Anda di halaman 1dari 9

perbaikan dan pemeriksaan sistem pengapian

Fungsi Sistem Pengapian


Fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan bunga api
listrik pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine
pada akhir langkah kompresi.

1.  Bahan  :  amplas, grease


2.  Alat  : Kunci busi, kunci ring 10, 12, 19,  obeng (+) dan obeng (-), feeler gauge, lampu
12V dengan dua kabel, multimeter.
Selain alat tersebut, pada bengkel yang baik menggunakan beberapa alat diantaranya :
Tester Spark Plug Cleaner,Spark plug gauge,Tune up tester,Timing tester  dan condenser
tester.

Tester Spark Plug Cleaner alat untuk membersihkan dan memeriksa busi.


Spark plug gauge untuk  mengukur dan menyetel celah busi.
Tune up tester untuk mengukur putaran dan sudut dweel.
       Timing tester untuk mengetahui saat pengapian.
       Condenser tester untuk memeriksa kapasitas kondensor

A.  Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian.
Periksa komponen sistem pengapian secara visual dari:
1. Elektrolit baterai kurang, terminal baterai  dari sambungan kotor, kabel putus atau terbakar
2. Koil pengapian dari terminal kotor, kabel kendor, putus, terbakar atau bodi retak
3.Distributor retak, kotor, terminal aus dan pemasangan kurang baik
4. Kabel busi dari retak atau pemasangan kurang rapat.

B. perbaikan maupun pemeriksaan pada setiap komponen.

1. memeriksa maupun menyetel busi.

        1. Lepas kabel tegangan tinggi yang menempel dibusi, catat urutan kabel yang dilepas agar
urutan pengapian tidak salah.
        2. Lepas busi satu persatu, periksa bagaimana warna dan deposit karbon pada rongga busi,
kondisi elektrode, masukkan busi pada nampan yang berisi bensin.
     3. Bersihkan rongga busi menggunakan sikat  dan bersihkan elektrode busi dengan amplas.
Perhatian: Jangan membersihkan kotoran pada rongga busi dengan benda keras seperi obeng
kecil atau kawat karena dikuatirkan isolator porselin menjadi retak sehingga busi mati.
4. Setel celah elektrode busi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan kendaraan.

2. Memeriksa dan membersihkan  kabel


a.  Lepas kabel tegangan tinggi,  bersihkan ujung kabel dari kemungkinan ada karat dengan
menggunakan amplas.
b. Periksa tahanan kabel menggunakan W meter ( multi meter bagian W ,posisi  selector pada
1xk), tahanan kabel harus kurang dari 25 kW.
Jangan menekuk atau menarik kabel berlebihan sebab dapat merusak  kabel tegangan
tinggi

Pemeriksaan Ignition Timing (Waktu Pengapian)


1) Panaskan/hidupkan mesin sampai mencapai suhu kerja normal lalu matikan
mesin.
2) Periksa waktu pengapian dengan melepaskan tutup lubang pemeriksaan tanda
pengapian terlebih dahulu.
3) Pasangkan alat timing light ke kabel busi.
4) Hidupkan mesin pada putaran stasioner/idle.

Standar Putaran stasioner : 1400± 100 rpm


5) Waktu pengapian sudah tepat jika tanda “F” bertepatan (sejajar) dengan tanda
penyesuai pada tutup bak mesin sebelah kiri seperti terlihat pada gambar di bawah:

3. Pemeriksaan Koil Pengapian


Salah satu komponen pada sistem pengapian kendaraan yang bertugas untuk
merubah tegangan rendah dari baterai menjadi tegangan tinggi yakni komponen koil
pengapian (ignition coil).

Untuk memmembangunkan tegangan tinggi pada koil pengapian maka di dalam


komponen koil pengapian tersebut terdapat dua buah kumparan yakni kumparan
primer (primary coil) dan kumparan sekunder (secondary coil).

Kumparan primer merupakan kumparan yang memmembangunkan medan magnet


pada koil pengapian agar mampu timbul induksi pada kumparan-kumparannya. Ciri-
ciri kumparan primer ini yakni kumparannya memiliki penampang yang besar dan
jumlah lilitannya yang lebih sedikit.

Sedangkan kumparan sekunder merupakan kumparan pada koil pengapian yang


berfungsi untuk menambah induksi menjadi tegangan tinggi yang selanjutnya
tegangan tinggi ini akan dialirkan ke busi agar terjadi percikkan bunga api. Ciri-ciri
dari kumparan sekunder koil ini yakni kumparannya memiliki penampang yang kecil
dan jumlah lilitannya lebih banyak.
Cara pemeriksaan koil pengapian :
1. Pemeriksaan tahanan kumparan primer koil pengapian
Pemeriksaan tahanan kumparan primer koil pengapian mampu dilakukan dengan
menggunakan alat multi meter yang diset pada skala ohm atau dengan alat ohm
meter.

Arahkan ohm meter pada skala x 1 Ω (kali satu ohm) kemudian set “0” ohm meter
dan periksalah tahanan antara terminal faktual koil dengan terminal negatif koil.

Spesifikasi tahanan primer koil :


Tahanan primer koil dengan internal ballast resistor yakni 1,5 Ω sampai 1,9 Ω
Tahanan primer koil dengan tanpa internal ballast resistor yakni 1,3 Ω sampai 1,6 Ω

2. Pemeriksaan tahanan kumparan sekunder koil pengapian


Arahkan ohm meter pada skala x 1K Ω (kali satu kilo ohm) kemudian set “0” ohm
meter dan periksalah tahanan antara terminal negatif koil dengan terminal tegangan
tinggi koil.

Spesifikasi tahanan sekunder koil :


Tahanan sekunder koil dengan internal ballast resistor yakni 13,7 KΩ sampai 18,5
KΩ
Tahanan sekunder koil dengan tanpa internal ballast resistor yakni 10,7 KΩ sampai
14,5 KΩ
3. Pemeriksaan tahanan isolasi koil pengapian
Pemeriksaan tahanan isolasi koil pengapian ini bertujuan untuk menyidik apakah
terjadi kebocoran antara terminal faktual koil dengan bodi koil.

Lakukan pemeriksaan dengan menggunakan ohm meter, kemudian periksa antara


terminal faktual koil dengan bodi koil apakah terjadi hubungan atau tidak. Apabila
jarum menunjukkan hasil tak sampai (jarum tidak bergerak) maka koil dalam kondisi
baik dan sebaliknya apabila jarum bergerak maka terjadi kebocoran.

4. Pemeriksaan tahanan ballast koil pengapian


Pemeriksaan tahanan ballast koil pengapian mampu dilakukan dengan
menggunakan alat ohm meter.

Tempatkan skala pengukuran ohm meter pada x 1 Ω kemudian set “0” ohm meter
dan lakukan pemeriksaan tahanan antara terminal faktual koil dengan terminal B
pada koil pengapian untuk koil pengapian dengan internal ballast resistor.

4. Pemeriksaan CDI AC

a. Pemeriksaan Tegangan Puncak pada Koil

Hubungkan alat ukur seperti pada gambar dibawah ini ukur tegangan yang masuk ke koil
dengan menggunakan alat khusus berupa adaptor pembaca tegangan. Bila tidak ada
adaptor maka dengan menggunakan volt meter biasa ukurlah tegangan yang keluar dari
CDI tanpa menghubungkan koil. Start mesin dan baca tegangan puncak yang keluar,
tegangan puncak, minimum 100 volt.bila kurang dari 100volt gantilah spull/kumparan
pembangkit pengapian dengan yang baru.

b. Pemeriksaan Tegangan Pulser

Tegangan yang dihasilkan oleh kumparan pulser dapat diperiksa dengan cara melepas
konektor CDI dan diukur pada ujung kabel berwarna Biru/kuning terhadap hijau. Karena
generator hanya menghasilkan tegangan AC kurang dari 1 Volt maka pergunakanlah volt
meber AC dengan skala kecil. Start mesin dan ukur hasilnya kurang lebih hanya 0,7 volt.
Jika tidak keluar tegangan maka gantilah pulser dengan yang baru.(lihat terminal yang
diukur pada gambar dibawah ini ).

c. Pemeriksaan Tegangan Kumparan Pembangkit

Masih dalam kondisi soket CDI terlepas ukurlah tegangan yang keluar dari terminal
pembangkit pada ujung kabel berwarna Hitam/merah terhadap Hijau. Start mesin dan baca
tegangan kumparan pembangkit minimal harus 100 volt Ac. Bila hasil pengukuran tidak
sesuai dengan spesifikasi maka gantilah dengan kumparan baru.
d. Pemeriksaan Koil Pengapian

Lepaskan steker busi dari busi,lepas konektor antara CDI dan koil (konektor primer) seperti
gambar dibawah.Ukur tahanan antara kumparan primer koil pengapian terhadap masa,
standar tahanan kumparan 0,5 Ohm sampai dengan 0,6 Ohm, bila hasil pengukuran diluar
standar maka koil tersebut sudah waktunya ganti.

Pemeriksaan tahanan kumparan sekunder, ukur tahanan antara ujung kumpararan


sekunder melalui ujung kabel busi dengan melepas steker busi  dengan  massa (lihat
gambar dibawah) ukuran standard 7,8 K Ohm sampai dengan 8,2 K Ohm, bila ukuran yang
didapat diluar standar maka ganti koil dengan yang baru.
e. Pemeriksaan Tahanan Kumparan Pembangkit Pulsa/Pulser

Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit pulsa dengan cara melepaskan soket /steker
keluaran dari generator pembangkit pulsa.Ukur tahanan antara kabel berwarna Biru/kuning
terhadap hijau, ukuran standar 180 Ohm sampai dengan 280 Ohm. Bila hasil pengukuran
diluar standar maka ganti kumparan pembangkit pulsa dengan yang baru.

f. Pemeriksaan Kumparan Pembangkit Pengapian

Lepas konektor pembangkit (seperti gambar dibawah) ukur tahanan antara ujung
konektor/kabel berwarna Hitam/merah dan massa,ukuran standar 100 Ohm sampai 400
Ohm,
g. Pemeriksaan CDI AC

Lepaskan konektor 6 pin pada unit CDI ukur hubungan atau nilai tahanan diantara terminal-
terminal soket dengan mengikuti tabel pemeriksaan dibawah ini.

4. Pemeriksaan Pengajuan /Advand Pengapian

Pemeriksaan saat pengapian dapat dilakukan melalui lubang yang ada di penutup magnet
dengan cara membuka penutup plastik dan perhatikan tanda garis yang ada didalamnya.
Lihat gambar dibawah ini.

Pasang Timing light dan melalui lubang pengintip lihat tanda garis pada magnet yang
sedang berputar. Bila putaran mesin stasioner (1400 rpm) maka akan terlihat tanda F sejajar
dengan garis yang berada di rumah generator/lubang pengintip. Bila tanda F pada magnet
tidak sejajar dengan garis berarti Timing pengapian tidak tepat. Untuk merubah timing
pengapian TIDAK DIMUNGKINKAN karena ketepatan timing pengapian yang menentukan
adalah perangkat CDI sendiri. Bila putaran mesin dinaikkan maka tanda tersebut akan
bergeser maju / bergerak melawan arah gerakan magnet sampai beberapa derajat seiring
dengan kenaikan putaran mesin. Bila hasil pemeriksaan Timing pengapian tidak sesuai
dengan kondisi yang semestinya dalam arti : motor idling timing tidak pada F dan atau
putaran ditambah saat pengapian tidak maju maka gantilah unit CDI dengan yang baru
karena ada kemungkinan CDI masih dapat menghasilkan pengapian tetapi bagian Ignition
Control Circuit sudah tidak dapat mengatur saat pengapian.

Setelah selesai memeriksa timing pengapian tutuplah kembali lubang pengintip/pemeriksa


pengapian dan perhatikan bila pada lubang masih ada perapat berupa karet cincin O (lihat
gambar dibawah)

Anda mungkin juga menyukai