Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Made Pastika

Nim. : 21186206056
Prodi. : PGSD B

Keterampilan menyimak
Berdasarkan pemerolehan keterampilan berbahasa, menyimak
Merupakan satu di antara empat keterampilan berbahasa yang pertama kali
Dialami oleh setiap orang. Secara berturut-turut, setelah menyimak, setiap
Orang melakukan kegiatan berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
Ketrampilan tersebut merupakan keterampilan yang tidak terpisahkan. Dalam
Pembelajarannya, keterampilan menyimak ini dipelajari secara terpadu
Dengan keterampilan berbahasa lainnya.
Hakikat menyimak
Dalam kehidupan sehari-hari sering digunakan secara silih berganti
Kata menyimak dan mendengarkan dengan makna yang sama. Bila dicermati,
Ketiga istilah tersebut memiliki makna yang berbeda.
Menyimak merupakan proses menerima bunyi bahasa secara lisan
Dengan melibatkan indra pendengaran dan syaraf-syaraf yang lain, sehingga
Pembibacaraan tersebut bisa dimaknai. Dalam proses ini terdapat dua pihak
Yang terlibat, yakni pembicara dan penyimak/lawan bicara.
Jenis menyimak di bagi menjadi 3. Menyimak berdasarkan sumber suara yang di simak,
Menyimak berdasarkan taraf aktivitas penyimak, menyimak berdasarkan taraf hasil simakan.
Ada pula tujuan menyimak. Menyimak untuk mendapatkan fakta untuk memperoleh ilmu
pengetahuan .
Tahap menyimak tahap menyimak tidaklah langsung secara parsial ada pun 5 tahan
menyimak
Tahan mendengar, tahap memahami, tahap menginterpretasi, tahap menilai , tahan
menanggapi
Ada pun unsur unsur keterampilan menyimak yaitu pembicara, penyimak,
Dan juga ada contoh bahan simakan seperti dongeng,puisi, pantun, iklan, berita, pidato,
dialog, dan petunjuk.
Keterampilan berbicara
Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang
Pada kehidupan anak. Perkembangan ini didahului oleh keterampilan
Menyimak dan pada saat itu pula keterampilan berbicara dipelajari. Berbicara
Sangat erat hubungannya dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh
Anak. Keterampilan berbicara ini perlu dilatikan kepada anak sejak dini,
Supaya anak dapat mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atu kata-kata
Sehingga mampu mengekspresikan, mnyatakan, serta menyampaikan ide,
Pikiran, gagasan, atau isi hati kepada orang lain. Belajar berbicara dapat
Dilakukan anak dengan bantuan dari orang dewasa melalui percakapan.
Kegiatan berbicara berlangsung dengan tujuan tertentu. Tujuan utama
Berbicara adalah untuk berkomunikasi (tarigan, 2013). Oleh karena itu,
Dalam kegiatan berbicara, pembicara hendaknya berupaya memahami bahan
Yang dibicarakan atau yang dikomunikasikan. Dengan demikian komunikasi
Akan terjadi antara pembicara dan lawan bicara. Secara umum, tujuan
Berbicara adalah sebagai berikut.
Menyampaikan informasi secara lisan, sehingga orang lain dapat
Memahami isi petunjuk dan perintah dari seseorang.
Menanamkan etika, sopan santun, budi pekerti kepada siswa dan orang
Lain yang ada di sekitarnya.
Menarik minat atau perhatian lawan bicara, agar benar-benar
Memperhatikan pokok pembicaraan, sehingga lawan bicara tertarik untuk melaksanakan
sesuatu
Ada pun tujuan berbicara untuk menghibur tujuan berbicara untuk menghibur biasanya
dilakukan oleh pelawak,pemain dagelan seperti srimulat, pembawa acara, atau penghibur.
Bila
Ditinjau dari segi situasi berbicara, suasana pembicaraan yang bertujuan
Menghibur biasanya dalam situasi santai, penuh canda, dan
Menggembirakan.
Berbicara dengan tujuan memberitahukan, melaporkan, dan
Menginformasikan dilakukan jika seseorang ingin menjelaskan suatu proses,
Menguraikan, menfasirkan sesuatu, memberikan, menyebarkan, atau
Menanamkan pengetahuan, dan menjelaskan kaitan, hubungan, antarbenda,
Hal atau peristiwa.
Pembicara menyampaikan sesuatu kepada orang lain memilik tujuan
Tertentu. Pembicara berusaha membangkitkan inspirasi, kemauan atau
Meminta pendengarnya melakukan sesuatu. Dalam hal ini, pembicara harus
Pandai merayu, memengaruhi, atau meyakinkan pendengarnya agar
Pendengar lebih yakin atau mau melakukan sesuatu, pembicara
Menggunakan contoh, fakta, bukti, yang tepat dan relevan.
Terkait dengan tujuan berbicara tersebut, maka dalam pembelajaran
Di sekolah dasar latihan keterampilan berbicara merupakan hal yang mutlak
Dimiliki oleh seorang siswa ssejak usia dini. Perlu disadari oleh guru bahwa
Kemampuan berbicara setiap siswa berbeda-beda. Ada siswa yang gagap,
Gugup, kaku, malah lemes ketika dilatih berbicara di depan kelas. Sebaliknya,
Ada siswa yang lancar-lancar saja dalam menyampaikan pendapatnya. Untuk
Menyelenggarakan kemampuan berbicara yang bervariasi ini sudah
Selayaknya pembelajaran berbicara di sekolah dasar dapat dipredikasi dari
Tingkat usia dan perkembangannya, sedangkan lingkungan siswa dapat
Dissuaikan dengan kehidupan sosial budaya masing-masing.
Berbicara merupakan suatu proses penyampaian pesan/informasi dari
Seseorang sebagai pembicara kepada orang lain sebagai lawan bicara melalui
Media tertentu.
Menurut haryadi berbicara itu pada hakikatnya
Adalah proses komunikasi antara seorang pembicara dengan orang lain
Sebagai lawan bicara. Pemakai bahasa indonesia memiliki latar belakang penutur bahasa
Indonesia yang berbeda-beda. Setiap penutur sangat dipengaruhi oleh
Bahasa ibunya, di samping lafal perorangan yang bersifat individual.
Dapat diakui bahwa pola ucapan dan artikulasi yang digunakan oleh
Setiap orang tidak selalu sama.
Kesesuaian tekanan pada bagian tertentu merupakan daya tarik
Tersendiri dalam berbicara. Bahkan, tekanan merupakan faktor penentu
Dalam memaknai isi pembicaraan. Walaupun masalah yang dibicarakan
Kurang menarik, dengan penempatan tekanan yang sesuai, maka
Pembicaraan menjadi menarik.
Kata pembicara menggunakan kata-kata tertentu untuk
Menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Kata-kata yang digunakannya
Adalah kata-kata yang dipilih sendiri, yakni kata-kata yang tepat, jelas,
Dan bervariasi. Tepat yang dimaksud di sini adalah tepat digunakan
Karena sesuai dengan masalah yang dibicarakan. Jelas yang dimaksud
Adalah mudah dipahami oleh pendengar. Bervariasi, artinya kata-kata
Yang digunakan tidak bersifat menoton, tetapi berubah-ubah dalam
Lingkup makna yang sama. Pendengar akan lebih tertarik dan paham
Terhadap masalah yang dibicarakan apabila kata-kata yang digunakan
Sudah dikenal memang membangkitkan rasa ingin tahu orang lain, tetapi
Dapat menghambat kelancaran komunikasi. Selain itu, kata yang dipilih
Hendaknya kata-kata yang konkret untuk memudahkan pemahaman.
Ketepatan sasaran pembicaraan menyangkut pemakaian kalimat.
Susunan kalimat sangat besar pengaruhnya terhadap keekfetifan
Berbicara. Oleh karena itu, pembicara hendaknya mampu menyusun
Pembicaraannya dalam kalimat efektif, yakni kalimat yang mengenai
Sasaran sehingga dapat mempengaruhi, meninggalkan kesan, atau
Menimbulkan akibat. Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
Yang disampaikan tergambar lengkap dalam pikiran pendengar seperti
Apa yang dimaksud oleh pembicara.
Keekfetifan berbicara tidak hanya didukung oleh faktor kebahasaan,
Tetapi juga ditentukan oleh faktor nonkebahasaan. Kedua faktor tersebut
Saling memengaruhi aktivitas berbicara. Bahkan dalam pembicaraan formal,
Faktor nonkebahasaan sangat memengaruhi keekfetifan berbicara. Oleh
Karena itu, dalam pembelajaran berbicara sebaiknya faktor nonkebahasaan
Dilatihkan terlebih dahulu. Sikap pembicara yang dimaksud adalah sikap yang wajar, tenang,
Dan tidak kaku pada saat berbicara. Sikap seperti ini sangat memengaruhi
Kesan yang diterima oleh pendengarnya. Kesan pertama sangat penting
Untuk menjamin adanya kesinambungan perhatian pihak pendengar.
Tentu saja sikap ini sangat ditentukan oleh situasi, tempat, dan
Pengusaan materi pembicaraan. Sikap gugup pada saat berbicara tidak
Keekfetifan berbicara tidak hanya didukung oleh faktor kebahasaan,
Tetapi juga ditentukan oleh faktor nonkebahasaan. Kedua faktor tersebut
Saling memengaruhi aktivitas berbicara. Bahkan dalam pembicaraan formal,
Faktor nonkebahasaan sangat memengaruhi keekfetifan berbicara. Oleh
Karena itu, dalam pembelajaran berbicara sebaiknya faktor nonkebahasaan
Dilatihkan terlebih dahulu. Dalam situasi formal, seorang pembicara dituntut agar berbicara
Secara formal. Pembicara harus memerhatikan bahasa baku yang
Digunakannya, baik dari segi kosakata maupun pelafalan. Misalnya,
Situasi berbicara berlangsung dalam bentuk wawancara antara
Siswa dan kepala sekolah. Dalam situasi informal, seorang pembicara dituntun agar
berbicara
Secara tidak formal. Berbicara seperti ini, misalnya berlangsung
Antara seseorang dan orang lain yang bersifat pribadi melalui
Telepon. Berbicara dalam situasi tidak formal tidak dituntut
Menggunakan bahasa bku, tetpi eia berbicar teap
Diperhatikan. Behasa yang digunakan adalah bahasa yang mudah
Dipahami oleh pendengar atau lawan bicara.
Bahan pembicaraan tidak berbeda dengan bahan menyimak. Segala
Sesuatu yang disimak pada dasarnya diperoleh karena ada hal yang
Dibicarakan. Dengan kata lain, bahan yang dibicarakan disimak oleh orang
Lain. Oleh karena itu, keterampilan menyimak dan berbicara merupakan
Keterampilan yang bersifat resiprokal. Artinya, kedua keterampilan itu saling
Berkaitan atau saling berbalasan, sehingga tidak bisa dipisahkan.oleh karean
Itu, bahan-bahna yang dibicarakan sama hal dengan bahan-bahan yang
Disimak.
Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah
Yang berlangsung melalui tatap muka atau bersifat resiprokal. Menyimak
Adalah kegiatan berbahasa yang bersifat reseptif. Menyimak merupakan
Kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, menginterpretasi, mengidentifikasi, di
Dalam bahasa simakan. Dalam kehidupan manusia sehari-hari, menyimak
Berperan sebagai landasan belajar bahasa, penunjang keterampilan
Berbahasa yang lain seperti berbicara, membaca, menulis, memperlancar
Komunikasi lisan, dan menambah informasi.

Anda mungkin juga menyukai