Anda di halaman 1dari 11

Fungsi dan cara kerja distributor mobil

Salah satu komponen pada sistem pengapian mobil adalah distributor. Selain membagi tegangan sekunder, dalam
satu unit distributor mobil memiliki banyak komponen yang memiliki fungsi tersendiri. Lantas apa fungsi dan cara
kerja masing-masing bagian distributor pada pengapian mobil ? Simak artikel dibawah.

Sekilas tentang sistem pengapian


Sistem pengapian berfungsi untuk memproduksi percikan api pada busi untuk melakukan pembakaran mesin.
Proses yang terjadi pada sistem pengapian adalah induksi elektromagnetik pada ignition coil, yang menghasilkan
tegangan listrik hingga 20 KV.

Sistem pengapian memiliki beberapa jenis, macam-macam sistem pengapian pada kendaraan adalah ;

1. Sistem pengapian konvensional


2. Sistem pengapian elektronik
3. Sistem pengapian DLI
4. Sistem pengapian CDI

Untuk lebih detail mengenai cara kerja sistem pengapian, bisa simak artikel cara kerja sistem pengapian pada
kendaraan.

Untuk komponen sendiri, setiap jenis sistem pengapian memiliki komponen yang berbeda. Salah satunya
distributor, komponen distributor hanya ada pada sistem pengapian jenis konvensional dan semi transistor.

Hal ini karena cara kerja sistem pengapian konvensional masih menggunakan mekanikal pada platina. Sementara
platina ada pada distributor. Sehingga unit distributor sangat diperlukan.

Selain itu sistem pengapian konvensional dan transistor masih memerlukan komponen untuk membagikan tegangan
dari satu buah ignition coil menuju masing-masing busi. Sehingga distributor juga wajib dihadirkan.

Komponen distributor beserta fungsinya.


Untuk mengenal komponen sistem pengapian secara umum dan lengkap, bisa simak nama komponen sistem
pengapian beserta fungsinya.

Kali ini kita akan membahas komponen distributor pada pengapian mobil. Fungsi dan cara kerja distributor pada
mobil adalah sebagai berikut.

1. Distributor Cap (Tutup Distributor)

Sesuai namanya, distributor cap berfungsi untuk menutup bagian distributor. Namun bukan itu fungsi utama
distributor cap. Fungsi distributor cap adalah sebagai terminal yang terhubung dengan kabel busi dan kabel
sekunder coil.
Tiap terminal pada tutup distributor akan bergesekan dengan rotor untuk menerima tegangan tinggi, dari
terminal tersebut listrik disalurkan ke busi melalui kabel tegangan tinggi.

2. Rotor
Rotor berfungsi untuk menerima tegangan tinggi dari coil dan mendistribusikan tegangan tersebut ke masing-
masing terminal pada distributor cap. Rotor memiliki konduktor yang terhubung dengan kabel sekunder ignition
coil dan ujung lainya terbebas.

Cara kerja rotor yaitu dengan memanfaatkan putaran poros distributor. Saat poros distributor berputar, rotor
juga ikut berputar. Putaran itu akan mendistribusikan listrik tegangan tinggi ke masing-masing busi.

3. Poros distributor

Poros distributor terletak di bagian tengah distributor. Fungsinya juga bermacam-macam. Dibagian bawah poros,
terhubung dengan pompa oli yang terkoneksi dengan crankshaft mesin. Sehingga putaran poros dipengaruhi oleh
putaran mesin.
Advertisement

Selain itu, poros ini juga memiliki sebuah cam atau nok yang berfungsi untuk menekan kaki platina agar terjadi
pemutusan arus. Dibagian atas, poros terhubung dengan rotor yang akan mendistribusikan listril tegangan tinggi
ke masing-masing busi.

4. Platina

Platina adalah sebuah komponen yang difungsikan sebagai saklar pada sistem pengapian konvensional. Dinamakan
platina karena komponen ini memiliki contact point berbahan lohgam platina.

Fungsi dan cara kerja platina


Fungsi platina adalah untuk memutuskan arus primer coil untuk menghasilkan tegangan sekunder yang sangat
tinggi melalui proses induksi.

Cara kerja platina cukup sederhana. Dalam keadaan normal, kontak platina dalam kondisi terhubung. Saat poros
mulai berputar, cam yang tertempel pada poros akan menyentuh kaki platina. Hal itu menyebabkan kontak platina
renggang sehingga arus terputus.

5. Capasitor

Saat kontak platina terputus, akan menimbulkan percikan di celah kontak tersebut. Tentu hal ini bisa berakibat
pada hasil pengapian. Kapasitor atau kondensor adalah komponen elektronika yang dapat menyerap arus listrik.
Setelah kontak point, diletakan komponen kapasitor untuk menyerap percikan api yang terjadi. Sehingga proses
pengapian dapat berlangsung secara maksimal.

6. Breaker plate

Breaker plate merupakan sebuah tatakan tempat platina diletakan. Komponen ini dapat digerakan untuk mengubah
timing pengapian. Hal itu karena breaker plate terhubung dengan advancer yang berfungsi mengubah timing
pengapian.

Saat breaker plate bergeser, menyebabkan posisi platina juga ikut bergeser. Hal itu berakibat timing pengapian
yang lebih awal ataupun lebih lambat. Dikomponen ini pula penyetelan celah platina dilakukan.

7. Vacum advancer

Vacum advancer adalah komponen pada distributor yang berguna untuk memajukan dan memundurkan timing
pengapian berdasarkan beban yang diterima mesin.

Fungsi dan cara kerja vacum advancer


Vacum advancer bekerja memanfaatkan tingkat kevakuman di intake manifold. Saat mesin menerima beban berat
kaevakuman di intake manifold lebih kecil.
Kevakuman ini dihubungkan ke membran pada vacum advancer yang dapat bergerak sesuai kevakuman di intake
manifold. Membran ini terhubung dengan batang yang terkoneksi dengan breaker plate, sehingga gerakan
membran akan mempengaruhi posisi paltina.

8. Sentrifugal advancer
Sentrifugal advancer juga komponen yang berfungsi untuk mengubah timing pengapian, namun berdasarkan RPM
mesin. Komponen ini terletak dibagian bawah breaker plate dengan dua buah pemberat.

Fungsi dan cara kerja sentrifugal advancer


Semakin tinggi putaran mesin, waktu pengapian juga perlu dimajukan agar dapat terjadi pembakaran yang lebih
maksimal.
Sentrifugal advancer bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal yang memiliki moment semakin besar setiap
putaran bertambah.

Saat poros berputar semakin cepat, pemberat akan semakin mengembang sesuai gaya sentrifugal. Pemberat yang
mengembang akan menggeser breaker plate pada djstributor. Sehingga posisi platina juga berubah.

Itulah bahasan mengenai fungsi dan cara kerja komponen distributor pada mobil dan nama komponen
distributor beserta fungsinya. Semoga dapat menambah wawasan kita.

Mengapa sentrifugal advancer diperlukan ?

Ini dikarenakan ada beberapa kondisi mesin dimana sudut timming harus diubah baik dimajukan atau dimundurkan.
Contohnya saat mesin menerima beban berat maka perlu dilakukan pemunduran pengapian melalui komponen
Vacuum Advancer.

Kondisi lain, yakni ketika mesin berada pada RPM tinggi. Maka pengapian juga perlu dimajukan karena semakin
cepat gerakan piston maka harus semakin awal juga pembakarannya agar pembakaran terjadi secara keseluruhan.
Untuk kondisi ini, digunakan sebuah komponen bernama sentrifugal advancer atau governoor advamcer. Bagaimana
cara kerjanya ? simak ulasan lengkapnya dibawah.
Fungsi Governoor sentrifugal advancer untuk memajukan timming pengapian berdasarkan kecepatan putaran
mesin. Artinya semakin tinggi putaran mesin maka semakin awal pula platina membuka, dari sudut normal 8°
sebelum TDC bisa mencapai 12° sebelum TDC.

Apa jadinya jika pengapian tidak dimajukan ?

Kita tahu, semakin cepat mesin maka semakin celat pula gerakan naik turun piston. Misal saat mesin berputar
pada kecepatan 1200 RPM maka setidaknya terdapat 600 siklus kerja mesin. Hal itu menunjukan betapa cepatnya
proses hisap serta kompresi pada mesin.

Jila pengapian tidak dimajukan maka bisa terjadi delay ignition dimana busi tetap memercikan api pada sudut 8°
sebelum TDC namun pembakaran terjadi setelah piston bergerak turun dikarenakan cepatnya gerakan piston.
Sehingga bisa menurunkan power mesin.

Sentrifugal advancer bekerja menggunakan gaya sentrifugal pada pemberat dibagian bawah noken platina.
Putaran pemberat ini berbanding lurus dengan putaran engkol mesin. Sehingga akan menimbulkan gaya setrifugal
lebih besar saat RPM tinggi, gaya sentrifugal tersebut digunakan untuk memodifikasi timming pembukaan platina.

Komponen Pada Sentrifugal Advancer


Advertisement
Goovernoor weight, merupakan pemberat yang dijadikan sumber penghasil tenaga sentrifugal ketika poros
distributor berputar.

 Driving plate, merupakan sebuah plat yang terkait dengan dua buah governoor weight. Sehingga posisinya
bisa berubah sesuai regangan pada governoor weight.
 Nok atau Cam, nok ini sebenarnya tidak menempel pada poros distributor melainkan menempel pada
driving plate. Fungsi nok ini adalah untuk menekan platina.
 Governoor Spring, fungsi pegas ini adalah menahan gaya sentrifugal pemberat agar tidak berlebihan serta
mengembalikan posisi pemberat ke sudut 0.

Cara Kerja Sentrifugal Advancer

Ketika mesin hidup, maka poros distributor yang tersambung dengan pompa oli akan berputar. Putaran ini, juga
menyebabkan governoor weight berputar. Karena ujung pemberat terkait dengan driving plate maka putaran
pemberat akan memutar nok distributor.

1. Saat Kondisi Mesin Idle

Saat mesin pada kondisi stationer atau idle, maka putaran mesin berkisar pada 800 RPM, hal ini menyebabkan
putaran poros distributor juga rendah. Sehingga pemberat atau weight balance belum mengembang, hal ini
menyebabkan timming pengapian masih normal.

2. Saat Kondisi RPM Menengah

Saat kondisi RPM mesin berkisar 1500 sampai 2000 RPM, maka putaran poros distributor juga semakin cepat. Hal
ini menyebabkan pemberat governoor semakin mengembang karena menerima gaya sentrifugal lebih besar.
Cara Kerja Sistem EFI Pada Mobil + Diagram Kelistrikan
Sistem EFI - Pada mesin bensin, bahan bakar akan dicampurkan terlebih dahulu sebelum udara masuk ke silinder
pada langkah hisap. Untuk melakukan proses ini kita mengenal komponen bernama karburator. Fungsi karburator
adalah untuk menuangkan bahan bakar sesuai dengan pembukaan katup gas.

Namun karburator ternyata tidak efektif dalam mencampur bahan bakar karena ketidak akuratan yang dimiliki.
Sehingga menimbulkan missfire dan emisi yang buruk. Untuk mengatasi hal itu, para enginer otomotif membuat
sebuah sistem yang dapat mencampurkan bahan bakar dengan volume yang akurat.

Sistem ini dinamakan EFI, sistem EFI memanfaatkan rangkaian elektronika itulah mengapa sistem ini dinamakan
Electronic Fuel Injection (EFI). EFI akan menggantikan fungsi niple jet pada karburator dengan unit injector
yang terletak di intake manifold. Apakah EFI masih menggunakan karburator ? EFI masih menggunakan
karburator, namun fungsinya bukan lagi pencampur bahan bakar, melainkan untuk throtle body yang akan
mengatur RPM mesin. Sementara untuk cara kerja Sistem EFI tentu berbeda dengan karburator.
Perbedaan sistem EFI dan Karburator
Dilihat dari bentuk fisik dan performa, tentu kedua sistem ini memiliki perbedaan. Perbedaan itu antara lain,

1. Cara kerja
Pertama, perbedaan terletak pada cara kerja kedua sistem ini. Karburator masih menggunakan prinsip mekanikal
dan perbedaan tekanan sedangkan EFI sudah mengusung perhitungan logic.

2. Bentuk
Sementara dari bentuknya, akan terlihat perbedaan cukup jelas. EFI memiliki komponen yang lebih singkat namun
memiliki rangkaian yang rumit. Sementara karburator memiliki komponen yang mudah dipahami.

Komponen Sistem EFI


Secara umum, komponen EFI masuk dalam sistem bahan bakar seperti pada umumnya. Namun ada perbedaan di
area kontrol dan aktuator. Untuk lebih jelas simak nama komponen sistem EFI berikut;

1. Tanki bahan bakar


Pertama, terdapat komponen yang fungsinya untuk menampung bahan bakar yang akan dijadikan sumber tenaga.
Baik mesin bensin atau diesel komponen ini wajib ada.

2. Pompa bahan bakar


Pompa bahan bakar berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari tanki BBM ke sistem EFI. Selain itu, pompa
BBM juga berfungsi untuk membangkitkan tekanan didalam sistem EFI sehingga bahan-bakar dapat terinjeksi ke
dalam intake.
Pompa pada sistem EFI, menggunakan motor sebagai penggerak utama dan komponen ini biasanya diletakan
terendam didalam tanki bahan bakar. Apakah tidak terbakar saat terjadi percikan arus di pompa elektronik
tersebut ? pompa ini terendam didalam tanki sehingga saat terdapat percikan api didalam rendaman bahan bakar
tidak akan terbakar karena didalam rendaman bahan bakar tidak terdapat oksigen. Sementara untuk terjadi
ledakan atau pembakaran, perlu bahan-bakar, oksigen, dan pemicu.

3. Relief valve/Pressure Regulator


Komponen ini berfungsi sebagai katup yang akan mengembalikan bahan bakar dari sistem EFI ke tanki. Relief
valve akan terbuka saat tekanan maksimal sistem bahan bakar tercapai. Sehingga akan menghindari terjadinya
over pressure.

4. Fuel Pipe
Fuel pipe berfungsi sebagai selang tempat untuk menyalurkan bahan bakar dari tanki ke rangkaian EFI. Fuel pipe
ini berbahan plastik dan bersifat getas. Sehingga akan tahan terhadap benturan ringan namun dapat pecah ketika
dibengkokan.

5. Fuel Filter
Komponen selanjutnya, dinamai fuel filter karena komponen ini akan menyaring bahan bakar dari debu dan
partikel kotoran yang ikut terbawa ke dalam sistem. Fuel filter pada EFI, harus memiliki kemampuan yang cukup
baik. Karena jika terdapat kotoran masuk ke rangkaian EFI, akan menyumbat injector dan sistem kerja mesin
akan terganggu.
Untuk itu, terdapat dua macam filter pada sistem EFI. Saringan kasar terletak menyatu dengan pompa bahan
bakar. Komponen ini akan menyaring bahan bakar dari kotoran dan partikel berukuran besar. Saringan kasar tidak
perlu dilakukan penggantian sebab saringan ini berbahan baja yang awet.

Saringan kedua terletak didalam line bahan bakar yang akan menuju rangkaian EFI. Saringan kedua bersifat lebih
halus karena akan menyaring kotoran berukuran nano dan menyaring air yang terbawa didalam bahan bakar.

6. Delivery Pipe
Delivery pipe adalah komponen EFI yang berbentuk seperti pipa yang terletak diatas injector. Komponen ini akan
menampung bahan bakar dari tanki yang dikirimkan melalui fuel pipe. Bahan-bakar didalam delivery pipe memiliki
tekanan tertentu dan saat injector terbuka maka bahan bakar akan keluar akibat tekanan tersebut.

7. Sensor
Sistem EFI tidak dapat terlepas dari komponen elektronika. Salah satu komponen elektronika dalam sistem EFI
adalah sensor. Secara umum, sensor berfungsi untuk mendeteksi suatu kondisi atau keadaan. Beberapa sensor
yang ada pada mesin EFI yaitu

IAT
Sensor ini terletak setelah saringan udara, fungsinya untuk mendeteksi suhu udara yang masuk ke intake
manifold.

MAF
MAF juga terletak setelah saringan udara, sensor ini berfungsi untuk menghitung masa udara yang masuk ke
intake berdasarkan aliran udara.
MAPS
MAPS (Manifold Absolute Pressure Sensor) berfungsi untuk mendeteksi tingkat kevakuman di intake manifold
setelah throtle body.
ECT
ECT (Engine Coolant Temperature) berfungsi untuk mendeteksi temperature air pendingin pada mesin.

CKP dan CMP


CKP dan CMP merupakan signal sensor yanng berfungsi untuk mendeteksi RPM mesin dan mendeteksi posisi TOP
silinder 1.

TPS
Throtle Position Sensor (TPS) berfungsi untuk mendeteksi posisi sudut pembukaan katup gas, yang akan dijadikan
patokan untuk menentukan bahan bakar yang diinjeksikan berdasarkan RPM yang diinginkan.

O2S
O2 sensor atau oksigen sensor berfungsi untuk mengukur kadar oksigen pada gas buang mesin. Kadar oksigen ini
akan menunjukan tingkat emisi yang dihasilkan mesin.

Knock Sensor
Knock sensor berfungsi untuk mendeteksi ketukan atau knocking yang terjadi pada mesin. Knocking terjadi
karena pembakaran yang tidak sempurna pada mesin.
Untuk mengenal selengkapnya tentang sensor, bisa membaca
Kumpulan Sensor pada mesin serta penjelasan.

8. ECM (Engine Control Module)


ECM adalah pusat pengendalian elektronik pada sistem kelistrikan mesin. ECM akan mengendalikan berbagai
rangkaian elektrical mesin dari mulai sistem pengapian, sistem pendingin, dan sistem EFI. ECM disusun dari
berbagai rangkaian IC yang dapat melakukan perhitungan secara logic. ECM menerima signal dan memberi
perintah menggunakan besaran tegangan.

9. Actuator
Advertisement
Actuator berfungsi untuk mengekekusi perintah dari ECM. Actuator pada sistem EFI meliputi
injector dan ISC.

Injector
Injector adalah komponen aktuator yang berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar kedalam intake manifold.
Injector menggunakan rangkaian solenoid untuk membuka dan menutup noozle. Sehingga fungsi injector
sebenarnya hanya membuka noozle untuk mengeluarkan bahan bakar kedalam intake manifold. Sementara untuk
mengatur lama pembukaan dan timing pembukaan diatur oleh ECM.ISC

ISC (Idle Speed Control) adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur kecepatan idle mesin
dengan mengatur suplai udara di idle port pada throtle body

Cara kerja Sistem EFI


Cara kerja EFi cukup sederhana. Bahan bakar dipompa melalui pompa bahan bakar dari tanki menuju delivery
valve. Kemudian, ECM akan membuka injector sehingga bahan bakar dapat keluar dari lubang noozle. Secara rinci,
cara kerja sistem EFI meliputi ;

1. Saat Kunci Kontak "on"


Saat kunci kontak berada pada posisi "ON", sistem elektrikal pada mobil akan aktif melalui terhubungnya main
relay. Saat ini, ECM akan mengaktifkan fuel pump sehingga saat kunci kontak on, pompa bahan bakar menyala.

Namun, pompa bahan bakar akan menyala dalam selang waktu tertentu. Tujuannya, untuk membangkitkan tekanan
bahan bakar didalam rangkaian sistem EFI mencapai 315 - 340 KPa.

Pompa akan otomatis mati saat jelang waktu tertentu. ECM akan mengatur pompa agar dapat mati di sela waktu
tertentu. Biasanya digunakan komponen semi konduktor seperti condenser didalam ECM untuk mengatur hal ini.

Bahan bakar mengalir dari tanki ke delivery pipe sampai tekanan bahan bakar maksimal tercapai. Saat tekanan
bahan bakar maksimal tercapai, pressure regulator selaku penjaga tekanan bahan bakar akan membuka saluran
return feed. Yang akan mengembalikan bahan bakar kembali ke tanki.

2. Saat Engine Start dan Run


Saat kunci kontak diputar pada posisi START, motor starter akan memutar flywheel dan mengakibatkan engine
berputar atau cranking. Sehingga sensor-sensor yang terkait dengan sistem EFI akan bekerja untuk mendeteksi
keadaan masing-masing.

Sensor CKP dan CMP akan menginformasikan ke ECM bahwa mesin sedang berputar. Sehingga ECM akan memberi
tegangan ke pompa bahan bakar agar tetap hidup selama mesin berputar.
Bahan-bakar kembali dipompa dari tanki menuju delivery pipe sehingga didalam sistem bahan bakar timbul
tekanan mencapai 315-340 KPa.

ECM akan memberikan tegangan ke tiap injector dengan waktu sesuai dengan perhitungan ECM sesuai dengan
berbagai informasi yang masuk kedalam ECM.

Sehingga, bahan bakar dapat keluar dari lubang injector karena didalam delivery pipe, bahan bakar tersebut
memiliki tekanan.

Sensor seperti MAF, IAT, MAP, O2, TPS, akan menjadi acuan ECM dalam menentukan banyaknya bahan bakar
yang akan diinjeksikan kedalam intake manifold.

Untuk mengatur jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan, ECM menggunakan pengaturan waktu pembukaan
injector. Misal saat injector membuka selama 0,5 detik, maka bahan bakar yang diinjeksikan sedikit. Namun saat
injector membuka lebih lama misal 1,0 detik, otomatis bahan bakar yang diinjeksikan juga lebih lama.

3. Pengaturan kecepatan idle


Pada sistem karburator, kita mengenal sekrup ISAS dan IMAS untuk mengatur RPM idle mesin. Di sistem EFI,
hal itu sudah tidak diperlukan, karena sistem EFI menggunakan komponen ISC(idle speed control), atau disebut
juga IAC (Idle Actuator Control)

ISC bekerja secara otomatis yang dikendalikan oleh ECM. ISC berfungsi sebagai katup yang akan mengatur aliran
udara melalui idle port pada throtle body. ISC terdapat pada sistem EFI yang masih menggunakan katup gas
pengendali manual atau kawat.

Pada sistem DBW (Drive by wire), komponen ISC tidaj diperlukan. Karena ECM akan mengatur idle speed dari
katup gas langsung, dengan kata lain sistem DBW tidak memiliki idle port. Untuk lebih jelas, simak cara kerja
sistem Drive-by-wire.

Keuntungan Sistem EFI


Mesin lebih halus, karena campuran bahan-bakar diatur secara logic oleh ECM sehingga mencapai campuran ideal
di tiap RPM.

Lebih irit, ECM akan mencegah pemakaian bahan bakar yang berlebih selain itu, sistem EFI lebih tertutup
sehingga kerugian bahan bakar akan ditekan.

Lebih ramah lingkungan, sistem EFI menyebabkan pembakaran pada mesin menjadi lebih sempurna. Sehingga gas
buang yang dihasilkan juga lebih ramah linkungan.

Tenaga lebih terasa, sistem EFI memiliki berbagai macam sensor yang akan mendeteksi kondisi mesin di berbagai
RPM, sehingga perhitungan ECM akurat yang menyebabkan tenaga mesin maksimal.

Kelemahan Sistem EFI


Lebih sensitif, komponen EFI menggunakan rangkaian elektronika. Komponen seperti sensor lebih sensitif
terhadap kondisi tertentu. Sehingga bisa berpengaruh pada sistem EFI.

Bisa masuk angin, masuk angin terjadi saat terdapat gelembung udara didalam sistem EFI. Gelembung ini bisa
masuk saat bahan bakar kosong atau penggantian filter. Sehingga mesin akan susah start.

Perawatan Ekstra, berbeda dengan karburator yang memiliki komponen yang mudah dipahami. Sistem EFI lebih
rumit sehingga perlu perawatan dari teknisi ahli yang menguasai sistem EFI.

Anda mungkin juga menyukai