Anda di halaman 1dari 5

Lembar Jawaban Tugas

Tutorial I
KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA DI SD

Nama : JUANITA
NIM : 857202045
Kelas : SI PGSD
Semester : IV ( 4 )

1. Jelaskan mengapa guru SD perlu menguasai keterampilan berbahasa

Jawaban :
Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbriter, digunakan oleh suatu
masyarakat untuk bekerjasama, mengindentifikasi diri dan berkomunikasi. Dalam
berkomunikasi kita menggunakann keterampilan berbahasa yang telah kita miliki, seberapapun
tingkat atau kualitas keterampilan itu. Ada orang yang memiliki keterampilan berbahasa secara
optimal sehingga setiap tujuan komunikasinya mudah tercapai. Namun, ada pula orang yang
sangat lemah tingkat keterampilannya sehingga bukan tujuan komunikasinya tercapai, tetapi
malah terjadi salah pengertian yang berakibat suasana komunikasi menjadi buruk. Bahasa yang
benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten, sedangkan yang dimaksud
bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan
situasi pemakainya.
Dapat dibayangkan apabila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa. Kita tidak dapat
mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan tidak dapat melaporkan
fakta-fakta yang kita amati. Di pihak lain, kita tidak dapat memahami pikiran, perasaan,
gagasan, dan fakta yang disampaikan oleh orang kepada kita. Jangankan tidak memiliki
kemampuan, seperti yang dikemukakan di atas, kitapun akan mengalami apabila keterampilan
berbahasa yang kita miliki tergolong rendah.

Pentingnya peningkatan keterampilan berbahasa dalam pembelajaran di sekolah dasar adalah


sebagai calon guru, kita akan mengalami kesulitan dalam menyajikan materi pelajaran kepada
para siswa bila keterampilan berbicara yang kita miliki tidak memadai atau dipihak lain para
siswa akan mengalami kesulitan menangkat pelajaran yang kita sampaikan secara lisan karena
keterampilan berbicara yang kta miliki tidak memadai atau karena kemampuan siswa rendah
dalam mendengarkan. Begitu juga pengetahuan dan kebudayaan tidak akan dapat disampaikan
dengan sempurna, bahkan tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan tidak akan
dapat diwariskan kepada generasi berikutnya apabila kita tidak dapat memperoleh pengetahuan
yang disampaikan para pakar apabila kita tidak memiliki keterampilan membaca yang
memadai.
Keterampilan berbahasa terdiri dari empat keterampilan yaitu keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.

Jadi, Keterampilan berbahasa sangat diperlukan dalam proses pembelajaran di sekolah dasar.
Sebagai guru, kita akan mengalami kesulitan dalam menyajikan materi pelajaran kepada para
siswa dan para siswa juga akan mengalami kesulitan menangkap pelajaran yang kita sampaikan
bila keterampilan berbahasa yang kita miliki tidak memadai.
2. Jelaskan hakikat keterampilan berbahasa untuk guru SD !

Jawaban :

Bahasa merupakan kumpulan bunyi-bunyi yang bersistem dan bermakna yang


diujarkan. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan
manusia. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa menjadi komunikasi, disamping sebagai ekspresi
diri. Disadur dari buku Keterampilan Berbahasa (2021) oleh Siti Sulistyani dan teman-teman,
keterampilan berbahasa adalah sarana dalam berkomunikasi. Tingkat atau kualitas
keterampilan berbahasa setiap orang berbeda-beda. Ada yang memiliki keterampilan berbahasa
optimal, ada juga yang lemah. Tingkat keterampilan berbahasa seseorang yang optimal akan
memberikan komunikasi yang mudah dimengerti atau tercapai tujuannya.

Sedangkan, seseorang dengan tingkat keterampilan berbahasa lemah akan menimbulkan salah
pengertian dalam komunikasi. Maka keterampilan berbahasa cukup penting dimiliki
seseorang.

Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis. Menyimak dan membaca merupakan aspek reseptif, sementara berbicara dan
menulis merupakan aspek produktif. Dalam aktivitas berbicara, si pengirim pesan
mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Sementara, dalam menyimak si
penerima pesan berupaya memberi makna terhadap bahasa lisan yang disampaikan si
penyampainya. Dalam kegiatan menulis, si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan
menggunakan bahasa tulis. Di pihak lain, dalam membaca si penerima pesan berupaya
memberi makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan penulisnya. Dalam mengirimkan
pesan, antara lain si pengirim harus memiliki keterampilan dalam melakukan proses encoding.
Sebaliknya dalam menerima pesan si penerima harus memiliki keterampilan dalam melakukan
proses decoding

3. Bagaimana keterkaitan antara satu keterampilan berbahasa dengan


keterampilan berbahasa lainnya. Berikan contoh !

Jawaban :

Empat keterampilan berbahasa baik lisan (menyimak dan berbicara) maupun tulis (membaca
dan menulis) memiliki keterkaitan yang sangat erat. Satu keterampilan akan mendukung
keterampilan yang lainnya. Hubungan antarragam bahasa (ragam lisan atau ragam tulis) lebih
erat dibandingkan hubungan keterampilan antarsifat (reseptif atau produktif). Contohnya
menyimak dengan berbicara lebih erat dibandingkan hubungan menyimak dan membaca atau
menulis. Hubungan keterampilan pada ragam yang sama dapat disebut hubungan langsung,
sedangkan hubungan keterampilan pada sifat yang berbeda hubungannya adalah tidak
langsung.
Perhatikan tabel berikut ini.
Keterampilan Berbahasa
Sifat
Lisan Tulis
Menyimak Membaca Reseptif
Berbicara Menulis Produktif
Melalui tabel ini kita kaji hubungan antarketerampilan berbahasa. Kita lihat hubungan ini dari
segi ragam. Pada ragam lisan, yaitu menyimak dan berbicara berada pada ruang yang sama.
Dalam kegiatan berbahasa lisan secara tatap muka, penyimak dan pembicara dapat bertukar
atau berganti peran. Penyimak bertukar peran menjadi pembicara dan sebaliknya, pembicara
menjadi penyimak. Pergantian peran ini biasanya terjadi pada kegiatan tanya jawab, saling
memberi masukan atau interaktif.
Pengetahuan yang diperoleh seseorang melalui menyimak dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuannya berbicara. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi pembicara
yang baik, orang harus memiliki keterampilan menyimak yang baik.
Sebagaimana menyimak dan berbicara, keterampilan membaca dan menulis juga dapat
berganti peran. Ketika Anda menerima surat, Anda membacanya. Anda menjadi pembaca.
Ketika Anda menulis surat balasan maka Anda menjadi penulis.
Pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui membaca dapat digunakan untuk memperoleh
atau meningkatkan keterampilan menulis. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi penulis yang
baik, orang harus memiliki keterampilan membaca yang baik.
Keterampilan berbahasa yang memiliki sifat sama pasti memiliki hubungan yang erat.
Keterampilan menyimak dan membaca keduanya bersifat reseptif. Pengetahuan seseorang
yang diperoleh melalui kegiatan menyimak akan menjadi skemata yang akan membantunya
ketika memahami isi bacaan, demikian pula sebaliknya; pengetahuan yang diperoleh dari
bacaan atau hasil membaca akan menjadi skemata yang akan membantu dalam memahami isi
simakan. Artinya, kedua keterampilan berbahasa reseptif ini selalu saling mendukung. Dapat
disimpulkan bahwa, seseorang yang terampil membaca juga terampil menyimak atau
sebaliknya.
Antarketerampilan berbahasa produktif juga memiliki hubungan yang erat. Contohnya seorang
penyaji seminar selain pintar berbicara ketika mempresentasikan makalahnya juga pandai
menulis bahan seminar

4. Buatlah satu aktivitas pembelajaran menyimak permulaan !

Jawaban :
Ketermpilan menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh anak manusia
bila dilihat dari proses pemerolehan bahasa. Sebelum seseorang atau anak dapat melakukan
berbicara, membaca, apalagi menulis, kegiatan menyimaklah yang pertama kali dlakukan.
Secara berturut-turut pemerolehan keterampilan berbahasa itu pada umumnya dimulai dari
menyimak, berbicara, membaca, dan terakhir menulis.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan ialah bila menyimak dipandang sebagai suatu kegiatan
belajar-mengajar. Menyimak sebagai suatu kegiatan belajar mengajar tidak dapat berdiri
sendiri, terlepas dari kegiatan berbahasa yang lain seperti berbicara atau menulis. Oleh karena
itu, dalam kegiatan ini pembelajar pun dalam kegiatan menyimak tidak dipisahkan secara ketat
dengan kegiatan berbahasa yang lain. Artinya, kegiatan menyimak haruslah didahului atau
diikuti dengan kegiatan menulis, membaca, atau berbicara.
Kegiatan menyimak sudah mencakup mendengar dan mendengarkan (Akhadiah, 1991/1992).
Kegiatan menyimak diawali dengan mendengarkan dan pada akhirnya memahami apa yang
disimaknya. Untuk dapat memahami isi bahan simakan diperlukan suatu proses. Proses
tersebut terdiri dari enam tahapan seperti tampak pada diagram berikut ini :
Dalam penerapan pembelajaran menyimak permulaan dikelas setelah melakukan kegiatan
pendahuluan dalam pembelajaran maka kegiatan intinya adalah sebagai berikut :
1) Siswa disajikan sebuah cerita atau dongeng anak
2) Siswa mendengarkan cerita atau dongeng yang dibacakan guru
3) Siswa mengidentifikasi tokoh, latar, alur cerita berdasarkan bimbingan guru
4) Siswa bertanya jawab terkait dongeng/ cerita yang didengarnya
5) Siswa menjelaskan isi dongeng / cerita yang didengarnya
6) Siswa menyimpulkan pesan atau makna dari cerita yang didengarnya
Setelah kegiatan inti tersebut maka kegiatan akhir pembelajaran dilakukan evaluasi dan tindak
lanjut dari pembelajaran.

5. Buatlah satu aktivitas pembelajaran berbicara lanjutan !

Jawaban :

Berbicara sebagai salah satu unsur kemampuan berbahasa sering dianggap sebagai suatu
kegiatan yang berdiri sendiri. hal ini dibuktikan dari kegiatan pengajaran berbicara yang selama
ini dilakukan. Dalam praktiknya, pengajaran berbicara dilakukan dengan menyuruh murid
berdiri di depan kelas untuk berbicara, misalnya bercerita atau berpidato. Siswa yang lain
diminta mendengarkan dan tidak mengganggu. Akibatnya, pengajaran berbicara di sekolah-
sekolah itu kurang menarik. Siswa yang mendapat giliran merasa tertekan sebab di samping
siswa itu harus mempersiapkan bahan sering kali guru melontarkan kritik yang berlebih-
lebihan. Sementara itu, siswa yang lain merasa kurang terikat pada kegiatan itu kecuali ketika
mereka mendapat giliran.
Agar seluruh anggota kelas dapat terlibat dalam kegiatan pengajaran berbicara, hendaklah
selalu dingat bahwa hakikatnya berbicara itu berhubungan dengan kegiatan berbicara yang lain
seperti menyimak, membaca, dan menulis, serta berkaitan dengan pokok-pokok pembicaraan.
Dengan demikian, sebaiknya pengajaran berbicara mempunyai aspek komunikasi dua arah dan
fungsional. Di samping itu, pengajaran berbicara perlu memperhatikan dua faktor yang
mendukung ke arah tercapainya pembicaraan yang efektif, yaitu faktor kebahasaan dan non
kebahasaan. Faktor kebahasaan yang perlu diperhatikan ialah : (1) pelafalan bunyi bahasa, (2)
penggunaan intonasi, (3) pemilihan kata dan ungkapan, (4) penyusunan kalimat dan paragraf.
Sementara itu, faktor non kebahasaan yang mendukung keefektifan berbicara ialah : (1)
ketenangan dan kegairahan, (2) keterbukaan, (3) keintiman, (4) isyarat nonverbal, dan (5) topik
pembicaraan.
Peningkatan keterampilan berbicara dapat dilakukan dengan cara mempelajari (1) bercerita,
(2) berdialog, (3) berpidato, dan (4) diskusi atau kegiatan lain yang menuntut keterampilan
berbicara. Selain itu, peningkatan keterampilan berbicara dapat dilakukan melalui
meningkatkan keterampilan menyimak. Berbicara dan menyimak merupakan keterampilan
berbahasa yang bersifat langsung. Bunyi dan suara merupakan faktor penting dalam
keterampilan berbicara dan menyimak. Peningkatan keterampilan menyimak akan
meningkatkan keterampilan berbicara karena keterampilan berbicara dipelajari melalui
keterampilan menyimak.
Dalam penerapan pembelajaran berbicara lanjutan dikelas setelah melakukan kegiatan
pendahuluan dalam pembelajaran maka kegiatan intinya adalah sebagai berikut :
1) Siswa disajikan sebuah cerita pendek
2) Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok belajar
3) Siswa mengerjakan tugas berdasarkan LKPD yang telah dibagikan
4) Siswa berdiskusi Bersama teman kelompoknya dalam menyelesaikan tugas LKPD
berdasarkan bimbingan guru
5) Siswa Bersama teman kelompoknya mengidentifikasi latar, tokoh, peran, dan juga alur
cerita yang dsajikan di dalam LKPD
6) Siswa menyajikan hasil diskusi kelompoknya / mempresentasikan di depan kelas secara
bergiliran setiap kelompok
7) Siswa bermain peran bersama dengan teman kelompoknya berdasarkan cerita yang
disajikan di depan kelas
8) Siswa menyimpulkan isi dan makna cerita
Setelah kegiatan inti tersebut maka kegiatan akhir pembelajaran dilakukan evaluasi dan tindak
lanjut dari pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai