Anda di halaman 1dari 25

Prinsip Kerja Sistem Pengisian Regulator

(sekaligus jawaban dari pertanyaan job sheet pengisian regulator)


1. Prinsip kerja regulator mekanis pada system pengisian!
a.

Saat kontak ON mesin mati

Cara kerja saat kontak ON tetapi mesin mati


Bila kunci kontak di ON kan padahal mesin mati maka:
1). Rotor altenator menjadi magnet
2). Lampu indikator pengisian menyala
Aliran listrik yang membuat rotor altenator menjadi magnet adalah sebagai berikut:
Baterai Fuseble link B Kontak IG Kontak Fuse IG Regulator PL1 PL0 F Regulator
F Altenator Sikat (+) Slip ring Rotor coil Slip ring Sikat (-) E Alternator Massa
Adanya aliran listrik pada rotor coil maka kuku-kuku rotor akan menjadi magnet.
Aliran listrik yang menyebabkan lampu indikator pengisian menyala adalah sebagai
berikut:
Baterai Fuseble link B Kontak IG Kontak Fuse Lampu L Regulator Po P1
E Regulator Massa
Adanya aliran listrik melalui lampu sehingga lampu menyala.
b. Cara kerja saat putaran rendah

Cara kerja saat putaran rendah sampai sedang


Saat mesin hidup bila system pengisian berfungsi dengan baik, maka:
1). Lampu indicator mati sebagai indikasi system berfungsi
2). Alternator menghasilkan arus listrik karena memenuhi 3 kriteria yaitu adanya medan magnet, adanya
lilitan dan perpotongan medan magnet dengan lilitan akibat putaran. Listrik yang dihasilkan dari stator koil
disearahkan oleh diode keluar pada terminal B altenator. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk mengisi
baterai dan mensuplai kebutuhan listrik yang lain
Saat alternator menghasilkan arus listrik, maka terminal N juga menghasilkan listrik yang dialirkan ke
lilitan voltage relay, aliran ini menyebabkan kemagnetan yang menarik Po putus dengan P1, sehingga Po
berhubungan dengan P2, aliran listrik pada saat itu adalah:
Baterai Fuseble link B Kontak IG Kontak Fuse Lampu L Regulator Po P2
Terminal B P2
Karena tegangan terminal B dengan baterai sama yaitu 12 V, maka tidak ada beda tegangan, tidak ada
aliran dan menyebabkan lampu indicator pengisian mati.

c. Cara kerja saat putaran sedang


Semakin cepat putaran semakin tinggi arus dan tegangan yang dihasilkan, untuk mengatasi hal
tersebut maka besar kemagnetan harus diperkecil agar tegangan menurun, metodenya dengan memperkecil
arus yang ke rotor coil dengan cara memutus arus dari PL1 dengan PLo, Bila PL1 dengan PLo putus maka
listrik harus melalui R, sehingga arus lebih kecil. Bila pada sat itu tegangan kurang dari ketentuan maka
PLo berhubungan lagi dengan PL1, demikian seterusnya sehingga PLo menempel dan putus.

Aliran listrik yang membuat rotor altenator menjadi magnet dengan kemagnetan yang berubahubah dengan cara hubung putus PLo dengan PL1 adalah sebagai berikut:
Baterai Fuseble link B Kontak IG Kontak Fuse IG Regulator R F Regulator F Altenator
Sikat (+) Slip ring Rotor coil Slip ring Sikat (-) E Alternator Massa
d. Cara kerja saat putaran tinggi

Cara kerja saat putaran tinggi


Semakin tinggi putaran semakin besar arus dan tegangan yang dihasilkan, untuk mengatasi hal
tersebut maka maka kemagnetan harus diperkecil. Metode memperkecil dengan cara menghentikan arus
yang mengalir ke rotor koil, dengan cara menghubungkan PLo dengan massa atau PL2. Terhubungnya
PLo dengan PL2 akibat kemagnetan pada lilitan voltage regulator semakin kuat, karena tegangan B
semakin tinggi.
Bila kemagnetan rotor coil hilang maka output alternator hilang, sehingga tegangan terminal B
berangsur-angsur turun, begitu tegangan kurang dari penyetelan maka hubungan PLo dengan PL2 putus,
arus listrik mengalir ke rotor coil kembali, kemagnetan menguat, tegangan B alternator naik kembali.
Demikian seterusnya sehingga pada kecepatan tinggi PLo kan hubung putus dengan PL2

SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM) PADA MOBIL


Advertisement

Sistem pengisian merupakan bagian dari sistem kelistrikan yang terdapat pada
kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor, dimana sistem pengisian ini mensuply
kebutuhan listrik pada kendaraan. Seperti di ketahui bahwa pada sebuah kendaraan
terdapat sebuah komponen yang berfungsi menyimpan arus listrik yaitu battery. tapi
apa jadinya apabila battery tu kehabisan listrik karena terpakai untuk kepeluan
kendaraan, apakah kita harus mengganti batere setiap battery kehabisan listrik?
tentu tidak oleh karena itu di perlukan sebuah sistem untuk mengisi kembali battery
di saat battery telah lemah atau kosong. Dan sistem ini di sebut sistem
pengisian (Charging Syste).
Sistem pengisian berfungsi untuk :
1. Mengisi arus listrik ke battery
2. Mensuplai arus listrik ke seluruh sistem kelistrikan setelah mesin hidup
Ada dua type sistem pengisian :
1. Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus searah (Direct Current)
digunakan awal tahun 60-an.
2. Alternator yang berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik (Alternating Current).
Alasan penggunaan alternator :
1. Konstruksi lebih kecil dan tahan lama.
2. Mampu menghasilkan arus output saat kecepatan idle.
Bagian-bagian :

1.
2.
3.
4.

Ignition switch (kunci kontak)


Battery
Alternator
Voltage regulator

PRINSIP DASAR
HUKUM FARADAY

Hukum Faraday berbunyi :


Bila sebuah konduktor digerakkan di dalam medan magnet, maka akan tim-bul arus
induksi pada konduktor terse-but.
HUKUM TANGAN KANAN FLEMING

Apabila sebuah penghantar bergerak keluar memotong garis gaya magnet, maka
gaya gerak listrik akan mengalir dari kanan ke kiri.
Arah gaya gerak listrik dapat diketahui dengan menggunakan hukum tangan kanan
fleming dimana, jari telunjuk menunjukkan arah fluksi magnet, ibu jari
menunjukkan arah gerakan konduktor, dan jari tengah menunjukkan arah arus
induksi.
BESARNYA GAYA GERAK LISTRIK
Bila perubahan medan magnet berlangsung dengan cepat maka gaya gerak listrik
yang dibangkitkan pada kumparan akan semakin besar
Hubungan ini dapat dinyatakan dengan rumus :
E
=
N =
d =
dt =
E

= N
dt
Gaya gerak listrik yang dibangkitkan
Jumlah gulung
Perubahan flux magnet
Waktu

PRINSIP GENERATOR

Generator membangkitkan arus listrik dengan cara memutarkan kumparan di dalam


medan mag-net.
PRINSIP ALTERNATOR
Magnet Berputar Dalam Kumparan

Alternator membangkitkan arus listrik dengan cara memutarkan magnet listrik (rotor
coil) didalam kumparan (stator coil).
Pembangkitan Arus Bolak-balik (Alternating Current)

Saat magnet berputar di dalam kum-paran maka akan timbul arus bolak-balik pada
kumparan.
Hubungan antara arus yang dibangkit-kan dengan posisi magnet adalah :
Pada 0 dan 180 arus yang di-bangkitkan adalah nol

Pada 90 arus yang dibangkitkan adalah maksimum positif


Pada 270 arus yang dibangkitkan adalah maksimum negatif
Arus Bolak-balik 3 Phase

Pada alternator terdapat 3 kumparan yang berjarak masing-masing 120


Pada saat alternator berputar pada masing-masing kumparan akan timbul arus
bolak-balik Ini berarti alternator membangkitkan arus bolak-balik 3 phase.
Cara penyambungan 3 phase
1.

Hubungan Y (Star/Bintang)

Ujung dari tiap-tiap kumparan dihu-bungkan menjadi satu, dimana sam-bungan / titik
tengah kumparan itu di-sebut titik netral (netral point)
2.

Hubungan Delta

Ujung dari tiap-tiap kumparan dihu-bungkan ke awal dari kumparan lain. Ini berarti
ketiga kumparan dihubung-kan secara seri

Karakteristik dari kedua hubungan tersebut adalah :

Hubungan

Y (Star)
Delta

Tegangan
E3
E

Arus
I

I 3

Saat ini alternator menggunakan hubungan Y dengan alasan :


Penghubungan kumparan sederhana
Tegangan output lebih besar
Mempunyai titik netral yang dapat digunakan
Meskipun kurang baik saat arus output maksimum, tetapi pada putaran rendah
lebih baik
Penyearahan

Kelistrikan mobil membutuhkan arus searah, oleh karena itu arus yang di-hasilkan
oleh alternator tidak dapat langsung digunakan. Untuk itu diperlu-kan proses
penyearahan yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus
searah (DC), dimana proses penyearahan ini menggu-nakan dioda Pada alternator
menggunakan dioda sebanyak 6,8,9,11.
Pada diagram (a) tegangan di-bangkitkan diantara phase 1 & 2. Arus mengalir
melalui dioda 1 la-lu ke beban dan kembali melalui dioda 5. Pada langkah
selanjutnya arus yang dibangkitkan pada tiap-tiap kumparan arahnya berubah, tetapi arus yang ke beban selalu mengalir dengan arah yangsama.
GELOMBANG OUTPUT SETELAH PENYEARAHAN

Terminal dimana arus yang ke-luar sudah disearahkan disebut terminal B (Battery).
Dan terminal dimana arus kembali disebut terminal E (earth). Tegangan antara
terminal N (titik netral) dan E adalah dari tegangan terminal B. Gelombang output
sesudah penyearahan digambarkan pada grafik .
KONSTRUKSI ALTERNATOR
Alternator berfungsi untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Pulley
Cooling fan
Drive end frame
Stator core
Stator coil
Brush (sikat)
Brush holder
Rectifier
Rear end frame
Rotor coil
Rotor core

1. ROTOR
Rotor berfungsi untuk membangkitkan medan magnet.

1.
2.
3.
4.

Rotor terdiri dari :


Rotor coil
Rotor core
Slip ring
Rotor shaft

2. STATOR
Stator berfungsi untuk membangkit-kan arus listrik bolak-balik.

1.
2.

Stator terdiri dari :


Stator coil
Stator core

3. PULLEY

Pulley berfungsi untuk menerima te-naga mekanis dari mesin untuk me-mutarkan
rotor.
Rasio pulley alternator terhadap pulley mesin adalah 1,8 2,2 : 1.
4. END FRAME

End frame berfungsi untuk pemegang bagian-bagian alternator. Pada end frame
terdapat lubang venti-lasi untuk tempat mengalirnya udara pendingin.
5. RECTIFIER

Rectifier berfungsi untuk merubah arus AC menjadi arus DC. Rectifier terdiri dari 3
dioda positif, 3 dioda negatif, dan diode holder. Diode holder berfungsi untuk meradiasikan panas dan mencegah dioda panas.
REGULATOR

Tegangan yang dihasilkan oleh alternator bervariasi tergantung dari kecepatan


putaran dan banyaknya beban. Untuk itulah digunakan regulator yang berfungsi
untuk menjaga tegangan out-put alternator tetap konstan.
REGULATOR TIPE KONTAK POINT

Regulator tipe kontak point terdiri dari :

Voltage regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan output alter-nator tetap
konstan.
Voltage relay yang berfungsi untuk mematikan lampu CHG dan meng-hubungkan
arus ke voltage regulator.
Cara Kerja
Kecepatan Rendah ke Sedang

Saat kecepatan rendah arus yang dihasilkan alternator masih kecil sehingga yang
mengalir ke voltage regulator juga masih ke-cil, sehingga kemagnetan pada voltage
regulator (M) belum mampu menarik P0. Arus yang mengalir ke rotor coil (F)
melalui P1 > P0
Saat kecepatan mesin naik arus yang dihasilkan alternator juga naik, se-hingga yang
mengalir ke voltage regulator juga naik, sehingga kemag-netan pada voltage
regulator (M) sudah mampu menarik P0 lepas dari P1. Arus yang mengalir ke rotor
coil (F) melalui tahanan (R), sehingga arus yang dihasilkan alternator
menjadi turun dan menyebabkan kemagnetan pada voltage regulator (M)turun dan
P0 kembali berhubungan dengan P1.
Kecepatan Sedang ke Tinggi

Saat kecepatan sedang, posisi P 0 adalah mengambang. Dengan naiknya putaran


maka arus yang dihasilkan alternator besar, se-hingga arus yang mengalir ke
voltage regulator besar, dan kemagnetan pa-da voltage regulator mampu
menarik P0 berhubungan dengan P2. Arus yang mengalir ke rotor coil (F)
menjadi terputus.
SISTEM PENGISIAN DENGAN REGULATOR TIPE KONTAK POINT

1.
2.
3.
4.

Sistem pengisian dengan regulator tipe kontak point terdiri dari :


Kunci kontak
5. Socket Voltage regulator
Fuse (sekering)
6. Alternator
CHG lamp
7. Terminal B
Voltage regulator
8. Fusible link
CARA KERJA
Kunci kontak ON mesin belum berputar

Saat kunci kontak ON mesin belum berputar pada stator coil belum ada tegangan
induksi, sehingga terjadi aliran arus :
Battery - KS - fuse - IG regulator - a - P 1 - F regulator - F alternator - rotor coil - E
alternator - massa. (arus field)
Rotor coil menjadi magnet.
Battery - KS - charge lamp - L regulator - P 2 - c - E regulator - massa. (arus lampu
charge).Lampu charge menyala
Mesin Hidup Putaran Rendah

Saat mesin hidup dengan putaran rendah pada stator coil terjadi tegangan induksi,
sehingga terjadi aliran arus :
N alternator - N regulator - C 2 (voltage relay) - E regulator - massa.(tegangan
netral)
Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d, sehingga
menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)
B alternator - B regulator - d - P 2 - C1 (voltage regulator) - E regulator - massa.
(tegangan output)
Voltage regulator menjadi magnet tetapi belum mampu menarik P1
B alternator - KS - fuse - IG regulator - a - P 1 - F regulator - F alternator - rotor
coil - E alternator - massa. (arus field)
Rotor coil menjadi magnet
B alternator - beban - massa (arus output)
Mesin Hidup Putaran Sedang

Saat mesin hidup dengan putaran sedang pada stator coil terjadi tegangan induksi,
sehingga terjadi aliran arus :

N alternator - N regulator - C 2 (voltage relay) - E regulator - massa. (tegangan


netral)
Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d, sehingga
menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)
B alternator - B regulator - d - P 2 - C1 (voltage regulator) - E regulator - massa.
(tegangan output)
Voltage regulator menjadi magnet menarik P1 lepas dari a tetapi tidak berhubungan
dengan b.
B alternator - KS - fuse - IG regulator - tahanan - F regulator - F alternator rotor coil - E alternator - massa. (arus field)
Rotor coil menjadi magnet (kecil).
B alternator -- beban - massa (arus output)
Mesin Hidup Putaran Tinggi

Saat mesin hidup dengan putaran tinggi pada stator coil terjadi tegangan induksi,
sehingga terjadi aliran arus :
N alternator - N regulator - C 2 (voltage relay) - E regulator - massa.(tegangan
netral)
Voltage relay menjadi magnet menarik P 2 berhubungan dengan d, sehingga
menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)
B alternator - B regulator - d - P 2 - C1 (voltage regulator) - E regulator - massa.
(tegangan output)
Voltage regulator menjadi magnet menarik P1 berhubungan dgn b.
B alternator - KS - fuse - IG regulator - tahanan - P 1 - b - E regulator - massa.
(tidak ada arus field)

Rotor coil tidak menjadi magnet.


B alternator - beban - massa (arus output)

ALTERNATOR DENGAN IC REGULATOR


Dibandingkan dengan alternator yang memakai regulator tipe kontak point, alternator dengan IC regulator mempunyai keuntungan :
Tahan terhadap getaran dan tahan lama
Tegangan output lebih stabil
Tahanan kumparan rotor lebih kecil sehingga arus dapat diperbesar.
KONSTRUKSI
Alternator dengan IC regulator (small alternator) terdiri dari :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Front end frame


Rear end frame
Stator
Terminal B
Konektor
IC regulator
Brush spring

8. Brush (sikat)
9. Slip ring
10. Rectifier
11. Rear end cover
12. Rotor
13. Bearing
14. Pulley

Rotor

Pada beberapa jenis alternator, rotor ada yang dijadikan satu dengan fan, sehingga
memungkinkan ukuran alter-nator menjadi lebih kompak.
Rectifier

Rectifier pada alternator dengan IC re-gulator mempunyai konstruksi yang


lebih kompak (kecil)dibanding deng-an alternator dengan regulator tipe kontak point.
IC Regulator

IC regulator berfungsi untuk menjaga tegangan output alternator agar tetap konstan.
IC REGULATOR

IC regulator mempunyai keuntungan :


Waktu pengaturan tegangan lebih pendek
Lebih tahan terhadap getaran
Ukurannya lebih kecil (disatukan dengan alternator).

Dan mempunyai kerugian :


Harganya mahal
Kurang tahan terhadap tegangan dan panas yang tinggi.

1.
2.

Ada dua cara pemasangan IC regulator :


Add on : IC regulator dipasang di luar alternator.
Built in : IC regulator dipasang di dalam alternator
Prinsip Kerja IC Regulator

Saat Tegangan Output Pada Terminal B Rendah

Tegangan output belum dapat melewati ZD, sehingga Tr2 Off.Tegangan output
mengalir ke ba-se Tr1 melalui resistor R1 dan Tr1 On. Arus yang mengalir ke rotor
coil melalui B - rotor coil - F - Tr1(On) - E (massa).

Saat Tegangan Output Pada Terminal B Tinggi

Tegangan output sudah dapat melewati ZD, sehingga Tr2 On dan Tr1 Off. Dan
arus yang ke rotor coil terputus.
Tipe IC Regulator

IC Regulator Tipe A

Cara pemasangan IC regulator ke alternator adalah add on.


Jenis IC regulator ini sekarang sudah tidak digunakan lagi.

C Regulator Tipe B

Cara pemasangan IC regulator ke alternator adalah built in.


Jenis IC regulator ini digunakan pada semua kendaraan Isuzu yang menggunakan
alternator dengan IC regulator.
CARA KERJA SISTEM PENGISIAN DENGAN IC REGULATOR TIPE B
Kunci Kontak ON Mesin Belum Berputar

Saat kunci kontak ON mesin belum berputar pada stator coil belum ada tegangan
induksi, sehingga terjadi aliran arus :
1. Battery - fuse - S alternator - S IC regulator BIC - BAT alternator - B IC
regulator - BIC
BIC mengONkan transistor karena mendeteksi tegangan battery kurang dari 14,7
volt.
2. Battery - fuse - starter switch - IG alternator - dioda - R IC regulator - tahanan L IC regulator - rotor coil - F IC regulator - Tr ON - E (massa).

Kemagnetan pada rotor coil kecil sekali.


3. Battery - fuse - starter switch - IG alternator - dioda - R IC regulator - tahanan L IC regulator - L alternator - kumparan charge relay- ZD OFF.
Kumparan charge relay tidak menjadi magnet.
4. Battery - fuse - starter switch - charge light - plat kontak CHG relay - massa.
Charge light menyala.
Mesin Hidup Tegangan Output Di Bawah Standar (<14,7 Volt)

Saat mesin hidup pada stator coil terjadi tegangan induksi, sehingga terjadi aliran
arus :
1. Stator coil - dioda - BAT alternator - S alternator - S IC reg - BIC - B IC regulator
- BIC
BIC mengONkan transistor karena mendeteksi tegangan output ku-rang dari 14,7
volt.
2. Stator coil - field dioda - rotor coil - F IC regulator - Tr ON - E IC regulator - E
alternator - massa.
Rotor coil menjadi magnet.
3. Stator coil - field dioda - L alternator - kumparan charge relay - ZD ON massa
Kumparan charge relay menjadi magnet menarik plat kontak ke atas, sehingga
charge light mati karena tidak ada beda potensial.
Mesin Hidup Tegangan Output Di Atas Standar (14,7 Volt)

Saat mesin hidup pada stator coil terjadi tegangan induksi, sehingga terjadi aliran
arus :
1. Stator coil - dioda - BAT alternator - S alternator - S IC reg BIC- B IC
regulator - BIC
BIC mengOFFkan transistor karena mendeteksi tegangan output lebih dari 14,7
volt.
2. Stator coil - field dioda - rotor coil - F IC regulator - Tr OFF
Rotor coil tidak menjadi magnet.
3. Stator coil - field dioda - L alternator - kumparan charge relay - ZD ON massa
Kumparan charge relay menjadi magnet menarik plat kontak ke atas, sehingga
charge light mati karena tidak ada beda potensial.
IC Regulator Tipe M

Cara pemasangan IC regulator ke alternator adalah built in.


Jenis IC regulator ini digunakan pada kendaraan sedan.
CARA KERJA SISTEM PENGISIAN DENGAN IC REGULATOR TIPE M
Kunci Kontak ON Mesin Belum Berputar

MIC mendeteksi tegangan battery melalui terminal IG dan akan menghidupkan Tr1.
Rotor coil menjadi magnet
(Tr1 akan ON dan OFF secara bergantian agar arus yang ke rotor minimum ! 0,17 A)

Belum ada listrik yang dibangkitkan alternator. Tegangan pada terminal P IC


regulator 0 volt dideteksi oleh MIC yang mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan Tr3.
Lampu CHG menyala
Mesin Hidup Tegangan Di Bawah Standar

Mesin hidup dan alternator membangkitkan listrik.


Tr1 akan diaktifkan oleh MIC dari kondisi ON OFF menjadi ON terus-menerus. Ia
juga akan mematikan Tr3 dan menyalakan Tr2 sehingga lampu CHG mati.
Mesin Hidup Tegangan Mencapai Tegangan Standar

Tr1 tetap pada posisi ON tegangan pada terminal B meningkat sesuai dengan
naiknya putaran mesin. Saat tegangan mencapai 14,5 ! 0,1 volt rangkaian MIC akan
mendeteksinya dan mematikan Tr1 sehingga arus pada rotor coil terputus.
Akibatnya tegangan pada terminal B akan drop, dan MIC akan menghidup-kan
Tr1 lagi dan arus pada rotor coil meningkat dan tegangan di terminal B akan naik.
Dengan proses ini maka tegangan di B dapat dipertahankan pada nilai konstan.
Kumparan Rotor Coil Putus

Bila karena sesuatu hal hubungan ke kumparan rotor putus ketika alternator
berputar, tegangan pada terminal P IC regulator adalah 0 volt. Rangkaian MIC akan
mendeteksi serta mematikan Tr2dan menyalakan Tr3 sehingga lampu CHG
akan menyala.
Hubungan Ke Terminal S Putus

Bila terminal S terlepas / terputus saat alternator sedang berputar, rangkai-an MIC
akan mendeteksi tidak ada input pada terminal S dan mematikan Tr2 dan
menyalakan Tr3 sehingga lampu CHG akan menyala untuk mempe-ringatkan adanya
ketidak-normalan.
Hubungan Ke terminal B Putus

Bila terminal B terlepas / terputus saat alternator sedang berputar, tegangan pada
battery akanturun perlahan-lahan (tegangan pada terminal S) karena pengisian
battery terhenti.
Pada saat tegangan pada terminal S melebihi 13 volt rangkaian MIC akan
mendeteksinya dan menyalakan Tr3 serta mematikan Tr2 sehingga lampu CHG
akan menyala.
ALTERNATOR DENGAN DIODA NETRAL (NEUTRAL POINT DIODA)

Tegangan rata-rata pada titik netral adalah terminal B. Tegangan ini digunakan
untuk mengak-tifkan lampu CHG.
Untuk meningkatkan output alternator ada beberapa metoda :
Memperbesar ukuran.
Merubah hubungan stator ke Y.
Menambah netral point dioda.
Penambahan netral point dioda akan meningkatkan out put sebesar 10 15%

Cara Kerja
tegangan pada titik netral bukan hanya DC tetapi juga AC. Tegangan AC timbul di N
sebagai hasil dari tegangan harmonik ketiga yang diinduksikan pada tiap phase oleh
aliran output dan tepat pada phase yang sama. Jadi tegangan pada titik netral lebih
tinggi atau lebih rendah dari tegangan output, arus akan mengalir melalui dioda yang
dipasang antara titik netral serta terminal output.
Tegangan Titik Netral Melebihi 14 Volt

Tegangan Titik Netral Turun Di Bawah 0 Volt

Demikianlah
bermanfaat.

pembahasan

tentang

sistem

pengisian

pada

mobil,

semoga

Anda mungkin juga menyukai