Anda di halaman 1dari 13

1.

RANGKAIAN KELISTRIKAN SISTEM PENGAPIAN

Ke Motor Ke Motor

Kunci Kontak

Distributor

Fusible Link

Baterai

Gambar 1.1. Rangkaian Kelistrikan Sistem Pengapian Konvensional Toyota Kijang KF 40 Tahun 1981
(Sumber: Buku pedoman reparasi mesin seri K termasuk 2K, 3K-H, 4K dan 5K, PT. Toyota Astra
Motor, 1981 Hal. 8-2)

Cara kerja:
1. Kunci kontak ON, Platina Menutup
Arus mengalir dari baterai, ke kunci kontak, ke resistor, ke primer koil, ke platina dan ke
massa. Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet

Gambar 1.2. Sistem Pengapian Konvensional pada saat Platina Menutup


(Sumber: https://www.teknik-otomotif.com/2016/11/cara-kerja-sistem-pengapian.html)
2. Kunci kontak ON, Platina mulai membuka
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, kemagnetan pada inti koil
hilang, maka terjadi induksi pada primer koil dan sekunder koil. Induksi primer koil
mengalir ke kondensor, sedangkan induksi sekunder koil mengalir ke tutup distributor,
rotor distributor, terminal tegangan kabel tinggi, kabel tegangan busi dan ke busi. Akibat
aliran listrik tegangan tinggi tersebut terjadi percikan api di busi.

Gambar 1.3. Sistem Pengapian Konvensional pada saat Platina Membuka


Sumber: https://www.teknik-otomotif.com/2016/11/cara-kerja-sistem-pengapian.html

2. RANGKAIAN KELISTRIKAN SISTEM STARTER

Gambar 2.1. Rangkaian Kelistrikan Sistem Starter Jenis Biasa Toyota Kijang KF 40 Tahun 1981
(Sumber: Buku pedoman reparasi mesin seri K termasuk 2K, 3K-H, 4K dan 5K, PT. Toyota
Astra Motor, 1981 Hal. 7-2)
Cara kerja:
1. Pada saat Kunci Kontak ON

Gambar 2.2. Motor starter mulai berputar


(Sumber: Modul PPG Dalam Jabatan Kegiatan Belajar Sistem Starter)
Apabila kunci kontak diputar pada posisi ON, maka arus dari baterai mengalir melalui hold in
ciol ke massa dan di lain pihak pull in coil, field in coil ke massa melalui armature. Pada saat
ini hold in coil membentuk gaya magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arah arus
yang mengalir pada kedua kumparan tersebut sama.
Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak ke arah menutup main switch,
sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch ke arah posisi berkaitan dengan ring
gear.

Baterai Terminal 50 Hold in coil Massa

Baterai Terminal 50 Pull in coil Armature

Massa

Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu relatif kecil maka armature
berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear menjadi lembut.
Pada keadaan ini kontak plate belum menutup main switch.
2. Pada saat pinion berkaitan penuh

Gambar 2.3. Saat pinion gear berkaitan penuh.


(Sumber: Modul PPG Dalam Jabatan Kegiatan Belajar Sistem Starter)
Bila pinion sudah berkaitan penuh dengan ring gear, kontak plate akan memulai menutup
main switch. Pada saat ini arus akan mengalir sebagai berikut:

Baterai Terminal 50 Hold in coil Massa

Baterai Main Switch Terminal C Field coil

Massa Armature

Pada terminal C ada arus, maka arus dari pull in coil tidak dapat mengalir, akibatnya kontak
plate ditahan oleh kemagnetan hold in coil saja. Bersama dengan itu arus yang besar akan
mengalir dari baterai ke filed coil armature massa melalui main switch.
Akibatnya starter dapat menghasilkan momen puntir yang besar yang digunakan untuk
memutar ring gear. Bila mana mesin sudah mulai hidup, ring gear akan memutarkan
armature melalui pinion. Untuk menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka
kopling starter akan membebaskan dan melindungi armature dari putaran yang berlebihan.
3. Pada saat Kunci Kontak OFF

Gambar 2.4. Saat starter OFF


(Sumber: Modul PPG Dalam Jabatan Kegiatan Belajar Sistem Starter)
Pada saat starter switch pada posisi OFF, dan main switch dalam keadaan belum membuka
(belum bebas dari kontak plate), maka aliran arusnya sebagai berikut:

Baterai Terminal 30 Main Switch Terminal C

Field coil Armature Massa

Oleh karena starter switch off maka pull in coil dan hold in coil tidak mendapat arus dari
terminal 50 melainkan dari terminal C. Sehingga aliran arusnya menjadi:

Baterai Terminal 30 Main Switch Terminal C

Pull in coil Hold in coil Massa

Karena arus pull in coil dan hold in coil berlawanan, maka arah gaya magnet yang dihasilkan
juga berlawanan, sehingga kedua-duanya saling menghapuskan, hal ini mengakibatkan
kekuatan return spring dapat mengembalikan kontak plate ke posisi semula. Dengan
demikian drive lever menarik starter clutch dan pinion gear terlepas dari perkaitan.
3. RANGKAIAN KELISTRIKAN SISTEM PENGISIAN

Gambar 3.1. Rangkaian Kelistrikan Sistem Pengisian Jenis Tirril Regulator Toyota Kijang KF 40
Tahun 1981
(Sumber: Buku pedoman reparasi mesin seri K termasuk 2K, 3K-H, 4K dan 5K, PT. Toyota Astra
Motor, 1981 Hal. 9-2)
Cara kerja:
1. Pada saat Kunci Kontak ON dan mesin mati

Gambar 3.2. Cara kerja saat kontak ON tetapi mesin mati


(Sumber: Modul PPG Dalam Jabatan Kegiatan Belajar Sistem Pengisian)
Bila kunci kontak diputar pada posisi ON, arus dari baterai akan mengalir ke rotor dan
merangsang rotor coil. Pada waktu yang sama, arus baterai juga mengalir ke lampu
pengisian dan akibatnya lampu jadi menyala (ON). Sehingga aliran arusnya sebagai berikut:
a. Arus yang ke field coil

Baterai (+) Fusible link Kunci kontak Sekring Terminal IG regulator

Terminal F alternator Terminal F regulator Point PL0 Point PL1

Brush Slip ring Rotor coil Slip ring Brush

Bodi Massa Terminal E regulator

Akibatnya rotor terangsang dan timbul kemagnetan yang selanjutnya arus ini
disebut arus medan (field current).
b. Arus ke lampu pengisian

Baterai (+) Fusibble link Kunci Kontak (IG) Sekring

Titik kontak P1 Titik kontak P0 Terminal L regulator Lampu pengisian

Terminal E regulator Massa

Akibatnya lampu pengisian akan menyala


2. Pada saat Kunci Kontak ON dan mesin dari kecepatan rendah ke kecepatan sedang

Gambar 3.2. Cara kerja saat kontak ON dan mesin pada saat kecepatan rendah
(Sumber: Modul PPG Dalam Jabatan Kegiatan Belajar Sistem Pengisian)
Gambar 3.3. Cara kerja saat kontak ON dan mesin pada saat kecepatan sedang
(Sumber: Modul PPG Dalam Jabatan Kegiatan Belajar Sistem Pengisian)
Sesudah mesin hidup dan rotor berputar, tegangan dibangkitkan dalam stator coil dan
tegangan neutral digunakan untuk voltage relay. Karena itu lampu pengisian menjadi mati.
Pada waktu yang sama, tegangan yang dikeluarkan beraksi pada voltage regulator. Arus
medan (field current) yang ke rotor dikontrol dan disesuaikan dengan tegangan yang
dikeluarkan terminal B yang beraksi pada voltage regulator.
Bila gerakan P0 dari voltage relay, membuat hubungan dengan titik kontak P 2, maka pada
sirkuit sesudah dan sebelum pengisian tegangannya sama. Sehingga arus tidak mengalir ke
lampu dan akhirnya lampu mati. Untuk jelasnya aliran arus pada masing-masing peristiwa
sebagai berikut:
a. Tegangan Neutral

Terminal N alternator Terminal N regulator coil voltage relay Terminal E regulator

Maasa

Akibatnya pada magnet coil voltage relay akan terjadi kemagnetan dan dapat
menarik titik kontak P0 dari P1 dan selanjutnya akan bersatu dengan P 2 dengan
demikian lampu pengisian menjadi mati.
b. Tegangan yang keluar (output voltage)
Terminal B alternator Terminal B regulator Titik kontak P2 Titik kontak P0

Massa Terminal E regulator Coil voltage regulator

Akibatnya pada coil voltage regulator timbul kemagnetan yang dapat mempengaruhi
posisi titik kontak PL0. Dalam hal ini PL0 akan tertarik dari PL1, sehingga pada
kecepatan sedang PL0 akan mengembang.
Salah satu arus medan akan menembus atau tidak menembus resistor R, tergantung
pada keadaan titik kontak PL0.
c. Arus yang ke field (Field Current)

Terminal B alternator Kunci kontak (IG) Fuse Terminal IG regulator

Terminal F regulator Resistor R Titik kontak PL0 Titik kontak PL1

Terminal F alternator Rotor coil Terminal E alternator Massa

Dalam hal ini sejumlah arus/tegangan yang masuk ke rotor coil bisa masuk dua
saluran.
 Bila kemagnetan pada voltage regulator besar dan mampu menarik PL0 dan PL1,
maka arus yang ke rotor coil akan melalui resistor R. Akibatnya arus akan kecil
dan kemagnetan yang ditimbulkan rotor coil pun kecil (berkurang).
 Sedangkan bila kemagnetan pada voltage regulator lemah dan PL0 tidak tertarik
dari PL1, maka arus yang ke rotor coil akan tetap melalui point PL1 ke point PL0.
Akibatnya arus tidak melalui resistor dan arus yang masuk ke rotor coil akan
normal kembali.
d. Output current

Terminal B alternator Baterai dan beban Massa

3. Mesin dari kecepatan sedang ke kecepatan tinggi

Gambar 3.4. Cara kerja saat kontak ON dan mesin pada saat kecepatan sedang
(Sumber: Modul PPG Dalam Jabatan Kegiatan Belajar Sistem Pengisian)
Bila putaran mesin bertambah, voltage yang dihasilkan oleh kumparan stator naik dan gaya
tarik kemagnetan kumparan voltage regulator menjadi lebih kuat. Dengan daya tarik yang
lebih kuat, field current yang ke rotor akan mengalir terputus (intermittenly). Dengan kata
lain, gerakan titik kontak PL 0 dari voltage regulator kadang-kadang membuat hubungan
kontak dengan PL2. Bila gerakan titik kontak PL0 pada regulator berhubungan dengan titik
kontak PL2, field current akan dibatasi. Bagaimanapun juga, point P 0 dari voltage relay tidak
akan terpisah dari point P2, sebab tegangan neutral terpelihara dalam sisa flux dari rotor.
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
a. Tegangan Neutral

Terminal N alternator Terminal N regulator coil voltage relay Terminal E regulator

Maasa

Arus ini disebut dengan neutral voltage


b. Tegangan yang keluar (output voltage)

Terminal B alternator Terminal B regulator Titik kontak P2 Titik kontak P0

Terminal E regulator Coil dari N regulator

c. Tidak ada arus yang ke Field Current

Terminal B alternator Kunci kontak (IG) Fuse Terminal IG regulator

Rotor coil Terminal F alternator Terminal F regulator Resistor R

Terminal E alternator Massa

Apabila arus resistor R mengalir ke terminal F kemudian ke rotor coil kemudian ke


massa, akibatnya arus yang ke rotor ada. Tapi kalu PL 0 menempel PL2, maka arus
mengalir ke massa sehingga yang ke rotor coil tidak ada.
d. Output current

Terminal B alternator Baterai dan beban Massa


4. RANGKAIAN KELISTRIKAN SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

Gambar 4.1. Rangkaian Kelistrikan Sistem Penyejuk Udara Toyota Kijang KF 40 Tahun 1996
(Sumber: Buku pedoman reparasi Chassis dan Bodi, PT. Toyota Astra Motor, 1986 Hal. 9-2)
Cara kerja:
1. Pada saat kunci kontak di ON kan dan mobil telah hidup, relay pertama akan
menyala, yaitu menghubungkan terminal normaly open menjadi menutup.
2. Pada waktu relay bekerja, arus listrik dari baterai atau accu mengalir melalui fuse
atau sekring pengaman. Arus listrik sudah stand by di ujung kabel saklar AC.
3. Ketika saklar AC dinyalakan pada posisi 1, maka komponen yang akan menyala
adalah thermostat, relay kedua, kipas kondenser, magnetic clutch (kopling magnet)
dan kipas evaporator.
4. Pada waktu saklar AC dinyalakan pada posisi 1, maka kipas evaporator akan bekerja
dengan putaran rendah, kerena arus listriknya melalui dua buah tahanan (R 1 dan
R2), untuk mendapatkan putaran kipas yang lebih kencang saklar diputar pada
posisi 2 dan untuk putaran maksimum pada posisi 3. Fungsi fan evaporator yaitu
untuk mensirkulasikan udara dingin ke seluruh kabin mobil.
5. Pada waktu yang bersamaan, ketika saklar AC dinyalakan, thermostat akan bekerja
sesuai dengan seting yang telah ditetapkan. Thermostat dapat diseting dengan
memutar atau menggeser saklarnya yang ada di dashboard dekat dengan saklar AC.
Thermostat akan memutuskan arus listrik pada magnetic clutch, ketika seting
temperatur ruangan kabin telah tercapai. Dan akan menghubungkan kembali jika
temperatur ruangan kabin kembali naik.
6. Setelah dari thermostat, arus listrik akan mengalir pula pada relay kedua untuk
menyalakan magnetic clutch (kopling magnet) kompresor sehingga kompresor
bekerja dan motor fan kondenser bekerja pula. Fan kondenser berfungsi untuk
mempercepat proses kondensasi, yaitu mengubah wujud refrijeran dari uap menjadi
cairan

Gambar 4.2. Rangkaian Kopling Magnet dan Kipas Pendingin


Kopling magnet berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan poros kompresor
dengan poros mesin, harus dapat bekerja berdasarkan temperatur evaporator. Untuk itu
pada evaporator dilengkapi dengan saklar kontrol temperatur (Thermostat) yang bekerja
memutus arus pengendali pada relay bila evaporator sudah mencapai suhu tertentu
evaporator tidak bekerja. Motor kipas biasanya pararel dengan kopling magnet.
Bekerjanya diatur oleh saklar kontrol temperatur.
Gambar 4.3. Rangkaian Motor Blower
Rangkaian Blower berfungsi untuk mengatur kecepatan kipas blower dengan
menggunakan switch / saklar blower. Rangkaian ini hanya dasar, dan pada dasarnya
setiap AC mobil menggunakan alur ini, namun dengan berbagai tambahan sesuai
dengan kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai