Anda di halaman 1dari 6

HAKIKAT DAN ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BAHASA

DOSEN:
Dr. Parto, M.Pd

Oleh:
Ratu H Maharani P : 230710101268
Mutia Karima Hidayati : 230810102087
Riyanti Magdalena Simanungkalit : 230710101372
Vany Nurmala Sari : 230810102082
Faradziba Fella Syifa Ashilah : 230710101264
A. Hakikat Berbahasa
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kelebihan berupa akal budi yang melekat
ada setiap insan. Akal budi manusia dapat digunakan dan diberdayakan dengan
bantuan bahasa. Dalam hal ini, bahasa berfungsi sebagai media untuk berpikir dan
bernalar.
Bahasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bahasa pada hakikatnya adalah bunyi ujar (lisan) yang berwujud lambang.
Hal ini dapat dibuktikan dengan fakta bahwa masyarakat sejak dahulu kala sudah
berkomunikasi menggunakan bahasa yang telah disepakati bersama.
2. Bahasa memiliki sistem.
Bunyi-bunyi bahasa yang diujarkan disusun berdasarkan ketentuan yang dibuat oleh
kelompok masyarakat pengguna bahasa tersebut. Contohnya A/P/E/L, bisa
bermakna buah apel, atau bisa juga bermakna apel.
3. Bahasa itu bermakna.
Berkaitan dengan sistem bahasa di atas, bunyi-bunyi yang disusun secara teratur dan
telah disepakati bersama akan memiliki makna dan dapat dipahami bersama. Bunyi-
bunyi yang tidak disusun berdasarkan sistem tidak akan memiliki makna.
4. Bahasa memiliki fungsi
Pada umumnya saat berkomunikasi, tidak jauh dari menggunakan bahasa yang baik
dan benar. Ada juga beberapa fungsi bahasa yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari diantara lain:

- Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, tidak semua bahasa mengandung arti
yang baik, dan ada juga beberapa orang yang berbicara dengan teman dengan tidak
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebagai salah satu wujud
mengekspresikan diri dengan berbagai kata imbuhan yang digabung dengan bahasa
yang diungkapkan.

- Alat komunikasi, bahasa umumnya sama seperti pakaian, baik belum tentu benar
dan benar belum tentu baik. Sehingga, bahasa yang dapat menyatukan komunikasi
diantara beberapa orang adalah Bahasa Indonesia.

- Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, bahasa menjadi sarana dalam
membangun komunikasi. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan untuk berbicara
dengan lawan bicara harus diusahakan dengan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, agar tidak membuat kesalahpahaman dan dapat dimengerti oleh lawan
bicara.
- Alat mengadakan kontrol sosial, selain untuk berkomunikasi, bahasa juga dapat
digunakan sebagai alat untuk mencegah, mengajak, dan mengawasi. Tentunya
diucapkan dengan konotasi yang baik, dan tidak menyinggung perasaan orang lain.

A. bahasa sebagai simbol > Bahasa adalah kombinasi kata yang diatur secara
sistematis sehingga dapat dipergunakan sebagai alat komunikasi. Kata adalah
bagian dari simbol yang hidup dan digunakan oleh kelompok masyarakat
tertentu. Kata bersifat simbolis karena tidak memiliki hubungan langsung atau
hubungan instrinsik dengan kenyataan yang diacunya, tetapi hanya bersifat
arbitrer dan konversional.
B. Bunyi ujaran merupakan sifat kesemestaan atau keuniversalan bahasa. Tak
satupun bahasa di dunia ini yang tidak terjadi dari bunyi. Bahasa sebagai ujaran,
mengimplikasikan bahwa media komunikasi yang paling penting adalah bunyi
ujaran. Jika kita mempelajari suatu bahasa kita harus belajar menghasilkan bunyi-
bunyi suara.
C. Konvensi/kesepakatan akan menentukan apakah kata yang dibentuk secara
arbitrer dapat terus berlangsung dalam pemakaian bahasa atau tidak, sebab satu
bahasa tidak dapat dipaksakan agar dipakai pada suatu kelompok masyarakat
namun, adanya suatu bahasa ditentukan oleh kemauan, kebiasaan, atau
kesepakatan masyarakat.
D. bahasa sebagai komunikasi yaitu bahasa Menjadi penyampai pesan dari penyapa
(pengirim) kepada pesapa (penerima). Komunikasi harus bermakna atau berarti
baik bagi penyapa atau pesapa. Komunikasi dapat bermakna jika yang
disampaikan adalah sesuatu yg informatif.

B. Aspek-Aspek Keterampilan Berbahasa


Aspek-aspek keterampilan
Tiap-tiap keterampilan itu saling berhubungan karena pada dasarnya sebagai
makhluk sosial, manusia selalu berhubungan dan berkomunikasi dengan orang
lain.Media komunikasi yang paling efektif adalah bahasa, dengan itu mereka bisa
menyatakan maksud,ide, pemikiran dan gagasan yang mana itu agar dapat dipahami
dengan maksud yang tepat oleh orang lain.Di sisi lain berkomunikasi juga
berhubungan dengan manusiawi,maka dari itu kita harus menjaga perasaan orang
lain dan memperhatikan lawan bicara.Setiap komunikan yang berbeda perlu pilihan
kata dan sikap bahasa yang berbeda seperti sikap bahasa kepada teman sebaya,
tidak boleh dipergunakan juga kepada orang tua, guru,dosen atau para pejabat
demikian juga sebaliknya.
Aspek-aspek keterampilan berbahasa
1.Keterampilan membaca
Pepatah mengatakan. “buku adalah gudang ilmu”. Yang mana maksud dari itu
adalah jika kita ingin memasuki gudang ilmu kita harus mempunyai kunci, dan kunci
itu adalah dengan membaca. Keterampilan membaca adalah keterampilan
memahami lambang-lambang tulisan yang diungkapkanpenulis melalui sebuah
bacaan yang mana para pembaca dituntut untuk bisa memahami isi bacaan tersebut.
Membaca juga diartikan sebagai metode yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan diri sendiri dan dengan orang lain yaitu untuk mengomunikasikan makna
yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Makna bacaan tidak
terleta pada halaman tertulis, tetapi berada pada pikiran pembaca. Tujuan membaca
adalah untuk memperoleh informasi mencangkup isi dan memahami makna bacaan.
2.Keterampilan menulis
Keterampilan menulis adalah kemampuan mengekspresikan pikiran melalui
lambang-lambang tulisan, karena penulisan aktif mengolah pesan (informasi) yang
ingin disampaikan kepada pembaca. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang. Sehingga orang
lain dapat membaca dan memahami bahasa atau tulisan tersebut. Menulis juga
merupakan bentuk berpikir kritis yang mana dapat memudahkan kita merasakan dan
menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap, memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi, dan menyusun urutan bagi pengalaman, tujuan
beberapa tulisan.
● Memberitahukan atau mengajar (wacana informatif)
● Meyakinkan atau menderak (wacana persuasif)
● Menghibur atau menyenangkan (wacana kesastraan)
● Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi (wacan ekspresif)
3.Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengekspresikan pikiran atau ide
melalui lambang-lambang bunyi. Untuk dapat berbicara di depan umum, diperlukan
wawasan, teknik, dan perencanaan yang matang. Sebelum berbicara, pikirkan dulu
sesuatu yang menjadi tujuan, pokok pikiran yang ingin disampaikan, dan siapa yang
menjadi pendengar atau audiens. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi baik
buruknya berbicara antara lain:
● Gaya Berbicara:
- Gaya ekspresif, gaya bicara ekspresif ditandai dengan lugas, gaya ini
digunakan saat mengungkapkan perasaan, bergurau, mengeluh, atau
bersosialisasi.
- Gaya perintah, yaitu menunjukkan kewanangan dan bernada
memberikan keputusan.
- Gaya pemecahan masalah, gaya ini bernada rasional, tanpa prasangka
dan lemah lembut.
Pembicaraan harus menciptakan kesan yang positif sebelum mulai berbicara.
❖ Pakaian yang rapi
❖ Sikap tubuh mengerakkan
❖ Ekrspresi wajah yang menyenangkan
❖ Tata krama yang baik
4.Keterampilan menyimak
Keterampilan menyimak adalah kemampuan memahami pesan-pesan yang
diungkapkan pembicara melalui lambang-lambang bunyi. Dalam keterampilan yang
paling berfungsi adalah indera pendengaran dan konsentrasi. Menyimak merupakan
salah satu keterampilan berbahasa yang memerlukan perhatian serius.
Mendengarkan dan menyimak itu berbeda. Perbedaan itu terletak pada jika
mendengar mungkin si pendengar hanya mendengarkan saja tanpa memahami
maksud dari yang didengarkan. Sedangkan menyimak itu mencakup mendengar,
mendengarkan, memperhatikan dan memahami maksud daei yang didengar. Faktor-
faktor penting dalam menyimak adalah sebagai berikut:
● Membedakan anatar bunyi dan fonemis
● Mengingat kembali kata-kata
● Mengidentifikasi tata bahasa dari sekelompok kata
● Mengulang kata-kata penting dan ide-ide penting
Dalam memperoleh keterampilan biasanya melalui suatu hubungan urutan yang
teratur, seperti jika dulu pada masa kecil kita belajar menyimak kemudian berbicara
setelah itu saat memasuki sekolah kita akan belajar membaca dan menulis.Jadi
keempat komponen itu saling berurutan dan berhubungan.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Rambu-Rambu
pelaksanaan kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi. Jakarta
Drs. Sri Satata, MM. Devi Suswandari, S.Pd. Dadi Waras Suhardjono, SS. 2006. Mata kuliah
pengembangan kepribadian. Mitra Wacana Media dengan Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai