Anda di halaman 1dari 4

Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya ADI IRAWAN dari UT LUAR NEGERI Pokjar Jepang izin menjawab.
Terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yang biasa digunakan untuk berkomunikasi, yaitu
mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis.
Hubungan dari ke 4 keterampilan Bahasa tersebut adalah

a. Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Menyimak

Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk belajar bahasa. Sedangkan keterampilan berbicara perlu
menggunakan bahasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak pasti didapatkan terlebih
dahulu daripada keterampilan berbicara. Bahkan sejak bayi di dalam kandungan sudah mampu untuk
menyimak dan mengingat kata yang dibisikkan oleh orang tua. Lantas apa itu bahasa? Dan apa manfaat
bahasa?

Menyimak adalah suatu kegiatan yang disengaja untuk dapat memahami suatu informasi yang
disampaikan oleh pembicara. Apabila si penyimak dapat memahami maksud si pembicara dengan baik
maka penyimak tentunya dapat memberikan respon yang lebih tepat. Respon ini dapat berupa jawaban,
pengungkapan ide atau gagasan, atau bisa juga berupa pertanyaan pada si pembicara.

Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan menyimak tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan berbicara. Tidak
mungkin orang menyimak jika tidak ada orang yang berbicara. Begitu pula sebaliknya, tidak mungkin
orang berbicara tanpa ada yang menyimak. Dua kegiatan ini saling melengkapi dan berpadu menjadi
komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya-jawab dan interviu
(interview).

Menurut Brooks (dalam Tarigan, 1990:4) berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua
arah yang langsung, merupakan komunikasi tatap muka atau face-to-face communication. Hal-hal yang
dapat memperlihatkan erat-nya hubungan antara berbicara dan menyimak adalah sebagai berikut:

Ø Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi).


Ø Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh perangsang
(stimuli) yang mereka temui dan kata-kata yang paling banyak memberi bantuan atau pelayanan dalam
menyampaikan ide-ide atau gagasan mereka.
Ø Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan masyarakat tempatnya hidup.
Ø Anak yang lebih muda lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang dan rumit
daripada kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya.
Ø Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.
Ø Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting dalam meningkat¬kan cara pemakaian kata-kata sang
anak. Oleh karena itu, sang anak akan tertolong kalau mereka menyimak ujaran-ujaran yang baik dari
para guru dan lingkungan sekitarnya.
Ø Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan penangkapan informasi yang lebih baik
pada pihak penyimak.

b. Hubungan antara Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Menulis

Pada tahun 1997 di Amerika Serikat dibentuk sebuah lembaga yang disebut the National Reading Panel
(NRP). Tujuan dari NRP adalah untuk melaksanakan penilaian autentik tentang penelitian ilmiah dalam
membaca dan implikasinya dalam pengajaran membaca. Salah satu hasil laporan NRP menyebutkan
bahwa salah satu komponen dalam pengajaran membaca adalah fonem. Fonem dijelaskan sebagai
hubungan antara suara dan simbol tertulis bahasa atau korespondensi fonem-grafem. Pengajaran tentang
pengetahuan fonemis dan fonem yang tidak tepat adalah alasan paling umum mengapa siswa mengalami
kesulitan membaca.

Dari hasil laporan tersebut tampak bahwa pemahaman fonem erat kaitannya antara suara dan simbol
tertulis. Siswa harus memiliki kemampuan menyimak yang baik agar dapat menuliskan simbol-nya secara
tepat. Dua keterampilan ini juga tidak dapat dipisahkan dengan keterampilan membaca.

Keterampilan menulis melibatkan kreativitas, cara berfikir yang sistematis, dan kemampuan menuangkan
ide dan gagasan menggunakan kata yang tepat. Keterampilan ini berkorelasi positif dengan pengetahuan
awal penulis. Salah satu cara memperoleh pengetahuan adalah melalui kegiatan menyimak. Keterampilan
menyimak yang baik tentunya dapat meningkatkan pengetahuan yang pada akhirnya dapat memperluas
atau memperdalam materi tulisan.

c. Hubungan antara Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Membaca

Ketika anak tumbuh, mereka mulai mempelajari keterampilan berbahasa. Dua keterampilan berbahasa
yang bersifat reseptif (menerima) adalah keterampilan menyimak dan keterampilan membaca.
Keterampilan menyimak tentunya muncul lebih dahulu daripada keterampilan membaca. Anak mulai
menyimak dan menirukan apa yang didengarnya. Sedangkan dalam kegiatan membaca mereka perlu
untuk memahami kata-kata yang tertulis. Dari sini sepertinya keterampilan menyimak dan keterampilan
membaca begitu jauh perbedaannya. Tetapi seiring dengan bertambahnya usia mereka, perbedaan ini akan
mulai menghilang.
Ketika anak mulai bersekolah, perbedaan antara dua keterampilan ini mulai menghilang. Ini karena
pemahaman dalam membaca meningkat dengan cepat. Siswa mulai mengembangkan morfologi, yang
merupakan sistem untuk mengembangkan kata-kata menjadi bentuk komunikasi tertulis.

Penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli telah memperlihatkan beberapa hubungan penting antara
membaca dan menyimak, antara lain :

Ø Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan oleh sang guru melalui bahasa lisan, dan
kemampuan sang anak untuk menyimak dengan pemahaman penting sekali.
Ø Menyimak merupakan cara atau metode utama bagi pelajaran lisan (verbalized learning) selama tahun-
tahun permulaan di sekolah. Perlu dicatat misalnya bahwa anak yang cacat dalam membaca haruslah
meneruskan pelajarannya di kelas yang lebih tinggi dengan lebih banyak melalui menyimak ketimbang
membaca.
Ø Walaupun menyimak pemahaman (listening comprehension) lebih unggul daripada membaca
pemahaman (reading comprehension), namun anak-anak sering gagal untuk memahaminya dan tetap
menyimpan atau memakai atau menguasai sejumlah fakta yang mereka dengar.
Ø Oleh karena itu para pelajar membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih efektif dan lebih
teratur lagi, agar hasil pengajaran itu baik.
Ø Kosa kata atau perbendaharaan kata menyimak yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan
kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik.
Ø Bagi para pelajar yang lebih besar atau tinggi kelasnya. Korelasi antara kosa kata baca dan kosa kata
simak (reading vocabulary dan listening vocabulary) sangat tinggi , mungkin 80% atau lebih.
Ø Pembeda-bedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubugkan dengan membaca
yang tidak efektif dan mungkin merupakan suatu faktor pendukung atau faktor tambahan dalam
ketidakmampuan dalam membaca (poor reading)
Ø Menyimak turut membantu sang anak untuk menangkap ide utama yang disampaikan oleh pembicara;
bagi pelajar yang lebih tinggi kelasnya, membaca lebih unggul dari pada menyimak sesuatu yang
mendadak dan pemahaman informasi yang terperinci.

d. Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Membaca

Keterampilan berbicara memiliki kaitan yang sangat erat dengan keterampilan membaca. Semakin
banyak orang membaca tentunya semakin banyak pengetahuan atau informasi yang diperolehnya.
Pengetahuan ini mencakup kosakata yang luas dan beraneka ragam serta topik pembicaraan yang lebih
kaya. Orang yang gemar membaca juga lebih tepat dalam berujar karena tau ejaan yang benar.

Membaca juga meningkatkan keterampilan berfikir logis, analitis, dan sistematis. Orang yang terbiasa
membaca tentunya akan lebih tepat dan runtut dalam berbicara. Kalimat yang digunakan lebih ter-struktur
sehingga lebih mudah dipahami oleh pendengar.

Cagri Tugrul Mart dalam Jurnal-nya yang berjudul “Developing Speaking Skills through Reading”
(International Journal of English Linguistik, 2012: 91) mengambil kesimpulan sebagai berikut:

"Communication without vocabulary will break down. One of the most useful ways to improve your
communication skills is extensive reading. Extensive reading will help you to develop your ability to
express ideas, whilst also enlarging the size of vocabulary. Vocabulary knowledge is one of the crucial
factors that will influence fluency in speaking. Reading introduces learners to a wider body of language
and contexts. Reading helps learners build up better grammar skills. As learners develop stronger reading
skills, they develop more sophisticated speaking skills."

penjelasan diatas membuktikan bahwa hubungan antara keterampilan membaca dengan berbicara sangat
berkaitan erat. Kegiatan membaca sangat penting untuk mengembangkan keterampilan berbicara.

e. Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Menulis

Anak-anak mulai belajar berbicara sebelum mereka bisa mulai menulis. Untuk bisa menulis mereka harus
belajar menuangkan bahasa ke dalam simbol tertulis. Keterampilan menulis memerlukan latihan dan
bimbingan. Secara alami, dalam periode tertentu anak-anak memiliki keterampilan berbicara yang lebih
baik daripada keterampilan menulis. Tetapi pada usia yang lebih matang, jarak antara dua keterampilan
ini semakin kecil. Pada orang dewasa bisa saja mereka mampu menulis dengan baik, tetapi dalam
berbicara justru kurang terampil atau bisa juga terjadi sebaliknya.

Berbicara adalah bentuk komunikasi langsung, sedangkan menulis merupakan bentuk komunikasi tidak
langsung. Berbicara bisa direncanakan dengan menuliskan apa yang akan disampaikan terlebih dahulu.
Apabila berbicara dilaksanakan secara spontan, misalnya dalam percakapan sehari-hari, hanya ada sedikit
waktu untuk memikirkan apa yang akan disampaikan. Sedangkan ketika menulis penulis bisa memilih
kata-kata, urutan, dan materi terbaik untuk tulisannya. Namun, secara umum keduanya sama-sama
merupakan keterampilan berbahasa produktif (menyampaikan informasi).
f. Hubungan antara Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis

Tidak dapat dipungkiri hubungan antara keterampilan membaca dengan menulis sangat erat. Satu dari
keterampilan ini dapat meningkatkan keterampilan lainnya dan begitu pula sebaliknya. Keduanya sama-
sama merupakan keterampilan yang berhubungan dengan tulisan.

Penelitian membuktikan bahwa ketika anak-anak membaca secara ekstensif mereka menjadi penulis yang
lebih baik. Membaca beragam jenis bacaan membantu anak-anak untuk memahami struktur dan bahasa
dalam teks sehingga mereka dapat menerapkan-nya dalam tulisan mereka sendiri. Salah satu tujuan utama
membaca adalah untuk belajar. Terutama ketika di sekolah, pengetahuan sebagian besar berasal dari apa
yang dibaca siswa. Menulis adalah proses untuk mencurahkan pengetahuan ke dalam teks sehingga siswa
harus mempunyai pengetahuan atau informasi sebelum bisa menuliskannya. Dengan demikian membaca
memegang peranan penting dalam keterampilan menulis.

Di sisi lain, menulis membantu anak untuk membangun keterampilan membaca mereka. Terutama bagi
anak yang lebih muda yang harus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan fonemis mereka.
Pengetahuan tentang fonem akan berkembang ketika anak membaca dan menuliskan kata-kata baru.
Untuk anak yang lebih tua, praktik dalam proses menulis teks mereka sendiri membantu mereka untuk
menganalisa potongan-potongan dari apa yang mereka baca. Orang dewasa pun seringkali menulis apa
yang mereka baca dengan bahasa sendiri agar lebih mudah untuk diingat atau dipahami.

Jadi, antara keterkaitan tersebut merupakan variasi dari berbagai macam keterampilan Bahasa yang saling
berkaitan erat antara :
a. Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Menyimak
b. Hubungan antara Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Menulis
c. Hubungan antara Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Membaca
d. Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Membaca
e. Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Menulis
f. Hubungan antara Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis

Sumber di kutip dari Internet.

Sekian dari saya terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai