Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

TEORI
1.1 Sistem Pengapian CDI AC
Sumber tegangan didapat dari alternator,sehingga arus yang digunakan
merupakan arus bolak balik. Sistem pengapian CDI AC merupakan dasar dari
system pengapian CDI,dan menggunakan pencatu daya dari sumber arus
listrik bolak balik yang berasal dari spul motor (alternator).

1.1.1 Komponen Sistem Pengapian CDI AC


1. Baterai
Fungsi baterai, adalah sebagai penyimpan arus listrik. Memang baterai ini tidak
terlalu diprioritaskan karena kebutuhan sumber listrik akan dipenuhi oleh spul.
Namun, pada motor injeksi baterai menjadi komponen yang cukup penting karena
juga akan mengaktifkan ECU.

2. Spul & Rotor magnet

Spul dan rotor magnet adalah dua komponen yang berbeda, namun keduanya
memiliki satu tujuan yakni untuk mengubah putaran dari poros engkol mesin
menjadi listrik AC. Listrik ini yang menjadi sumber tenaga dari sistem pengapian.

Spul adalah komponen berbentuk kumparan statis yang terletak didalam rotor
magnet, sementara rotor magnet adalah magnet berbentuk tromol yang terhubung
ke poros engkol mesin. Rotor ini memiliki permanen magnet sehingga ketika
poros mesin hidup, spul akan langsung meghasilkan arus.

3. Pulse igniter/pick up coil


Beberapa orang mungkin lebih familiar dengan kata pick up coil, karena
fungsinya sebagai penjemput sinyal. Sinyal yang dimaksud adalah sinyal yang
menunjukan timming pengapian mesin.

Cara kerja pulse igniter ini hampir sama seperti spul namun dengan versi lebih
sederhana. Dalam satu putaran engkol, itu hanya terjadi satu kali perpotongan.
Sehingga bukan arus listrik yang dikirimkan, melainkan sebuah sinyal PWM yang
menunjukan RPM mesin dan timming pengapian.

Sinyal ini kemudian akan dikirimkan ke SCR didalam CDI unit.

4. Voltage converter

Pengkonversi tegangan, diperlukan untuk memaksimalkan arus discharge, perlu


diketahui prinsip kerja pengapian CDI itu berbeda dengan sistem pengapian mobil

1
yang menggunakan platina. Pada mobil, induksi pada coil akan terjadi ketika
platina memutuskan arus primer coil.
Namun pada CDI motor, induksi akan terjadi justru ketika arus primer dialiri oleh
arus discharger. Namun agar induksi berjalan dengan maksimal dan cepat, maka
arus discharge yang mengalir ke kumparan primer juga harus bertegangan lebih
tinggi.

Converter inilah yang memungkinkan arus discharge memiliki tegangan lebih


tinggi. Dalam satuan milisecon, tegangan listrik dari spul bisa dinaikan menjadi
sekitar 300 Volt untuk mengisi Capasitor.

5. CDI unit
CDI unit bisa dibilang menjadi modul utama dari sistem pengapian CDI. Fungsi
utamanya adalah sebagai penyalur tegangan ke coil melalui prinsip discharge.
Didalam CDI unit terdapat komponen capasitor, kita tahu kalai capasitor itu
mampu menyerap arus listrik, mampu menyimpan arus listrik yang diserap dan
mampu melepaskannya dengan spontan.

Proses pelepasan arus ini akan diarahkan ke kumparan primer pada coil untuk
melakukan induksi. Selain capasitor, ada pula komponen thrysistor atau SCR
yang digunakan sebagai gate untuk melakukan dishcarging.

6. Kunci kontak

Kunci kontak berfungsi sebagai saklar utama sistem pengapian. Saat kunci kontak
off, apa bisa kita hidupkan mesin ? tentu tidak. Meski spul menghasilkan arus
listrik namun karena kunci kontak masih OFF maka CDI tidak akan memperloleh
arus listrik.

7. Sekering

Fuse menjadi komponen yang tidak boleh dilupakan pada setiap rangkaian
kelistrikan. Karena fungsinya sebagai pengaman rangkaian kelistrikan dari short
to ground atau kosleting. Termasuk pada sistem pengapian, fuse dipakai untuk
melindungi CDI unit ketika terjadi hubungan singkat arus listrik.

Cara kerja fuse adalah dengan memutuskan kawat tipis didalam fuse secara
otomatis ketika arus yang melewati melebihi batas kemampuan fuse. Misal tertera
fuse 10 A, artinya kalau arus listrik yang mengalir melebihi 10 A maka sekering
akan putus dan skema kelistrikan akan mati.

8. Ignition coil

Ignition coil adalah komponen yang berfungsi menaikan tegangan kelistrikan


motor, menjadi tegangan super tinggi mencapai 200 KV melalui proses induksi
spontan. Prinsip kerjanya hampir sama dengan trafo step up.

2
Dimana jumlah lilitan pada kumparan sekunder lebih banyak daripada kumparan
primer. Sehingga ketika kumparan sekunder menangkap gaya kemagnetan dari
kumparan primer bisa terjadi peningkatan tegangan.

9. Kabel busi

Fungsi dari kabel tembaga adalah sebagai penyalur listrik bertegangan tinggi dari
ignition coil. Kabel busi memang memiliki bentuk seperti kabel pada umumnya,
namun kabel ini memiliki diameter lebih besar. Mungkin bisa sampai 5 mm.
Biasanya kabel busi menggunakan satu helai kawat tembaga dengan diameter
besar, dan ada beberapa helai serabut tembaga yang mengitarinya (tanpa
bersentuhan).

Kawat ini digunakan untuk mengalirkan tegangan dari coil dan serabut tembaga
disekitar kawat utama dipakai untuk mencegah terjadinya penurunan tegangan.

10. Cop busi

Cop busi adalah ujung dari kabel busi yang ditempelkan pada ujung busi. Meski
fungsinya hanya sebagai penghubung antara kabel busi dan busi, bentuk cop busi
ini juga tak boleh sembarangan. Karena kalau kawat dari kabel busi tidak melekat
dengan sempurna ke konduktor didalam cop busi maka tegangan yang sampai ke
busi menjadi lebih kecil.

11. Busi
Busi berperan sebagai ujung tombak sistem pengapian, fungsi busi adalah untuk
memercikan api didalam ruang bakar yang didapat dari skema induksi
elektromagnet pada coil. Cara kerja busi adalah dengan mendekatkan elektroda
yang bermuatan positif ke masa yang bermuatan negatif.

Karena sifat arus listrik selalu mencari masa, maka dengan celah sekitar 0,8 mm
akan timbul loncatan elektron. Kalau tegangan pada elektroda kecil, maka
loncatan elektron tidak akan terlihat. Namun karena tegangan pada elektroda itu
mencapai 200 KV, maka loncatan elektron ini akan berbentuk seperti percikan
api.

3
1.1.2 Cara kerja system pengapian CDI AC
Pada saat magnet berputar akan menghasilkan tegangan AC dalam bentuk induksi
listrik yang berasal dari kumparan atau biasa di sebut spool. Arus listrik akan
dikirimkan ke CDI dengan tegangan antara 100-400volt, tergantung putaran
mesin.

Selanjutnya arus bolak-balik (AC) yang berasal kumparan di jadikan arus searah
(DC) oleh diode dan disimpan di kapasitor pada CDI unit.

Kapasitor tidak akan melepas arus sebelum komponen yang bertugas menjadi
pintu (SCR) bekerja. Bekerjanya SCR apabila telah mendapatkan sinyal pulsa dari
kumparan/pulser CDI (Pulse generator)yang menandakan saatnya pengapian.

Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus


(discharge) dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan primer koil
pengapian dengan tegangan 100-400volt, kemudian terjadi induksi dalam
kumparan sekunder dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan
tinggi tersebut selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api
yang akan membakar campuran bensin dan udara dalam ruang bakar.

Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan
bersama dengan bertambahnya tegangan pulser (pulse generator) akibat kecepatan
putaran mesin motor.

4
1.2 sistem Pengisian
Sistem pengisian adalah sebuah rangkaian mekatronika yang berfungsi untuk
melakukan suply energi listrik menuju baterai agar kebutuhan akan kelistrikan
body atau mesin dapat dipenuhi. Charging system memanfaatkan putaran engkol
untuk menciptakan energi listrik.
Sehingga apabila diterjemahkan, sistem pengisian bekerja untuk mengubah
sebagian putaran engkol menjadi energi listrik.
Prinsip kerjanya sama seperti generator, dimana ketika terdapat kumparan
berputar ditengah medan magnet, maka akan ada aliran listrik yang mengalir
melalui kumparan itu.

1.2.1 Komponen Sistem Pengisian

Spul/Stator Coil
Spul atau stator coil berfungsi sebagai kumparan statis yang akan menerima
perpotongan garis gaya magnet dari rotor. Kalau pada pengisian mobil, spul ini
dinamakan stator coil yang terletak disekitar rotor coil. Namun pada motor, lebih
familiar disebut sebagai spul. Perbedaannya dengan pengisian mobil yakni letak
stator coil. Kalau pada mobil, letak stator coil ini berada diarea luar rotor tepatnya
mengelilingi rotor.

Namun pada mobil stator ini justru terletak didalam rotor. Rotor pada pengisian
motor berbentuk seperti tromol, sehingga dibagian tengahnya bisa diletakan stator
coil. Karena letaknya didalam rotor, maka skema seperti ini akan sangat
mendukung ruang yang sempit seperti pada mesin motor.

Rotor Magnet
Kalau stator fungsinya menangkap perpotongan garis gaya magnet, maka rotor
berfungsi untuk memotong stator coil. Baik pada pengisian mobil ataupun motor,
prinsipnya sama saja yakni dengan menggunakan kemagnetan pada rotor. Saat
ada kemagnetan pada rotor, maka akan timbul garis gaya magnet dari pole utara
ke selatan. Karena letak rotor berdekatan dengan stator maka garis gaya magnet
tersebut sudah pasti akan mengenai stator coil.

Ketika mesin diengkol, otomatis poros engkol akan berputar dan karena rotor ini
terletak pada ujung poros engkol maka rotor juga akan berputar. Putaran rotor ini
akan menggerakan garis gata magnet yang sebelumnya ada. Pergerakan inilah
yang menimbulkan perpotongan garis gaya mganet. Tapi ada perbedaan pada
rotor mobil dan motor, selain dari bentuknya kemagnetan rotor ini juga berbeda.

Pada mobil kemagnetan rotor harus dibangkitkan melalui induksi dari baterai.
Sementara pada motor, rotor ini sudah dilengkapi magnet permanen sehingga tak
perlu diberikan induksi untuk membentuk garis gaya magnet. Oleh sebab itulah
disebut dengan rotor magnet karena rotor ini sudah dilengkapi dengan magnet.

5
Regulator ( Kiprok )
Kiprok ialah komponen yang berfungsi untuk meregulasi arus pengisian yang
dihasilkan oleh spul. Sama kasusnya seperti pengisian mobil, ketika RPM mesin
tinggi otomatis putaran rotor semakin cepat sehingga tegangan yang dihasilkan
saat pengisian juga semakin besar. Kalau tegangan besar ini dihubungkan ke
kelistrikan kendaraan, resikonya terbakar karena diluar dari kapasitas tegangan
yang disiapkan. Oleh karena itu regulator atau kiprok dipakai agar tidak terjadi
overcharge.

Pada sepeda motor regulator ini juga dilengkapi dengan satu set rectifier. Rectifier
ialah serangkaian dioda yang disusun sedemikian rupa untuk menyearahkan arus
listrik dari spul. Ini karena arus pengisian yang dihasilkan spul itu masih dalam
bentuk bolak-balik “AC”. Namun kelistrikan motor menggunakan arus DC, jadi
perlu disearahkan menggunakan dioda.

Aki
Fungsi aki hanyalah sebagai penyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh spul.
Pada sepeda motor karburator aki tidak memiliki peranan cukup penting. Karena
fungsinya hanya terlihat ketika proses starting engine. Selebihnya ketika sepeda
motor hidup aki tidak lagi diperlukan karena kebutuhan arus listrik sudah
dipenuhi oleh sistem pengisian. Namun pada motor injeksi, aki menjadi
komponen cukup penting. Selain sebagai penyedia arus ECU, aki juga berperan
sebagai stabilizer tegangan. Sehingga tegangan yang masuk ke ECU tetap
konstan.

Wire “Kabel”
Kabel merupakan komponen yang selalu ada pada rangkaian kelistrikan baik pada
motor ataupun mobil. Termasuk pada sistem pengisian, ada banyak kabel yang
diperlukan. Biasanya untuk membedakan jenis kabel satu dengan yang lain
digunakan perbedaan warna kabel. Untuk arus positif biasanya menggunakan
kabel merah, sementara kabel masa menggunakan kabel hitam. Kalau kabel ke
lampu atau beban yang lain bisa kuning atau hijau tergantung jenis motor yang
dipakai.

Sekering “Fuse”
Sekering “fuse” berfungsi sebagai pengaman rangkaian kelistrikan jika terjadi
hubungan singkat “konslet”.

6
1.2.2 Cara kerja Sistem Pengisian
Ketika kunci kontak berada ke posisi ON, arus mengalir dari baterai menuju
altenator. Dialam altenator, arus listrik akan melewati kumparan stator, sehingga
terjadilah kemagnetan didalam altenator.

Saat mesin berputar, poros engkol juga akan berputar. Putaran crankshaft akan
memutar pulley altenator. Sehingga kumparan rotor atau armature pada altenator
berputar. Disinilah energi listrik tercipta.

Listrik dapat tercipta karena terdapat kumparan yang memotong garis gaya
magnet. Akibatnya elektron akan tercipta perpindahan elektron antara medan
magnet dan kumparan. Perpindahan elektron ini akan menimbulkan beda
potensial listrik dan akhirnya timbulah aliran listrik.

7
1.3 Sistem Starter
Starter adalah alat yang menggunakan tenaga luar untuk menghidupkan
mesin. Sistem starter berfungsi sebagai penggerak awal supaya mesin bisa
bekerja.

 Jenis-jenis Starter pada Sepeda Motor

1. Sistem Starter Manual/Kick Starter


Sistem starter tipe ini dioperasikan secara manual/dari tenaga manusia, untuk dapat
menghidupkan mesin maka kita perlu mengoperasikan sistem starter dengan cara
menginjak tuas/engkol starter sampai mesin hidup.

2. Sistem Starter Elektrik


  Sistem starter ini dioperasikan oleh tenaga listrik yaitu dari baterai (accu).

1.3.1 Komponen Sistem Starter

a.    Baterai / aki


Baterai fungsinya sebagai sumber energi listrik.

b. Sekring
Sekring berfungsi untuk mencegah terjadinya arus yang berlebihan dan
mencegah terjadinya konsleting.

c.    Kunci kontak


Kunci kontak untuk memutuskan dan mengubungkan arus listrik.

d.   Relay starter


Relay starter fungsinya untuk mengalilrkan arus listrik yang besar, dari beterai
ke starter motor pada sirkuit motor starter.

e.    Saklar starter


Saklar starter untuk menghubungkan arus listrik dari baterai ke relay starter.

f.     Motor starter


Motor strater berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi momen putar.

8
1.3.2 Cara kerja Sistem starter

Pada saat kunci kontak on, saklar stater ditekan, arus mengalir :

BATTERAY POSITIF – SEKRING – KUNCI KONTAK – RELAY STATER –


SAKLAR STATER – MASSA

Didalam relay stater terdapat kumparan, sehingga jika arus mengalir ke dalam
kumparan relay stater, maka relay stater akan menjadi magnet, dan plunyer pada
relay stater akan menghubungkan terminal kabel besar dari positif batteray dan
yang menuju motor stater, sehingga aliran arusnya menjadi :

BATTERAY POSITIF – TERMINAL RELAY STATER – MOTOR STATER –


MASSA
Karena motor stater mendapatkan aliran arus, maka motor stater berputar,
memutarkan mesin.

Anda mungkin juga menyukai