Gambar 8.76. Pemeriksaan lampu pengisian tidak mati setelah mesin hidup
Gambar 8.77. Pemeriksaan lampu pengisian menyala redup saat mesin hidup
257
4. Lampu kadang-kadang menyala saat mesin hidup
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah seperti yang dijelaskan pada
diagram alir berikut.
258
6. Pemeriksaan pada Kendaraan
1.
2.
3.
259
2. Lepas terminal-terminal yang ada pada alternator. Untuk alternator dengan
regulator konvensional lepas terminal B, dan soket terminal E, F, dan N (dan A
jika terdapat terminal A). Untuk tipe regulator IC lepas terminal B dan terminal
lainnya (S, L, dan IG).
Pemeriksaan pendahuluan
Sebelum melakukan pembongkaran, ada baiknya melakukan pemeriksaan
pendahuluan untuk mengetahui keadaan umum dari alt ernator yang akan dibongkar.
Beberapa pemeriksaan pendahuluan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan jika
260
ada suara yang tidak normal pada alternator saat alternator diputar, dan pemeriksaan
hubungan pada beberapa terminal yang ada pada alternator.
1. Pemeriksaan suara tidak normal
Pemeriksaan ini dapat mengetahui kondisi bantala n (bearing). Jika bersuara
kasar saat puli diputar, atau putaran terasa berat maka bearing sudah rusak.
Pengetesan ini juga dapat mengetahui kondisi sikat dan slip ring.
Kondisi dioda dapat dideteksi dengan pengujian pendahuluan ini juga. Pengujian
pada dioda positif dilakukan dengan menggunakan ohmmter dan mengecek
261
hubungan antara terminal B dan N. (1) Hubungkan kaki positif ohmmeter (analog)
ke terminal B dan kaki negatif ke terminal N. Jika dioda normal, maka jarum
ohmmeter akan menunjuk pada nilai tahanan tertentu. (2) Balikan posisi kaki
ohmmeter terhadap terminal yang diuji, maka tidak terdapat hubungan antara
kedua terminal tersebut. Kedua hasil pengujian tersebut menunjukkan dioda
dalam kondisi baik. Apabila hasil pengukuran tidak sesuai dengan hasil pada
langkah (1) dan (2), maka dioda rusak. Catatan : Jika pengukuran menggunakan
ohm meter digital, jika dioda dalam keadaan baik, maka pada pengujian (1)
hasilnya ohmmeter tidak menunjuk dan pada pengujian (2) ohm meter akan
menunjukan adanya hubungan.
262
Membongkar alternator
1.
Lepas tiga baut utama pada
alternator. Lepas ujung depan dan
belakang alternator dengan
mengungkit bodi alternator
menggunakan obeng.
2
Gunakan solder untuk
memanaskan timah pada terminal
dioda dan ujung kumparan stator
sehingga kedua komponen
tersebut lepas. Jangan terlalu
lama saat melakukan pekerjaan
ini karena dioda tidak tahan
terhadap suhu yang tinggi dalam
waktu yang lama.
.
263
2.
3.
4.
5.
264
6. Dengan menggunakan jangka
sorong, ukur panjang sikat.
Standar 12,5 mm, limit 5,5 mm.
Jika panjang sikat kurang dari limit,
ganti sikat dengan melepas
solderan sehingga sikat dan
pegasnya dapat dilepas.
265
9. Balikan kaki tester dan lakukan
pemeriksaan pada semua kaki
dioda. Hasilnya harus tidak ada
hubungan. Jika hasilnya tidak
menunjuk seperti di atas, maka
dioda rusak dan perlu diganti.
10.
Periksa dioda negatif dengan
menghubungkan kaki negatif tester
(analog) ke baut terminal E
(massa) dan kaki positif baterai ke
tiap kaki dioda. Hasilnya harus
menunjukan adanya hubungan.
12.
266
Periksa bantalan dari keausan atau
goyang dan putaran yang berat.
Ganti bearing jika diperlukan.
1.
Lepas tutup regulator
2.
Periksa permukaan titik kontak
dari kemungkinan kotor, atau
terbakar. Jika rusak ganti
regulator.
267
3.
Periksa hubungan antar
terminal regulator dengan ohm
meter. Ukur tahanan antara
terminal IG dan F. Dalam
kondisi bebas tahanannya 0
ohm dan saat tertarik sekitar 11
ohm.
4.
Ukur tahanan antara terminal L
dan E. Besarnya tahanan
adalah 0 ohm saat kondisi
bebas, dan sekitar 100 ohm
saat tertarik.
5.
Ukur tahanan antara terminal B
dan E. Pada kondisi bebas
tahanannya tak terhingga, dan
saat tertarik sekitar 100 ohm.
268
6. Periksa tahanan antara
terminal B dan L. Dalam
kondisi bebas tahanannya tak
terhingga dan saat tertarik
sekitar 0 ohm.
7.
Ukur tahanan antara terminal N
dan E. Tahanannya sekitar 24
ohm.
269
8.7.1.5. Merakit Kembali Alternator
1.
2.
3.
270
4.
5.
1.
271
2.
3.
Salah
Benar Salah
Kencangkan baut penyetel
alternator sampai alternator tidak
dapat tertarik oleh tali kipas.
Gunakan pengungkit untuk
menarik alternator sehingga tali
kipas menegang kemudian tahan.
4.
Ukur ketegangan tali kipas
dengan menggunakan belt
tension gauge. Untuk sabuk baru
ketegangan sabuk adalah 160 ±
20 lb dan untuk sabuk lama 130 ±
20 lb.
272
5.
273
5. Regulator rusak Relai
5. Cek output alternator
1. Tali kipas kendor atau 1. Cek tali kipas, setel atau ganti tali
sudah aus Kipas jika diperlukan
Lampu pengisian 2. Baterai dan sambungannya 2. Cek baterai dan sambungannya
tidak padam saat bermasalah
mesin hidup; 3. Sekering atau fusible link 3. Cek sekering dan fusible link,
baterai overcharge putus Ganti jika diperlukan
atau undercharge 4. Relai, regulator, atau alter - 4. Cek output sistem pengisian dan
nator bermasalah Kerja komponen jika diperlukan
5. Rangkaian bermasalah 5. Cek penurunan tegangan
1. Tali kipas kendor atau aus 1. Cek tali kipas, setel, atau ganti
2. Bantalan alternator aus jika diperlukan
Suara
3. Dioda bermasalah 2. Ganti bantalan atau alternator
3. Ganti dioda atau alternator
Diagram alir berikut ini menjelaskan tentang lan gkah-langkah yang harus dilakukan
untuk memeriksa gangguan pada sistem pengisian dengan regulator IC.
274
8.7.2.2. Membongkar Alternator
1.
Buka tutup belakang alternator
dengan terlebih dahulu melepas
mur dan isolator pada terminal B
alternator.
275
2.
3.
Lepas pemegang sikat dengan
melepas lima buah baut
pemegang sikat dan regulator
IC, kemudian lepas tutup
pemegang sikat.
4.
Lepas pemegang dioda
(rectifier) dengan melepas
empat buah sekrup yang
mengikatnya.
276
5.
Dengan menggunakan tang
lancip, tarik empat kawat ujung
kumparan stator dan kemudian
lepas pemegang dioda.
6.
Lepas puli dengan
menggunakan SST (A) dan
kunci momen, dan kencangkan
SST (B) searah jarum jam
sampai momen spesifikasinya
(39 Nm), dan yakinkan bahwa
SST (A) terpasang dengan
benar pada poros rotor.
7.
Jepit SST (C) pada ragum dan
masukkan SST (B) ke dalam
SST (C). Tahan mur puli pada
SST (C).
277
8.
Untuk mengendorkan mur puli,
putar SST (A) dalam arah
seperti pada gambar, kemudian
lepas alternator dari SST (C).
Untuk mencegah kerusakan
pada poros rotor, hindari
mengendurkan mur puli lebih
dari satu setengah putaran.
9.
Putar SST (B) dan lepas SST (A
dan B), kemudian lepas mur
puli, puli dan collar.
10.
Lepas rangka belakang
dudukan dioda dengan terlebih
dahulu melepas dua buah baut
dan dua buah mur.
278
11.
Dengan menggunakan SST,
lepas rangka dudukan dioda.
12.
Lepas washer pada alternator
dari rotor.
13.
Lepas rotor dari rangka depan
alternator, gunakan alat
pengepres jika rotor sulit
dikeluarkan.
279
8.7.2.3. Pengetesan Komponen Alternator
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengetesan komponen adalah
sebagai berikut.
1.
Periksa kumparan rotor untuk
mengetahui kontinyuitas
(hubungan) kumparan.
Gunakan ohm meter untuk
mengukur dengan
menempatkan kaki-kaki tester
kedua slip ring. Tahanan
standar pada suhu 20 0C
adalah 2,7 sampai 3,1 ohm.
Jika tidak terdapat hubungan,
ganti rotor.
2.
Periksa hubungan kumparan
rotor dan massa dengan
memasang satu kaki tester ke
slip ring dan lainnya ke bodi
rotor. Jika terdapat hubungan
berarti kumparan rotor bocor
atau hubung singkat dengan
massa.
3.
Periksa kondisi slip ring dari
kemungkinan kasar dan
tergores. Ukur diameter slip
ring menggunakan jangka
sorong. Diameter standar 14,2
sampai 14,4 mm dan limit 12,8
mm. Jika ukuran kurang dari
limit, ganti rotor.
280
4.
5.
Periksa hubungan antara
kumparan stator dengan
massa. Bila terdapat
hubungan, ganti kumparan
stator.
6.
Periksa panjang sikat dengan
menggunakan jangka sorong.
Standarnya adalah 10,5 mm
dan limitnya adalah 1,5 mm.
Jika panjang sikat kurang dari
limit maka sikat harus diganti.
281
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
7.
8.
282
9.
Kemudian balik kaki testernya
dan lakukan pengujian seperti
langkah di atas.
Jika pada salah satu
pengujian ohm meter
menunjukkan ada hubungan
dan setelah kaki testernya di
balik tidak terdapat hubungan,
maka dioda dalam kondisi
baik.
10.
Periksa diioda negatif dengan
ohm meter. Hubungkan salah
satu kaki tester pada terminal
negatif (E) dan kaki lainnya ke
terminal P1, P2, P3, P4.
283
12. Periksa bantalan depan dari
kemungkinan kasar, berat
atau aus.
13.
284
14.
15.
16.
Gunakan SST dan penekan
untuk memasukan bantalan
baru.
285
17.
Gunakan SST, dorong tutup
bantalan keluar.
1.
Tempatkan rangka depan
alternator di atas collar dan puli
kemudian pasang rotor.
2.
Pasangkan washer alternator
pada rotor.
286
3.
Dengan menggunakan kunci
sock 32 mm dan penekan, tekan
perlahan-lahan rangka belakang
untuk dudukan dioda.
4.
Pasang dua baut dan dua mur
dengan momen pengencangan
4,5 Nm.
5.
287
6.
Jepit SST (C) pada ragum
kemudian masukan SST (B)
pada SST (C) dan kaitkan mur
puli pada SST (C).
7.
Pengencangan mur puli
dilakukan dengan memutar SST
(A) seperti pada gambar dengan
momen 110,5 Nm kemudian
lepas alternator dari SST (C).
8.
Putar SST (B) dan lepas SST (A
dan B).
288
9.
Pasang pemegang dioda
kemudian tarik dan kaitkan ujung
kumparan stator ke lubang yang
ada pada pemegang dioda dan
letakkan pemegang dioda pada
dudukannya. Dengan
menggunakan tang lancip,
bengkokan kawat kumparan
stator.
10.
Pasang keempat baut pengikat
dengan momen pengencangan
1,96 Nm.
11.
Pasang tutup pada pemegang
sikat dengan hati-hati.
289
12.
Pasangkan regulator IC
bersama-sama dengan
pemegang sikat
13.
Pasang lima baut pengikat
seperti ditunjukkan pada gambar
sampai jaraknya kira-kira 1 mm
antara pemegang sikat dan
regulator IC. Tekan tutup
pemegang sikat. Momen
pengencangan 1,96 Nm.
290
14.
Pasang tutup belakang alternator
kemudian pasang tiga baut dan
kencangkan dengan momen 2,6
Nm.
15.
Pasang isolator terminal B dan
kencangkan dengan momen 4,1
Nm.
291
8.7.3.1. Pengecekan seluruh sistem pengisian
292
Jika lampu pengisian tidak menyala saat jamper dipasang, yakinkan bahwa
alternator terpasang dengan baik terhadap massa dengan menyentuhkan kabel
jamper ke sumber massa lainnya. Jika lampu masih tidak menyala, cari dan
perbaiki rangkaian lampu pengisian yang terbuka atau putus. Sekering pada
rangkaian mungkin putus atau lampu putus. Perbaiki.
3. Jika lampu pengisian menyala saat mesin hidup, tetapi tidak menyala saat mesin
mati dan kunci kontak pada posisi ON:
Biarkan kunci kontak pada posisi ON dan mesin mati. Lepaskan kabel lampu
pengisian dari terminal alternator. Gunakan kabel jamper bersekering 5A untuk
me-massa-kan lampu indikator ke rumah alternator.
Jika lampu pengisian menyala saat kabel jamper dipasang, ganti kabel lampu
pengisian internal yang terpasang pada regulator.
Jika lampu pengisian tidak menyala saat kabel jamper dipasang, cari dan perbaiki
jaringan lampu pengisian yang putus antara baterai dan lampu. Kemungkinan
sekering putus. Saat mesin hidup, lampu mendapat energi listrik dari alternator
dan di-massa-kan melalui rangkaian lain yang dihubungkan paralel dengan
rangkaian lampu pengisian. Perbaiki jika diperlukan.
4. Jika lampu pengisian menyala pada saat kunci kontak OF F:
Lepas jaringan lampu pengisian dari alternator.
Jika lampu pengisian tetap menyala, cari dan perbaiki jaringan yang terhubung
singkat antara lampu dan alternator.
Jika lampu pengisian padam, dioda penyearah terjadi short. Lepas dan ganti
dioda.
293
mengukur tegangan pada terminal baterai. Temperatur air baterai harus di bawah
490C.
Untuk sistem 12 V, pembacaan alat ukur harus stabil sekitar 13,5 sampai 14,5 V
dan tidak boleh lebih dari 15,5 V. Untuk sistem dengan 24 V, pembacaan harus
stabil antara 27 sampai 28 V dan tidak boleh melebihi 31 V.
Pada sistem satu kabel: jika tegangan tidak stabil atau di atas 15,5 V (atau 31 V
pada sistem 24 V), periksa rangkaian penyensor internal dan regulator seperti
dijabarkan pada bagian perbaikan.
294
medan magnet. pasang kembali kabel ke terminal R, kemudian periksa kembali
output alternator.
2. Untuk sistem yang terminal L-nya dipakai, arus lampu pengisian pada terminal ini
akan menghasilkan medan magnet yang normal saat mesin di -start. Saat mesin
mati, dan kunci kontak pada posisi ON, gunakan voltmeter untuk mengecek
adanya tegangan pada terminal ini. Dengan terminal L terpasang dan lampu
pengisian menyala, tegangan akan kurang dari tegangan baterai. Jika diperlukan
lepas kabel pada terminal L untuk melakukan pengecekan ini, periksa tegangan
baterai pada kabel tersebut. Jika ada tegangan, lakukan langkah 3. Jika tidak ada
tegangan, periksa rangkaian terminal L untuk menentukan penyebab tidak adanya
tegangan (mungkin lampu putus). Perbaiki jika diperlukan.
3. Jika tidak ditemukan kondisi seperti pada no 1 dan 2 di atas, lepas alternator dari
mesin sesuai dengan petunjuk pabrik.
295
1. Perhatikan gambar di atas. Jika menggunakan klem induktif pada ampermeter,
pasang klem arus pada kabel output alternator dan lanjutkan ke langkah 4. Jika
menggunakan ampermeter yang dihubungkan seri, lepas kabel negatif baterai
terlebih dahulu.
2. Pasang ampermeter secara seri dengan terminal output alternator.
3. Sambung kembali kabel negatif baterai.
4. Dengan beban dalam keadaan kondisi OFF, pasang alat ukut ke baterai.
5. Pasang kabel volt meter ke terminal negatif baterai, yakinkan polaritasnya benar.
Biarkan kabel voltmeter lainnya untuk mengecek pada beberapa titik.
6. Periksa dan catat tegangan pada terminal baterai
7. Dalam keadaan semua beban listrik OFF, hidupkan mesin dan set pada putaran
menengah. Putaran alternator harus sekitar 5000 rpm.
8. Periksa kembali tegangan pada terminal baterai. Tegangan harus lebih tinggi dari
pembacaan sebelumnya, tetapi lebih rendah dari 15,5 V pada sistem 12 V dan di
bawah 31 V pada sistem 24 V.
Jika pembacaan lebih rendah dari pembaca an sebelumnya (langkah 6), lakukan
pemeriksaan seperti pada kasus TIDAK ADA OUTPUT.
Jika pembacaan lebih dari 15,5 V pada sistem 12 V dan 31 V pada sistem 24 V,
lakukan pemeriksaan seperti pada bagian OUTPUT TEGANGAN TINGGI.
9. Putar alat tes beban dan atur u ntuk memperoleh output arus alternator
maksimum. Catat output maksimumnya.
Dengan alternator tetap berputar pada output maksimum, periksa dan catat
penurunan tegangan antara rumah alternator dengan terminal negatif baterai.
Kemudian cek penurunan tegangan dari terminal output alternator ke terminal
positif baterai. OFF-kan beban pada tester.
Output arus maksimum harus berada dalam 15 A dari output yang tertera pada
plat identifikasi alternator. Penurunan tegangan harus 0,25 V atau kurang untuk
sistem 12 V dan 0,5 V untuk sistem 24 V.
Jika penurunan tegangan pada ground lebih dari 0,25 (12V) dan 0,5 (24V),
bersihkan dan kencangan sambungan massa. Jika hal ini tidak mempengaruhi
penurunan tegangan tersebut, periksa kabel rangkaian ground dari kemungkinan
ukuran yang tidak sesuai dan resistansi kabel yang tinggi. Perbaiki jika diperlukan.
Jika berada dalam 15 A dari yang tertera pada alternator, berarti alternat ornya
baik. Cari penyebab lainnya.
Jika lebih dari 15 A di bawah yang tertera pada alternator, perbaik i atau ganti
alternator.
.
Gambar 8.91. Pengecekan output arus
296
8.7.4. Membongkar alternator tanpa sikat
1.
Lepas empat baut belakang.
Komponen-komponen elektronika
akan terlihat pada bagian belakang
alternator
297
3.
Memeriksa kapasitor
4.
Melepas regulator
5.
Pengecekan dioda penyearah
298
6.
7.
Melepas puli dan yang berkaitan
dengannya.
8.
Melepas rumah alternator
299
9.
Melepas kumparan stator
10.
Melepas kumparan medan
300
11.
12.
Melepas komponen rangka depan
301
8.75. Memasang kembali alternator
1.
Memasang komponen-
komponen rotor
2.
Memasangkan rotor ke
dalam rangka depan.
302
3.
Memasang bushing
dudukan baut alternator.
4.
Memasang bantalan ujung
dioda.
303
5.
Memasang kumparan
medan
6.
Memasang kumparan stator
304
7.
Memasang dioda
8.
Memasang terminal output
dan kapasitor
305
9.
Memasang regulator
10.
Memasang dioda trio dan
konektor penyensor (sense
connector).
11.
Memasang terminal R dan
ujung kumparan stator.
306
12. Kencangkan skrup-
sekrupnya.
1. Sekrup 224 massa
regulator
dikencangkan
dengan momen 2,5
Nm.
2. Dua Sekrup
regulator terisolasi
217 dikencangkan
dengan momen 2,0
Nm.
3. Dua Sekrup dioda
terisolasi 226
dikencangkan
dengan momen 2,0
Nm.
4. Tiga baut dioda
jembatan 218
dikencangkan
dengan momen 2,5
Nm.
5. Mur baut regulator
218 dikencangkan
dengan momen 2,5
Nm.
1.
Memasangkan setengah
alternator bagian rotor dan
stator.
307
2.
Memasang plat tutup.
3.
Memasang kipas dan puli.
8.8. Ringkasan
Sistem pengisian konvensional menggunak an regulator yang bekerja secara
elektromagnetik untuk mengatur arus yang masuk ke rotor coil untuk menstabilkan
output alternator, sedangkan regulator IC bekerja secara elektronik untuk mengatur
arus yang masuk ke rotor koil. Kerusakan komponen sistem pen gisian dapat
menyebabkan gangguan berupa tidak ada pengisian, pengisian rendah, dan pengisian
terlalu tinggi. Menentukan bagian mana yang rusak pada sistem pengisian jika terjadi
masalah, harus didasarkan pada bagaimana kerja dan fungsi tiap komponen siste m
pengisian. Salah satu masalah yang sering terjadi pada sistem pengisian
308
konvensional adalah sikat (brush) yang cepat habis, sehingga sekarang muncul
alternator yang tidak menggunakan sikat sehingga kerja dari alternator bisa lebih baik
karena arus untuk menghasilkan medan magnet tidak melalui sikat.
Sistem pengisian memerlukan pemeriksaan dan pemeliharaan secara rutin.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan secara visual, pemeriksaan elektrik
yang meliputi pengujian output alternator, pengujian p enurunan tegangan pada
rangkaian sistem pengisian, pengetesan regulator (untuk tipe buka n IC), pengujian
penurunan tegangan (voltage drop test) rangkaian pengisian, dan alternator bench
test. Pemeriksaan visual merupakan pemeriksaan pertama yang harus dila kukan pada
sistem pengisian. Beberapa persoalan yang dapat menurunkan kemampuan kerja
sistem pengisian dapat diidentifikasi dan diperbaiki. Pengecekan vis ual yang dapat
dilakukan adalah pengecekan baterai dengan melihat ketinggian air baterai (jangan
kurang dari batas bawah), pemeriksaan berat jenis air baterai (antara 1,25 sampai
1,27) pada 26,7 0C, dan pemeriksaan terminal baterai dan kabel baterai yang harus
bebas dari karat dan hubungan kabel yang kendor.
Pemeriksaan sekering dan fusible link. Pemeriksaan yang dilakukan adalah
pemeriksaan kontinyuitas (hubungan) sekering engine, sekering pengisian, dan
sekering pengapian. Pengecekan kontinyuitas juga dilakukan pada fusible link.
Pemeriksaan tali kipas dari retak -retak, dan kondisi fisik lainnya yang kurang baik,
posisi tali kipas pada pulinya, dan ganti jika diperlukan. Cek ketegangan tali kipas
dengan alat ukur kekencangan tali kipas. Periksa alternator, hubungan terminal-
terminalnya dan kebel-kabelnya. Ganti kabel jika diperlukan dan kencangkan terminal-
terminal yang kendor. Periksa alternator dari bunyi -bunyi yang tidak normal yang
mengindikasikan kerusakan pada bantalan ( bearing), tali kipas. Periksa rangkaian
lampu pengisian. Pada keadaan mesin mati dan semua asesoris dalam keadaan tidak
aktif, nyalakan kunci kontak. Lampu pengisian harus menyala. Saat mesin hidup,
lampu pengisian harus padam. Apabila lampu pengisian tidak bekerja sesuai dengan
ketentuan di atas, periksa lampu pengisian dan rangkaian lampu pengisian.
Pengujian output dilakukan untuk mengetahui kemampuan alternator untuk
menghasilkan tegangan dan arus sesuai dengan ketentuan. Pengujian ini dilakukan
pada sistem pengisian yang mengalami kelebihan output ( overcharge) maupun yang
mangalami output rendah (undercharge). Output sistem pengisian harus memenuhi
spesifikasi alternator tersebut. Jika hasil pengujian menunjukkan tidak sesuai dengan
spesifikasi, alternator atau regulator perlu diperiksa atau diganti. Alat khusus dapat
digunakan, atau dapat juga menggunakan alat ukur tegangan dan a rus yang terpisah.
309
7. Sebutkan nama komponen sistem pengisian dengan regulator tipe elektronik (IC).
8. Jelaskan fungsi komponen sistem pengisian dengan regulator tipe elektronik.
9. Jelaskan prinsip kerja sistem pengisian dengan regulator tipe elektronik.
10. Jelaskan prosedur perbaikan sistem pengisian dengan regulator tipe elektronik.
11. Bagaimana cara menguji sistem/komponen sistem pengisian dengan regulator
tipe elektronik.
12. Jelaskan kesalahan/kerusakan sistem pengisian dengan regulator tipe elektronik.
310