NIM : 21504241024
Kelas : A
Pada Gambar ditunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tegangan
pembukaan gate SCR pada saat putaran tinggi lebih singkat. Pada CDI analog, hal tersebut
digunakan untuk mengatur saat pengapian.
2) Pengaturan dengan rangkaian digital
CDI dengan pengaturan timing secara digital dikenal dengan CDI digital. Pengaturan secara
digital menggunakan sebuah IC (integrated circuit) sebagai pengendali utamanya. Sebelum
masuk ke IC, signal output pulser diubah menjadi signal digital dengan rangkaian ADC (analog
to digital converter). Oleh IC signal tersebut diatur sesuai dengan programming IC dan
menghasilkan output signal digital untuk memicu gerbang gate SCR sesuai dengan putaran
mesin.
Pada saat starting dan putaran idlle, IC diprogram membaca signal bawah digital dan
meneruskan ke SCR. Pada peningkatan putaran mesin (> 1500 rpm), IC membaca signal atas
digital, menunda, dan meneruskan ke SCR.
2. Generator Signal/Pulser
Pada sistem pengapian dengan CDI, penggunaan sistem pemutus arus primer secara
mekanis juga sudah ditiadakan, digantikan dengan generator signal yang diletakkan baik pada
poros engkol ataupun pada camshaft. Teknologi CDI banyak diaplikasikan pada sepeda motor.
Pada mesin sepeda motor, jenis pulser yang digunakan adalah magnetic pick-up. Di dalam
pulser terdapat dua komponen utama, yaitu magnet dan lilitan. Pada saat crankshaft berputar,
besi pemicu berputar melintas di depan penampang pulser. Saat ujung depan besi pemicu
bertemu dengan pulser lilitan menghasilkan signal positif. Saat ujung belakang besi pemicu
meninggalkan penampang pulser menghasilkan signal negative.
Signal negatif pulser digunakan sebagai input rangkaian pengatur timing pada CDI
untuk membuka gate SCR pada saat starting dan idle, sehingga titik bertemunya ujung
belakang besi pemicu dan penampang pulser berkisar antara 10 0 - 15 0 sebelum TMA, sesuai
dengan perancangan mesin. Signal positif pulser digunakan sebagai input rangkaian pengatur
timing pada CDI untuk membuka gate SCR pada saat putaran mesin meningkat. Titik
bertemunya ujung depan besi pemicu dengan penampang pulser bervariasi pada setiap mesin
sesuai dengan jenis CDI.
3. Pengembangan Sistem Pengapian dengan Aplikasi CDI Programmable
Pada mesin sepeda motor standar dengan pengapian CDI, ignition timing diatur oleh
timing circuit pada unit CDI dengan kurva pengapian yang telah diriset oleh produsen dan tidak
dapat diubah (fixed). Dengan kurva pengapian tersebut, ignition timing pada tiap putaran mesin
menghasilkan tekanan pembakaran yang paling optimal sesuai dengan perancangan dan
spesifikasi standar komponen mesin.
Pada mesin yang dimodifikasi dengan perubahan spesifikasi komponen mesin, seperti
camshaft, rasio kompresi, port, karburator, dan jenis bahan bakar, jumlah campuran dan
karakteristik air fuel mixture akan mengalami perubahan. Perubahan jumlah dan karakteristik
air fuel mixture berakibat pada perubahan waktu pembakaran (burn rate) yang diperlukan.
Untuk mendapatkan tekanan pembakaran maksimal pada titik yang paling efektif,
diperlukan perubahan igniton timing/kurva pengapian. Perubahan kurva pengapian dapat
dilakukan menggunakan programmable CDI. Dengan aplikasi programmable CDI, kurva
pengapian dapat diatur sesuai dengan perubahan spesifikasi mesin. Pengaturan dilakukan
menggunakan program/software yang berjalan pada PC (personal computer) dan dihubungkan
ke unit CDI dengan koneksi kabel USB to serial converter. Di dalam programmable CDI
terdapat IC memori EEPROM (Electrical Erasable Progammed Memoły), sehingga data kurva
pengapian dapat disimpan dan dihapus kembali.
Sirkuit pada programmable CDI lebih rumit dibandingkan dengan CDI standar karena
terdiri atas rangkaian pengapian, pengatur saat pengapian, interface, dan memori, seperti
ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar Skema programmable CDI DC.
Keterangan:
a. Inverter tegangan (Voltage DC to DC inverter)
Berfungsi untuk meningkatkan tegangan dari baterai sebesar 12 volt ke 350 v.
b. Sirkuit pengapian (firing circuit)
Berfungsi untuk menghasilkan tegangan output CDI yang masuk ke coil. Komponen
utama rangkaian pengapian adalah kapasitor dan SCR.
c. SCR driver
Berfungsi mengendalikan sirkuit pengapian (blok 2).
d. CPU (central processor unit)
Berfungsi sebagai pengendali timing pengapian dan komunikasi dengan PC (personal
computer) untuk keperluan tuning data.
e. Pulse Signal Digitzer
Berfungsi mengubah signal analog dari pulser menjadi signal digital sehingga dapat
terbaca oleh CPU.
f. Data communication interface
Berfungsi sebagai rangkaian komunikasi dengan PC untuk mengubah data.
g. Data storage unit
Berfungsi untuk menyimpan data setting, rangkaian berisi IC memori EEPROM.
h. Low voltage regulator circuit
Berfungsi untuk mengatur tegangan ke level 5 volt sebagai power supply CPU. (Joko
Endro Pramudito, 2007).
Koneksi pada CDI programmable terdiri atas:
a. Soket utama (main conector)
Berfungsi untuk menghubungkan CDI dengan rangkaian sistem pengapian.
b. Soket serial (RS 232)
Berfungsi untuk menghubungkan CDI dengan laptop/ PC.
c. Soket gear ratio position.
Berfungsi untuk menghubungkan CDI dengan switch posisi ratio gear saat fitur multi
map bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Sutiman, 2011. Sistem Pengapian Elektronik. Yogyakarta : PT Citra Aji Parama