NIM : P20624520035
Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang berkembang berdasarkan suatu
aturan yang disepakati oleh pemakainya. Setiap lambang bahasa memiliki makna atau konsep.
Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat
disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna.
a. Fungsi instrumental: fungsi bahasa yang digunakan untuk memenuhi dan mengungkapkan
keinginan atau kebutuhan. Ini merupakan fungsi "saya ingin" dari suatu bahasa. Misalnya, saya
ingin pergi, saya butuh buku, atau saya mau menulis.
b. Fungsi regulator (pengaturan): fungsi bahasa yang digunakan untuk mengontrol sikap, perilaku,
pikiran, atau pendapat orang lain. Ini merupakan fungsi "lakukan hal tersebut" dari suatu bahasa.
Misalnya, bujukan, rayuan, permohonan, atau perintah.
c. Fungsi interaksional: fungsi bahasa yang digunakan untuk berinteraksi atau menjalin hubungan
sosial dengan orang lain. Ini merupakan fungsi "saya dan anda" dari suatu bahasa. Misalnya,
sapaan, basa-basi, simpati, atau penghiburan.
d. Fungsi personal: fungsi bahasa untuk mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, dan sikap
melalui bahasa. Fungsi ini adalah fungsi menciptakan jati diri melalui bahasa. Misalnya, menulis
dan berbicara.
f. Fungsi imajinatif: fungsi bahasa yang digunakan untuk memenuhi atau menyalurkan keindahan
untuk melarikan diri/keluar dari kenyataan menuju semesta/lingkungan yang diciptakan
sendiri. Ini merupakan fungsi "mari berpura-pura" atau fungsi puitis dari suatu bahasa. Misalnya,
karya sastra berupa puisi, cerpen, novel dan lainnya.
g. Fungsi informatif: fungsi bahasa yang digunakan untuk menyampaikan informasi baru,
pengetahuan, atau budaya dengan menggunakan bahasa. Ini merupakan fungsi "saya ingin
memberitahukan anda sesuatu" dari suatu bahasa. Misalnya, tulisan, ceramah, pengumuman, atau
pemberitahuan.
Adapun fungsi bahasa menurut Alexander, 1967 menyatakan “ Tidak ada yang harus
diucapkan sebelum didengar. Tidak ada yang harus dibaca sebelum diucapkan. Tidak ada yang
harus ditulis sebelum dibaca”.
Dari sudut pandang menurut Alexander juga dibentuk 4 bagian yaitu partisipan,
komunikasi, transaksi dan pesan. Partisipan adalah partisipan adalah orng yg ikut serta /berperan
dalam suatu kegiatan. Partisipan di bagi menjadi dua yaitu audio bunyi-bunyian dan lambang
sebagai tulisan. Perilaku dari partispan ada penyimak, pembicara, permirsa, pembaca dan penulis.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi harus ada maksud, pesan da Komunikasi dapat
berbentuk verbal dan nonverbal. Verbal merupakan komunikasi yang dilakukan dengan bahasa
lisan berupa kata-kata, sedangkan komunikasi nonverbal merupakan komunikasi menggunakan
gerak-gerik tubuh atau menunjukkan sikap tertentu. Adapun pelaku dari komunikasi yaitu orang
pertama, orang kedua dan orang ketiga. Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk
mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan
untuk reproduksi..
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami
oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat
ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Menurut keterampilan bahasa dapat dilihat ada empat aspek, yaitu keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak dan membaca merupakan aspek reseptif,
sementara berbicara dan menulis merupakan aspek produktif. Dalam aktivitas berbicara, si
pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Sementara, dalam
menyimak si penerima pesan berupaya memberi makna terhadap bahasa lisan yang disampaikan
si penyampainya. Dalam kegiatan menulis, si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan
menggunakan bahasa tulis. Di pihak lain, dalam membaca si penerima pesan berupaya memberi
makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan penulisnya.
Berdasarkan pandangan masa yang akan datang dalam menyikapi keterampilan berbahasa
ini mampu membangunan sebuah pondasi, keterampilan berbahasa sudah dipersiapkan dengan
baik dan kuat. Tujuan ini menjelaskan fenomena masa yang akan datang dengan menanamkan
keyakianan dalam berbahasa dengan tujuan untuk membangun karakter generasi muda yang akan
mendatang.