Dari gambar di atas, bila konduktor digerakkan maju mundur antara kutub utara dan
kutub selatan maka jarum galvanometer akan bergerak. Gerakan tersebut menunjukkan
adanya gaya listrik yang dihasilkan.
Dari gambar di atas dapat diamati bahwa:
Jarum Galvanometer akan bergerak, bila konduktor/magnet yang bergerak
Arah gerak jarum sama dengan arah gerakan konduktor arah kutub-kutubnya
Besarnya penyimpangan jarum akan sebanding dengan kecepatan potong.
Jarum tidak akan bergerak bila gerakan dihentikan.
Pada gambar di atas, arus 3 phase memiliki perbedaan phase 60 derajat antar
phasenya. Dengan perbedaan ini, maka penambahan kapasitor tidak diperlukan.
Konstruksi sambungan bintang.
DIODA
Diode pada umumnya adalah sebagai alat yang terbentuk dari beberapa bahan
semikonduktor dengan muatan Anode (P) dan muatan Katode (N) yang biasanya terdiri dari
geranium atau silikon yang digabungkan, dan muatan yang bertipe N merupakan bahan
dengan kelebihan elektron, dan sebaliknya muatan bertipe P merupakan bahan dengan
kekurangan satu elektron yang dipisahkan oleh depletion layer yang terjadi akibat
keseimbangan kedua muatan tersebut, oleh karena itu dioda tersebut menghasilkan suatu
hole yang berfungsi sebagai pembawa tegangan atau muatan sehingga terjadi perpindahan
sekaligus pengaliran arus yang terjadi di hole tersebut yang menghasilkan tegangan arus
searah atau biasa disebut dengan DC.
Untuk Pembahasan pada Materi pokok ini adalah regulator tegangan tipe
Konvensional (regulator tipe dua point).
Cara kerja regulator konvensional:
a. Kunci kontak on, mesin mati.
Bila kunci kontak diutar ke ON, maka arus field dari batrai mengalir
ke rotor dan merangsang rotor coil. Pada saat itu, arus baterai juga
mengalir ke lampu charge dan lampu akan menyala.
b. Mesin hidup kecepatan rendah sampai sedang.
Setelah mesin hidup dan rotor berputar, pada stator akan timbul
tegangan dan tegangan netral dialirkan ke voltage relay sehingga
lampu charge akan mati. Padasaat itu, tegangan output bekerja pada
voltage regulator. Arus field pada rotor diatur (naik dan turun) sesuai
dengan tegangan output yang bekerja pada voltage regulator. Jadi,
tergantung pada kondisi PL0 arus field akan mengalir atau tidak
melebihi resistor (R).
c. Mesin hidup kecepatan sedang sampai tinggi.
Bila rpm mesin dinaikkan, tegangan yang dibankitkan oleh stator coil
naik, dan gaya tarik magnetic coil (pada voltage regulator)
menjadikuat. Dengan gaya terik yang lebih kuat arus field yang
mengalir ke rotor coil akan terputus – putus. Dengan kata lain, lidah
titik kontak (moving point) Pl0 pada voltage regulator secara terputus-
putus berhubungan dengan PL2.
REGULATOR TEGANGAN ELEKTRIK
SYARAT PENGISIAN CARA MENGUKUR DAN TABEL
PENGETESAN ALTERNATOR PADA MOBIL DAN TEST BENCH
1. Pemeriksaan pada kendaraan
a. Pemeriksaan berat jenis batrai.
Pemeriksaan berat jenis spesifik pada tiap sel. (normalnya 1,25-1,27 saat full
charge pada suhu 20o). lalu periksa ketinggian elektrolit.
b. Pemeriksaan fusible link dan sekering.
i. Pastikan bahwa terminal battery tidak longgar.
ii. Pastikan hubungan fusible link dan sekering.
c. Pemeriksaan drive belt.
i. Periksa drive belt secara visual.
ii. Periksa kekencangan drive belt dengan menekan belt dengan tekanan
10 kg. ( standart pergeseran 5-7 mm untuk drive belt baru dan 7-8mm
untuk drive belt lama ).
d. Pemeriksaan alternator wiring secara visual dan dengarkan suara-suara yang
abnormal.
i. Periksa bahwa wiring dalam keadaan baik.
ii. Periksa bahwa suara-suara tidak normal pada alternator tidak ada
selama mesin berputar.
e. Periksa sirkuit lampu charge.
i. Hidupkan mesin dan kemudian matikan.
ii. Matikan semua aksesoris.
iii. Putar kunci kontak ON dan periksa bahwa lampu charge menyala.
iv. Hidupkan mesin, pastikan lampu charge padam.
Bila tidak bekerja seperti yang di tentukan, cari gangguan pada sirkuit lampu
charge.
f. Pemeriksaan sirkuit pengisian tanpa beban.
i. Periksa dengan batrai tester atau hubungkan volt meter dan ampmeter
pada sirkuit pengisian sebagai berikut :
1. Lepaskan kabel terminal B alternator dan sambungkan ke
negatinf probe pada ammeter.
2. Sambungkan test probe dan terminal positif ammeter ke
terminal B alternator.
3. Sambungkan positif probe pada voltmeter ke terminal B
alternator.
4. Sambungkan negative probe voltmeter ke masa.
ii. Periksa sirkuit pengisian (charging circuit ) sebagai berikut :
Dengan putaran mesin dari idle sampai 2000 rpm periksa
penunjukkan pada ammeter dan voltmeter.
Tanpa IC regulator
Amper standar : kurang dari 10 A
Tegangan standar : 13,8-14,8 pada 25oC
Bila tegangan tidak memenuhi standart stel atau ganti regulator.
Dengan IC regulator
Amper standar : kurang dari 10 A
Tegangan standar :
Konvensional
13,8-14,4 V pada 25oC
Compact tipe kecepatan tinggi
13,9-15,1 V pada 25oC
13,4-14,4 V pada 115oC
Bila tegangan melebihi setandart, ganti IC regulator.