Anda di halaman 1dari 54

2.

Lampu pengisian tidak mati setelah m esin hidup


Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah seperti yang dijelaskan pada
diagram alir berikut.

Gambar 8.76. Pemeriksaan lampu pengisian tidak mati setelah mesin hidup

3. Lampu pengisian menyala redup saat mesin hidup


Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah seperti yang dijelaskan pada
diagram alir berikut.

Gambar 8.77. Pemeriksaan lampu pengisian menyala redup saat mesin hidup

257
4. Lampu kadang-kadang menyala saat mesin hidup
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah seperti yang dijelaskan pada
diagram alir berikut.

Gambar 8.78. Pemeriksaan lampu kadang-kadang menyala saat mesin hidup

5. Baterai lemah atau kosong


Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah seperti yang dijelaskan pada
diagram alir berikut.

Gambar 8.79. Pemeriksaan baterai lemah atau kosong

258
6. Pemeriksaan pada Kendaraan

1.

Periksa rangkaian sistem


pengisian tanpa beban

2.

Periksa tegangan dan arus sistem


pengisian pada putaran stasioner
sampai 2000 rpm. Alat ukur harus
menunjukkan 13,8 sampai 14,8 V
(pada 25 0C) dan arus standar
kurang dari 10A.
.

3.

Bila hasil pengukuran tidak sesuai


dengan standar, setel lidah
penahan pegas pada voltage
regulator atau ganti regulator.

8.7.1.2. Membongkar Alternator


Melepas alternator dari mesin
Sebelum membongkar alternator, maka alternator harus dilepas dulu dari mesin.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melepas alternator pada mesin adalah
sebagai berikut.
1. Lepas kabel pada terminal negatif baterai.

259
2. Lepas terminal-terminal yang ada pada alternator. Untuk alternator dengan
regulator konvensional lepas terminal B, dan soket terminal E, F, dan N (dan A
jika terdapat terminal A). Untuk tipe regulator IC lepas terminal B dan terminal
lainnya (S, L, dan IG).

Gambar 8.80. Melepas terminal B dan soket pada alternator

3. Lepaskan sabuk (tali kipas) penggerak alternator dengan terlebih dahulu


mengendorkan dan melepas baut penyetel ketegangan tali kipas dan menekan
alternator ke arah mesin sehingga tali kipas kendor dan mudah dilepas.

Gambar 8.81. Melepas tali kipas

4. Bongkar alternator dengan langkah-langkah seperti diuraikan pada bagian berikut


ini.

Pemeriksaan pendahuluan
Sebelum melakukan pembongkaran, ada baiknya melakukan pemeriksaan
pendahuluan untuk mengetahui keadaan umum dari alt ernator yang akan dibongkar.
Beberapa pemeriksaan pendahuluan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan jika

260
ada suara yang tidak normal pada alternator saat alternator diputar, dan pemeriksaan
hubungan pada beberapa terminal yang ada pada alternator.
1. Pemeriksaan suara tidak normal
Pemeriksaan ini dapat mengetahui kondisi bantala n (bearing). Jika bersuara
kasar saat puli diputar, atau putaran terasa berat maka bearing sudah rusak.
Pengetesan ini juga dapat mengetahui kondisi sikat dan slip ring.

Gambar 8.82. Memutarkan alternator untuk menguji suara tidak normal

2. Mengetes hubungan antar terminal.


Pengujian ini dapat mengetahui kondisi kumparan rotor, dan dioda. Untuk menguji
kumparan rotor, lakukan pengujian dengan menggunakan ohmmeter antara
terminal F dan terminal E alternator. Kedua terminal tersebut harus ada hubungan
dengan nilai tahanan sekitar 4 ohm. Jika tidak terdapat hubungan maka
kemungkinan kumparan rotor terbuka (putus) atau kontak antara sikat dan slip
ring tidak baik. Kaki-kaki ohmmeter dalam pengujian ini tidak harus pada posisi
tertentu (dapat dibolak balik antara terminal E fan F).

Gambar 8.83. Pengujian hubungan kumparan rotor

Kondisi dioda dapat dideteksi dengan pengujian pendahuluan ini juga. Pengujian
pada dioda positif dilakukan dengan menggunakan ohmmter dan mengecek

261
hubungan antara terminal B dan N. (1) Hubungkan kaki positif ohmmeter (analog)
ke terminal B dan kaki negatif ke terminal N. Jika dioda normal, maka jarum
ohmmeter akan menunjuk pada nilai tahanan tertentu. (2) Balikan posisi kaki
ohmmeter terhadap terminal yang diuji, maka tidak terdapat hubungan antara
kedua terminal tersebut. Kedua hasil pengujian tersebut menunjukkan dioda
dalam kondisi baik. Apabila hasil pengukuran tidak sesuai dengan hasil pada
langkah (1) dan (2), maka dioda rusak. Catatan : Jika pengukuran menggunakan
ohm meter digital, jika dioda dalam keadaan baik, maka pada pengujian (1)
hasilnya ohmmeter tidak menunjuk dan pada pengujian (2) ohm meter akan
menunjukan adanya hubungan.

Gambar 8.84. Pengujian dioda positif pada alternator

Pengujian pada dioda negatif dilakukan dengan menggunakan ohmmter dan


mengecek hubungan antara terminal E dan N. (1) Hubungkan kaki positif
ohmmeter (analog) ke terminal N dan kaki negatif ke terminal E. Jika dioda
normal, maka jarum ohmmeter akan menunjuk pada nilai tahanan tertentu. (2)
Balikan posisi kaki ohmmeter terhadap terminal yang diuji, maka tidak terdapat
hubungan antara kedua terminal tersebut. Kedua hasil pengujian tersebut
menunjukkan dioda dalam kondisi baik. Apabila hasil pengukuran tidak sesuai
dengan hasil pada langkah (1) dan (2), maka dioda rusak.

Gambar 8.85. Pengujian dioda negatif pada alternator

262
Membongkar alternator

1.
Lepas tiga baut utama pada
alternator. Lepas ujung depan dan
belakang alternator dengan
mengungkit bodi alternator
menggunakan obeng.

2
Gunakan solder untuk
memanaskan timah pada terminal
dioda dan ujung kumparan stator
sehingga kedua komponen
tersebut lepas. Jangan terlalu
lama saat melakukan pekerjaan
ini karena dioda tidak tahan
terhadap suhu yang tinggi dalam
waktu yang lama.
.

8.7.1.3. Pengetesan Komponen Alternator

1. Periksa hubungan kumparan rotor


menggunakan ohmmeter dengan
mengetes hubungan antara slip
ring. Tahanan berkisar antara 3,9
sampai 4,2 ohm. Jika tidak ada
hubungan berarti pada bagian
kumparan dan yang berkaitan ada
yang putus, ganti rotor.

263
2.

Periksa hubungan antara slip ring


dan bodi rotor. Ini untuk
mengetahui kebocoran atau
hubungan singkat antara kumparan
rotor dan massa. Hasilnya adalah
harus tidak ada hubungan. Jika
ada, ganti rotor.

3.

Periksa slip ring dari kemungkinan


retak atau kasar. Bila ada retak
dan kasar yang berlebihan, maka
ganti rotor. Periksa diameter slip
ring dengan jangka sorong. Ukuran
harus berkisar 32,3 sampai 32,5
mm dengan limit 32,1 mm (atau
lihat spesifikasi dari pabrik jika
alternatornya berbeda). Jika
melebihi limit, ganti rotor

4.

Periksa hubungan antar ujung


kumparan pada kumparan stator.
Lakukan pada semua
kumparannya. Antar ujung
kumparan harus terdapat
hubungan. Jika tidak, ganti stator.

5.

Lakukan pemeriksaan hubungan


antar ujung kumparan stator
dengan massa. Harus tidak ada
hubungan. Jika ada hubungan
ganti stator.

264
6. Dengan menggunakan jangka
sorong, ukur panjang sikat.
Standar 12,5 mm, limit 5,5 mm.
Jika panjang sikat kurang dari limit,
ganti sikat dengan melepas
solderan sehingga sikat dan
pegasnya dapat dilepas.

7. Ganti dengan sikat baru. Masukan


pegas ke dalam kabel sikat baru.
Pasang sikat pada pemegang sikat
dan tarik kabel sikat melalui lubang
pada bagian yang harus disolder
sampai panjang sikat 12,5 mm.
Solder kabel sikat dan potong
kelebihan kabelnya. Cek gerakan
sikat terhadap dudukannya.
Gerakannya harus lembut dan
tidak menyangkut.

8. Peiksa dioda positif dengan


menghubungkan kaki positif tester
(analog) ke baut terminal B dan
kaki negatif baterai ke tiap kaki-
kaki dioda. Hasilnya harus
menunjukan ada hubungan.

265
9. Balikan kaki tester dan lakukan
pemeriksaan pada semua kaki
dioda. Hasilnya harus tidak ada
hubungan. Jika hasilnya tidak
menunjuk seperti di atas, maka
dioda rusak dan perlu diganti.

10.
Periksa dioda negatif dengan
menghubungkan kaki negatif tester
(analog) ke baut terminal E
(massa) dan kaki positif baterai ke
tiap kaki dioda. Hasilnya harus
menunjukan adanya hubungan.

Balikan kaki tester dan lakukan


pemeriksaan pada semua kaki
11. dioda. Hasilnya harus tidak ada
hubungan. Jika hasilnya tidak
menunjuk seperti di atas, maka
dioda rusak dan perlu diganti.

12.

266
Periksa bantalan dari keausan atau
goyang dan putaran yang berat.
Ganti bearing jika diperlukan.

8.7.1.4. Pemeriksaan Regulator

1.
Lepas tutup regulator

2.
Periksa permukaan titik kontak
dari kemungkinan kotor, atau
terbakar. Jika rusak ganti
regulator.

267
3.
Periksa hubungan antar
terminal regulator dengan ohm
meter. Ukur tahanan antara
terminal IG dan F. Dalam
kondisi bebas tahanannya 0
ohm dan saat tertarik sekitar 11
ohm.

4.
Ukur tahanan antara terminal L
dan E. Besarnya tahanan
adalah 0 ohm saat kondisi
bebas, dan sekitar 100 ohm
saat tertarik.

5.
Ukur tahanan antara terminal B
dan E. Pada kondisi bebas
tahanannya tak terhingga, dan
saat tertarik sekitar 100 ohm.

268
6. Periksa tahanan antara
terminal B dan L. Dalam
kondisi bebas tahanannya tak
terhingga dan saat tertarik
sekitar 0 ohm.

7.
Ukur tahanan antara terminal N
dan E. Tahanannya sekitar 24
ohm.

Penyetelan tegangan output


8. alternator dilakukan dengan
membengkokan lengan atau
lidah penyetel pegas. Jika
lengan dibengokkan ke atas,
maka tegangan akan naik
sedangkan jika dibengkokkan
ke bawah tegangan akan turun.
Saat sistem pengisian bekerja,
tegangan standar adalah 13,8
sampai 14,8 V.

Pasang tutup regulator.

269
8.7.1.5. Merakit Kembali Alternator

1.

Pasang ujung-ujung kumparan


stator ke kaki-kaki dioda dengan
cara disolder.

2.

Gunakan alat khusus atau kawat


yang kuat untuk menahan sikat
agar dapat masuk ke pemegang
sikat. Ini dilakukan untuk
memudahkan pemasangan rotor
pada bodi belakang alternator.

3.

Pasang stator, rangka depan


dan belakang menjadi satu.

270
4.

Pasang tiga baut utama pada


alternator dan kencangkan.
Setelah terpasang dengan baik,
lepas kawat penahan sikat
sehingga sikat dapat menempel
dengan baik pada slip ring.

5.

Putar puli untuk mengecek


gerakan rotor dan pastikan dapat
berputar dengan lembut.
Kemudian tutup bagian belakang
dioda dengan menggunakan
tutup dioda pada rangka
belakang.

8.7.1.6. Memasang Kembali Alternator pada Mesin

1.

Posisikan alternator pada mesin


sesuai dengan lubang baut
engsel (pivot) yang ada dan
pasang mur-nya. Jangan terlalu
kencang. Pasang baut penyetel
alternator (adjusting lock bolt).

271
2.

Pasang sabuk atau tali kipas


pada puli.

3.
Salah
Benar Salah
Kencangkan baut penyetel
alternator sampai alternator tidak
dapat tertarik oleh tali kipas.
Gunakan pengungkit untuk
menarik alternator sehingga tali
kipas menegang kemudian tahan.

4.
Ukur ketegangan tali kipas
dengan menggunakan belt
tension gauge. Untuk sabuk baru
ketegangan sabuk adalah 160 ±
20 lb dan untuk sabuk lama 130 ±
20 lb.

Setelah ketegangan tali kipas


sesuai standar, kencangkan baut
penyetel alternator dan baut
engsel alternator.

272
5.

Hubungkan kabel-kabel alternator


yaitu kabel terminal B dan kabel-
kabel lainnya sesuai dengan
posisinya.

Hubungkan kabel massa pada


baterai dan pastikan baut dan
klem terminal baterai terpasang
dengan kencang.

Hidupkan mesin dan periksa


fungsi atau kerja sistem
pengisian. Jika kunci kontak ON
mesin mati, maka lampu
pengisian menyala dan jika mesin
sudah hidup maka lampu
pengisian padam.

8.7.2. Gangguan dan Perbaikan (Trouble Shooting) pada Sistem Pengisian IC

8.7.2.1. Trouble Shooting pada Sistem Pe ngisian IC


Permasalahan yang sering terjadi pada sistem pengisian IC kemungkinan
penyebab, pemeriksaan, dan perbaikannya dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 8.2. Trouble Shooting Sistem Pengisian IC

Permasalahan Kemungkinan Penyebab Pemeriksaan, Perbaikan

1. Sekering putus 1. periksa sekering pengisian, k unci


kontak, ganti jika diperlukan
Lampu pengisian 2. Lampu pengisian putus 2. Ganti lampu pengisian
tidak menyala, saat 3. Sambungan-sambungan 3. Cek penurunan tegangan pada
kunci kontak ON kabel kendor Rangkaian, kencangkan
dan mesin mati Sambungan yang kendor
4. Relay rusak (untuk yang 4. Cek relai, cek hubungan dan
menggunakan) kerja

273
5. Regulator rusak Relai
5. Cek output alternator
1. Tali kipas kendor atau 1. Cek tali kipas, setel atau ganti tali
sudah aus Kipas jika diperlukan
Lampu pengisian 2. Baterai dan sambungannya 2. Cek baterai dan sambungannya
tidak padam saat bermasalah
mesin hidup; 3. Sekering atau fusible link 3. Cek sekering dan fusible link,
baterai overcharge putus Ganti jika diperlukan
atau undercharge 4. Relai, regulator, atau alter - 4. Cek output sistem pengisian dan
nator bermasalah Kerja komponen jika diperlukan
5. Rangkaian bermasalah 5. Cek penurunan tegangan
1. Tali kipas kendor atau aus 1. Cek tali kipas, setel, atau ganti
2. Bantalan alternator aus jika diperlukan
Suara
3. Dioda bermasalah 2. Ganti bantalan atau alternator
3. Ganti dioda atau alternator

Diagram alir berikut ini menjelaskan tentang lan gkah-langkah yang harus dilakukan
untuk memeriksa gangguan pada sistem pengisian dengan regulator IC.

Gambar 8.86. Diagram alir pemeriksaan gangguan sistem pengisian IC

274
8.7.2.2. Membongkar Alternator

Gambar 8.87. Lepasan komponen -komponen alternator IC

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1.
Buka tutup belakang alternator
dengan terlebih dahulu melepas
mur dan isolator pada terminal B
alternator.

275
2.

Lepas tiga buah baut penutup


belakang alternator.

3.
Lepas pemegang sikat dengan
melepas lima buah baut
pemegang sikat dan regulator
IC, kemudian lepas tutup
pemegang sikat.

4.
Lepas pemegang dioda
(rectifier) dengan melepas
empat buah sekrup yang
mengikatnya.

276
5.
Dengan menggunakan tang
lancip, tarik empat kawat ujung
kumparan stator dan kemudian
lepas pemegang dioda.

6.
Lepas puli dengan
menggunakan SST (A) dan
kunci momen, dan kencangkan
SST (B) searah jarum jam
sampai momen spesifikasinya
(39 Nm), dan yakinkan bahwa
SST (A) terpasang dengan
benar pada poros rotor.

7.
Jepit SST (C) pada ragum dan
masukkan SST (B) ke dalam
SST (C). Tahan mur puli pada
SST (C).

277
8.
Untuk mengendorkan mur puli,
putar SST (A) dalam arah
seperti pada gambar, kemudian
lepas alternator dari SST (C).
Untuk mencegah kerusakan
pada poros rotor, hindari
mengendurkan mur puli lebih
dari satu setengah putaran.

9.
Putar SST (B) dan lepas SST (A
dan B), kemudian lepas mur
puli, puli dan collar.

10.
Lepas rangka belakang
dudukan dioda dengan terlebih
dahulu melepas dua buah baut
dan dua buah mur.

278
11.
Dengan menggunakan SST,
lepas rangka dudukan dioda.

12.
Lepas washer pada alternator
dari rotor.

13.
Lepas rotor dari rangka depan
alternator, gunakan alat
pengepres jika rotor sulit
dikeluarkan.

279
8.7.2.3. Pengetesan Komponen Alternator
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengetesan komponen adalah
sebagai berikut.

1.
Periksa kumparan rotor untuk
mengetahui kontinyuitas
(hubungan) kumparan.
Gunakan ohm meter untuk
mengukur dengan
menempatkan kaki-kaki tester
kedua slip ring. Tahanan
standar pada suhu 20 0C
adalah 2,7 sampai 3,1 ohm.
Jika tidak terdapat hubungan,
ganti rotor.

2.
Periksa hubungan kumparan
rotor dan massa dengan
memasang satu kaki tester ke
slip ring dan lainnya ke bodi
rotor. Jika terdapat hubungan
berarti kumparan rotor bocor
atau hubung singkat dengan
massa.

3.
Periksa kondisi slip ring dari
kemungkinan kasar dan
tergores. Ukur diameter slip
ring menggunakan jangka
sorong. Diameter standar 14,2
sampai 14,4 mm dan limit 12,8
mm. Jika ukuran kurang dari
limit, ganti rotor.

280
4.

Periksa hubungan kumparan


rotor dari kemungkinan putus
(terbuka) dengan
menggunakan ohm meter. Tes
hubungan antara ujung
kumparan stator. Jika tidak
ada hubungan, ganti
kumparan stator.

5.
Periksa hubungan antara
kumparan stator dengan
massa. Bila terdapat
hubungan, ganti kumparan
stator.

6.
Periksa panjang sikat dengan
menggunakan jangka sorong.
Standarnya adalah 10,5 mm
dan limitnya adalah 1,5 mm.
Jika panjang sikat kurang dari
limit maka sikat harus diganti.

281
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

7.

Panaskan solderan yang ada


pada dudukan sikat dan tarik
sikat sampai lepas. Pasang
sikat yang baru.

Solder ujung kabel sikat dan


pastikan panjang sikat yang
keluar 10,5 mm. Periksa
kembali sikat untuk
memastikan dapat bergerak
lembut pada dudukannya.
Potong kelebihan kabelnya.
Beri isolasi pada daerah
solderan dengan
menggunakan cat atau bahan
lain yang dapat melapisi
dengan baik.

8.

Periksa dioda positif dengan


menghubungkan satu kaki
tester ke terminal B dan kaki
lainnya ke tiap tiap terminal
dioda pada P1, P2, P3, P4.

282
9.
Kemudian balik kaki testernya
dan lakukan pengujian seperti
langkah di atas.
Jika pada salah satu
pengujian ohm meter
menunjukkan ada hubungan
dan setelah kaki testernya di
balik tidak terdapat hubungan,
maka dioda dalam kondisi
baik.

Jika terdapat hubungan yang


tidak sesuai, ganti dioda.

10.
Periksa diioda negatif dengan
ohm meter. Hubungkan salah
satu kaki tester pada terminal
negatif (E) dan kaki lainnya ke
terminal P1, P2, P3, P4.

11. Kemudian balik kaki testernya


dan lakukan pengujian seperti
langkah di atas.
Jika pada salah satu
pengujian ohm meter
menunjukkan ada hubungan
dan setelah kaki testernya di
balik tidak terdapat hubungan,
maka dioda dalam kondisi
baik.

Jika terdapat hubungan yang


tidak sesuai, ganti dioda.

283
12. Periksa bantalan depan dari
kemungkinan kasar, berat
atau aus.

Jika diperlukan ganti bantalan


dengan terlebih dahulu
membuka empat sekerup
penahan bantalan kemudian
tekan bantalan dengan kunci
sock 17 mm. Gunakan pres
jika susah dilepas.

13.

Pasang bantalan baru


kemudian pres dengan SST
kemudian pasang empat
sekerup penahan dengan
momen pengencangan 2,6
Nm.

284
14.

Periksa bantalan belakang


kemungkinan kasar atau aus.
Ganti jika diperlukan. Dengan
menggunakan SST buka tutup
bantalan dengan hati-hati agar
tidak merusak kipas dan lepas
tutup bantalan sebelah dalam.

15.

Pasang bantalan baru dengan


terlebih dahulu memasang
tutup bantalan ke dalam pada
rotor.

16.
Gunakan SST dan penekan
untuk memasukan bantalan
baru.

285
17.
Gunakan SST, dorong tutup
bantalan keluar.

8.7.2.4. Merakit Kembali Alternator

1.
Tempatkan rangka depan
alternator di atas collar dan puli
kemudian pasang rotor.

2.
Pasangkan washer alternator
pada rotor.

286
3.
Dengan menggunakan kunci
sock 32 mm dan penekan, tekan
perlahan-lahan rangka belakang
untuk dudukan dioda.

4.
Pasang dua baut dan dua mur
dengan momen pengencangan
4,5 Nm.

5.

Pasang puli pada poros rotor dan


kencangkan mur puli dengan
tangan. Tahan SST (A) dengan
kunci momen kemudian
keraskan SST (B) searah jarum
jam dengan momen
pengencangan 39 Nm. Periksa
bahwa SST (A) aman terhadap
poros puli.

287
6.
Jepit SST (C) pada ragum
kemudian masukan SST (B)
pada SST (C) dan kaitkan mur
puli pada SST (C).

7.
Pengencangan mur puli
dilakukan dengan memutar SST
(A) seperti pada gambar dengan
momen 110,5 Nm kemudian
lepas alternator dari SST (C).

8.
Putar SST (B) dan lepas SST (A
dan B).

288
9.
Pasang pemegang dioda
kemudian tarik dan kaitkan ujung
kumparan stator ke lubang yang
ada pada pemegang dioda dan
letakkan pemegang dioda pada
dudukannya. Dengan
menggunakan tang lancip,
bengkokan kawat kumparan
stator.

10.
Pasang keempat baut pengikat
dengan momen pengencangan
1,96 Nm.

11.
Pasang tutup pada pemegang
sikat dengan hati-hati.

289
12.
Pasangkan regulator IC
bersama-sama dengan
pemegang sikat

13.
Pasang lima baut pengikat
seperti ditunjukkan pada gambar
sampai jaraknya kira-kira 1 mm
antara pemegang sikat dan
regulator IC. Tekan tutup
pemegang sikat. Momen
pengencangan 1,96 Nm.

290
14.
Pasang tutup belakang alternator
kemudian pasang tiga baut dan
kencangkan dengan momen 2,6
Nm.

15.
Pasang isolator terminal B dan
kencangkan dengan momen 4,1
Nm.

Periksa putaran rotor, dan


pastikan bahwa putarannya
lembut.

8.7.2.5. Memasang Kembali Alternator pada Mesin


Pemasangan alternator pada mesin dalam kendaraan dengan prosedur yang
sudah diuraikan pada bagian 8.7.1.6.

8.7.3. Gangguan dan Perbaikan Sistem Pengisian Alternator Tanpa Sikat


Gangguan yang sering terjadi pada sistem pengisian dengan alternator tanpa
sikat (Delco Remy 33/34 SI Alternator) adalah sebagai berikut.
1. Lampu pengisian menyala saat mesin hidup.
2. Lampu pengisian padam saat kunci kontak ON, mesin tidak hidup.
3. Baterai mengalami undercharge atau overcharge
4. Umur lampu dan peralatan listrik lainnya yang tidak panjang yang disebabkan
tegangan yang berlebihan.
5. Pembacaan volt meter yang di luar batas normal.
6. Perlengkapan yang dihubungkan dengan terminal R tidak bekerja dengan baik.

291
8.7.3.1. Pengecekan seluruh sistem pengisian

Gambar 8.88. Rangkaian sistem pengisian dengan brushless alternator

Beberapa langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.


1. Periksa rangkaian sistem pengisian dan terminal -terminal baterai dari
kemungkinan sambungan-sambungan kendor atau kondisi lain yang
menyebabkan hubungan terbuka, hubungan massa, atau tahanan rangkaian
yang tinggi. Perbaiki jika diperlukan.
2. Periksa tali kipas dari kemungkinan kendor, setel sesuai spesif ikasi.
3. Cek muatan baterai, jika kosong isi kembali sesuai dengan spesifikasi pabrik dan
lakukan tes beban untuk mengetahui kondisi baterai.

8.7.3.2. Sistem yang menggunakan lampu pengisian


Peralatan yang digunakan adalah kabel jamper dengan sekering 5 A. Berikut
langkah-langkah yang dilakukan.
1. Jika lampu pengisian menyala saat mesin hidup:
Matikan mesin. Putar kunci kontak pada posisi ON, lampu pengisian harus
menyala. Jika tidak, lakukan langkah 3.
Lepaskan kabel lampu pengisian pada alternator (terminal L atau terminal ”I”).
Jika lampu pengisian tetap menyala, cari dan perbaiki tempat terjadinya short
atau grounded pada rangkaian lampu pengisian antara lampu dan alternator.
Jika lampu pengisian padam, berarti lampu normal. Lakukan langkah -langkah
pada bagian 8.7.3.3.
2. Jika lampu pengisian tidak menyala saat kunci kontak pada posisi ON (IG) dan
mesin dalam kondisi mesin tidak hidup:
Biarkan kunci kontak dalam posisi ON dan mesin tidak hidup. Lepas kabel lampu
pengisian dari alternator (lepas terminal L). Gunakan kabel jamper bersekering 5A
untuk me-massa-kan lampu pengisian ke bodi alternator.
Jika lampu pengisian menyala saat kabel jamper dipasang, perbaiki atau ganti
alternator.

292
Jika lampu pengisian tidak menyala saat jamper dipasang, yakinkan bahwa
alternator terpasang dengan baik terhadap massa dengan menyentuhkan kabel
jamper ke sumber massa lainnya. Jika lampu masih tidak menyala, cari dan
perbaiki rangkaian lampu pengisian yang terbuka atau putus. Sekering pada
rangkaian mungkin putus atau lampu putus. Perbaiki.
3. Jika lampu pengisian menyala saat mesin hidup, tetapi tidak menyala saat mesin
mati dan kunci kontak pada posisi ON:
Biarkan kunci kontak pada posisi ON dan mesin mati. Lepaskan kabel lampu
pengisian dari terminal alternator. Gunakan kabel jamper bersekering 5A untuk
me-massa-kan lampu indikator ke rumah alternator.
Jika lampu pengisian menyala saat kabel jamper dipasang, ganti kabel lampu
pengisian internal yang terpasang pada regulator.
Jika lampu pengisian tidak menyala saat kabel jamper dipasang, cari dan perbaiki
jaringan lampu pengisian yang putus antara baterai dan lampu. Kemungkinan
sekering putus. Saat mesin hidup, lampu mendapat energi listrik dari alternator
dan di-massa-kan melalui rangkaian lain yang dihubungkan paralel dengan
rangkaian lampu pengisian. Perbaiki jika diperlukan.
4. Jika lampu pengisian menyala pada saat kunci kontak OF F:
Lepas jaringan lampu pengisian dari alternator.
Jika lampu pengisian tetap menyala, cari dan perbaiki jaringan yang terhubung
singkat antara lampu dan alternator.
Jika lampu pengisian padam, dioda penyearah terjadi short. Lepas dan ganti
dioda.

8.7.3.3. Sistem yang menggunakan volt meter, tanpa lampu pengisian


Alat yang digunakan adalah volt meter. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut.
1. Jika baterai mengalami undercharge, lampu pengisian tetap menyala saat mesin
hidup, atau volt meter pada sistem menunjukkan tegangan kerja di bawah
tegangan pengisian, maka:
Dengan mesin dimatikan dan semua beban listrik dalam kondisi tidak bekerja,
gunakan volt meter untuk mengecek tegangan pada terminal baterai. Catat
tegangan baterai.
Hidupkan mesin dan set pada putaran menengah. Periksa tegangan pada
terminal baterai saat mesin hidup.
Jika pembacaan tegangan pada terminal baterai berbeda dengan pembacaan volt
meter pada sistem (jika dilengkapi), cari dan perbaiki penyebab pembacaan yang
tidak tepat tersebut.
Jika tegangan berada lebih rendah pembacaan yang sudah dicatat saat mesin
mati, berarti alternator tidak menghasilkan output. Lakukan langkah pemeriksaan
pada kasus TIDAK ADA OUTPUT.
Jika tegangan lebih tinggi dari pembacaan yang sudah dicatat saat mesin mati,
berarti alternator menghasilkan output. Lakukan pengecekan output.
2. Jika baterai overcharge (yang ditandai dengan cepat habisnya air baterai), atau
lampu-lampu dan peralatan listrik lainnya cepat rusak (tidak awet) karena diduga
tegangan yang dihasilkan terlalu tinggi atau volt meter menunjukkan angka yang
tidak normal:
Dengan kondisi baterai terisi penuh, mesin berputar pada kecepatan menengah
dan semua beban listrik dalam kondisi tidak bekerja, gunakan volt meter untuk

293
mengukur tegangan pada terminal baterai. Temperatur air baterai harus di bawah
490C.
Untuk sistem 12 V, pembacaan alat ukur harus stabil sekitar 13,5 sampai 14,5 V
dan tidak boleh lebih dari 15,5 V. Untuk sistem dengan 24 V, pembacaan harus
stabil antara 27 sampai 28 V dan tidak boleh melebihi 31 V.
Pada sistem satu kabel: jika tegangan tidak stabil atau di atas 15,5 V (atau 31 V
pada sistem 24 V), periksa rangkaian penyensor internal dan regulator seperti
dijabarkan pada bagian perbaikan.

8.7.3.4. Permasalahan dengan perlengkapan yang terhubung dengan terminal R


Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Lepaskan kabel dari terminal R
2. Hidupkan mesin dan pertahankan pada putaran menengah. Cek tegangan sistem
pada terminal-terminal baterai saat mesin hidup. Catat hasil pembacaan.
3. Gunakan volt meter untuk mengukur tegangan antara terminal R dan massa pada
alternator atau bagian massa yang lain.
Jika tegangan mendekati setengah dari tegangan sistem, berarti output terminal R
normal. Perlu diperhatikan bahwa output dari terminal R adalah sinyal berpulsa,
sehingga beberapa volt meter akan menunjukkan pembacaan yang tidak stabil.
Jika tidak ada tegangan pada terminal R, ganti dioda trio.
Jika tegangan mendekati sama dengan tegangan output alternator, periksa
tegangan pada terminal kecil lainnya. Jika tegangan mendekati setengah
tegangan sistem, kabel terminal R dihubungkan dengan terminal L (atau ada yang
menyebut juga terminal ”I”). Gabungkan kedua terminal tersebut ke terminal R.
Jika kedua terminal mendekati tegangan outp ut alternator, ganti dioda trio, atau
kedua terminal bagian dalam dihubungkan ke tampat yang sama. Dalam kasus
tersebut, sambung ulang terminal R ke dioda sistem jembatan seperti dijelaskan
pada bagian perbaikan.

8.7.3.5. Tidak ada output


Peralatan yang diperlukan dalam pengujian ini adalah volt meter dan kabel
jamper. Perlu diperhatikan bahwa 33/34 SI alternator ini harus dihubungkan ke baterai
untuk rangkaian pendeteksi tegangan untuk mengaktifkan sistem pertama kali. Jika
sudah terhubung dengan baik tetapi tidak ada output, langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut.
1. Untuk alternator yang terminal L-nya tidak digunakan, tegangan positif baterai
pada output terminal dan medan magnet sisa pada rotor diperlukan untuk
mengaktifkan alternator. Saat mesin mati, gunakan voltmeter untuk memastikan
bahwa ada tegangan di terminal output. Jika tidak ada tegangan, cari dan perbaiki
penyebab tidak adanya tegangan.
Magnet sisa pada rotor kadang menjadi hilang selama melakukan servis pada
alternator.
Untuk memagnetkan kembali rotor, yakinkan bahwa sambungan -sambungan
normal dan terhubung terminal output alternator dan ke massa. Lepaskan kabel
dari terminal R. Untuk sementara hubungkan kabel jamper dari terminal positif
baterai ke terminal R atau ke termina l L yang tidak dipakai. Hal ini akan
menyebabkan arus medan mengalir melalui kumparan medan dan meng hasilkan

294
medan magnet. pasang kembali kabel ke terminal R, kemudian periksa kembali
output alternator.

Gambar 8.89. Memagnetkan kembali rotor

2. Untuk sistem yang terminal L-nya dipakai, arus lampu pengisian pada terminal ini
akan menghasilkan medan magnet yang normal saat mesin di -start. Saat mesin
mati, dan kunci kontak pada posisi ON, gunakan voltmeter untuk mengecek
adanya tegangan pada terminal ini. Dengan terminal L terpasang dan lampu
pengisian menyala, tegangan akan kurang dari tegangan baterai. Jika diperlukan
lepas kabel pada terminal L untuk melakukan pengecekan ini, periksa tegangan
baterai pada kabel tersebut. Jika ada tegangan, lakukan langkah 3. Jika tidak ada
tegangan, periksa rangkaian terminal L untuk menentukan penyebab tidak adanya
tegangan (mungkin lampu putus). Perbaiki jika diperlukan.
3. Jika tidak ditemukan kondisi seperti pada no 1 dan 2 di atas, lepas alternator dari
mesin sesuai dengan petunjuk pabrik.

8.7.3.6. Pengecekan output alternator


Alat-alat yang diperlukan adalah voltmeter, ampermeter (minimal 15 amper
lebih tinggi dari kemampuan alternator), dan alat pengetes beban. Langkah -langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut.

Gambar 8.90. Pengecekan pada sistem pengisian

295
1. Perhatikan gambar di atas. Jika menggunakan klem induktif pada ampermeter,
pasang klem arus pada kabel output alternator dan lanjutkan ke langkah 4. Jika
menggunakan ampermeter yang dihubungkan seri, lepas kabel negatif baterai
terlebih dahulu.
2. Pasang ampermeter secara seri dengan terminal output alternator.
3. Sambung kembali kabel negatif baterai.
4. Dengan beban dalam keadaan kondisi OFF, pasang alat ukut ke baterai.
5. Pasang kabel volt meter ke terminal negatif baterai, yakinkan polaritasnya benar.
Biarkan kabel voltmeter lainnya untuk mengecek pada beberapa titik.
6. Periksa dan catat tegangan pada terminal baterai
7. Dalam keadaan semua beban listrik OFF, hidupkan mesin dan set pada putaran
menengah. Putaran alternator harus sekitar 5000 rpm.
8. Periksa kembali tegangan pada terminal baterai. Tegangan harus lebih tinggi dari
pembacaan sebelumnya, tetapi lebih rendah dari 15,5 V pada sistem 12 V dan di
bawah 31 V pada sistem 24 V.
Jika pembacaan lebih rendah dari pembaca an sebelumnya (langkah 6), lakukan
pemeriksaan seperti pada kasus TIDAK ADA OUTPUT.
Jika pembacaan lebih dari 15,5 V pada sistem 12 V dan 31 V pada sistem 24 V,
lakukan pemeriksaan seperti pada bagian OUTPUT TEGANGAN TINGGI.
9. Putar alat tes beban dan atur u ntuk memperoleh output arus alternator
maksimum. Catat output maksimumnya.
Dengan alternator tetap berputar pada output maksimum, periksa dan catat
penurunan tegangan antara rumah alternator dengan terminal negatif baterai.
Kemudian cek penurunan tegangan dari terminal output alternator ke terminal
positif baterai. OFF-kan beban pada tester.
Output arus maksimum harus berada dalam 15 A dari output yang tertera pada
plat identifikasi alternator. Penurunan tegangan harus 0,25 V atau kurang untuk
sistem 12 V dan 0,5 V untuk sistem 24 V.
Jika penurunan tegangan pada ground lebih dari 0,25 (12V) dan 0,5 (24V),
bersihkan dan kencangan sambungan massa. Jika hal ini tidak mempengaruhi
penurunan tegangan tersebut, periksa kabel rangkaian ground dari kemungkinan
ukuran yang tidak sesuai dan resistansi kabel yang tinggi. Perbaiki jika diperlukan.
Jika berada dalam 15 A dari yang tertera pada alternator, berarti alternat ornya
baik. Cari penyebab lainnya.
Jika lebih dari 15 A di bawah yang tertera pada alternator, perbaik i atau ganti
alternator.

.
Gambar 8.91. Pengecekan output arus

296
8.7.4. Membongkar alternator tanpa sikat

1.
Lepas empat baut belakang.
Komponen-komponen elektronika
akan terlihat pada bagian belakang
alternator

2. Melepas dioda trio.

297
3.
Memeriksa kapasitor

4.
Melepas regulator

5.
Pengecekan dioda penyearah

298
6.

Mengecek kumparan stator.

7.
Melepas puli dan yang berkaitan
dengannya.

8.
Melepas rumah alternator

299
9.
Melepas kumparan stator

10.
Melepas kumparan medan

300
11.

Melepas bantalan belakang

12.
Melepas komponen rangka depan

301
8.75. Memasang kembali alternator

1.
Memasang komponen-
komponen rotor

2.
Memasangkan rotor ke
dalam rangka depan.

302
3.
Memasang bushing
dudukan baut alternator.

4.
Memasang bantalan ujung
dioda.

303
5.

Memasang kumparan
medan

6.
Memasang kumparan stator

304
7.
Memasang dioda

8.
Memasang terminal output
dan kapasitor

305
9.
Memasang regulator

10.
Memasang dioda trio dan
konektor penyensor (sense
connector).

11.
Memasang terminal R dan
ujung kumparan stator.

306
12. Kencangkan skrup-
sekrupnya.
1. Sekrup 224 massa
regulator
dikencangkan
dengan momen 2,5
Nm.
2. Dua Sekrup
regulator terisolasi
217 dikencangkan
dengan momen 2,0
Nm.
3. Dua Sekrup dioda
terisolasi 226
dikencangkan
dengan momen 2,0
Nm.
4. Tiga baut dioda
jembatan 218
dikencangkan
dengan momen 2,5
Nm.
5. Mur baut regulator
218 dikencangkan
dengan momen 2,5
Nm.

8.7.6. Perakitan akhir alternator

1.
Memasangkan setengah
alternator bagian rotor dan
stator.

307
2.
Memasang plat tutup.

3.
Memasang kipas dan puli.

8.8. Ringkasan
Sistem pengisian konvensional menggunak an regulator yang bekerja secara
elektromagnetik untuk mengatur arus yang masuk ke rotor coil untuk menstabilkan
output alternator, sedangkan regulator IC bekerja secara elektronik untuk mengatur
arus yang masuk ke rotor koil. Kerusakan komponen sistem pen gisian dapat
menyebabkan gangguan berupa tidak ada pengisian, pengisian rendah, dan pengisian
terlalu tinggi. Menentukan bagian mana yang rusak pada sistem pengisian jika terjadi
masalah, harus didasarkan pada bagaimana kerja dan fungsi tiap komponen siste m
pengisian. Salah satu masalah yang sering terjadi pada sistem pengisian

308
konvensional adalah sikat (brush) yang cepat habis, sehingga sekarang muncul
alternator yang tidak menggunakan sikat sehingga kerja dari alternator bisa lebih baik
karena arus untuk menghasilkan medan magnet tidak melalui sikat.
Sistem pengisian memerlukan pemeriksaan dan pemeliharaan secara rutin.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan secara visual, pemeriksaan elektrik
yang meliputi pengujian output alternator, pengujian p enurunan tegangan pada
rangkaian sistem pengisian, pengetesan regulator (untuk tipe buka n IC), pengujian
penurunan tegangan (voltage drop test) rangkaian pengisian, dan alternator bench
test. Pemeriksaan visual merupakan pemeriksaan pertama yang harus dila kukan pada
sistem pengisian. Beberapa persoalan yang dapat menurunkan kemampuan kerja
sistem pengisian dapat diidentifikasi dan diperbaiki. Pengecekan vis ual yang dapat
dilakukan adalah pengecekan baterai dengan melihat ketinggian air baterai (jangan
kurang dari batas bawah), pemeriksaan berat jenis air baterai (antara 1,25 sampai
1,27) pada 26,7 0C, dan pemeriksaan terminal baterai dan kabel baterai yang harus
bebas dari karat dan hubungan kabel yang kendor.
Pemeriksaan sekering dan fusible link. Pemeriksaan yang dilakukan adalah
pemeriksaan kontinyuitas (hubungan) sekering engine, sekering pengisian, dan
sekering pengapian. Pengecekan kontinyuitas juga dilakukan pada fusible link.
Pemeriksaan tali kipas dari retak -retak, dan kondisi fisik lainnya yang kurang baik,
posisi tali kipas pada pulinya, dan ganti jika diperlukan. Cek ketegangan tali kipas
dengan alat ukur kekencangan tali kipas. Periksa alternator, hubungan terminal-
terminalnya dan kebel-kabelnya. Ganti kabel jika diperlukan dan kencangkan terminal-
terminal yang kendor. Periksa alternator dari bunyi -bunyi yang tidak normal yang
mengindikasikan kerusakan pada bantalan ( bearing), tali kipas. Periksa rangkaian
lampu pengisian. Pada keadaan mesin mati dan semua asesoris dalam keadaan tidak
aktif, nyalakan kunci kontak. Lampu pengisian harus menyala. Saat mesin hidup,
lampu pengisian harus padam. Apabila lampu pengisian tidak bekerja sesuai dengan
ketentuan di atas, periksa lampu pengisian dan rangkaian lampu pengisian.
Pengujian output dilakukan untuk mengetahui kemampuan alternator untuk
menghasilkan tegangan dan arus sesuai dengan ketentuan. Pengujian ini dilakukan
pada sistem pengisian yang mengalami kelebihan output ( overcharge) maupun yang
mangalami output rendah (undercharge). Output sistem pengisian harus memenuhi
spesifikasi alternator tersebut. Jika hasil pengujian menunjukkan tidak sesuai dengan
spesifikasi, alternator atau regulator perlu diperiksa atau diganti. Alat khusus dapat
digunakan, atau dapat juga menggunakan alat ukur tegangan dan a rus yang terpisah.

8.9. Soal-soal latihan


1. Sebutkan nama dan fungsi komponen sistem pengisian dengan regulator tipe
konvensional.
2. Jelaskan prinsip kerja sistem pengisian dengan regulator tipe konvensional.
3. Jelaskan prosedur perbaikan sistem pengisian dengan regulator tipe
konvensional.
4. Tentukan besarnya alternator yang dipasang pada kendaraan jika total power
input pada sistem kelistrikan sebesar 500 watt, berapa amper alternator yang
harus dipakai? Apakah aman hasil perhitungan anda itu?
5. Jelaskan prosedur menguji sistem/komponen sistem pengisian dengan regulator
tipe konvensional.
6. Jelaskan kesalahan/kerusakan sistem pengisian dengan regulator tipe
konvensional yang sering terjadi.

309
7. Sebutkan nama komponen sistem pengisian dengan regulator tipe elektronik (IC).
8. Jelaskan fungsi komponen sistem pengisian dengan regulator tipe elektronik.
9. Jelaskan prinsip kerja sistem pengisian dengan regulator tipe elektronik.
10. Jelaskan prosedur perbaikan sistem pengisian dengan regulator tipe elektronik.
11. Bagaimana cara menguji sistem/komponen sistem pengisian dengan regulator
tipe elektronik.
12. Jelaskan kesalahan/kerusakan sistem pengisian dengan regulator tipe elektronik.

310

Anda mungkin juga menyukai