Anda di halaman 1dari 5

Nama : Toni Pratama

NIM : 18157984 INSTALASI MESIN LISTRIK


Jurusan : TE 5

1. Prinsip kerja pengasut autotransformer


Sebuah pengasut autotransformer memakai prinsip dari sebuah transformer yang
bertindak mengurangi tegangan terhadap sebuah motor. Pada saat motor diasut lilitan primer
autotransformer tiga fasa dihubungkan ke saluran suplai dan lilitan sekunder dihubungkan
ke motor. Seperti pada Diagram rangkaian sebuah pengasut autotransformer berikut:
Proses pengasutan terdiri dari tiga (3)
tahap:
1. Autotransformer dihubungkan ke start pada
saat kontaktor K1 dan K3 menutup dan
menjalankan motor pada tegangan yang
terkurangi.
2. Titik netral terbuka, bagian lilitan
Autotransformer yang disambungkan dalam
rangkaian dengan masing masing koil motor
berlaku sebagai induktan.
3. Kontaktor K2, menghubungkan motor secara langsung ke saluran suplai dan
mengakibatkan kontaktor kontaktor K1 dan K3 terbuka.

2. Prinsip kerja rangkaian pengasut resistensi sekunder


Pengasut Resistansi
Sekunder digunakan untuk
pengasutan motor dengan
rotor jenis lilitan. Stator
motor dengan rotor lilitan
tersebut dihubungkan
langsung ke suplai dan lilitan
rotor dihubungkan ke resistor
eksternal melalui slip ring dan
slip brush.

Tahap 1 : K1 Menutup dan motor mengasut dengan kedua tepi resistor tersambung ke
rangkaian rotor.
Tahap 2 : K2 Menutup dan tepi resistor R1menyusut, hanya tepi resistor R2 yang terhubung
ke rotor.
Tahap 3 :K3 Menutup dan tepi resistor R2menyusut, motor bergerak dengan lilitan rotor
menyusut.
3. Prinsip kerja rangkaian pengasut elektronika
Prinsip kerja dari rangkaian
daya tersebut adalah MCB 3 fasa
berfungsi untuk menyambung dan
memutuskan tegangan jala-jala
menuju ke tiga buah kontaktor.
Kontaktor K1 berfungsi untuk
menghubungkan tegangan jala-jala ke
menuju ke motor listrik. Kontaktor K2
berfungsi untuk menghubungkan
motor sambungan bintang (Y)
sedangkan kontaktor K3 berfungsi untuk menghubungkan motor sambungan segitiga (∆).

4. EMF kembali artinya adalah EMF tersebut ditimbulkan oleh angker dinamo yang yang
melawan tegangan yang diberikan padanya. Teori dasarnya adalah jika sebuah konduktor
listrik memotong garis medan magnet maka timbul ggl
pada konduktor. Gambar 8. E.M.F. Kembali. EMF
induksi terjadi pada motor listrik, generator serta
rangkaian listrik dengan arah berlawanan terhadap
gaya yang menimbulkannya. HF. Emil Lenz mencatat
pada tahun 1834 bahwa “arus induksi selalu
berlawanan arah dengan gerakan atau perubahan yang
menyebabkannya”. Hal ini disebut sebagai Hukum
Lenz.
Pada saat kawat-kawat penghantar belitan jangkar memotong fluks medan magnet
utama, maka akan dibangkitkan ggl induksi pada belitan jangkar ini. Ggl induksi ini dikenal
sebagai ggl induksi baiik karena ggl ini bekerja dalam arah melawan tegangan suplai. Dalam
kondisi kerja normal, ggl balik selalu sedikit lebih rendah dari tegangan suplai sehingga
dapat membatasi besarnya arus yang mengalir pada motor. Namun, pada saat pengasutan
motor yang pertama kali, ggl balik ini tidak ada karena kawat-kawat penghantar belitan
jangkar masih dalam kondisi diam sehingga diperlukan suatu rangkaian pengasut motor
tertentu untuk menjaga agar arus asut motor tetap dalam nilai yang aman dan tidak
membahayakan.Hal ini berlaku untuk semua motor kecuali untuk motor-motor yang sangat
kecil.
5. Prinsip kerja rangkaian pengasut Variable Speed Drive (VSD
Variabel Speed Drive : Prinsip kerja inverter adalah mengubah input motor (listrik AC)
menjadi DC dan kemudian dijadikan AC lagi dengan frekuensi yang dikehendaki sehingga
motor dapat dikontrol sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.
Prinsip kerja rangkaian pengasut Soft Starting (SS)
Pengasut Soft Starting digunakan bila adanya keharusan akan akselerasi dan dekseierasi
yang mulus.
Soft Starting : Ada dua jenis kontrol menggunakan soft starter:
Kontrol Loop Terbuka : Tegangan start diterapkan dengan waktu, terlepas dari arus yang
ditarik atau kecepatan motor. Untuk setiap fasa, dua SCR terhubung kembali ke belakang
(back to back) dan SCR awalnya berjalan pada penundaan 180 derajat selama masing-
masing setengah siklus gelombang (dimana setiap SCR berjalan).
Penundaan atau delay ini berkurang secara bertahap seiring waktu hingga tegangan yang
diberikan naik hingga ke tegangan supply penuh. Ini juga dikenal sebagai Time Ramp
Voltage System.

6. Prinsip kerja pengereman mekanik


Prinsip pengereman mekanik yaitu energi kinetis dari bagian yang berputar di buang
pada bagian yang bergesekan sebagai panas.
Energi kinetik = ½ j x ω2 yang merupakan energi panas. (j : momen inersia, ω :
kecepatan). Sesuai dengan namanya, pengereman mekanik adalah cara memberhentikan
motor elektrik dengan memberlakukan friksi motor. Friksi tersebut diterapkan dengan cara
yang sama seperti hal nya blok rem pada rem mobil (alat eksternal motor yang menyediakan
torsi yang memperlambat). Sebagian besar tergantung pada gesekan pada drum dan
tergantung pada susunan rem drum atau rem piringan dan disusun dengan pegas dan
dilepaskan dengan solenoid. Rem tersebut bekerja setelah daya hilang, yaitu, blok rem
mengunci motor, dengan daya kerja pegas" Pada saat daya dihubungkan, solenoid diberi
energi menjaga agar arrnature tetap tertutup. Dengan armature tertutup, pegas tertahan
balik sehingga tetap mengerem motor.
7. Prinsip kerja pengereman dinamik
Pengereman dinamik merupakan suatu cara pengereman dengan cara memasukkan
arus searah pada kumparan stator sehingga akan mengernbangkan medan stasioner untuk
nrenurunkan tegangan pada rotor (Pengereman dinamik digunakan untuk menghentikan
putaran rotor motor induks). Tegangan pada stator diubah dari sumber tegangan AC menjadi
tegangan DC dalam waktu yang sangat singkat. Torsi yang dihasilkan dari pengereman
tergantung pada besar arus DC yang diinjeksikan pada belitan stator. Oleh karena kumparan
rotor terhubung singkat maka arus yang mengalir menghasilkan medan magnet.
Medan magnet akan berputar dengan kecepatan yang sama dengan rotor tetapi dengan
arah yang berlawanan untuk menjadikan stasioner terhadap stator. lnteraksi medan resultan
dan gaya gerak magnet pada rotor akan mengembangkan torsi yang berlawanan dengan torsi
motor sehingga pengereman terjadi. untuk mencapai torsi pengereman yang tinggi, belitan
pada motor harus diberi eksitasi penuh. lntensitas pengereman pada eksitasi konstan
tergantung dari arus yang diberikan pada armatur dan dengan menentukan tahanan Ro.
Untuk menghitung tahanan pada pengereman dinamik dapat ditentukan dengan dasar
penurunan tegangan pada armatur (emf motor).

8. Perbedaan Motor Induksi dengan Motor Sinkron


Motor Sinkon
Sebuah motor sinkron dapat dinyalakan oleh sebuah motor dc pada satu sumbu.Ketika
motor mencapai kecepatan sinkron, arus AC diberikan kepada belitan stator. Motor dc saat
ini berfungsi sebagai generator dc dan memberikan eksitasi medan dc kepada rotor. Beban
sekarang boleh diberikan kepada motor sinkron. Motor sinkron seringkali dinyalakan
dengan menggunakan belitan sangkar tupai (squirrel-cage) yang dipasang di hadapan kutub
rotor. Motor kemudian dinyalakan seperti halnya motor induksi hingga mencapai –95%
kecepatan sinkron, saat mana arus searah diberikan, dan motor mencapai sinkronisasi.
Torque yang diperlukan untuk menarik motor hingga mencapai sinkronisasi disebut pull-in
torque.

Prinsip Kerja Motor Sinkron

Seperti diketahui, rotor motor sinkron terkunci dengan medan putar dan harus terus
beroperasi pada kecepatan sinkron untuk semua keadaan beban. Selama kondisi tanpa beban
(no-load), garis tengah kutub medan putar dan kutub medan dc berada dalam satu garis
(gambar dibawah bagian a). Seiring dengan pembebanan, ada pergeseran kutub rotor ke
belakang, relative terhadap kutub stator (gambar bagian b). Tidak ada perubahan kecepatan.
Sudut antara kutub rotor dan stator disebut sudut torque.
Motor Induksi
Motor induksi adalah alat listrik yang
mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Listrik yang diubah adalah
listrik 3 phasa. Motor induksi sering
juga disebut motor tidak serempak atau
motor asinkron.
Ketika tegangan phasa U masuk
ke belitan stator menjadikan kutub S
(south = selatan), garis-garis gaya mahnet
mengalir melalui stator, sedangkan dua kutub
lainnya adalah N (north = utara) untuk phasa V dan phasa W. Kompas akan saling
tarik-menarik dengan kutub S.
Berikutnya kutub S pindah ke phasa V, kompas berputar 120°, dilanjutkan kutub S
pindah ke phasa W, sehingga pada belitan stator timbul medan magnet putar. Buktinya
kompas akan memutar lagi menjadi 240°. Kejadian berlangsung silih berganti
membentuk medan magnet putar sehingga kompas berputar dalam satu putaran penuh,
proses ini berlangsung terus menerus. Dalam motor induksi kompas digantikan oleh rotor
sangkar yang akan berputar pada porosnya. Karena ada perbedaan putaran antara medan
putar stator dengan putaran rotor, maka disebut motor induksi tidak serempak atau motor
asinkron.
Susunan belitan stator motor induksi dengan dua kutub, memiliki tiga belitan yang
masing-masing berbeda sudut 120°. Ujung belitan phasa pertama U1- U2, belitan phasa
kedua V1-V2 dan belitan phasa ketiga W1-W2.
Prinsip kerja motor induksi dijelaskan dengan gelombang sinusoidal,
terbentuknya medan putar pada stator motor induksi. Tampak stator dengan dua kutub,
dapat diterangkan dengan empat kondisi.
1. Saat sudut 0°. Arus I1 bernilai positip dan arus I2 dan arus I3 bernilai negatip dalam
hal ini belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan
belitan V1, U2 dan W1 bertanda titik (arus listrik menuju pembaca). Terbentuk fluk
magnet pada garis horizontal sudut 0°. Kutub S (south = selatan) dan kutub N (north =
utara).
2. Saat sudut 120°. Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I1 dan arus I3 bernilai
negatip, dalam hal ini belitan W2, V1, dan U2 bertanda silang (arus meninggalkan
pembaca), dan kawat W1, V2, dan U1 bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis
fluk magnit kutub S dan N bergeser 120° dari posisi awal.
3. Saat sudut 240°. Arus I3 bernilai positip dan I1 dan I2 bernilai negatip, belitan U2,
W1, dan V2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan kawat U1, W2, dan V1
bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120°
dari posisi kedua.
4. Saat sudut 360°. posisi ini sama dengan saat sudut 0°, di mana kutub S dan N kembali
keposisi awal sekali.
Dari keempat kondisi di atas saat sudut 0°, 120°, 240°, dan 360°, dapat dijelaskan
terbentuknya medan putar pada stator, medan magnet putar stator akan memotong belitan
rotor. Kecepatan medan putar stator ini sering disebut kecepatan sinkron, tidak dapat
diamati dengan alat ukur tetapi dapat dihitung secara teoritis.

Anda mungkin juga menyukai