Anda di halaman 1dari 4

Klasifikasi Wacana

No. Dasar Klasifikasi Jenis Wacana


1. Bentuk Wacana Naratif, Wacana Prosedural, Wacana Ekspository,
Wacana Hortatory, Wacana Deskripsi Wacana Persuasi
2. Jumlah Penutur Wacana Monolog dan Wacana Dialog
3. Media Penyampaian Wacana Tulis dan Wacana Lisan
(bentuk bahasanya)
4. Sifat Wacana Fiksi dan Wacana Nonfiksi
5. Isi Wacana Politik, Wacana Sosial, Wacana Ekonomi, Wacana
Budaya, Wacana Militer, Wacana Hukum dan
Kriminalitas, Wacana Olah raga dan Kesehatan
6. Gaya dan Tujuan Wacana Iklan, Wacana Kampanye, Wacana Komedi

1. Klasifikasi dari Segi Bentuk

Wacana Naratif
Wacana ini merupakan tuturan yang menceritakan atau menyampaikan suatu hal atau suatu
kejadian dengan menonjolkan tokoh
pelaku, maksudnya untuk memperluas pengetahuan pendengar atau pembaca. Kekuatan wacana
ini terletak pada urutan cerita berdasarkan waktu dan cara-cara bercerita, atau diatur melalui plot.
Dengan perkataan lain, wacana naratif dipergunakan untuk menceriterakan, mementingkan
urutan waktu, dituturkan pertama atau ketiga dalam waktu tertentu. Berorientasi pada pelaku dan
keseluruhan bagian diikat oleh kronologis.

Wacana Prosedural
Wacana ini merupakan rangkaian tuturan yang melukiskan sesuatu secara berurutan yang tidak
boleh dibolak-balik unsurnya karena urgensi unsur-unsur terdahulu menjadi landasan unsur
berikutnya. Wacana ini biasanya disusun untuk menjawab pertanyaan bagaiman sesuatu bekerja
atau terjadi, atau bagaiman mengerjakan sesuatu. Tokohnya boleh orang dan yang dilukiskannya
tidak terikat dengan urutan waktu. Dengan perkataan lain, wacana prosedural memberikan
petunjuk/keterangan bagaimana sesuatu harus dilakukan.

Wacana Ekspositori
Wacana ini merupakan rangkaian tuturan yang bersifat memaparkan suatu pokok pikiran. Pokok
pikiran itu lebih dijelaskannya lagi dengan cara menyampaikan uraian bagian-bagian atau
detailnya. Tujuan pokok yang ingin dicapai dalam wacana ini adalah tercapainya pemahaman
akan sesuatu secara lebih jelas, mendalam, dan luas daripada sekadar pertanyaan yang bersifat
global atau umum. Kadang-kadang wacana itu dapat berbentuk ilustasi dengan contoh, berbentuk
perbandingan, berbentuk uraian kronologis, dan dengan penentuan ciri-ciri (identifikasi).
Orientasi pokok wacana ini lebih kepada materi, bukan pada tokohnya. Wacana ekspositorik
menjelaskan sesuatu secara informative dengan menggunakan bahasa cenderung denotatif dan
rasional.

Wacana Hortatori
Wacana ini merupakan rangkaian tuturan yang isinya bersifat ajakan atau nasihat. Kadang-
kadang tuturan ini bersifat memperkuat keputusan atau agar lebih meyakinkan. Yang menjadi
tokoh penting dalam wacana jenis ini adalah orang kedua. Wacana ini tidak dapat disusun
berdasarkan waktu, tetapi merupakan hasil atau produksi suatu waktu. Wacana jenis ini lebih
menekankan upaya untuk memengaruhi pendengar/pembaca agar tertarik terhadap pendapat
yang dikemukakan (persuatif).

Wacana Deskriptif
Wacana ini merupakan rangkaian tuturan yang memaparkan sesuatu ataub melukiskan sesuatu,
baik berdasarkan pengalaman atau pengetahuan penuturnya. Tujuan yang ingin dicapai oleh
wacana ini adalah tercapainya penghayatan yang agak imajinatif terhadap sesuatu, sehingga
pendengar atau pembaca merasakan seolah-olah ia sendiri mengalami atau mengetahuinya secara
langsung. Uraian pada wacana deskriptif ini ada yang memaparkan sesuatu secara objektif dan
ada juga yang memaparkannya secara imajinatif. Pemaparan yang pertama bersifat
menginformasikan sebagaimana apa adanya, sedangkan yang kedua dengan menambahkan daya
khayal. Oleh karena itu, yang kedua itu banyak dijumpaik dalam karya sastra, seperti novel dan
cerpen.

Wacana eksposisi
Wacana yang isinya memuat keterangan atau penjelasan tentang suatu pokok pikiran. Tujuannya
untuk menyampaikan fakta secara berurutan dan logis.

Wacana persuasi
Wacana yang berisi paparan tentang penjelasan suatu hal dan bertujuan untuk meyakinkan
pembaca atau pendengar agar menuruti apa yang disampaikan penulis.

2. Klasifikasi Berdasar Jumlah Penutur

Wacana monolog
Merupakan jenis wacana yang disampaikan oleh satu orang, tanpa melibatkan orang lain.
Wacana monolog bisa ditemui dalam khotbah, orasi, dan lainnya. Wacana monolog terjadi ketika
pendengar tidak menanggapi secara langsung apa yang disampaikan oleh penyampai wacana.

Wacana dialog
Merupakan jenis wacana yang dipakai dalam bentuk interaksi. Wacana ini terjadi ketika ada dua
orang atau lebih saling berinteraksi dan terjadi pergantian peran antar keduanya. Misal
pembicara jadi pendengar. Jenis wacana ini mudah ditemui dalam percakapan sehari-hari.
Wacana polilog Merupakan jenis wacana yang melibatkan lebih dari dua orang dan semuanya
berperan aktif dalam sebuah interaksi. Biasanya jenis wacana ini menggunakan topik yang luas
sebagai bahan pembicaraannya. Wacana polilog bisa ditemui dalam debat atau diskusi.

3. Klasifikasi dari segi Medium Penyampaian

Wacana lisan
Wacana lisan merupakan penyampaian wacana lewat media lisan atau langsung. Jenis wacana ini
memerlukan daya simak yang tinggi agar interaksi dalam penyampaiannya tidak terputus.
Wacana lisan juga sulit untuk diulang, artinya susah untuk diulang sesuai dengan ujaran pertama.
Dalam penyampaiannya, wacana lisan jauh lebih pendek dibanding wacana tulis. Selain itu,
penyampai wacana ini juga harus memakai gerakan tubuh yang sesuai untuk memperjelas
konteks apa yang sedang disampaikan.

Wacana tulis
Wacana tulis merupakan penyampaian wacana lewat media tulis atau teks. Jenis wacana ini
dianggap lebih efektif dan lebih mudah dibanding wacana lisan, terlebih lagi dalam
menyampaikan ilmu pengetahuan serta gagasan. Dalam penyampaiannya, wacana tulis jauh lebih
panjang dan menggunakan bahasa baku. Selain itu, jenis wacana ini juga memiliki unsur
kebahasaan yang lengkap, artinya tidak menghilangkan satu atau dua bagiannya. Wacana tulis
memungkinkan orang lain untuk melihat kembali isi wacana, tanpa adanya perbedaan unit
kebahasaan.

4. Klsifikasi Wacana Berdasarkan Sifat

Wacana Fiksi
Wacana yang menyajikan cerita rekaan dan bukan kenyataan yang benar-benar terjadi, serta
dihasilkan dengan mengandalkan imajinasi penulisnya.

Wacana Non fiksi


Wacana yang menyajikan informasi, gagasan, ide, keinginan, dan dikemukakan berdasarkan
pengetahuan, pengalaman, serta pengamatan empiris penulisnya.

5. Klasifikasi Wacana Berdasarkan isi

Wacana Politik
Wacana yang berisi masalah politik, kekuasaan, kenegaraan.

Wacana Sosial
Wacana yang berisi masalah masyarakat, lingkungan, dan interaksi antar anggotanya.

Wacana Ekonomi
Wacana yang berisi masalah keuangan, produksi, distribusi, barang dan jasa.

Wacana Budaya
Wacana yang berisi adat istiadat, tradisi, kesenian, nilai-nilai dan kepercayaan dari suatu
masyarakat.

Wacana Militer
Wacana yang berisi kekuatan angkatan bersenjata dari suatu negara, baik kekuatan darat, udara,
dan laut.

Wacana Hukum dan Kriminalitas


Wacana yang berisi peraturan yang mengatur perilaku atau tindakan manusia dalam masyarakat,
serta contoh-contoh perbuatan yang dapat menimbulkan masalah-masalah dan keresahaan bagi
kehidupan didalam masyarakat.

Wacana Olah raga dan Kesehatan


Wacana yang berisi aktivitas gerak manusia menurut teknik tertentu, dalam pelaksanaannya
terdapat unsur bermain, ada rasa senang, dilakukan pada waktu luang, dan kepuasan tersendiri,
serta pengaruhnya pada kesehatan manusia.

6. Klasifikasi Wacana Berdasarkan Gaya dan Tujuan

Wacana Iklan
Wacana yang bertujuan untuk menyampaikan pesan dari produsen kepada konsumen terkait
dengan barang atau jasa.

Wacana Kampanye
Wacana yang bertujuan untuk menyampaikan pesan politik dari para politikus kepada
masyarakat terkait dengan agenda-agenda kekuasaan.

Wacana Komedi
Wacana yang bertujuan menghibur melalui bahasa, gerak, maupun situasi yang ditampilkan.

Anda mungkin juga menyukai