Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat


Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang
telah di tentukan.
Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, yang senantiasa kita nantikan
syafaatnya di hari akahir. Makalah Mata Kuliah
Bahasa Indonesia yang berjudul“Ragam
Berbicara” dapat terselesaikan tepat waktu.
Dengan selesainya makalah ini tak lupa
penyusun menyampaikan terimakasih pada
semua pihak yang telah membantu, menyumban
gkan pikirannya, memberi kritik dan saran yang
membangun sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.Akhirnya penyusun harapkan agar
hasil dari makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembelajaran selanjutnya.

i
Daftar Isi

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berbicara merupakan salah satu aspek
keterampilan berbahasa, aspek keterampilan berbahasa
yang lain yaitu membaca, mendengar, dan menulis.
Menurut Tarigan (2008:16) berbicara berarti
kemampuan mengucapkan bunyi bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Berbicara merupakan aktivitas yang sangat
penting dalam kehidupan, sebab melalui sebuah
aktivitas berbicara seseorang mampu berkomunikasi
dengan manusia yang lainnya. Melalui aktivitas
berbicara seseorang menyampaikan keinginan,
informasi, pikiran, gagasan, membujuk, meyakinkan,
mengajak, dan menghibur. Hal ini selaras dengan
tujuan berbicara menurut Tarigan (2008: 15), yaitu: (1)
memberitahukan dan melaporkan (to inform), (2)
menjamu dan menghibur(to entertain), (3) membujuk,
mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade).

1
Keterampilan berbicara terbagi menjadi beberapa aspek.
Nurgiyantoro (2001: 287) membagi keterampilan berbicara
menjadi lima bentuk, antara lain: (1) berbicara berdasarkan
gambar, (2) wawancara, (3) bercerita, (4) pidato, (5) diskusi.
Keterampilan berbicara tersebut dipelajari di lingkungan formal
dan nonformal.
Seperti yang dikemukakan modul Bahasa Indonesia
MKWU4108/MODUL 4 adanya ragam-ragam berbicara yang
cukup beragam. Salah satunya disebabkan oleh tujuan berbicara
yang berbeda -beda. “Supriyani (2007:1.13-1.14)
mengemukakan bahwa sedikitnya ada lima ragam berbicara
yang dapat dilihat dari tujuannya, yaitu berbicara
argumentatife, berbicara peruasif, berbicara ekspositif,
berbicara deskriptif, dan berbicara naratif ”.
Gagasan dalam berbicara memiliki peran yang sangat
penting karena objek utama dalam beribacara adalah
menyaimpaikan gagasan. Widyamartaya (1990) mengatakan
bahwa gagasan dapat berupa pengetahuan, pengalaman, atau
pengamatan pemmbicara.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka perlu
adanya rumusan masalah dalam penelitian ini. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan ragam berbicara sesuai dengan
MKWU4108/MODUL 4
2. Mengorganisasikan gagasan untuk kegiatan berbicara
MKWU4108/MODUL 4
3. Menanggapi gagasan sebuah pembicaraan
MKWU4108/MODUL 4

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman ragam berbicara,
mengorganisasikan gagasann untuk kegiatan berbicara, dan
menanggapi sebuah gagasan pembicaraan.

3
BAB 2
ISI

A. Pengertian Ragam Berbicara


Ragam-ragam berbicara dapat dilihat dari beberapa
aspek, yaitu tujuan berbicara, situasi berbicara, keterlibatan
piak-pihak dalam berbicara, dan alur komunikasi dalam
berbicara.

1. ragam berbicara berdasarkan tujuan berbicara


“Supriyani (2007:1.13-1.14) mengemukakan bahwa
sedikitnya ada lima ragam berbicara yang dapat dilihat dari
tujuannya, yaitu berbicara argumentatife, berbicara peruasif,
berbicara ekspositif, berbicara deskriptif, dan berbicara naratif
”.
 Berbicara argumentatife
Berbicara argumentatife sering digunakan untuk meyakinkan
orang lain. Ragam berbicara ini sering ditemui pada
pembicaraan disidang pengadilan. Untuk meyakinkkann orang
lain, seorang pembicara argumentatife harus didukung oleh
fakta, bukti, dan teori yang telah diuji kebenarannya.

4
 Berbicara persuasife
Berbicara persuasif sering digunakan untuk memengaruhi
orang lain. Dalam berbicara persuasife, pembicara berusaha
mengungkapkan gagasan-gaagasan yang dapat memengaruhi
sikap pembaca.
 Berbicara ekspositif
Digunakan untuk memperluas wawasan pendengar
(informatif).
 Berbicara deskriptif
Digunakan untuk memberikan gambaran kepada pendengar
tentang suatu objek.
 Berbicara naratif
Digunakan untuk menceritakan suatu kejadian atau peristiwa
yang dialami atau diimajinasikan pembicara.
2. situasi berbicara
 Kegiatan berbicara formal
Disebut berbicara formal karena terikat dengan situasi karena
tempat dan prosedur tertentu.
 Berbicara nonformal
Adalah kegitan berbicara yang tidak mementingkan unsur
gramatikal kalimat dan sangat tergantung kepada kesepahaman
konteks Ketika kalimat itu diucapkan.
3. jumlah pihak yang terlibat dalam berbicara

5
 Berbicara indifidual
Dilakukan oleh satu orang pembicara,dimungkingkan ada
keterlibatan pihak lain, tetapi peran mereka sebagai pendengar
pasif.
 Berbicara kelompok
Melibatkan banyak pembicara untuk mrncapai
kesepakatan,memperluas pengetahuan dan wawasan, atau
untuk mmeyakinkan dan memengaruhu pendengar.

B. Ragam Berbicara Untuk Keperluan Akademik


DI dunia Pendidikan, kegiatan berbicara sangat
mendukung
keberlangsungan sebuah pembelajaran, baik sebagai pengantar
maupun materi pembelajaran.
 Wawancara
Wawancara adalah  suatu  percakapan  antara  dua  atau  lebih
yang dilakukan  oleh  pewawancara  dan  narasumber. 
Wawancara  merupakan komunikasi lisan yang dilakukan
secara terstruktur secara dua arah baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada orang lain. Tujuan wawancara adalah
untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat dari
narasumber dengan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan
kepada narasumber. Selain itu, wawancara juga berfungsi untuk

6
membahas dan menggali informasi tertentu guna mencapai
tujuan tertentu. Selain itu, tujuan wawancara secara spesifik
dapat digunakan untuk menggali dan mendapatkan data dan
informasi dari sumber pertama; melengkapi informasi atau
data; mendapatkan konfirmasi serta pengumpulan data lain
yang dibutuhkan.

 Diskusi
Kata diskusi berasal dari kata discussus (Latin) yang berarti
bertukar pendapat. Diskusi pada umumnya bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang suatu
masalah atau untuk memecahkan suatu masalah secara
bersama-sama. Diskusi adalah bertukar pikiran mengenai suatu
masalah yang  sifatnya actual dan  menyankut kepentingan
umumdan keputusan yang diambil secarah musyawarah.
Komponen dalam diskusi terdiri atas ketua/moderator, notulis,
dan peserta diskusi

 Debat
Debat adalah kegiatan berbicara dalam bentuk dua arah.
Masing-masing pembicara beradu argumen (pendapat) masing-
masing dengan memberikan alasan-alasan yang logis dan dapat
diterima. Debat berisi logika argumentasi yang disampaikan

7
oleh pembicara, terlepas dari gaya bicaranya. Isi debat dinilai
dari kekuatan logika, relevansi argumen, dan  penggunaan data-
data yang terkait dengan topik debat. Sanggahan terhadap
argumentasi lawan juga memiliki bobot yang sama dengan
argumen, yang harus dibuktikan logika serta relevansinya.

 Seminar
Seminar adalah jenis berbicara yang berlangsung antara
seorang pembicara dengan beberapa orang penyimak. Seminar
dilakukan dalam ruangan yang dihadiri oleh beberapa audien
sebagai penyimak. Audien atau peserta seminar dapat
mengajukan pertanyaan dan pendapat atau pokok pikiran yang
disampaikan pada pembicara. Dalam acara seminar, pembicara
disebut pemateri/Narasumber yang dipandu oleh ketua seminar
dan dibantu notulen.

 ceramah
Ceramah adalah keterampilan berbicara satu arah. Ceramah
dilakukan untuk keperluan belajar mengajar di sekolah
seperti guru ketika mengajar. Guru ceramah di depan
peserta didik untuk menyampaikan materi dan pokok-pokok
pikiran.

8
C. Organisasi Gagasan
1. Menyampaikan Gagasan Dalam Kegiatan Berbicara
Widyamartaya (1990) mengatakan bahwa gagasan
dapat berupa pengetahuan, pengamatan, keinginan, perasaan
dan sebagainya.
Pengembangan organisasi gagasan berkaitan dengan dua aspek,
yaitu kerangka gagasan dan pola pengembangan gagasan.
 Kerangka gagasan
Kerangka gagasan berkaitan dengan susunan dan hubungan
setiap gagasan yang akan menjadi pembahasan.
Kerangka topik adalah kerangka gaagasan yang disusun de.gan
menuliskan rangkaian butir-butir dalam bentuk topik gagasan .
Kerangka kalimat adalah adalah kerangka gaagasan yang
disusun de.gan menuliskan rangkaian butir-butir dalam bentuk
kalimat.
 Pengembangan gagasan
Untuk melihat organisasi gagasan, dapat dilihat dari bagaimana
paragraph tersebut dikembangkkan.
Ada tiga syarat dalam pengembangan paragraph, yaitu kesatuan
gagasan,kepaduan gagasan, kelengkapan gagasan.

9
Kesatauan gagasan paragraph yang mmemiliki satu kesatuan
gagasan utama beserta dengan gagasan-gagasan penjelas
lainnya.
Kepaduan gagasan kalimat-kalimat yang terjalin dengan logis
dan serasi.
Kelengkapan gagasan artinya sebuah paragraf harus memiliki
kelengkapan gagasan utama dan penjelasannya.

10
BAB 3
PENUTUP

A. Kesiumpulan
1. aspek ragam berbicara yaitu tujuan berbicara, situasi
berbicara, keterlibatan piak-pihak dalam berbicara, dan alur
komunikasi dalam berbicara.
2. Ragam berbicara untuk keperluan akademik terdiri dari 5
kegiatan
berbicara:Wawancara,Diskusi,Debat,Ceramah,Seminar,
3.Pengembangan Organisasi gagasan berkaitan dengan dua
aspek yaitu kerangka gagasan dan pola pengembangan
gagasan .

B. Saran
Tentunya penulis menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak kesalahan .Adapun
nantinya penulis akan melakukan perbaikan susunan
mkalah dengan menggunakan pedoman dari beberapa
sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca.

11
Daftar Pustaka

2022 makalah keterampilan berbahasa berbicara


https://www.academia.edu/9630595/
MAKALAH_KEETERAMPILAN_BERBAHASA_BERBICARA/
21 oktober 2022

2022 ragam keterampilan berbicara


https://www.mandandi.com/2021/10/ragam-keterampilan-
berbicara.html
22 oktober 2022
Santoso Agung Dkk/2021/Bahasa Indonesia/Tanggerang
Selatan/Universitas Terbuka

12

Anda mungkin juga menyukai