Anda di halaman 1dari 24

Nama, fungsi dan cara kerja komponen

distributor pada pengapian mobil


Fungsi dan cara kerja distributor mobil - Salah satu komponen pada
sistem pengapian mobil adalah distributor. Selain membagi tegangan
sekunder, dalam satu unit distributor mobil memiliki banyak komponen
yang memiliki fungsi tersendiri. Lantas apa fungsi dan cara kerja masing-
masing bagian distributor pada pengapian mobil ? Simak artikel dibawah.

Sekilas tentang sistem pengapian

Sistem pengapian berfungsi untuk memproduksi percikan api pada busi


untuk melakukan pembakaran mesin. Proses yang terjadi pada sistem
pengapian adalah induksi elektromagnetik pada ignition coil, yang
menghasilkan tegangan listrik hingga 20 KV.

Sistem pengapian memiliki beberapa jenis, macam-macam sistem


pengapian pada kendaraan adalah ;

1. Sistem pengapian konvensional


2. Sistem pengapian elektronik
3. Sistem pengapian DLI
4. Sistem pengapian CDI

Untuk lebih detail mengenai cara kerja sistem pengapian, bisa simak
artikel cara kerja sistem pengapian pada kendaraan.

Untuk komponen sendiri, setiap jenis sistem pengapian memiliki


komponen yang berbeda. Salah satunya distributor, komponen distributor
hanya ada pada sistem pengapian jenis konvensional dan semi transistor.

Hal ini karena cara kerja sistem pengapian konvensional masih


menggunakan mekanikal pada platina. Sementara platina ada pada
distributor. Sehingga unit distributor sangat diperlukan.

Selain itu sistem pengapian konvensional dan transistor masih


memerlukan komponen untuk membagikan tegangan dari satu buah
ignition coil menuju masing-masing busi. Sehingga distributor juga wajib
dihadirkan.

Komponen distributor beserta fungsinya.

Untuk mengenal komponen sistem pengapian secara umum dan lengkap,


bisa simak nama komponen sistem pengapian beserta fungsinya.
Kali ini kita akan membahas komponen distributor pada pengapian mobil.
Fungsi dan cara kerja distributor pada mobil adalah sebagai berikut.

1. Distributor Cap (Tutup Distributor)

Sesuai namanya, distributor cap berfungsi untuk menutup bagian


distributor. Namun bukan itu fungsi utama distributor cap. Fungsi
distributor cap adalah sebagai terminal yang terhubung dengan kabel busi
dan kabel sekunder coil.

Tiap terminal pada tutup distributor akan bergesekan dengan rotor untuk
menerima tegangan tinggi, dari terminal tersebut listrik disalurkan ke busi
melalui kabel tegangan tinggi.

2. Rotor

Rotor berfungsi untuk menerima tegangan tinggi dari coil dan


mendistribusikan tegangan tersebut ke masing-masing terminal pada
distributor cap. Rotor memiliki konduktor yang terhubung dengan kabel
sekunder ignition coil dan ujung lainya terbebas.

Cara kerja rotor yaitu dengan memanfaatkan putaran poros distributor.


Saat poros distributor berputar, rotor juga ikut berputar. Putaran itu akan
mendistribusikan listrik tegangan tinggi ke masing-masing busi.

3. Poros distributor
Poros distributor terletak di bagian tengah distributor. Fungsinya juga
bermacam-macam. Dibagian bawah poros, terhubung dengan pompa oli
yang terkoneksi dengan crankshaft mesin. Sehingga putaran poros
dipengaruhi oleh putaran mesin.

Selain itu, poros ini juga memiliki sebuah cam atau nok yang berfungsi
untuk menekan kaki platina agar terjadi pemutusan arus. Dibagian atas,
poros terhubung dengan rotor yang akan mendistribusikan listril tegangan
tinggi ke masing-masing busi.

4. Platina
Platina adalah sebuah komponen yang difungsikan sebagai saklar pada
sistem pengapian konvensional. Dinamakan platina karena komponen ini
memiliki contact point berbahan lohgam platina.

Fungsi dan cara kerja platina


Fungsi platina adalah untuk memutuskan arus primer coil untuk
menghasilkan tegangan sekunder yang sangat tinggi melalui proses
induksi.

Cara kerja platina cukup sederhana. Dalam keadaan normal, kontak


platina dalam kondisi terhubung. Saat poros mulai berputar, cam yang
tertempel pada poros akan menyentuh kaki platina. Hal itu menyebabkan
kontak platina renggang sehingga arus terputus.

5. Capasitor

Saat kontak platina terputus, akan menimbulkan percikan di celah kontak


tersebut. Tentu hal ini bisa berakibat pada hasil pengapian. Kapasitor
atau kondensor adalah komponen elektronika yang dapat menyerap arus
listrik.

Setelah kontak point, diletakan komponen kapasitor untuk menyerap


percikan api yang terjadi. Sehingga proses pengapian dapat berlangsung
secara maksimal.

6. Breaker plate

Breaker plate merupakan sebuah tatakan tempat platina diletakan.


Komponen ini dapat digerakan untuk mengubah timing pengapian. Hal itu
karena breaker plate terhubung dengan advancer yang berfungsi
mengubah timing pengapian.

Saat breaker plate bergeser, menyebabkan posisi platina juga ikut


bergeser. Hal itu berakibat timing pengapian yang lebih awal ataupun
lebih lambat. Dikomponen ini pula penyetelan celah platina dilakukan.

7. Vacum advancer

Vacum advancer adalah komponen pada distributor yang berguna untuk


memajukan dan memundurkan timing pengapian berdasarkan beban
yang diterima mesin.

Fungsi dan cara kerja vacum advancer


Vacum advancer bekerja memanfaatkan tingkat kevakuman di intake
manifold. Saat mesin menerima beban berat kaevakuman di intake
manifold lebih kecil.
Kevakuman ini dihubungkan ke membran pada vacum advancer yang
dapat bergerak sesuai kevakuman di intake manifold. Membran ini
terhubung dengan batang yang terkoneksi dengan breaker plate,
sehingga gerakan membran akan mempengaruhi posisi paltina.

8. Sentrifugal advancer

Sentrifugal advancer juga komponen yang berfungsi untuk mengubah


timing pengapian, namun berdasarkan RPM mesin. Komponen ini terletak
dibagian bawah breaker plate dengan dua buah pemberat.

Fungsi dan cara kerja sentrifugal advancer


Semakin tinggi putaran mesin, waktu pengapian juga perlu dimajukan
agar dapat terjadi pembakaran yang lebih maksimal.

Sentrifugal advancer bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal yang


memiliki moment semakin besar setiap putaran bertambah.

Saat poros berputar semakin cepat, pemberat akan semakin


mengembang sesuai gaya sentrifugal. Pemberat yang mengembang akan
menggeser breaker plate pada djstributor. Sehingga posisi platina juga
berubah.
http://www.autoexpose.org/2017/02/fungsi-dan-cara-kerja-distributor.html
SISTEM PENGAPIAN

Sistem pengapian pada mesin bensin berfungsi


mcmbakar campuran udara dan bensin di ruang bakar
pada akhir langkah kompresi, sehingga dihasiikan daya
mekanik akibat pembakaran tersebut

memperlihatkan konstruksi sistem pengapian yang


menggunakan batere sebagai sumber listriknya, disebut
sebagai sistem pengapian batere

1. Komponen komponen sistem pengapian


a. Batere
Batere sebagai penyedia arus listrik tegangan rendah (l2
V) untuk coil.

b. Kunci kontak
Pada sistem pengapian, kunci kontak berfungsi
menghubungkan memutuskan aliran listrik dari batere
ke ignition coil.

c. Ignition coil
Ignition coil berfungsi menaikkan tegangan listrik yang
diterima dari batere menjadi tegamgan tinggi (10,000
20.000 volt) yang diperlukan untuk pengapian. Untuk
mempertinggi tegangan listrik tersebut pada ignition coil
terdapat dua kumparan, yaitu:

1) Kumparan primer (primary coil)


Kumpamn primer berfungsi menimbulkan medan
magnet pada signition coil, sehingga menghasilkan
induksi pada kumparan kumparannya. Ciri dari
kumparan primer ini adalah yang penampangnya besar
tetapi gulungannya sedikit (150 - 300 lilitan) dan berada
di sebelah luar kumparan sekunder.
2) Kumparan sekunder (secondary coil)
Kumparan sekunder berfungsi menginduksi tegangan
menjadi lebih tinggi yang selanjumya dialirkan ke busi
untuk menimbulkan pecikan api. Ciri dari kumparan ini
mempunyai penampang kecil dengan lilitan yang sangat
banyak (15.000 30.000 lilitan) dan berada disebelah
dalam lilitan primer.

Kedua kumparan tersebut melilit pada inti besi (core)


yang terbuat dari baja silikon tipis yang digulung ketat.
Untuk mencegah terjadinya hubungan singkat (short
circuit) antara lapisan kumparan yang berdekatan
disekat dengan kertas yang mempunyai tahanan sekat
yang tinggi. Salah satu ujung kumparan primer
dihubungkan dengan termnal negatif primer, sedangkan
ujung yang lainnya dihubungkan dengan
terminal positif primer.

Kumparan sekunder dihubungkan dengan cara serupa,


di mana salah satunya dihubungkan dengan kumparan
primer lewat (pada) terminal positif primer, sedang ujung
yang lain dihubungkan dengan terminal tegangan tinggi
melalui sebuah pegas.

d. Distributor
Secara umum distributor berfungsi membagi-bagikan
arus yang bertegangan tinggi dari ignition coil ke busi -
busi yang terdapat pada setiap silinder.

Secara khusus fungsi distributor dapat dibagi menjadi


4 bagian, yaitu bagian pemutus arus, bagian distributor,
governot advancer, dan vacum advancer

1) Bagian pemutus arus

Terdiri atas breaker point (contact point) nok


(camlobe) dan kondensor.
- Breaker point, berfungsi memutuskan arus listrik dan
menghubungkannya dari kumparan primer coil ke
massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder
coil.

- Nok (comlobe), berfungsi mengungkit breaker point


agar dapat
memutus dan menghubungkan arus listrik pada
kumparan primer
coil. Konstruksi breaker poin dan nok (camlobe)
ditunjukan
pada
- Kondensor

berfungsi menghilangkan atau mencegah terjadinya


loncatan bunga api listrik pada breaker point.

Terbakamya kondensor sering juga terjadi karcna


kondensor yang dipakai tidak sesuai dengan
kapasitasnya atau kapasitasnya normal.

Kapasitas kondensor diukur dalam mikro farad


2) Bagian distributor
Bagian distributor berfungsi membagi-bagikan tegangan
tinggi yang dihasilkan oleh kumparan sekunder
pada ignition coil ke busi pada tiap-tiap silinder. Bagian
ini terdiri atas tutup distributor dan rotor.

3) Bagian governor advancer


Bagian ini berfungsi memajukan saat pengapian sesuai
dengan pertambahan putaran mesin.

mcmperlihatkan keadaan
(a) governor advancer sebelum bekerja dan (b) saat
bekerja.

4) Bagian vacum advancer


Bagian ini berfungsi memundurkan atau memajukan
saat pengapian ketika beban mesin bertambah atau
berkurang. Vacum advancer terdiri atas breaker plate
dan vacum advancer, yang bckerjaa tas dasar
kevakuman yang terjadi dalam intake manifold.
Perhatikan keadaan vacum advancer sebelum bekerja
dan saat bekerja pada

5) Busi (spark plug)


Busi berfungsi menghasilkan bunga api listrik antara
kedua
elektrodanya untuk membakar campuran gas pada
ruang bakar. Percikan bunga api ini diperoleh dari
tegangan tinggi yang dihasilkan igntion coil. Antara
elektroda tengah dan sisi diberi renggang (gap) sebesar
0,6 - 0,8 mm. Pada celah inilah terjadinya loncatan api
listrik
busi. Bagian elektroda elektroda busi ini akan segera
menjadi kotor oleh gas-gas sisa pembakaran, oleh
karena itu, bagian ini harus dibersihkan pada selang
waktu tertentu. Bagian bagian busi selengkapnya
ditunjukkan pada
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Beranda

Langganan: Postingan (Atom)

Entri Populer

SISTEM REM

SISTEM REM MOBIL Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat)
dan menghentikan kendaraan serta memberikan kemungkinan dap...

TRANSMISI

SISTEM TRANSMIS I Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang menjadi
penghantar energi dari mesin ke diferensial dan as. Deng...

KOPLING

KOPLING Kopling atau Clutch yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan poros engkol
dengna poros roda gigi transmisi. Fungsi kopling a...

PEMERIKSAAN TRANSMISI

1. Periksa poros output dan luncuran dalam. a) Menggunakan jangka sorong, ukur ketebalan
flens poros output. Ketebalam minimum 4,90 mm ...

SUSPENSI

Dengan demikian, gangguan terhadap sebuah roda ditanggulangi hanya roda itu saja. Salah
satu model suspensi independen ditunjukkan pada Si...

SISTEM PENDINGIN

Panas hasi l pembakaran di dalam mesin, sebagian diubah menjadi tenaga penggerak,
sebagian dibuang keluar sebagian gas buang,dan sebagian l...

SISTEMPENGAPIAN

Sistem pengapian pada mesin bensin berfungsi mcmbakar campuran udara dan bensin di
ruang bakar pada akhir langkah kompresi, sehingga dihasii...

KOMOPONEN - KOMPONEN ENGINE

Silinder terdapat pada blok mesin. Blok mesin biasanya terbuat dari besi cor kelabu. Karena
besi cor kelabu memiliki daya tahan...

ENGINE

Engine adalah sesuatu yang mengolah suatu masukan menjadi suatu keluaran. Engine
adalah istilah umum yang tidak hanya digunakan dalam dun...

SERVICE
1. Umum : penggantian oli dan saringan oli pembersihan atau penggantian saringan
udara pemeriksaan atau penggantian saluran dan saringan ...
Name : Rusyiam
Email : -

Home
About Me
Login

Home Homepage
Automobile Car technology
o Teknologi Motor Bensin
o Listrik Elektronika Otomotif
Sistem Pengisian
Sistem Pengapian
Motorcycle Motorcycle technology
Health Health reproduction

KOMPONEN-KOMPONEN DISTRIBUTOR

Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi
sesuai dengan urutan pengapian motor.
Pada distributor terdapat beberapa komponen, diantaranya: Platina, (contact breaker),
kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum advancer, rotor distributor
dan tutup distributor.

Letak Pemasangan Distributor

Poros distributor dihubungkan dengan poros nok, jadi saat poros engkol berputar maka poros nok
dan poros distributor juga berputar.
Perbandingan putaran antara poros distributor dengan poros engkol adalah 1:2, artinya poros
distributor berputar 1 kali poros engkol berputar 2 kali.
Arah putaran poros ada yang searah jarum jam, ada pula yang berlawanan arah jarum jam,
tergantung teknik pemasangan poros distributor pada poros nok.

Komponen Distributor

Untuk mengetahui lebih detail tentang komponen-komponen distributor akan


dijelaskan di bawah ini.

a. Platina (contact breaker)


Platina berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer. yang membuat platina
terbuka adalah nok, sedangkan yang membuat platina menutup adalah pegas.
Saat platina menutup tahanan harus nol dan persinggungan permukaan harus baik agar arus listrik
dapat mengalir dengan cepat mencapai maksimal, dan kemagnetan inti koil cepat terbentuk.
Saat platina terbuka maka arus listrik harus cepat terputus agar koil dapat menghasilkan induksi
tegangan tinggi secara maksimal.

Lama kontak pemutus menutup merupakan faktor penting dalam pembentukan induksi tegangan
tinggi. Lama kontak pemutus menutup diukur dalam derajat dan sering disebut cam dwell angle
(CDA).
Besar cam dwell angle (CDA) berhubungan terbalik dengan celah platina, bila celah platina besar
maka CDA menjadi kecil, sebaliknya bila celah platina kecil maka CDA (cam dwell angle) besar.
Cam Dwell Angle

Besar CDA tergantung dari perencanaan putaran kerja mesin dan silinder motor. Mesin yang
dirancang untuk putaran tinggi maka membutuhkan CDA (cam dwell angle) yang besar, agar cukup
waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan arus primer, karena semakin cepat putaran motor
semakin kecil waktu persatuan sudut engkol. Semakin banyak silinder semakin kecil CDA (cam dwell
angle).

Besar CDA (cam dwell angle) untuk motor yang mempunyai 1-3 silinder = 59-65 derajat.
Besar CDA (cam dwell angle) untuk motor 4 silinder = 50-54 derajat.
Besar CDA (cam dwell angle) untuk motor 6 silinder = 36-40 derajat.

Karena terlalu kecilnya CDA pada motor 8 silinder, maka pada motor 8 silinder ada yang
mengaplikasikan double contact breaker, dimana sudut dwell kontak pemutus satu dan yang kedua
saling melengkapi sehingga mampu dibuat CDA sebesar 36-42 derajat.
Tetapi tiap merk kendaraan terkadang memiliki ukuran CDA yang berbeda-beda, sehingga lebih baik
melihat manual book dari merk kendaraan tersebut.

Hubungan Cam Dwell Angle dengan Besar Arus yang Mengalir

b. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk menyerap arus induksi primer koil (electromotive force) saat kontak
pemutus arus terbuka sehingga percikan api pada permukaan kontak dapat dikurangi, kontak
pemutus tidak cepat aus/kotor/terbakar.
Selain itu dengan terserapnya electromotive force dari induksi koil primer kecepatan perubahan
kemagnetan lebih tinggi, sehingga arus induksi pada sekunder koil lebih besar, percikan api lebih
besar, pembakaran lebih sempurna, tenaga mesin besar dan bahan bakar lebih hemat.

Cara kerja kondensor sebagai berikut:

Cara Kerja Kondensor

Saat kontak pemutus berhubungan terjadi aliran listrik melalui primer koil, ke kontak pemutus arus,
ke massa dan mengakibatkan inti koil menjadi magnet. Karena nok bergerak maka kontak pemutus
arus terbuka, pada primer koil menghasilkan induksi diri sebesar 300-400 volt dengan arah arus
searah dengan arus primer. Arus induksi primer koil tersebut dialirkan ke kondensor sehingga
tegangan naik, karena kondensor tidak ada hubungan dengan massa maka arus dipantulkan kembali
ke primer koil, primer koil juga saat itu tidak berhubungan dengan massa maka arus dipantulkan
kembali ke kondensor, proses tersebut terjadi berulang-ulang dan pada setiap proses pemantulan
akan mengurangi tegangan sehingga semakin lama tegangan semakin kecil sampai tegangan sama
dengan tegangan baterai yaitu 12 volt.

Pemakaian kondensor dengan kapasitas yang tidak tepat yaitu terlalu besar atau terlalu kecil akan
merusak platina. Kapasitas kondensor yang terlalu kecil menyebabkan saat platina terbuka
kondensor tidak segera menyerap arus induksi primer koil, sehingga percikan api pada permukaan
kontak tetap besar, kontak pemutus cepat aus/kotor/terbakar, kecepatan perubahan kemagnetan
rendah, arus induksi pada sekunder koil juga rendah, percikan api busi rendah.

Kapasitas kondensor yang terlalu besar mengakibatkan waktu penyerapan arus induksi primer koil,
sehingga kecepatan perubahan kemagnetan pada koil rendah, induksi tegangan tinggi rendah,
percikan api busi kecil.
Pada putaran tinggi, waktu yang diperlukan kondensor untuk membuang muatan listrik tidak
mencukupi sehingga saat platina menutup tegangan kondensor masih tinggi, hal ini akan
menyebabkan terjadinya percikan api yang besar pada platina saat platina menutup.
Kondensor yang digunakan pada kendaraan mempunyai kapasitas 0,18-0,25 mikro farad. Pada
pemasangan sistem pengapian konvensional kondensor dihubungkan dengan (-) koil, jadi dipasang
secara pararel dengan kontak pemutus arus.
Ciri dari pemakaian kondensor yang tidak tepat adalah adanya bisul pada permukaan kontak
pemutus.
Ciri dari pemakaian kondensor yang terlalu kecil ditandai dengan adanya bisul pada permukaan
kontak yang bergerak (+) dan adanya lubang pada permukaan kontak yang diam (-).
Ciri-ciri penggunaan kondensor yang terlalu besar ditandai dengan adanya bisul pada permukaan
kontak yang diam (-) dan adanya lubang pada permukaan kontak yang bergerak (+).

Dampak Pemakaian Kapasitas Kondensor yang Tidak Tepat

c. Poros nok dan kontak pemutus


Poros nok pemutus arus berfungsi untuk menekan rubbing block platina sehingga platina terbuka.
Terbukanya platina menyebabkan aliran listrik pada primer koil terputus, kemagnetan inti koil hilang,
terjadi induksi baik pada primer koil maupun sekunder koil. Tegangan induksi sekunder koil yang
sangat tinggi dialirkan ke tutup distributor, rotor, kabel tegangan tinggi dan busi sehingga terjadi
percikan api pada busi. Jadi saat pemutus arus terbuka akan terjadi percikan api di busi.

Dampak Pemakaian Kapasitas Kondensor yang Tidak Tepat

Pada motor 4 tak, api busi diperlukan tiap 2 putaran engkol yaitu saat akhir kompres, untuk itu
dibuat perbandingan putaran engkol dengan poros nok pemutus sebesar 2:1, artinya poros engkol
berputar 2 kali (720 derajat) maka poros nok berputar 1 kali (360 derajat). Jumlah tonjolan nok
sesuai dengan jumlah silinder, artinya untuk motor 1 silinder mempunyai nok 1 buah, sedang motor
4 silinder mempunyai nok 4 buah.
Antar poros penggerak dan nok tidak terikat mati. Kedua bagian tersebut dihubungkan dengan
centrifugal advancer, yaitu mekanisme yang digunakan untuk mengajukan saat pengapian.

Platina membuka akibat tekanan poros nok, saat platina mulai membuka maka terjadi percikan api
busi. Keausan poros nok yang tidak merata menyebabkan waktu pembukaan platina tidak stabil,
sehingga saat percikan api juga tidak stabil atau saat pengapian tidak stabil.

d. Centrifugal advancer
Centrifugal advancer merupakan mekanisme yang berfungsi mengajukan saat pengapian
berdasarkan putaran mesin. Centrifugal advancer terdiri dari 3 komponen utama yaitu: bobot
centrifugal, pegas dan driving plate.
Saat putaran mesin bertambah maka gaya centrifugal yang dihasilakan juga bertambah, pegas akan
memanjang mengimbangi gaya centrifugal yang dihasilkan. Gerakan bobot centrifugal mengungkit
nok sehingga poros nok berputar searah putaran rotor, karena putaran nok searah maka nok lebih
cepat bertemu dengan rubbing block, kontak pemutus lebih cepat terbuka, saat pengapian lebih
maju.

Konstruksi dan Cara Kerja Centrifugal Advancer

e. Vacum advancer
Kecepatan perambatan api hasil pembakaran dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
perbandingan campuran, atomisasi, tekanan campuran, temperatur campuran dan sebagainya.
Saat kendaraan dipercepat campuran bahan bakar menjadi gemuk karena pada saat tersebut terjadi
penyemprotan bahan bakar pada pompa percepatan. Campuran gemuk membutuhkan waktu
pembakaran yang lebih lama dibanding campuran ideal, untuk itu agar tekanan maksimal hasil
pembakaran tetap 108 setelah TMA maka saat pengapian harus dimajukan.

Prinsip pengajuan saat pengapian memanfaatkan perubahan kevakuman pada lubang throttle valve.
Saat motor dipercepat kevakuman pada throttle valve naik, gaya dari kevakuman yang dihasilkan
menggerakkan diafragma, diafragma menggerakan dudukan kontak pemutus arus (breaker plate)
berlawanan dengan putaran putaran poros nok, gerakan dudukan kontak pemutus arus lebih cepat
membuka, sehingga saat pengapian juga lebih cepat/maju.
Konstruksi dan Cara Kerja Vacum Advancer

f. Rotor dan tutup distributor


Tutup distributor terdapat terminal kabel tegangan tinggi, satu terminal in put dan terminal out put
sesuai dengan jumlah silinder. Jadi untuk motor 4 silinder mempunyai 1 terminal input dan terminal
out put sebanyak 4 terminal.
Sebagai tempat terminal tegangan tinggi maka tutup distributor terbuat dari bahan isolator yang
baik agar tidak ada kebocoran arus tegangan tinggi antar terminal dengan bodi/rumah distributor.
Hubungan arus listrik tegangan tinggi dari terminal in put dengan terminal terminal out put
dihubungkan oleh rotor. Selain menghubungkan arus, rotor juga mengatur arus yang dialirkan secara
bergantian kesetiap silinder.

Arus Tegangan Tinggi Melewati Tutup Distributor dan Rotor

Proses aliran tegangan tinggi melalui tutup distributor dan rotor dapat di lihat pada gambar diatas.
Dari gambar tersebut saat kontak pemutus arus mulai terbuka sekunder koil menghasilkan induksi
tegangan tinggi, arus tegangan tinggi mengalir ke terminal in put pada tutup distributor, diteruskan
ke rotor. Pada saat tersebut rotor menghadap pada salah satu terminal out put sehingga arus
tegangan tinggi meloncat dari rotor ke terminal out put, arus tersebut kemudian diteruskan ke busi
oleh kabel tegangan tinggi, di busi arus tegangan tinggi meloncat dari elektroda tengah ke elektroda
massa, sehingga timbul percikan api.

Tutup distributor posisinya diam atau statis sedangkan rotor harus berputar mendistribusikan
tegangan tinggi yang masuk, dengan kontruksi tersebut berarti:

Harus ada komponen yang menyalurkan arus dari terminal in put ke rotor, lokasi komponen
harus ditengah dan selalu bergesekan.
Terdapat celah antara rotor dengan terminal out put agar rotor tidak membentur terminal
saat berputar.
Posisi rotor harus menghadap salah satu terminal bila induksi tegangan tinggi dihasilkan.

Dari uraian diatas terdapat beberapa permasalahan pada rotor dan tutup
distributor, diantaranya:

1. Terdapat kontoran pada terminal tegangan tinggi sehingga menghambat aliran arus
tegangan tinggi.
2. Adanya keretakan pada tutup distributor sehingga arus tegangan tinggi bocor ke bodi
distributor, arus yang mengalir ke busi menjadi kecil, percikan api kecil.
3. Hilang atau rusaknya karbon pada terminal in put. Hilangnya komponen tersebut
menyebabkan adanya celah antara terminal in put dengan rotor. Arus tegangan tinggi akan
meloncat dari terminal tegangan tinggi ke rotor akibatnya terjadi percikan api yang
menyebabkan terminal rotor cepat kotor terbakar dan berkurangnya energi listrik pada
bagian tersebut sehingga yang mengalir ke busi menjadi kecil, percikan api busi menjadi
kecil.
4. Keausan pada ujung rotor dan terminal out put. Antara ujung rotor dan terminal out put
terdapat celah, adanya celah tersebut menyebabkan berkurangnya energi listrik dan
percikan api, percikan api membuat kedua bagian tersebut cepat aus, keausan
menyebabkan celah menjadi semakin lebar sehingga energi listrik banyak berkurang,
berkurangnya energi listrik pada bagian tersebut menyebabka listrik yang mengalir ke busi
menjadi kecil sehingga percikan api busi menjadi kecil.

Anda mungkin juga menyukai