Anda di halaman 1dari 24

WSO UPI 07

JOB SHEET SISTEM PENGISIAN


KONVESIONAL 120 Menit

A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui komponen yang bekerja dalam sistem pengisian.
2. Untuk mengetahui cara pemeriksaan sistem pengisian sesuai dengan prosedur yang
benar.
3. Untuk mengetahui cara melepas alternator dari kendaraan atau stand unit.
4. Untuk mengetahui cara memasang alternator pada kendaraan atau stand unit.
5. Untuk mengetahui cara pemeriksaan setiap pada komponen alternator.
6. Untuk mengetahui cara melakukan overhaul alternator.
7. Untuk mengetahui cara pemeriksaan regulator konvensional.
8. Untuk mengetahui cara penyetelan regulator.

B. KESELAMATAN KERJA
1. Berdo’a sebelum dan sesudah melaksanakan praktek.
2. Jagalah keselamatan dan kesehatan kerja bagi personil dan lingkungan kerja.
3. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
4. Gunakan peralatan keselamatan kerja seperti sarung tangan, safety shoes,
menggunakan pakaian praktek.
5. Jaga agar komponen tidak ada yang hilang.

C. BAHAN KERJA
1. Stand unit sistem pengisian konvensional
2. Kabel konektor
3. Alternator
4. Regulator
5. Baterai

D. ALAT KERJA
1. Hand Tools
a) Kunci 10 – 12.
b) Tang.
c) Kunci momen 1,125 kg-cm (29 ft-lb, 110 N-m)
d) Kunci 17-19 ring
e) Kunci 12-14 ring
f) Obeng (+) dan obeng (-)
g) Tang long nose (Tang lancip)
h) Pipa besi
2. SST (Special Service Tools)
a) Alternator Checker
b) Belt Tension Gauge
c) Belt Tension Gauge Cable
d) Tracker
3. Equipment
a) Multimeter
b) Engine Tachometer
c) Hydrometer
d) Solder listrik
e) Vernier Calipers 32.5 mm (1,280 in)

E. LANGKAH KERJA
1. Pemeriksaan Sistem Pengisian pada Kendaraan
a. PERIKSA BERAT JENIS
SPESIFIK BATTERY
1) Periksa berat jenis spesifik pada setiap
sel.
 Berat jenis spesifikasi standar.
Bila terisi penuh (full charged)

pada 20o C (68oF) : 1,25 – 1,27


2) Periksa banyaknya elektrolit pada tiap
sel.
 Bila kurang, tambahkan air sulingan
(murni).
b. PERIKSA TERMINAL BATERAI,
FUSIBLE LINK DAN SEKERING
1) Pastikan bahwa terminal baterai tidak
longgar atau karat.
2) Periksa hubungan fusible link dan
sekering.

c. PERIKSA DRIVE BELT

1) Periksa belt secara visual kemungkinan


perekat karet dibagikan atas dan di bawah
terlepas, terlepasnya inti dari samping
belt, intinya retak, rib terlepas dari karet
perekatnya, rib retak atau cacat, rib robek
atau aus. Bila perlu, ganti belt.Periksa
defleksi belt dengan menekan belt pada
titik yang ditunjukkan dalam gambar
dengan tekanan 10 kg (22,0 lb).
 Defleksi Drive belt :
Belt baru 5-7 mm (0,20-0,28 in)

Belt lama 7-8 mm (0,28-0,31 in)

 Bila perlu, setel defleksi belt.

REFERENSI
 Dengan menggunakan SST, periksa
kekerasan drive belt SST 09216-
00020 dan 09216-00030
 Kekerasan drive belt : Belt
baru 53-73 kg Belt lama 26-
46 kg
 Bila perlu, setel ketegangan drive
belt.
CATATAN :
 “Belt baru” adalah belt yang telah
digunakan pada mesin hidup selama
kurang dari 5 menit.
 “Belt lama” adalah belt yang telah
digunakan pada mesin hidup selama
lebih dari 5 menit.
 Setelah memasang drive belt,
periksa apakah belt terpasang
dengan tepat pada groove.
 Periksa dengan tangan untuk
memastikan bahwa belt tidak
meleset dari groove pada bagian
bawah pulli poros engkol.
 Setelah memasang belt, hidupkan
mesin selama kira-kira 5 menit dan
periksa kembali ketegangan atau
defleksinya.

d. PERIKSA ALTERNATOR WIRING


DAN DENGARKAN SUARA- SUARA
YANG TIDAK NORMAL
1) Periksa bahwa wiring dalam
keadaan baik.
2) Periksa bahwa suara-suara tidak normal
pada alternator tidak ada selama mesin
berputar.

e. PERIKSA SIRKUIT LAMPU


CHARGE
1) Hidupkan mesin dan kemudian
matikan.
2) Matikan semua asesori.
3) Putar kunci kontak ON dan periksa bahwa
lampu charge menyala.

4) Hidupkan mesin dan pastikan bahwa


lampu charge padam.
 Bila tidak bekerja seperti yang
ditentukan, cari gangguan pada
sirkuit lampu charge.

f. PERIKSA SIRKUIT PENGISIAN


TANPA BEBAN
CATATAN : Bila ada baterai/alternator
tester, dihubungkan dengan tester
dengan sirkuit pengisian seperti
ditunjukkan pada manufacturer’s
instruction.

1) Bila tidak ada tester seperti itu, tidak


tersedia hubungan volt meter dan
ammeter pada sirkuit pengisian sebagai
berikut :
 Lepaskan kabel terminal B
alternator dan sambungkan ke
negatif probe pada ammeter.
 Sambungkan test probe dari
terminal positif ammeter ke
terminal B alternator.
 Sambungkan positif probe pada
voltmeter ke terminal B alternator.
 Sambungkan negatif probe
voltmeter ke masa.

2) Periksa sirkuit pengisian (charging


circuit) sebagai berikut :
 Dengan putaran mesin dari idle sampai
2000 rpm periksa penunjukkan pada
ammeter dan voltmeter.
 Tanpa IC regulator
Amper standar : kurang dari 10 A

Tegangan standar : 13,8 – 14,8

pada 25oC (77oF)

Bila hasil pembacaan menunjukkan


tegangan tidak seperti standar, setel atau
ganti regulator.

g. PERIKSA SIRKUIT PENGISIAN


DENGAN BEBAN
1) Dengan mesin keadaan berputar pada
2000 rpm, hidupkan lampu besar high-
beam dan heater fan control switch pada
posisi “Hi”.
2) Periksa penunjukkan ammeter.
 Ammeter standard : lebih dari 30 A
 Bila penunjukkan amper kurang dari
30 A, lakukan perbaikan pada
alternator.
CATATAN : Dengan baterai keadaan full
charged, penunjukkan kadang-kadang di
bawah 30 ampere.
PEMERIKSAAN ALTERNATOR REGULATOR

a. LEPASKAN TUTUP ALTERNATOR


REGULATOR

b. PERIKSA PERMUKAAN TITIK


KONTAK : HANGUS ATAU
TIDAK
Bila rusak, ganti regulator

c. PERIKSA TAHANAN ANTARA


TERMINAL-TERMINAL
1) Dengan menggunakan ohmmeter, ukur
tahanan antara terminal IG dan F.
 Tahanan (voltage regulator)
Bebas : 0 Ω
Tertarik : kira-kira 11 Ω

2) Dengan menggunakan ohmmeter, ukur


tahanan antara terminal L dan E.
 Tahanan (voltage regulator)
Bebas : 0 Ω
Tertarik : kira-kira 100 Ω

3) Dengan menggunakan ohmmeter, ukur


tahanan antara terminal B dan E.

 Tahanan (voltage relay) Bebas : tak


terhingga Tertarik : kira-kira 100

4) Dengan menggunakan ohmmeter, ukur
tahanan antara terminal B dan L.
 Tahanan (voltage relay)
Bebas : tak terhingga
Tertarik : kira-kira 0 Ω

5) Dengan menggunakan ohmmeter, ukur


tahanan antara terminal N dan E.
 Tahanan : kira-kira 24 Ω
 Bila salah satu dari hasil
pemeriksaan di atas tidak sesuai,
maka ganti alternator regulator.

d. SETEL VOLTAGE REGULATOR


1) Setel voltage regulator dengan
membengkokkan regulator adjusting
arm.
 Tegangan kerja relay : 13,8 –
14,8 V
2) Setel voltage relay dengan
membengkokkan relay adjusting arm
 Tegangan kerja relay : 4,0 – 5,8 V

e. PASANG TUTUP ALTERNATOR


PEMERIKSAAN IGNITION MAIN RELAY

a. PERIKSA HUBUNGAN RELAY


1) Periksa bahwa antara terminal 1 dan 3 ada
hubungan.
2) Periksa bahwa antara terminal 2 dan 4
tidak ada hubungan.
 Bila hubungan tidak seperti yang
ditentukan, ganti relay.

b. PERIKSA KERJA RELAY


1) Berikan tegangan baterai, pada terminal 1
dan 3.
2) Periksa bahwa antara terminal 2 dan 4 ada
hubungan.
 Bila hubungan tidak seperti yang
ditentukan, ganti relay.
2. Melepas dan Memasang Alternator dari Engine atau Stand Unit
a. Berdoa sebelum melakukan praktik.
b. Siapkan alat dan bahan.
c. Gunakan alat pelindung diri.
d. Melepas alternator dari engine
Sebelum membongkar alternator , maka alternator harus dilepas dulu dari
engine. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melepas alternator pada
engine sebagai berikut :
1. Lepas kabel pada terminal negatif baterai.
2. Lepas terminal-terminal yang ada pada alternator
3. Lepaskan sabuk (tali kipas) penggerak alternator dengan terlebih dahulu
mengendorkan dan melepas baut penyetel ketegangan tali kipas dan
menekan alternator ke arah engine sehingga tali kipas kendor dan mudah
dilepas.

e. Memasang alternator pada engine


1. Posisikan alternator pada engine sesuai
dengan lubang baut engsel (pivot) yang
ada dan pasang mur-nya. Jangan terlalu
kencang. Pasang baut penyetel
alternator (adjusting lock bolt).
2. Pasang sabuk / tali kipas sesuai dudukannya.
3. Kencangkan baut penyetel alternator sampai
alternator tidak dapat tertarik oleh tali kipas.
Gunakan pengungkit untuk menarik alternator
sehingga tali kipas menegang kemudian tahan.
4. Ukur ketegangan tali kipas dengan
menggunakan belt tension gauge. Untuk sabuk
baru ketegangan sabuk adalah 160 ± 20 lb dan
untuk sabuk lama 130 ± 20 lb. Setelah
ketegangan tali kipas sesuai standar, kencangkan baut penyetel alternator
dan baut engsel alternator.
5. Pasang kabel-kabel alternator sesuai dengan posisinya.
6. Hidupkan engine dan periksa fungsi atau kerja sistem pengisian. Jika
kunci kontak ON engine mati, maka lampu pengisian menyala dan jika
engine sudah hidup maka lampu pengisian padam.
OVERHAUL DAN PEMERIKSAAN ALTERNATOR

Sebelum membongkar alternator, lakukan pemeriksaan pendahuluan sebagai


berikut. Hasil pemeriksaan pendahuluan ini akan terbukti membantu pada saat memeriksa
komponen satu persatu.

1. TEST SUARA YANG TIDAK NORMAL


a. Putar alternator dengan tangan, periksa bahwa putarannya halus dan
dengarkan suara-suara yang tidak normal.

b. Alternator mempunyai bantalan-bantalan (bearing) di dalamnya, bila


bearing tersebut rusak, maka putarannya tidak akan halus dan akan
terdengar suara- suara yang tidak normal. Anda dapat juga merasakan
sikat-sikat dan slip yang rusak dengan jalan memutarkan alternator.
c. Test semacam ini harus dilakukan juga setelah merakit alternator untuk
memastikan bahwa pemasangannya tepat.
2. TEST HUBUNGAN (CONTINUTY TEST)

Circuit tester menggunakan baterai kering. Arus yang mengalir sangat


kecil pada saat tester probe berhubungan dengan sirkuit yang di test, dan
harga tahanan sirkuit dapat diukur oleh arus yang mengalir ini.

3. SHORT CIRCUIT TEST PADA RECTIFIER SISI NEGATIF


a. Dengan pemeriksaan hubungan antara terminal N dengan terminal E
alternator, akan dapat ditemukan apakah pada diode negatif terjadi
hubungan singkat atau tidak.
b. Circuit tester menggunakan baterai kering. Arus yang sangat kecil
akan mengalir pada saat tester probe berhubungan dengan sirkuit yang
ditest dan harga tahanan sirkuit akan terukur oleh besarnya arus yang
mengalir ini.
c. Bila kedua test probe berhubungan dengan terminal N dan E
alternator, maka jarum tester mungkin bergerak atau tidak tergantung
pada ada dan tidaknya arus baterai yang mengalir.

d. Terminal positif dari tester dihubungkan pada probe negatif dan


terminal negatif dari tester dihubungkan ke probe positif. Oleh karena
itu, pada saat probe positif menyentuh terminal N dan probe negatif
menyentuh terminal E, akan ada aliran arus baterai dan jarum akan
bergerak ke nol, bila ada hubungan pada semua diode sisi negatif.

CATATAN : Besarnya arus, tahanan diode akan berubah-ubah tergantung pada


pemilihan skala circuit tester. Oleh karena itu, sulit untuk
mengatakan apakah semi konduktor seperti diode baik atau
tidaknya bila hanya dengan harga tahanan saja.
e. Sebaliknya, bila pada diode sisi negatif tidak ada hubungan, tidak akan
ada arus baterai yang mengalir pada saat probe negatif disentuhkan
dengan terminal N dan probe positif dengan terminal E. Bila jarum
tester bergerak, ini berarti ada arus yang mengalir, berarti satu diode
atau lebih pada sisi negatifnya hubung singkat.

f. Bila diode keadaannya normal, arus akan mengalir hanya pada satu
arah. Bila arus mengalir pada kedua arah, ini berarti diode rusak atau
disebut hubungan singkat. Dalam hal lain bila arus tidak mengalir pada
kedua arah, disebut bahwa sirkuitnya terbuka.

4. SHORT CIRCUIT TEST PADA RECEIFER SISI POSITIF


a. Anda dapat menemukannya bila terdapat hubungan singkat pada diode
sisi positif dengan jalan menmeriksa hubungan alternator antara
terminal N dan B alternator. Bila semua diode pada sisi positif
keadaannya normal, maka jarum tester tidak akan bergerak bila probe
negatif dihubungkan ke terminal B dan probe positif dengan terminal
N. Bila jarum bergerak, berarti ada hubungan, dan menunjukkan bahwa
pada diode sisi positif ada hubungan singkat.

b. Bila probe positif dihubungkan pada terminal B dan probe negatif


ke terminal N, maka arus bateria akan mengalir dan jarum tester akan
bergerak ke nol pada kondisi normal. Dengan kata lain, akan ada
hubungan antara terminal B dan N.
c. Akan tetapi, bila terdapat sirkuit yang terbuka pada seluruh diode
sisi positif (meskipun ini jarang terjadi), maka jarum tester tidak
akan bergerak bila probe dihubungkan ke terminal tersebut. Dalam
hal ini, lampu charge akan mati sesaat setelah mesin hidup tetapi
baterai tidak akan terisi karena tidak ada arus output dari terminal B
alternator.

5. TEST TAHANAN ROTOR COIL


a. Dengan memeriksa hubungan alternator antara terminal F dan E dapat
ditemukan apakah sirkuit rotor coil terbuka atau tidak, atau baik dan
tidaknya kontak antara sikat-sikat dengan slip ring.
b. Karena arus field (field current) untuk rotor coil mengalir pada sirkuit
antara terminal F dan E, maka harus ada hubungan antara kedua
terminal ini dan harga tahanannya harus sekitar 4 ohm.
c. Bila tidak ada hubungan, berarti pada rotor coil ada sirkuit yang
terbuka atau kontak antara sikat-sikat dengan slip ring tidak baik.
d. Pada test ini probe positif dan negatif dapat disentuhkan dengan
salah satu terminal F dan E. Dengan kata lain, karena rotor coil bukan
semikonduktor, arus baterai dari tester akan mengalir pada kedua
arah.

KOMPONEN ALTERNATOR

BAGIAN UTAMA DALAM MENG-OVERHAUL ALTERNATOR

1. MEMBONGKAR ALTERNATOR
a. LEPASKAN DRIVE END
FRAME DAN ROTOR
ASSEMBLY DARI STATOR
1) Lepaskan ketiga baut
pengikat (three through
screw).
2) Dengan menggunakan
obeng, congkel end frame
dan lepaskan bersama-sama
rotor.
PERHATIAN : Jangan
mencongkel kawat kumparan.

b. LEPASKAN RECTIFIER
HOLDER
Pegang rectifier terminal dengan
tang runcing dan lepaskan timah
soldernya.
PERHATIAN : Lindungi rectifier dari
panas karena rectifier sangat peka
terhadap panas, gunakan selalu tang
runcing untuk melindunginya seperti
terlihat pada gambar. Dan juga lakukan
penyolderan secepat mungkin untuk
menghindari panas yang berlebihan

2. PEMERIKSAAN ALTERNATOR

2.1 Rotor

a. PERIKSA ROTOR
KEMUNGKINAN ADA YANG
BOCOR

1) Dengan menggunakan
ohmmeter, periksa bahwa antara
slip ring ada hubungan.
2) Tahanan standar (dingin) Tanpa
IC regulator : 3,9 – 4,1 Ω
3) Bila tidak ada hubungan,
maka gantilah rotor.

b. PERIKSA APAKAH ROTOR


BERHUBUNGAN DENGAN
MASSA

Dengan menggunakan ohmmeter,


periksa bahwa antara slip ring dengan
rotor tidak ada hubungan. Bila ada
hubungan, maka gantilah rotor.

c. PERIKSA SLIP RING

1) Periksa bahwa slip ring tidak


kasar atau retak.
 Bila kasar atau retak, maka
gantilah rotor.

2) Dengan menggunakan kaliper,


ukur diameter slip ring.
 Diameter standar : 32,3
– 32,5 mm (1,272 –
1,280 in)
 Diameter minimum :
32,1 mm (1,264 in)
3) Bila diameternya di bawah
minimum, maka gantilah rotor.

2.2 Stator
a. PERIKSA SIRKUIT YANG
TERBUKA PADA STATOR

1) Dengan menggunakan
ohmmeter, periksa bahwa antara
kawat kumparan terdapat
hubungan.
2) Bila tidak ada hubungan,
maka gantilah stator.

b. PERIKSA APAKAH STATOR


BERHUBUNGAN DENGAN MASA

1) Dengan menggunakan ohmmeter,


periksa bahwa antara kawat
kumparan dengan stator core tidak
ada hubungan.

2) Bila ada hubungan, maka gantilah


stator.
2.3 Brush

a. UKUR PANJANG SIKAT


TERPASANG

1) Dengan menggunakan mistar,


ukurlah panjang sikat terpasang.
2) Panjang standar
Tanpa IC regulator : 12,5 mm
(0,492 in)

Dengan IC regulator : 16,5 mm


(0,650 in)

3) Panjang minimum : 5,5 mm


(0,217 in)

4) Bila panjangnya di bawah


minimum, ganti sikat-sikatnya.

b. BILA PERLU, GANTI SIKAT-


SIKATNYA

1) Buka soldernya dan lepaskan


sikat dengan pegasnya.

2) Masukkan kawat sikat ke dalam


pegasnya.

3) Pasang sikat pada brush holder.

4) Solderlah kawat sikat pada


holder dengan panjang sikat
yang keluar seperti ketentuan.
 Panjang yang keluar :
Tanpa IC regulator : 12,5
mm (0,492 in)

Dengan IC regulator : 16,5


mm (0,650 in)

5) Periksa bahwa sikat dapat


bergerak dengan lembut di
dalam holder.

6) Potong kelebihan kawatnya.

2.4 Rectifier (Rectifier Holder)


a. PERIKSA RECTIFIER
POSITIF

1) Dengan menggunakan
ohmmeter, hubungkan salah
satu test probe pada tiap
terminal rectifier dan yang
lainnya dengan terminal
positif.
2) Balikkan polaritas probe dan
ulangi langkah (a).

3) Periksa bahwa salah satu


menunjukkan adanya
hubungan dan yang lain
tidak.

 Bila tidak ada hubungan


seperti yang ditentukan,
gantilah rectifier holder.

b. PERIKSA RECTIFIER
NEGATIF

1) Dengan menggunakan
ohmmeter, hubungkan salah
satu test probe pada tiap
terminal rectifier dan yang
lainnya ke terminal negatif.
2) Balikkan polaritas test probe
dan ulangi langkah (a).

3) Periksa bahwa yang satu


menunjukkan hubungan dan
yang lainnya tidak

 Bila hubungan tidak seperti


yang ditentukan, maka
gantilah rectifier holder.

2.5 Bantalan-Bantalan

a. PERIKSA REAR BEARING

Periksa bahwa bearing tidak


kasar atau aus.

b. BILA PERLU, GANTI


REAR BEARING

1) Dengan SST, lepas bearing


 SST 09286-46011
2) Dengan menggunakan
press, pasanglah bearing.

3. MERAKIT ALTERNATOR
a. PASANG RECTIFIER
HOLDER PADA STATOR
Pasang terminal rectifier
dengan tang runcing (needle-
nose plier) selama menyolder
kawatnya.
PERHATIAN : Lindungi rectifier dari panas.

b. RAKIT DRIVE END FRAME


DENGAN RECTIFIER END
FRAME
1) Bengkokkan kawat rectifier
untuk membebaskan rotor.
2) Dengan menggunakan curved
tool, tekan sikat-sikat sedalam
mungkin dan tahan pada posisi
tersebut dengan memasukkan
kawat ke lubang rectifier dalam
rectifier end frame.
3) Rakit drive end frame dengan
rectifier end frame dengan
memasukkan rear bearing pada
rotor shaft ke dalam rectifier end
frame.
4) Pasang ketiga baut pengikat
(through screw).
5) Lepaskan kawat yang menahan
siakt-sikat.
6) Periksa bahwa rotor dapat berputar
dengan lembut.
7) Tutuplah lubang pada rectifier end
frame.

Anda mungkin juga menyukai