Anda di halaman 1dari 9

Lampiran :

Materi Sistem Pengisian.


GENERATOR LISTRIK
Generator listrik adalah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber mekanik
dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Dari gambar di atas, bila konduktor digerakkan maju mundur antara kutub utara dan
kutub selatan maka jarum galvanometer akan bergerak. Gerakan tersebut menunjukkan
adanya gaya listrik yang dihasilkan.
Dari gambar di atas dapat diamati bahwa:
 Jarum Galvanometer akan bergerak, bila konduktor/magnet yang bergerak
 Arah gerak jarum sama dengan arah gerakan konduktor arah kutub-kutubnya
 Besarnya penyimpangan jarum akan sebanding dengan kecepatan potong.
 Jarum tidak akan bergerak bila gerakan dihentikan.

TEORI PEMBANGKITAN KELISTRIKAN


1. Induksi Elektromagnetik
Generator ini menggunakan prinsip hukum Faraday yaitu bila sebuah
konduktor digerakkan di dalam medan magnet, maka akan timbul arus induksi
pada konduktor tersebut.

2. Arah Gaya Listrik


Arah dari gaya gerak listrik yang dibangkitkan pada sebuah konduktor dalam
medan magnet akan berubah dengan bertukarnya arah dari magnetic flux dan arah
gerakan konduktor. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kaidah tangan kananFleming
yaitu;
“Apabila sebuah penghantar bergerak keluar memotong garis gaya magnet, maka
gaya gerak listrik akan bergerak ke kiri”.
REGULATOR TEGANGAN

berfungsi sebagai pengontrol arus dan pembatas tegangan pengisian.


PENGUKURAN ARUS DAN TEGANGAN GENERATOR

TUGAS ALTERNATOR DAN PERBEDAANYA DENGAN GENERATOR


Alternator berfungsi sebagai pembangkit arus dan bersama sama dengan baterai untuk
menghasilkan listrik ketika mesin dihidupkan.
PEMBANGKIT LISTRIK 3 PHASE DENGAN RANKAIAN BINTANG DAN SEGITIGA

Motor AC 3 phase bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa sumber


untuk menimbulkan gaya putar pada rotornya. Jika pada motor AC 1 phase untuk
menghasilkan beda phase diperlukan penambahan komponen Kapasitor (baca disini),
pada motor 3 phase perbedaan phase sudah didapat langsung dari sumber seperti
terlihat pada gambar arus 3 phase berikut ini:

Pada gambar di atas, arus 3 phase memiliki perbedaan phase 60 derajat antar
phasenya. Dengan perbedaan ini, maka penambahan kapasitor tidak diperlukan.
Konstruksi sambungan bintang.

Konstruksi hubungan segitiga

DIODA
Diode pada umumnya adalah sebagai alat yang terbentuk dari beberapa bahan
semikonduktor dengan muatan Anode (P) dan muatan Katode (N) yang biasanya terdiri dari
geranium atau silikon yang digabungkan, dan muatan yang bertipe N merupakan bahan
dengan kelebihan elektron, dan sebaliknya muatan bertipe P merupakan bahan dengan
kekurangan satu elektron yang dipisahkan oleh depletion layer yang terjadi akibat
keseimbangan kedua muatan tersebut, oleh karena itu dioda tersebut menghasilkan suatu
hole yang berfungsi sebagai pembawa tegangan atau muatan sehingga terjadi perpindahan
sekaligus pengaliran arus yang terjadi di hole tersebut yang menghasilkan tegangan arus
searah atau biasa disebut dengan DC.

REGULATOR TEGANGAN KONVENSIONAL


Regulator adalah komponen sistem pengisian yang berfungsi mengatur besarnya arus
yang mengalir ke rotor untuk mengatur tegangan yang di bankitkan oleh alteranator.
Regulator ini terdiri dari titik kontak, magnetic dan coil resistor.
Regulator dibagi memilika beberapa tipe yaitu :
1. Regulator Tipe Satu Point
2. Regulator Tipe Dua Point
3. IC Regulator

Untuk Pembahasan pada Materi pokok ini adalah regulator tegangan tipe
Konvensional (regulator tipe dua point).
Cara kerja regulator konvensional:
a. Kunci kontak on, mesin mati.
Bila kunci kontak diutar ke ON, maka arus field dari batrai mengalir
ke rotor dan merangsang rotor coil. Pada saat itu, arus baterai juga
mengalir ke lampu charge dan lampu akan menyala.
b. Mesin hidup kecepatan rendah sampai sedang.
Setelah mesin hidup dan rotor berputar, pada stator akan timbul
tegangan dan tegangan netral dialirkan ke voltage relay sehingga
lampu charge akan mati. Padasaat itu, tegangan output bekerja pada
voltage regulator. Arus field pada rotor diatur (naik dan turun) sesuai
dengan tegangan output yang bekerja pada voltage regulator. Jadi,
tergantung pada kondisi PL0 arus field akan mengalir atau tidak
melebihi resistor (R).
c. Mesin hidup kecepatan sedang sampai tinggi.
Bila rpm mesin dinaikkan, tegangan yang dibankitkan oleh stator coil
naik, dan gaya tarik magnetic coil (pada voltage regulator)
menjadikuat. Dengan gaya terik yang lebih kuat arus field yang
mengalir ke rotor coil akan terputus – putus. Dengan kata lain, lidah
titik kontak (moving point) Pl0 pada voltage regulator secara terputus-
putus berhubungan dengan PL2.
REGULATOR TEGANGAN ELEKTRIK
SYARAT PENGISIAN CARA MENGUKUR DAN TABEL
PENGETESAN ALTERNATOR PADA MOBIL DAN TEST BENCH
1. Pemeriksaan pada kendaraan
a. Pemeriksaan berat jenis batrai.
Pemeriksaan berat jenis spesifik pada tiap sel. (normalnya 1,25-1,27 saat full
charge pada suhu 20o). lalu periksa ketinggian elektrolit.
b. Pemeriksaan fusible link dan sekering.
i. Pastikan bahwa terminal battery tidak longgar.
ii. Pastikan hubungan fusible link dan sekering.
c. Pemeriksaan drive belt.
i. Periksa drive belt secara visual.
ii. Periksa kekencangan drive belt dengan menekan belt dengan tekanan
10 kg. ( standart pergeseran 5-7 mm untuk drive belt baru dan 7-8mm
untuk drive belt lama ).
d. Pemeriksaan alternator wiring secara visual dan dengarkan suara-suara yang
abnormal.
i. Periksa bahwa wiring dalam keadaan baik.
ii. Periksa bahwa suara-suara tidak normal pada alternator tidak ada
selama mesin berputar.
e. Periksa sirkuit lampu charge.
i. Hidupkan mesin dan kemudian matikan.
ii. Matikan semua aksesoris.
iii. Putar kunci kontak ON dan periksa bahwa lampu charge menyala.
iv. Hidupkan mesin, pastikan lampu charge padam.
Bila tidak bekerja seperti yang di tentukan, cari gangguan pada sirkuit lampu
charge.
f. Pemeriksaan sirkuit pengisian tanpa beban.
i. Periksa dengan batrai tester atau hubungkan volt meter dan ampmeter
pada sirkuit pengisian sebagai berikut :
1. Lepaskan kabel terminal B alternator dan sambungkan ke
negatinf probe pada ammeter.
2. Sambungkan test probe dan terminal positif ammeter ke
terminal B alternator.
3. Sambungkan positif probe pada voltmeter ke terminal B
alternator.
4. Sambungkan negative probe voltmeter ke masa.
ii. Periksa sirkuit pengisian (charging circuit ) sebagai berikut :
Dengan putaran mesin dari idle sampai 2000 rpm periksa
penunjukkan pada ammeter dan voltmeter.
Tanpa IC regulator
Amper standar : kurang dari 10 A
Tegangan standar : 13,8-14,8 pada 25oC
Bila tegangan tidak memenuhi standart stel atau ganti regulator.
Dengan IC regulator
Amper standar : kurang dari 10 A
Tegangan standar :
Konvensional
13,8-14,4 V pada 25oC
Compact tipe kecepatan tinggi
13,9-15,1 V pada 25oC
13,4-14,4 V pada 115oC
Bila tegangan melebihi setandart, ganti IC regulator.

g. Pemeriksaan sirkuit pengisian dengan beban.


i. Dengan mesin keadaan berputar pada 2000 rpm. Hidupkan lampu
besar high-beam dan control switch pada posisi “Hi”.
ii. Periksa penunjuk ammeter. ( Standart lebih dari 30A )
Bila penunjukkan amper kurang dari 30 A, lakukan perbaikan pada
alternator.

2. Pemeriksaan Alternator Regulator


a. Lepaskan tutup alternator regulator.
b. Periksa permukaan kontak point (visual)
c. Periksa tahanan antara terminal-terminal
i. Dengan ohmmeter, ukur tahanan antara terminal IG dan F. ( bebas 0,
tertarik 11 ohm)
ii. Ukur tahanan terminal L dan E. bebas 0 ohm Tarik 100 ohm
iii. Ukur tahanan terminal B dan E. bebas tak terhingga terik 100 ohm
iv. Ukur tahanan terminal B dan L. bebas tak terhingga Tarik 0 ohm
v. Ukur tahanan terminal N dan E. 24 ohm
d. Setel voltage regulator
i. Setel voltage regulator dengan memenkokan regulator adjusting arm.
Tegangan kerja relay : 13,8-14,8 V
ii. Setel voltage relay dengan membenkokkan relay adjusting arm.
Tegangan kerja ralay : 4,0-5,8 V
e. Pasang kembali tutup regulator.
3. Pemeriksaan pendahuluan
Sebelum melakukan pemeriksaan, lakukan pemeriksaan pendahuluan sebagai berikut:
a. Periksa dari suara yang tidak normal.
b. Test hubungan (continuity test).
i. Short circuit test pada receifer sisi negative ( N dan E Alternator )
ii. Short circuit test pada receifer sisi positive ( N dan B Alternator )
iii. Test tahanan rotor ( F dan E Alternator )

MEMBONKAR DAN MERAKIT ALTERNATOR


PENGETESAN DAN PENGGANTIAN DIODE
PENGONTROLAN DAN PERBAIKAN STATOR DAN ROTOR
PENGETESAN DAN PENGGANTIAN REGULATOR
MERANGKAI SISTIM PENGISIAN ALTERNATOR

Anda mungkin juga menyukai