Anda di halaman 1dari 8

JENIS DAN KLASI-

FIKASI WACANA
Disusun oleh:
Endang Surnani (20187179011)
Silvi Anggita Dewi (20187179017)
Yuliana (20187179081)
Klasifikasi Wacana
1. Wacana Menurut Eksistensinya
 Wacana Verbal, harus menghadirkan bahasa (language exist) dengan mengcu
pada kelengkapan struktur internal wacana itu sendiri.
 Wacana Nonverbal (language like), tidak mengharuskan hadirnya Bahasa.

2. Wacana Menurut Jumlah Penuturnya


 Wacana Monolog, wacana yang dituturkan oleh satu orang.
 Wacana Dialog,
 Wacana Polilog, wacana yang dibentuk oleh lebih dari dua orang penutur.

3. Wacana Menurut Sarannya


 Wacana Lisan, wacana sebagai media komunikasi lisan dapat berupa rangkaian
percakapan (tuturan) yang utuh dan selesai (dari awal sampai akhir),
 Wacana Tertulis, dapat diwujudkan dalam bentuk kata, kalimat paragraf, atau
karangan yang berisikan amanat yang lengkap.
4. Wacana Menurut Sifatnya
 Wacana Nonfiksi, adalah wacana yang didasarkan pada pola, cara, dan
metode ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
 Wacana Fiksi, Bentuk dan isi wacana fiksi berorientasi pada imajinasi.
Wacana fiksi dapat dibagi menjadi:
- Wacana Prosa, disampaikan atau ditulis dalam bentuk prosa. Wacana
prosa dapat berbentuk tulis atau lisan.
- Wacana Wacana Puisi. dituturkan dalam bntuk puisi, bias berbentuk tulis
atau lisan.
- Wacana Drama, disampaikan dalam bentuk drama. Biasanya, drama
berbentuk percakapan alau dialog.

5. Wacana Menurut Pemaparannya


 Wacana Naratif, menggambarkan dan mencerilakan sesuatu dengan
sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang urutan peristiwa yang terjadi
pada suatu waktu.
 Wacana Argumentatif, bertujuan memengaruhi sikap ataupun pendapat
pendengar atau pembaca.
 Wacana Ekspositoris, wacana yang memaparkan, memberitahukan, atau
menjelaskan sesuatu secara informal, apa adanya, tidak memaksa
pembaca untuk menerima atau menolak isi paparan.
 Wacana Deskriptif, penulis mendeskripsikan sesuatu dengan bahasa.
Lewat deskripsi itu diharapkan pembaaca dapat memahami apa yang
terdapat pada pikiran penulis.
Klasifikasi Wacana Berdasarkan Ranah
1. Wacana Ekonomi
Banyak kata dan istilah yang hanya dikenal di dunia bisnis dan ekonomi. Persaingan
pasar, biaya produksi, biaya tinggi, konsumen, inflasi, dll.

2. Wacana Politik
Bagaimanapun juga bidang politik melahirkan istilah dan jargon politik yang mak-
nanya lebih dipahami oleh mereka yang berada di lingkungan itu.

3. Wacana Budaya
Wacana budaya berkaitan dengan aktivitas budaya. Wilayahnya berkaitan dengan
kebiasaan atau tradisi, adat istiadat, tata cara, dan hal-hal yang "membudaya" dalam
kehidupan sehari-hari.

4. Wacana Iklan
lalah (a) berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik
pada barang, dan/ atau jasa yang ditawarkan. (b) pemberitahuan kepada khalayak
mengenai barang atau jasa yang dijual.
5. Wacana Kehutanan
Merupakan wacana berisikan tentang informasi yang berhubungan
dengan kehutanan atau perkebunan serta berkaitan dengan alam. Lebih
kompleks berkaitan dengan hutan dan istilah-istilah yang ada dalam
bidang kehutanan atau perkebunan.

6. Wacana Kesehatan
Berisikan tentang kesehatan dan semua hal yang berkaitan dengan
kesehatan. Dalam wacana kesehatan terdapat istilah-istilah yang
berhubungan dengan kesehatan.

7. Wacana Pendidikan
Merupakan wacana yang berhubungan dengan pendidikan disuatu
daerah atau upaya-upaya untuk memajukan pendidikan diwilayah
tersebut. Wacana pendidikan berisikan mengenai bidang kehidupan
dalam pendidikan.

8. Wacana Pertanian
Wacana pertanian merupakan wacana yang berisi informasi mengenai
pertanian dan yang berkaitan tentang semua hal tentang pertanian.
Klasifikasi Wacana Menurut Isi Pesan
1. Wacana Berita
Pada wacana berita ada bagian yang disebut pembuka, yang berisikan informasi yang
ditonjolkan penulisnya.

2. Wacana Hortatori (Persuasif)


Berdasarkan prinsip bahwa pikiran manusia dapat dipengaruhi, bahkan dapat diubah.
Oleh karena itu, pikiran manusia dipersuasi agar terpengaruh untuk berubah. Wacana
ini berisi ajakan atau nasihat.

3. Wacana Dramatik
Wacana dramatik berisi percakapan diantara penutur. Wacana jenis ini harus
menghindari atau mengurangi sifat naratif. Contohnya ialah skenario film atau
sinetron, naskah drama pentas.

4. Wacana Epistoleri (Surat-Menyurat)


Wacana epistoleri ialah wacana dalam bentuk surat-menyurat. Biasanya, wacana ini
terditi atas paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup.
5. Wacana Seremonial
Digunakan dalam upacara (seremoni), karena berkaitan dengan
konteks dan suasana seremoni, hanya digunakan pada waktu,
misalnya upacara adat dan upacara bendera. Wacana ini pada
umumnya berkaitan dengan upacara besar, upacara adat, atau
upacara pernikahan.

6. Wacana Doa
Digunakan ketika berdoa, karena berkaitan dengan konteks dan
suasana doa, wacana ini hanya digunakan ketika orang berdoa,
baik berdoa sendiri-sendiri maupun berdoa bersama-sama.
Bentuk wacana ini pada umumnya sangat erat kaitannya
dengan konteks agama tertentu yang menjadi latar
belakangnya.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai