Anda di halaman 1dari 10

M.

NURAIMAN RAFA
X TKR 1

BAB I
ISI
1. SISTEM PENGISIAN
   1.2 Pengertian Sistem Pengisian
Sistem pengisian mempunyai 3 komponen penting yakni Aki, Alternator dan
Regulator. Alternator ini berfungsi bersama sama dengan Aki untuk menghasilkan listrik ketika
mesin dihidupkan, hasil yang dihasilkan oleh alternator adalah tegangan AC, yang kemudian
dikonversi atau diubah menjadi tegangan DC.


   2.1 Cara Kerja Sistem Pengisian
Ketika mesin berputar dengan kecepatan putaran semakin tinggi, pada generator atau
pembangkit tegangan terbentuk arus listrik bolak balik atau alternating current yang terus meningkat
M.NURAIMAN RAFA
X TKR 1

tegangannya seiring putaran mesin, diperlukan regulator untuk membatasi tegangan sesuai yang di
perlukan, dengan mengurangi suplay arus listrik ke rotor koil untuk mengurangi gaya medan magnet
yang terbentuk. Dengan beban besar, maka alternator akan menghasilkan arus yang besar pula,
begitu juga sebaliknya,seperti contoh saat mesin habis di starter, maka pengisian alternator akan
besar, dan mengecil secara otomatis setelah arus aki tercukupi. Bisa juga saat kita menyalakan
lampu besar, maka kinerja alternator akan otomatis naik.

Pada dasarnya alternator memiliki beberapa terminal utama diantara nya terminal F, terminal
N, terminal E ada juga yang tidak pakai terminal E karena terminal E sama dengan ground, serta
terminal B+ dan Ground. Seiring dengan kebutuhan beban dan fitur kendaraan terminal alternator
juga di sesuaikan dengan kebutuhan tersebut.

2. SISTEM KEMUDI
   2.1 Pengertian Sistem Kemudi
Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan
roda depan.

   2.2 Jenis-jenis Sistem Kemudi


         1. tipe recirculating ball
                        Cara kerja : Bila roda kemudi diputar, maka gerakan ini diteruskan ke worm
shaft/poros cacing, sehingga Nut (mur) kemudi akan bergerak mendatar kekiri atau kanan.
Sementara nut bergerak, sektor shaft juga akan ikut berputar menggerakkan pitman arm yang
diteruskan ke roda depan melalui batang-batang kemudi/steering linkage.
M.NURAIMAN RAFA
X TKR 1

1. tipe rak and pinion


Cara kerja : Bila roda kemudi diputar, maka gerakan diteruskan ke roda gigi pinion. Roda
gigi pinion selanjutnya akan menggerakkan roda gigi rack searah mendatar. Gerakan rack ini
diteruskan ke steering knuckle melalui tie rod sehingga roda membelok.

3.SISTEM PENGAPIAN
   3.1 Fungsi Sistem Pengapian
M.NURAIMAN RAFA
X TKR 1

Funngsi sistem pengapian pada kendaraan adalah  bertujuan untuk menyediakan percikan
api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara dan bahan bakar diruang bakar
mesin.

3.2 Cara Kerja Sistem Pengapian

              

      1. Ketika stop contact pada posisi on dan pemutus arus atau platina (breaker points) tertutup,
maka arus listrik akan mengalir dari batray menuju ke koil yang di dalamnya terdapat kumparan
primer, kumparan sekunder, dan teras besi lunak, sehingga terjadi medan magnet.
      2. Ketika arus primer diputus karena bagian platina terbuka oleh gerakan berputar dari nok
(cam) maka medan magnet akan hilang dan timbul arus induksi pada kumparan sekunder.
3. Poros yang memutar rotor distributor sama dengan poros nok pemutus arus primer
sehingga pada saat terjadi pemutusan arus primer maka bersamaan itu pula terjadi hubungan
M.NURAIMAN RAFA
X TKR 1

antara rotor distributor dengan salah satu kabel busi sesuai dengan urutan penyalaannya, sehingga
menimbulkan loncatan bunga api listrik (spark) pada busi
4. Ketika terjadi spark maka pada setiap gap juga akan terjadi spark, termasuk di platina,
untuk itu dipasang kondensor guna menyerap arus induksi, sehingga tidak timbul spark pada
platina.

4. MOTOR STATER
   4.1 Cara Kerja Motor Stater
M.NURAIMAN RAFA
X TKR 1

1. Kabel positif dipasang pada terminal 30 lalu dipasang pada kunci kontak dan kabel negative
dipasang pada body stater.
2. Apabila starter switchch diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui hold in
coil ke massa dan dilain pihak pull in coil, field coil dan ke massa melalui armature. Pada saat in
hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arah arus yang
mengalir pada kedua kumparan tersebut . Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak
kearah menutup main switchch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch kearah
posisi berkaitan dengan ring gear. Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai berikut:
      Baterai→terminal 50→hold in coil→massa
      Baterai→terminal 50→pull in coil→field coil→armature→massa
Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu , relative kecil maka armature
berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear menjadi lembut. Pada
kendaraan ini kontak plate belum menutup main switchch.
M.NURAIMAN RAFA
X TKR 1

3. Pada saat Pinion Berkaitan Penuh


Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear , kontak plate akan mulai
menutup main switchch, lihat gambar diatas, pada saat ini arus akan mengalir
sebagai berikut:
Baterai→terminal 50→hold in coil→massa
Baterai→main switchch→terminal c→field coil→armature→massa
Seperti pada gambar diatas di terminal C ada arus , maka arus dari pull in coil
tidak dapat mengalir, akibatnya kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold in coil
saja. Bersama dengan itu arus yang besar akan mengalir dari baterai ke field
coil→armature→massa melalui main switchch. Akibatnya starter dapat menghasilkan
momen puntar yang besar yang digunakan memutarkan ring gear. Jika mesin
sudah mulai hidup, ring gear akan memutarkan armature melalui pinion.Untuk
menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka kopling sarter akan
membebaskan dan melindungi armature dari putaran yang berlebihan.

4.2 Pengukuran Komponen


M.NURAIMAN RAFA
X TKR 1

4.2.1 Mengetes Pengukuran armature


            Dengan cara menggunakan AVO meter dengan menggunakan satuan ohm.
-   Pertama, kabel negative ditempelkan pada angker (armature) dan kabel positive ditempelkan pada
comotator.
-   Kedua, putar kabel positive pada comotator secara bergantian.
-   Ketiga, lalu lihat pada AVO meter, jika terjadi kebocoran pada armature jarum akan bergerak

4.2.2 Pengukuran Diameter Comotater


            Dengan menggunakan jangka sorong.
Diameter standar : 28 mm
Diameter minimum : 27 mm

4.2.3 Pengukuran Gulungan Magnetik Switch


1. Periksa Plunyer
Tekan plunyer dan bebaskan kembali. Plunyer harus kembali ke posisi semula dengan cepat. Jika
diperlukan, ganti switch magnet.
2. Lakukan pengujian sirkuit pada pull-in coil
Menggunakan Ohmmeter, periksa kontinyuitas antara termnal 50 dan terminal C.
Jika tidak ada kontinyuitas, ganti switch magnet.

3. Lakukan pengujian sirkuit pada hold-in coil


Menggunakan Ohmmeter, periksa kontinyuitas antara terminal 50 dan bodi switch.
Jika tidak ada kontinyuitas, ganti switch magnet.

4.2.4 Alur Cara Kerja Motor Stater

accu
 
           
 

 
M.NURAIMAN RAFA
X TKR 1

Penjelasan alur kerja motor stater:


            Pada saat kontak di On kan maka Pull-in-coil akan menarik kontak untuk menghubungkan
terminal "30" dengan terminal " C" jika arus listrik sampai ke ground. Artinya tidak ada jalur yang
terputus antara Pull-in-coil sampai ke ground, tetapi jika arus listrik terputus mungkin disebabkan
karbon brush habis " karbon brush terletak sebelum dan sesudah armature", pull-in-coil tidak akan
bekerja dan motor stater tidak akan berkerja.
Pada kondisi normal setelah Pull-in-coil menarik kontak sekaligus plunger dan shift lever
mendorong pinion untuk menghubungkan putaran motor stater dengan roda gila atau flywheel,
secara elektrikal berikut arah aliran arus listriknya.

Setelah kontak selenoid atau terminal "30" dan terminal "C" terhubung, pull-in-coil tidak
bekerja lagi karena tegangan atau voltase antara terminal "50" dengan terminal "C" hampir sama.

Saat motor stater memutar roda gila, Hold-in-coil memegang peranan utama untuk menahan
kontak untuk menghubungkan terminal "30" dan terminal "C" dan menahan gigi pinion yang
memutar flywheel atau roda gila, sampai mesin hidup.
M.NURAIMAN RAFA
X TKR 1

BAB II
PENUTUP

            Alahamdulliah makalah ini telah selesai, penyusun mengharapkan, semoga makalah ini
dapat memberikan nilai UTS yang maksimal.
            Penyusun meminta maaf jika masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam makalah ini, baik
dalam segi penulisannya maupun dalam sistematikanya. Kritik dan saran sangat kami harapkan
untuk masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai