

Apabila terdapat arus bolak-balik yang tidak cocok digunakan pada sistem
kelistrikan mobil, arus tersebut harus diubah menjadi searah. Arus bolak-balik yang
diinduksi dalam koil stator diubah oleh rectifier. Diode pada rectifier adalah komponen
semi konduktor yang mengalirkan arus ke satu arah dan menahan arus yang mengalir dari
arah yang berlawanan. Rectifier juga berfungsi menahan arus dari baterai ke alternator
jika tegangan yang dihasilkan alternator lebih rendah daripada tegangan baterai.
G. Pemeriksaan alternator (tanpa ic regulator) dengan ohm meter
NO Pemeriksaan Colok Ohm Meter Hasil Keterangan
Item (+) (-)
1. Alternator belum
dibongkar
Kumparan rotor E F 8,5 Ohm 6 Ohm
Diode Positip B N 6 Ohm ± 20 Ohm
Diode Negatif N E 6 Ohm ± 20 Ohm
Kumparan stator N B,F,E Terdapat -
tahanan
2. Alternator
terbongkar
Tes kebocoran Slip ring 1 Slip ring 2 5 Ohm
Grounder rotor Rotor Body Tidak ada Tidak ada
hubungan hubungan
Kumparan stator Stator 1 Stator Terdapat Terdapat
hubungan hubungan
Stator 1 Stator Terdapat Terdapat
hubungan hubungan
Stator 1 Stator Terdapat Terdapat
hubungan hubungan
Stator 1 Body Tidak ada Tidak ada
hubungan hubungan

H. Data pemeriksaan komponen (alternator tanpa ic regulator dibongkar)


NO Nama Komponen Hasil pemeriksaan Spec

1. Slip ring Halus Halus / Masih bagus


2. Panjang sikat (+) 3,9 mm 5,5 mm
Panjang sikat (-) 3,45 mm
Panjang bebas pegas sikat (+) 3 mm
Panjang bebas pegas sikat (-) 3 mm
3. Diode / rectifier (+) Rusak Terdapat hubungan jika
Diode / rectifier (-) Baik (+) ke B dan (-) rectifier
4. Jenis rangkaian stator Segitiga
Kawat kumparan stator Putus
5. Bearing depan Baik
Bearing belakang Baik
6. Kipas pendingin alternator Baik
7. Tali kipas / Belt Baik
Tegangan pengencangan 10 Kg
8. Pully Baik
I. Identifikasi komponen alternator dengan IC Regulator
NO TERMINAL Identifikasi
Fungsi
1. IG Menghidupkan IC Regulator Ketika kunci kontak On
2. B Berhubungan dengan sumber arus
3. L Menghubung dan memutuskan arus dari lampu
4. S Memonitor dan mendeteksi tegangan pengisian ke
mobil
5. F Melakukan bypass kepada regulator Ketika melakukan
tes tegangan tinggi

J. Data pemeriksaan komponen alternator dengan ic regulator


NO Item pemeriksaan Spec Hasil

1. Kebocoran 2,8 – 3 Ohm 3 Ohm


2. Ground rotor Tidak ada Tidak ada
Hubungan Hubungan
3. Panjang Sikat 5,40 mm
4. Hubungan Sator dengan Massa Tidak ada Tidak ada
Hubungan Hubungan
K. Pertanyaan dan Jawaban
1. Jelaskan kemungkinan yang terjadi apabila bearing alternator aus !
2. Jelaskan kemungkinan akibat dari diode yang tidak bekerja atau putus !
3. Jelaskan kemungkinan akibat dari brush alternator aus !
Jawaban
1. Keausan ini bisa mengakibatkan beraing alternator menjadi oblak atau macet. Jika
macet berakibat pulley alternator tidak dapat berputar dengan lancar, efeknya
alternator belt akan cepat rusak.
2. akibatnya arus yang akan diberikan dan dihasilkan oleh alternator ini menjadi
berkurang. Hubungan antara carbon brush dan rotor slip ringsnya kurang
maksimal dan kurang baik sehingga membuat alternator mobil cepat drop.
3. arus listrik yang mengalir ke rotor coil pada alternator akan berkurang sehingga
medan magnet tidak yang dihasilkan tidak maksimal. Karena hal tersebut maka
sistem pengisian tidak akan sempurna/kurang baik

L. Kesimpulan
- Berdasarkan pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa regulator mekanik
masih dalam kondisi baik
- Berdasarkan pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa alternator perlu
diganti karena kondisi brush yang sudah aus, serta terdapat diode yang putus
- Pengetahuan tentang letak dan hubungan terminal regulator diperlukan sebelum
melakukan pengujian.

Anda mungkin juga menyukai