Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIK SISTEM KELISTRIKAN

OTOMOTIF JOB SISTEM PENGAPIAN


KONVENSIONAL

KELOMPOK 1 E1.1

1. M. Bagus Kurniawan (21509334046)


2. Dimas Adi Prayoga (21509334047)
3. Dimas Adi Saputra (21509334049)
4. Muhammad Ikshan D. (22509334050)

D4 TEKNIK MESIN OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA 2022
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

1. Landasan Teori

Sebuah kendaraan membutuhkan sebuah sistem untuk menggerakan mesinnya,


sistem itu disebut dengan sisitem pengapian. Sistem pengapian merupakan sebuah sisitem
yang mengatur sumber bunga api yang manyebabkan ledakan campuran bahan bakar dan udara
yang masuk ke dalam silinder.

Secara umum ada empat jenis sistem pengapian yang digunakan pada kendaraan
mobil. Pertama adalah sistem pengapian konvensional, kedua sistem pengapian CDI,
ketiga sistem pengapian transistor dan terakhir sistem pengapian DLI. Di antara
keempatnya, pengapian konvensional adalah sistem yang pertama kali dirancang oleh
manusia dalam sebuah kendaraan bermotor.

Ada dua fungsi yang dimiliki sistem pengapian konvensional. Pertama adalah
untuk menciptakan loncatan bunga api pada busi di waktu yang tepat. Waktunya adalah
untuk menciptakan pembakaran antara udara dengan bahan bakar bensin. Fungsi yang
kedua adalah untuk menciptakan loncatan bunga api dibutuhkan tegangan listrik yang
tinggi. Tegangan tersebut akan menaikkan tegangan baterai sehingga menjadi tegangan
tinggi coil melalui hubungan singkat arus primer oleh platina. Sistem ini berbeda dengan
sistem pengapian CDI yang justru menganut prinsip pengosongan arus pada kapasitor
supaya terdapat tegangan pada coil. Berbeda juga dengan sistem pengapian transistor
yang tak lagi menggunakan platina.

2. Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional

Saat kunci kontak on, kontak pemutus tertutup, arus dari terminal positif baterai mengalir ke
kunci kontak ke terminal positif (+) koil, ke terminal negatif (-) koil, ke kontak pemutus,
kemudian ke massa. Aliran arus ke kumparan primer koil menyebabkan terjadinya kemagnetan
pada coil. Cam selalu berputar karena selama mesin hidup poros engkol memutarkan poros nok
(cam shaft) dan poros nok memutarkan distributor di mana terdapat cam di dalamnya. Karena
cam berputar, maka ada saatnya ujung cam mendorong kontak pemutus sehingga terbuka.
Jika kontak pemutus terbuka, arus yang mengalir ke kumparan primer seperti dijelaskan di
atas terputus dengan tiba-tiba. Akibatnya kemagnetan di sekitar koil hilang / drop dengan cepat.
Dalam teori kemagnetan, jika terjadi perubahan medan magnet di sekitar suatu kumparan, maka
pada kumparan tersebut akan terjadi tegangan induksi. Karena saat kontak pemutus terbuka arus
listrik terputus, maka medan magnet pada koil hilang dengan cepat atau terjadi perubahan garis-
garis gaya magnet dengan cepat sehingga pada kumparan sekunder terjadi induksi tegangan.
Pada kumparan primer juga terjadi tegangan induksi. Tegangan induksi pada kumparan sekunder
disebut dengan tegangan induksi mutual sedangkan pada kumparan primer disebut tegangan
induksi diri.
Tegangan tinggi pada kumparan sekunder (10000 V atau lebih) disalurkan ke distributor
melalui kabel tegangan tinggi dan dari distributor diteruskan ke tiap-tiap busi sesuai dengan
urutan penyalaannya sehingga pada busi terjadi loncatan api pada busi. Tegangan pada
kumparan primer sekitar 300 sampai 500 V disalurkan ke kondensor. Penyerapan tegangan
induksi diri oleh kondensor ini akan mengurangi loncatan bunga api pada kontak pemutus. Efek
tidak terjadinya loncatan pada kontak pemutus adalah pemutusan arus primer yang cepat
sehingga menghasilkan perubahan garis-garis gaya magnat pada koil dengan cepat pula.
Cam yang selalu berputar menyebabkan cam kembali ke posisi bawah atau tidak
mendorong kontak pemutus sehingga pegas kontak pemutus akan bekerja mendorong kontak
pemutus sehingga kontak pemutus menutup kembali (perhatikan gambar di atas). Pada saat ini
arus dari baterai akan kembali mengalir ke kumparan primer koil sehingga prosesnya berulang
lagi (timbul medan magnet pada koil). Pada saat kontak pemutus menutup terjadi rangkaian
tertutup pada kondensor sehingga muatan kondensor yang tadi tersimpan akan dibuang
(discharge) ke massa melalui kontak pemutus.

3. Komponen sistem pengapian konvensional


A. Baterai
Menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignation coil. Baterai juga
merupakan sumber arus bagi sistem kelistrikan pada mobil. Baterai terdiri dari beberapa
komponen antara lain : Kotak baterai, terminal baterai, elektrolit baterai, lubang elektrolit
baterai, tutup baterai dan sel baterai. Dalam satu baterai terdiri dari beberapa sel baterai, tiap sel
menghasilkan tegangan 2 - 2,2 V. Baterai 6 V terdiri dari 3 sel, dan baterai 12 V mempunyai 6
sel baterai yang dirangkai secara seri.

B. Ignition Coil
Fungsi dari Ignition koil adalah menaikan tegangan yang di terima dari baterai
menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. Coil pengapian terdiri dari rumah
logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet.
Lilitan sekunder, yamg mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus
dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan
tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi,
inti harus diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan di bagian dasar. Lilitan primer,
terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, di tempatkan dekat dengan bagian
luar sekelililng lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan
primer berubah tergantung pada penggunaannya.
C. Distributor
Distributor berfungsi membagikan arus tegangan tinggi yang dihasilkan oleh
kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan
pengapian. Bagian-bagian ini terdiri dari:
Ø Cam (nok)
Membuka Kontak point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat untuk masing-masing
selinder.
Ø Kontak point
Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignation coil untuk
menghasilkan arus listrik tegangan tinggi.
Ø Capasitor (condensor)
Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada Saat membuka dengan
tujuan menaikan tegangan coil skunder. Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-
poin pada saat poin-poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam
kondensor pada saat poin-poin terpisah.
Ø Centrifugal governor advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin. Untuk mendapatkan saat pemajuan
yang diperlukan saat putaran engine naik, distributor mempunyai mekanisme sentrifugal yang
terdiri dari dua buah pemberat yang mempunyai titik tumpu di bagian bawah distributor.
Kedua pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar dengan sumbu
distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat terlempar ke arah luar (karena pengaruh gaya
sentrifugal) melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan bubungan kontak
point.Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat pemberat bergerak ke
arah luar akibat gaya sentrifugal, bubungan bergeser, atau berputar, searah dengan
perputaran poros. Hal ini membuat bubungan kontak poin bersinggungan lebih cepat
dengan kontak poin, dengan demikian terjadilah pemajuan pengapian.
Ø Vacuum Advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake manifold).
Ø Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignation coil ke tiap-tiap busi.
Ø Distributor Cap
Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing-
masing selinder.
D. Kabel tegangan tinggi
Berfungsi mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignation coil ke busi.
E. Busi
Berfungsi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan bunga api melalui
elektroda.
Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan
tinggi yang dihasilkan oleh koil. Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di
pergunakan untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan udara yang telah
di kompresikan di dalam selinder.
Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu elektroda tengah dan samping
elektroda tengah mengalirkan arus listrik dari distributor yang kemudian akan melompat
menuju elektroda samping.Isolator yang ada pada busi untuk mencegah bocornya arus
listrik tegangan tinggi, sehingga tetap mengalir melalui elektroda tengah dan elektroda
samping terus ke masa sambil menghasilkan bunga api dari elektroda tengah ke elektroda
samping.

4. Rangkaian sistem pengapian konvensional


Gambar 1. Skema Rangkaian Sistem Pengapian Konvensional

Keterangan:

1. Aki
2. KK
3. Koil
4. Kondensor
5. Distributor
6. Kontak Poin
7. Busi
5. Identifikasi kerja distributor

NO. Gerakan breker plate dan nok Breaker plate platina


1. Poros diputar satu putaran Bergerak Bergerak membuka

dan menutup
2. Oktan selector diputar ke kanan Berputar ke kiri Menjauh dari cam
Oktan selector diputar ke kiri Berputar ke kanan Mendekat ke cam
Oktan selector ditekan Berputar ke…. …..
3. Bobot centrifugal advancer Gerakan Cam/nok :

digerakkan

6. Data pemeriksaan

NO Nama Bagian Hasil Spesifikasi


1. Keausan sudut cam Baik (Tidak aus)
2 Kondisi pegas bobot centrifugal Baik Dapat
digerakkan
dengan
mudah

3 Kelonggaran cam terhadap poros Baik Tidak


Longgar
4 Vacuum advancer Baik (Tidak bocor)
5 Kondisi titik kontak platina Baik (Tidak miring
atau

kotor)
6 Terminal tutup distributor Baik (Tidak rusak)
7 Kondensator 0,28 µf 0,22-0,24 µf

kapasitas
kondisi Baik

8 Kabel tegangan tinggi


 Silinder 1 dan 2 4 dan 3,5 KΩ 5-10 KΩ
 Silinder 3 dan 4 3,5 dan 4 KΩ
 Koil ∞ 25 KΩ

 Kondisi fisik Baik


9 Kondisi ignition coil
 Kumparan primer 1,2 Ω 1-3 Ω

 Kumparan sekunder 11 5-10 KΩ


KΩ
 Kebocoran kumparan Tidak ada kebocoran

 Kondisi fisik Baik (Tidak retak)


10 Kondisi Busi
 Silinder 1 Kode : BP5E- Gap :
S
0,25 mm
 Silinder 2 Kode : BP5E- Gap :
S
0,53 mm
 Silinder 3 Kode : BP5E- Gap :
S
0,40 mm
 Silinder 4 Kode : BP5E- Gap :
S
0,45 mm

7. Pengaruh penyetelan sudut dwell

No Sudut dwell start akselerasi Put. rendah Put. Put.

sedang tinggi
1 25° Sulit Berat Tenaga Tenaga Baik

stationer kurang/brebet kurang


2 52° Baik Baik Baik Baik Baik
3 80° Baik Baik Baik Baik Coil cepat

panas
8. Pengaruh pengajuan waktu pengapian

No Sudut start akselerasi Put. Put. Put. tinggi


Timing
rendah sedang
1 5° Baik Baik Baik Baik Baik
2 0° Baik Baik Baik Baik Baik
3 15° Baik Baik Baik Baik Baik

9. Pertanyaan dan Jawaban

a. Jelaskan yang dimaksud dengan sudut dwell dan apa kaitanya dengan sisitem
pengapian !

Gambar 2. Sudut Dwell

Pada pengapian konvensional sudut dwel adalah sudut putar kam distributor pada saat
kontak pemutus menutup (B ) sampai kontak pemutus mulai membuka ( C ) pada
tonjolan kam berikutnya.
Pengaruh sudut dwell terhadap pengapian

- Akibat sudut dwell terlalu kecil dari standar yang ditentukan

Sudut dwell atau dwell angle yang kecil berarti celah platinanya terlalu besar,
ini artinya platina lebih cepat membuka. Atau platina menutup (arus primer
mengalir) dalam waktu yang singkat. Arus primer berguna untuk menciptakan
kemagnetan pada ignition coil, dan ignition coil berperan untuk membangkitkan
tegangan dari 12 volt menjadi 20 K volt. Jika arus primernya hanya mengalir
dalam waktu yang singkat, maka kemagnetan di ignition coil khusunya kumparan
primer tidak dapat maksimal, sehingga induksi tegangan tinggi yang dihasilkan
juga tidak optimal.

- Akibat Sudut Dweel Terlalu Besar

Begitu juga dengan apabila dwell angle terlalu besar, pasti tidak akan baik
untuk bagi kemampuan pengapian mobil. Sudut dwell yang terlalu besar berarti
celah platinanya terlalu kecil. Kondisi seperti ini celah platina akan lebih cepat
menutup (menutup lama) yang mana arus primer akan mengalir dalam waktu
yang lama. Mungkin kemampuan pengapian dalam menghasilkan percikan bunga
api akan baik, akan tetapi kontak pemutus atau platina akan mudah panas yang
menyebapkan cepat aus, disamping itu juga koil akan panas.

b. Uraikan gerakan breaker plate dan nok saat terjadi pemajuan saat pengapian !

Gerakan breaker plate dan nok saat terjadi pemajuan saat pengapian
adalah breaker plate bergerak berputar berlawanan arah dengan putaran nok.
Karena breaker plate adalah tempat menempelnya platina, maka tonjolan tumit
ebonit juga bergerak mendekati tonjolan poros nok distributor, akibatnya jarak
bertemunya tumit ebonit dengan tonjolan nok distributor menjadi semakin cepat.
Oleh karena itulah platina membuka juga semakin cepat dari sebelumnya
sehingga terjadi pemajuan saat pengapian.

c. Jelaskan bagaimana prosedur pelepasan dan pemasangan distributor pada engine


3K bila dilakukan pada saat TOP silinder 4 !
- Pertama tepatkan timing pada TOP 4 dengan cara memutar Pulley menngunakan
kunci ring 19 hingga rotor pada distributor mengarah ke silinder no 4
- Lepas baut bawah pada distributor yang biasa untuk menyetel timming

- Lepas Distributor

- Lalu pasang distributor ke mesin dengan memperhatikan arah rotor, pastiakan arah
rotor mengarah kea rah silinder 4 pada mesin 3K
- Pasang distributor hingga dudukan baut tpengatur timming dan arah rotor pas dan
sesuai
- Jika sudah sesuai kencangkan baut Timming.

- Pasang kembali kabel tegangan tinggi dari busi dan coil serta pasang tutup
distributor
- Cek apakah pemasangan telah benar atau tidak dengan cara menghidupkan mesin.

10. Kesimpulan

a. Sistem pengapian konvensional adalah sebuah sistem pengapian yang Menggunakan


platina sebagai komponen pemutus arus listrik primer ke koil pengapian
b. Bedasarkan hasil pengecekan sistem maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengapian
yang kami uji masih dalam keadaan baik, kecuali dengan kabel tegangan tinggi coil yang
mengalami open circuit dan harus diganti
c. Pengaturan sudut dwell dan timming pengapian sangat berpengaruh terhadap performa
jalannya mesin. Sudut dwell dan timing yang tepat akan membuat percikan bunga api
pada busi menjadi baik dan dapat menghasilkan bunga api yang sempurna

Anda mungkin juga menyukai