A. Deskripsi Singkat
Sistem pengapian pada kendaraan sangatlah berperan sekali dalam
mendukung kinerja sebuah engine pada kendaraan yaitu dalam menyediakan
percikan bunga api bertegangan tinggi untuk membakar campuran bahan bakar
dan udara di ruang bakar. Untuk membahas sistem pengapian konvensioanal
itu apa kita harus mengatahui komponen, fungsi, dan cara kerja sistem
pengapian konvensioal terlebih dahulu sebelum membahas materi sistem
pengapian konvensional yang lebih dalam lagi.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat
mejelaskan fungsi dan komponen sistem pengapian konvensional pada
kendaraan secara mandiri dan kelompok
2. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat
menerangkan cara kerja sistem pengapian konvensional pada kendaraan
secara manidiri dan kelompok
C. Materi
1. Tujuan Sistem Pengapian
Sistem pengapian pada kendaraan mempunyai tujuan atau fungsi
menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar
campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.
1
Sebagai sumber arus listrik atau menyediakan arus listrik
tegangan rendah
b. Ignation Coil
Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi
yang diperlukan untuk pengapian.
2
Gambar 1.4. Distributor
3
3) Capasitor (condensor)
Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada
Saat membuka dengan tujuan menaikan tegangan coil skunder.
4
Gambar 1.9 Vacum Advancer
6) Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh
ignation coil ke tiap-tiap busi.
5
Gambar 1.21 Tutup Distributor
6
3. Cara kerja dan karakteristik sitem pengapian konvensional
a. Koil Pengapian
7
menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan pada secondary
coil menyebabkan penyalaan busi.
Cara Kerja Sistem Pengapian
1) Rangkaian Primer
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah
dari baterai. Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet
2) Rangkaian Sekunder
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi
yang ditingkatkan oleh coil. Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —
-> Rotor —-> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —->
Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu
meloncati tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda
massa pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.
8
Tegangan Induksi dari Koil
Pengapian 20.000- 30.000
V mengalir ke busi
Kontak pemutus
terbuka
Percikan api
pada celah busi
9
b. Kondensor
10
Cara Kerja Kondensor
1) Tahap 1. Poin Tertutup
Kondensor
11
Tegangan kondensor akan naik sampai tegangannya sama dengan
tegangan coil.
3) Tahap 3.
12
melalui lilitan sampai energi listriknya hilang. Hal ini menimbulkan
efek osilasi
Titik Putar
13
d. Pengendali Pengapian Vacuum
Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat
diperoleh tekanan kompresi maksimum adalah tidak tetap, tetapi
berubah-ubah sesuai kecepatan pembakaran.
- Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia akan
terbakar dengan sangat cepat sewaktu di bakar
- Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah, campuran
akan terbakar dengan lambat
Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada
suatu engine, jumlah campuran udara/bahan bakar di dalam silinder
(pada awal langkah kompresi) berubah-ubah sesuai posisi
pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi perubahan pada
tekanan kompresi pada rentang kerja engine.
Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri
dari unit diafragma vacuum, dihubungkan dengan pelat dudukan
distributor dan sisi lain diafragma dihubungkan dengan saluran
vacuum karburator melalui selang vacuum.
Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat
dudukan dan kontak poin akan berputar saat diafragma
berhubungan dengan kevacuuman saluran masuk engine.
Cara Kerja
Pembukaan katup throttle yang kecil akan memberikan tingkat
kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat
dudukan berputar mempercepat saat pengapian. Saat pembukaan
katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan
menurun mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan pen uh
katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak ada
kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi
pemajuan saat pengapian.
Catatan:
Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan kevacuuman secara
otomatis memberikan perubahan yang pasti terhadap saat pengapian
pada setiap rentang kerja engine.
14
Sudut Dwell
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan
distributor saat kontak poin menutup. Sudut Dwell yang tepat sangat
penting pada coil pengapian. Coil pengapian, agar dapat bekerja dengan
baik memerlukan waktu aliran arus yang mengalir pada lilitan primer
cukup lama agar mampu membangkitkan medan magnet yang kuat di
sekitarnya. Kekuatan medan magnet digunakan untuk memotong liiitan
sekunder agar menghasilkan tegangan yang diperlukan untuk
menyalakan busi.
a.
b.
c.
Keterangan:
a) Kontak Poin Tertutup
b) Celah Kontak Poin Besar, sudut Dwell kecil
c) Celah kontak Poin kecil, sudut Dwell besar
15
Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah kontak
poin yang sempit akan menaikkan sudut dwell. Ini berarti kontak poin
tertutup lebih cepat dan menutupnya terlambat dan ini meningkatkan
sudut dwell.
Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:
60% x 360/n.
n = jumlah selinder.
e. Busi
Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan
tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil. Bunga api yang
dihasilkan oleh busi kemudian di pergunakan untuk memulai
pembakaran campuran bahan bakar dengan udara yang telah di
kompresikan di dalam selinder.
Konstruksi busi
16
Gambar 3.34. Konstruksi Busi
17
Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan nomor yang
ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka
semakin tinggi nilai panas busi.
D. Rangkuman
Distributor berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan
tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada ignation
coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian
Rangkaian Primer
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari
baterai. Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet
Rangkaian Sekunder
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang
ditingkatkan oleh coil. Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor
—-> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati
tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi
dan menimbulkan percikan bunga api
Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat
kontak poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke
dalam kondensor pada saat kontak point terpisah.
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat
kontak poin menutup. Besarnya sudut dwell dapat ditentukan dengan rumus:
Sudut Dwell = 60 % x 360/n
n = jumlah selinder
Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan
dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran
yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah
kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak
poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk
18
memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan
pembakaran yang jelek.
Mekanisme sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan saat
pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Mekanisme Vacuum
advancer berfungsi memajukan saat pengapian pada saat beban mesin
bertambah atau berkurang.
Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan
bunga api melalui elektroda.Nilai panas busi adalah kemampuan
meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Nilai panas busi dapat ditentukan
dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu
busi maka semakin tinggi nilai panas busi.
E. Latihan Soal
1. Jelaskan fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan?
2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional?
3. Sebutkan fungsi dan komponen sistem pengapian berikut:
a. c.
b d.
19
3. Fungsi komponen pengapian:
a. Baterai sebagai sumber arus menyediakan arus listrik tegangan rendah
ignition coil
b. Ignition coilmenaikan tegangan yang berasal dari baterai 12 volt
menjadi 20.000-30.000 volt tegangan tinggi yang diperlukan untuk
pengapian
c. Distributor membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang
dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada ignation coil
ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pangapian
d. Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga
api melalui elektroda
4. Cara kerja coil pengapian
a. Cara kerja saat kunci kontak ON, breaker point menutup
Arus dari baterai mengalir melalui kunci kontak menuju primary coil
sehingga terjadi tegangan tinggi pada secondary coil dari 12 Volt dari
20
tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi sesuai urutan
pengapian
21
BAB II
CARA PERAWATAN
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIOAL
A. Deskripsi Singkat
Dalam dunia otomotif perawatan atau pemeliharaan kendaraan sangatlah
penting untuk menjaga kelangsungan umur dari kendaraaan dan mencegah
kerusakan kendaraan tersebut. Misalnya pemeliharaan atau perawatan
kelistrikan kendaraan utamanya pada sistem pengapiannya. Sistem pengapian
sangatlah penting perannya pada kendaraannya tanpa sistem pengapian yang
baik akan mengakibatkan mesin tidak dapat hidup dengan mudah karena
sistem pengapian sendiri berfungsi menyediakan percikan bunga api
bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di
dalam ruang bakar engine. Oleh sebab itu perlunya perawatan yang rutin untuk
menjaga agar sistem pengapian bekerja dengan baik.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Menunjukan pemeriksaan sistem pengapian konvensional pada kendaraan
sesuai SOP
2. Mendemonstrasikan pemeliharaan sistem pengapian konvensional pada
kendaraan sesuai SOP
C. Materi
Sistem pengapian konvensional kendaraan bermotor sangatlah
penting dalam mendukung kinerja sebuah kendaraan, tetapi sebagaimana
ditetapkan pabrik pembuatnya, pemeliharaannya harus dilakukan secara
berkala agar tetap tahan uji. Adapun langkah pemeriksaan sistem
pengapian adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Baterai
Lepaskan kabel negatif (massa) terlebih dahulu, kemudian lepaskan kabel
positifnya. Bila kabel positif dilepaskan terlebih dahulu akan terjadi
percikan api.
a. Kondisi bodi
1) Baterai yang rusak dan bocor tidak dapat diperbaiki lagi dan harus
diganti baru.
22
Gambar 2.1 Pemeriksaan Kondisi Bodi Baterai
b. kondisi terminal
1) B
ersihkan terminal baterai dari kotoran maupun minyak/vet dengan air
hangat (bila perlu) kemudian gosoklah dengan amplas
23
d. Periksa tegangan baterai
1) Dengan menggunakan baterai tester atau multi tester periksalah
tegangan baterai (kondisi penuh: 12.6 volt)
2) Jika tegangan batery rendah, maka harus di charge ulang.
24
Gambar 2.6 Pemeriksaan Berat Jenis Baterai
2. Pemeriksaan kunci kontak
a. cara memeriksa kunci kontak masih dalam kondisi baik atau tidak,
sebagai berikut:
1) Memeriksa secara fisik dengan melihat ada atau tidak terminal yang
lepas dan isolator kabel terbakar.
2) Memeriksa hubungan antar terminal kontak menggunakan ohm
meter.
b. Hubungan antar terminal kontak jika kunci kontak masih dalam kondisi
baik seharusnya seperti yang ditunjukan tabel di bawah ini.
3. Pemeriksaan Busi
Pemeriksaan secara visual.Periksa busi kemungkinan terdapat hal-hal
berikut:
a. Retak atau kerusakan lain pada ulir dan isolator
b. Keausan elektroda
c. Gasket rusak atau berubah bentuk
d. Elektroda terbakar atau terdapat kotoran yang berlebihan
25
Gambar 2.8 Busi
Bersihakan Busi
a. Jangan menggunakan alat pembersih busi lebih lama dari yang
diperlukan
b. Hembuskan kompoun dan karbon pembersih dengan udara bertekanan
c. Besihkan ulir dan permukaaan luar isolator
26
4. Pemeriksaan Tahanan Kabel Busi
a. Cabut kabel busi dengan menarik pada bagian karet.
b. Jangan menekuk kabel
c. Periksa kondisi kabel dari putus atau retak
d. Periksa tahanan kabel menggunakan Ohmmeter pada skala ukur X 1kΩ
e. Tahanan : kurang dari 25 kΩ/kabel
27
Gambar 2.13 Pemeriksaan Tahanan Primer Coil
7. Pemeriksaan Tahanan sekunder coil pengapian
a. Periksa tahanan koil pengapian dengan Ohmmeter pada skala x1kΩ
b. Periksa tahanan antara terminal posistif (+) dan terminal tegangan
tinggi.
c. Tahanan (tanpa internal resistor) 10.7 - 14.5 kΩ
d. Tahanan (dengan internal resistor) 13.7 - 18.5 kΩ
28
9. Pemeriksaan cara kerja dari governor advance
a. Putar rotor berlawanan arah jarum jam dan lepaskan, rotor harus
kembali ke posisi semula dengan cepat
29
12. Pemeriksaan dan penyetelan Celah platina atau celah udara
a. Cek kondisi platian dari keausan maupun kontak yang tidak tepat,
perbaiki atau ganti bila platina sudah aus
b. Stel celah platina
1) Putar poros engkol sampai rubbing blok posisi terendah
2) Kendorkan skrup pengikat paltina
3) Sisipkan feller gauge 0,45 mm diatara rubbing blok dengan lembah
nok
4) Bila celah tidak tepat, geser platina menggunakan obeng (-) pada
tempat penyetelan sampai tepat
5) Kencangkan sekrup platina
30
a. Oktan selektor pada posisi standart.
b. Lepaskan slang vakum dari sub diafragma distributor dan sumbat ujung
slangnya.
31
D. Rangkuman
Apapun pemeriksaan pada sistem pengapian konvensional pada kendaraan
adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Baterai
2. Pemeriksaan kunci kontak
3. Pemeriksaan Busi
4. Pemeriksaan Tahanan Kabel Busi
5. Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi/Coil
6. Pemeriksaan tahanan primer coil
7. emeriksaan Tahanan sekunder coil pengapian
8. Pemeriksaan kondisi tuutp distributor
9. Pemeriksaan cara kerja dari governor advance
10. Pemeriksaan Kondisi rotor
11. Pemeriksaan cara kerja vacum advance
12. Pemeriksaan dan penyetelan Celah platina atau celah udara
13. Pemeriksaan Sudut Dwell
14. Pemeriksaan saat pengapian (Ignition Timing)
E. Latihan Soal
1. Bagaimana cara memeriksa dan mengatur sudut dwell?
2. Bagaimana cara mengatur celah platina?
3. Seorang teknisi mengalami permasalahan mobil kjang 5 K dalam sistem
waktu pengapiannya yang terlalu maju sebelum waktunya. Akibatnya
terjadi knocking pada mesinnya. Bagaimana cara teknisi tersebut
mengatur timing pengapian dengan timing light?
Jawaban:
1. Langkah memeriksa dan mengatur sudut dwell
Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada disekitar engine
Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur
pengoperasiannya
Matikan engine dan hubungkan dwell tester ke sistem pengapian sesuai
SOP
Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya
32
Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan spesifikasinya
(52 + 6)
Langkah mengatur celah platina
Cek kondisi platian dari keausan maupun kontak yang tidak tepat,
perbaiki atau ganti bila platina sudah aus
Stel celah platina
Putar poros engkol sampai rubbing blok posisi terendah
Kendorkan skrup pengikat paltina
Sisipkan feller gauge 0,45 mm diatara rubbing blok dengan lembah
nok
Bila celah tidak tepat, geser platina menggunakan obeng (-) pada
tempat penyetelan sampai tepat
Kencangkan sekrup platina
33
Dengan mesin berputar idling sesuai spesifikasi, gunakan timing light
untuk memeriksa saat pengapian.
Saat pengapian : (pada max. RPM. 950)
Seri 2K, 3K, 4K : 8o sebelum TMA
Seri 5K : 5o sebelum TMA
Bila tidak pas kendorkan baut pengikat distributor, putar distributor
untuk meluruskan dengan tanda.
Periksa kembali saat pengapian setelah baut pengikat distributor
dikencangkan.
Pasang kembali slang vakum pada distributor.
Periksa saat pengapian, saat pengapian : 12 ± 3o sebelum TMA pada @
max. 900 RPM
34