Ke Motor Ke Motor
Kunci Kontak
Distributor
Fusible Link
Baterai
Gambar 1.1. Rangkaian Kelistrikan Sistem Pengapian Konvensional Toyota Kijang KF 40 Tahun 1981
(Sumber: Buku pedoman reparasi mesin seri K termasuk 2K, 3K-H, 4K dan 5K, PT. Toyota Astra
Motor, 1981 Hal. 8-2)
Cara kerja:
1. Kunci kontak ON, Platina Menutup
Arus mengalir dari baterai, ke kunci kontak, ke resistor, ke primer koil, ke platina dan ke
massa. Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet
Gambar 2.1. Rangkaian Kelistrikan Sistem Starter Jenis Biasa Toyota Kijang KF 40 Tahun 1981
(Sumber: Buku pedoman reparasi mesin seri K termasuk 2K, 3K-H, 4K dan 5K, PT. Toyota
Astra Motor, 1981 Hal. 7-2)
Cara kerja:
1. Pada saat Kunci Kontak ON
Massa
Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu relatif kecil maka armature
berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear menjadi lembut.
Pada keadaan ini kontak plate belum menutup main switch.
2. Pada saat pinion berkaitan penuh
Massa Armature
Pada terminal C ada arus, maka arus dari pull in coil tidak dapat mengalir, akibatnya kontak
plate ditahan oleh kemagnetan hold in coil saja. Bersama dengan itu arus yang besar akan
mengalir dari baterai ke filed coil armature massa melalui main switch.
Akibatnya starter dapat menghasilkan momen puntir yang besar yang digunakan untuk
memutar ring gear. Bila mana mesin sudah mulai hidup, ring gear akan memutarkan
armature melalui pinion. Untuk menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka
kopling starter akan membebaskan dan melindungi armature dari putaran yang berlebihan.
3. Pada saat Kunci Kontak OFF
Oleh karena starter switch off maka pull in coil dan hold in coil tidak mendapat arus dari
terminal 50 melainkan dari terminal C. Sehingga aliran arusnya menjadi:
Karena arus pull in coil dan hold in coil berlawanan, maka arah gaya magnet yang dihasilkan
juga berlawanan, sehingga kedua-duanya saling menghapuskan, hal ini mengakibatkan
kekuatan return spring dapat mengembalikan kontak plate ke posisi semula. Dengan
demikian drive lever menarik starter clutch dan pinion gear terlepas dari perkaitan.
3. RANGKAIAN KELISTRIKAN SISTEM PENGISIAN
Gambar 3.1. Rangkaian Kelistrikan Sistem Pengisian Jenis Tirril Regulator Toyota Kijang KF 40
Tahun 1981
(Sumber: Buku pedoman reparasi mesin seri K termasuk 2K, 3K-H, 4K dan 5K, PT. Toyota Astra
Motor, 1981 Hal. 9-2)
Cara kerja:
1. Pada saat Kunci Kontak ON dan mesin mati
Akibatnya rotor terangsang dan timbul kemagnetan yang selanjutnya arus ini
disebut arus medan (field current).
b. Arus ke lampu pengisian
Gambar 3.2. Cara kerja saat kontak ON dan mesin pada saat kecepatan rendah
(Sumber: Modul PPG Dalam Jabatan Kegiatan Belajar Sistem Pengisian)
Gambar 3.3. Cara kerja saat kontak ON dan mesin pada saat kecepatan sedang
(Sumber: Modul PPG Dalam Jabatan Kegiatan Belajar Sistem Pengisian)
Sesudah mesin hidup dan rotor berputar, tegangan dibangkitkan dalam stator coil dan
tegangan neutral digunakan untuk voltage relay. Karena itu lampu pengisian menjadi mati.
Pada waktu yang sama, tegangan yang dikeluarkan beraksi pada voltage regulator. Arus
medan (field current) yang ke rotor dikontrol dan disesuaikan dengan tegangan yang
dikeluarkan terminal B yang beraksi pada voltage regulator.
Bila gerakan P0 dari voltage relay, membuat hubungan dengan titik kontak P 2, maka pada
sirkuit sesudah dan sebelum pengisian tegangannya sama. Sehingga arus tidak mengalir ke
lampu dan akhirnya lampu mati. Untuk jelasnya aliran arus pada masing-masing peristiwa
sebagai berikut:
a. Tegangan Neutral
Maasa
Akibatnya pada magnet coil voltage relay akan terjadi kemagnetan dan dapat
menarik titik kontak P0 dari P1 dan selanjutnya akan bersatu dengan P 2 dengan
demikian lampu pengisian menjadi mati.
b. Tegangan yang keluar (output voltage)
Terminal B alternator Terminal B regulator Titik kontak P2 Titik kontak P0
Akibatnya pada coil voltage regulator timbul kemagnetan yang dapat mempengaruhi
posisi titik kontak PL0. Dalam hal ini PL0 akan tertarik dari PL1, sehingga pada
kecepatan sedang PL0 akan mengembang.
Salah satu arus medan akan menembus atau tidak menembus resistor R, tergantung
pada keadaan titik kontak PL0.
c. Arus yang ke field (Field Current)
Dalam hal ini sejumlah arus/tegangan yang masuk ke rotor coil bisa masuk dua
saluran.
Bila kemagnetan pada voltage regulator besar dan mampu menarik PL0 dan PL1,
maka arus yang ke rotor coil akan melalui resistor R. Akibatnya arus akan kecil
dan kemagnetan yang ditimbulkan rotor coil pun kecil (berkurang).
Sedangkan bila kemagnetan pada voltage regulator lemah dan PL0 tidak tertarik
dari PL1, maka arus yang ke rotor coil akan tetap melalui point PL1 ke point PL0.
Akibatnya arus tidak melalui resistor dan arus yang masuk ke rotor coil akan
normal kembali.
d. Output current
Gambar 3.4. Cara kerja saat kontak ON dan mesin pada saat kecepatan sedang
(Sumber: Modul PPG Dalam Jabatan Kegiatan Belajar Sistem Pengisian)
Bila putaran mesin bertambah, voltage yang dihasilkan oleh kumparan stator naik dan gaya
tarik kemagnetan kumparan voltage regulator menjadi lebih kuat. Dengan daya tarik yang
lebih kuat, field current yang ke rotor akan mengalir terputus (intermittenly). Dengan kata
lain, gerakan titik kontak PL 0 dari voltage regulator kadang-kadang membuat hubungan
kontak dengan PL2. Bila gerakan titik kontak PL0 pada regulator berhubungan dengan titik
kontak PL2, field current akan dibatasi. Bagaimanapun juga, point P 0 dari voltage relay tidak
akan terpisah dari point P2, sebab tegangan neutral terpelihara dalam sisa flux dari rotor.
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
a. Tegangan Neutral
Maasa
Gambar 4.1. Rangkaian Kelistrikan Sistem Penyejuk Udara Toyota Kijang KF 40 Tahun 1996
(Sumber: Buku pedoman reparasi Chassis dan Bodi, PT. Toyota Astra Motor, 1986 Hal. 9-2)
Cara kerja:
1. Pada saat kunci kontak di ON kan dan mobil telah hidup, relay pertama akan
menyala, yaitu menghubungkan terminal normaly open menjadi menutup.
2. Pada waktu relay bekerja, arus listrik dari baterai atau accu mengalir melalui fuse
atau sekring pengaman. Arus listrik sudah stand by di ujung kabel saklar AC.
3. Ketika saklar AC dinyalakan pada posisi 1, maka komponen yang akan menyala
adalah thermostat, relay kedua, kipas kondenser, magnetic clutch (kopling magnet)
dan kipas evaporator.
4. Pada waktu saklar AC dinyalakan pada posisi 1, maka kipas evaporator akan bekerja
dengan putaran rendah, kerena arus listriknya melalui dua buah tahanan (R 1 dan
R2), untuk mendapatkan putaran kipas yang lebih kencang saklar diputar pada
posisi 2 dan untuk putaran maksimum pada posisi 3. Fungsi fan evaporator yaitu
untuk mensirkulasikan udara dingin ke seluruh kabin mobil.
5. Pada waktu yang bersamaan, ketika saklar AC dinyalakan, thermostat akan bekerja
sesuai dengan seting yang telah ditetapkan. Thermostat dapat diseting dengan
memutar atau menggeser saklarnya yang ada di dashboard dekat dengan saklar AC.
Thermostat akan memutuskan arus listrik pada magnetic clutch, ketika seting
temperatur ruangan kabin telah tercapai. Dan akan menghubungkan kembali jika
temperatur ruangan kabin kembali naik.
6. Setelah dari thermostat, arus listrik akan mengalir pula pada relay kedua untuk
menyalakan magnetic clutch (kopling magnet) kompresor sehingga kompresor
bekerja dan motor fan kondenser bekerja pula. Fan kondenser berfungsi untuk
mempercepat proses kondensasi, yaitu mengubah wujud refrijeran dari uap menjadi
cairan