Tahap 1 : K1 Menutup dan motor mengasut dengan kedua tepi resistor tersambung ke
rangkaian rotor.
Tahap 2 : K2 Menutup dan tepi resistor R1menyusut, hanya tepi resistor R2 yang terhubung
ke rotor.
Tahap 3 :K3 Menutup dan tepi resistor R2menyusut, motor bergerak dengan lilitan rotor
menyusut.
3. Prinsip kerja rangkaian pengasut elektronika
Prinsip kerja dari rangkaian
daya tersebut adalah MCB 3 fasa
berfungsi untuk menyambung dan
memutuskan tegangan jala-jala
menuju ke tiga buah kontaktor.
Kontaktor K1 berfungsi untuk
menghubungkan tegangan jala-jala ke
menuju ke motor listrik. Kontaktor K2
berfungsi untuk menghubungkan
motor sambungan bintang (Y)
sedangkan kontaktor K3 berfungsi untuk menghubungkan motor sambungan segitiga (∆).
4. EMF kembali artinya adalah EMF tersebut ditimbulkan oleh angker dinamo yang yang
melawan tegangan yang diberikan padanya. Teori dasarnya adalah jika sebuah konduktor
listrik memotong garis medan magnet maka timbul ggl
pada konduktor. Gambar 8. E.M.F. Kembali. EMF
induksi terjadi pada motor listrik, generator serta
rangkaian listrik dengan arah berlawanan terhadap
gaya yang menimbulkannya. HF. Emil Lenz mencatat
pada tahun 1834 bahwa “arus induksi selalu
berlawanan arah dengan gerakan atau perubahan yang
menyebabkannya”. Hal ini disebut sebagai Hukum
Lenz.
Pada saat kawat-kawat penghantar belitan jangkar memotong fluks medan magnet
utama, maka akan dibangkitkan ggl induksi pada belitan jangkar ini. Ggl induksi ini dikenal
sebagai ggl induksi baiik karena ggl ini bekerja dalam arah melawan tegangan suplai. Dalam
kondisi kerja normal, ggl balik selalu sedikit lebih rendah dari tegangan suplai sehingga
dapat membatasi besarnya arus yang mengalir pada motor. Namun, pada saat pengasutan
motor yang pertama kali, ggl balik ini tidak ada karena kawat-kawat penghantar belitan
jangkar masih dalam kondisi diam sehingga diperlukan suatu rangkaian pengasut motor
tertentu untuk menjaga agar arus asut motor tetap dalam nilai yang aman dan tidak
membahayakan.Hal ini berlaku untuk semua motor kecuali untuk motor-motor yang sangat
kecil.
5. Prinsip kerja rangkaian pengasut Variable Speed Drive (VSD
Variabel Speed Drive : Prinsip kerja inverter adalah mengubah input motor (listrik AC)
menjadi DC dan kemudian dijadikan AC lagi dengan frekuensi yang dikehendaki sehingga
motor dapat dikontrol sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.
Prinsip kerja rangkaian pengasut Soft Starting (SS)
Pengasut Soft Starting digunakan bila adanya keharusan akan akselerasi dan dekseierasi
yang mulus.
Soft Starting : Ada dua jenis kontrol menggunakan soft starter:
Kontrol Loop Terbuka : Tegangan start diterapkan dengan waktu, terlepas dari arus yang
ditarik atau kecepatan motor. Untuk setiap fasa, dua SCR terhubung kembali ke belakang
(back to back) dan SCR awalnya berjalan pada penundaan 180 derajat selama masing-
masing setengah siklus gelombang (dimana setiap SCR berjalan).
Penundaan atau delay ini berkurang secara bertahap seiring waktu hingga tegangan yang
diberikan naik hingga ke tegangan supply penuh. Ini juga dikenal sebagai Time Ramp
Voltage System.
Seperti diketahui, rotor motor sinkron terkunci dengan medan putar dan harus terus
beroperasi pada kecepatan sinkron untuk semua keadaan beban. Selama kondisi tanpa beban
(no-load), garis tengah kutub medan putar dan kutub medan dc berada dalam satu garis
(gambar dibawah bagian a). Seiring dengan pembebanan, ada pergeseran kutub rotor ke
belakang, relative terhadap kutub stator (gambar bagian b). Tidak ada perubahan kecepatan.
Sudut antara kutub rotor dan stator disebut sudut torque.
Motor Induksi
Motor induksi adalah alat listrik yang
mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Listrik yang diubah adalah
listrik 3 phasa. Motor induksi sering
juga disebut motor tidak serempak atau
motor asinkron.
Ketika tegangan phasa U masuk
ke belitan stator menjadikan kutub S
(south = selatan), garis-garis gaya mahnet
mengalir melalui stator, sedangkan dua kutub
lainnya adalah N (north = utara) untuk phasa V dan phasa W. Kompas akan saling
tarik-menarik dengan kutub S.
Berikutnya kutub S pindah ke phasa V, kompas berputar 120°, dilanjutkan kutub S
pindah ke phasa W, sehingga pada belitan stator timbul medan magnet putar. Buktinya
kompas akan memutar lagi menjadi 240°. Kejadian berlangsung silih berganti
membentuk medan magnet putar sehingga kompas berputar dalam satu putaran penuh,
proses ini berlangsung terus menerus. Dalam motor induksi kompas digantikan oleh rotor
sangkar yang akan berputar pada porosnya. Karena ada perbedaan putaran antara medan
putar stator dengan putaran rotor, maka disebut motor induksi tidak serempak atau motor
asinkron.
Susunan belitan stator motor induksi dengan dua kutub, memiliki tiga belitan yang
masing-masing berbeda sudut 120°. Ujung belitan phasa pertama U1- U2, belitan phasa
kedua V1-V2 dan belitan phasa ketiga W1-W2.
Prinsip kerja motor induksi dijelaskan dengan gelombang sinusoidal,
terbentuknya medan putar pada stator motor induksi. Tampak stator dengan dua kutub,
dapat diterangkan dengan empat kondisi.
1. Saat sudut 0°. Arus I1 bernilai positip dan arus I2 dan arus I3 bernilai negatip dalam
hal ini belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan
belitan V1, U2 dan W1 bertanda titik (arus listrik menuju pembaca). Terbentuk fluk
magnet pada garis horizontal sudut 0°. Kutub S (south = selatan) dan kutub N (north =
utara).
2. Saat sudut 120°. Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I1 dan arus I3 bernilai
negatip, dalam hal ini belitan W2, V1, dan U2 bertanda silang (arus meninggalkan
pembaca), dan kawat W1, V2, dan U1 bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis
fluk magnit kutub S dan N bergeser 120° dari posisi awal.
3. Saat sudut 240°. Arus I3 bernilai positip dan I1 dan I2 bernilai negatip, belitan U2,
W1, dan V2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan kawat U1, W2, dan V1
bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120°
dari posisi kedua.
4. Saat sudut 360°. posisi ini sama dengan saat sudut 0°, di mana kutub S dan N kembali
keposisi awal sekali.
Dari keempat kondisi di atas saat sudut 0°, 120°, 240°, dan 360°, dapat dijelaskan
terbentuknya medan putar pada stator, medan magnet putar stator akan memotong belitan
rotor. Kecepatan medan putar stator ini sering disebut kecepatan sinkron, tidak dapat
diamati dengan alat ukur tetapi dapat dihitung secara teoritis.