Anda di halaman 1dari 13

WACANA DAN

PENGGOLONGANNYA
KELOMPOK 2

Al Yusron 07041282126080
Amoses Mandau Tambunan 07041282126074
Dwi Maharani 07041282126062
Habyb Muhammad Dzikrullah 07041282126061
Indah Life Stacia Saragih 07041282126065
Muhammad Dwi Rifky 07041282126083
Suryati 07041282126054
Widia Ardhana 07041282126069
Wulan Ramadhanti 07041282126105
A. Pengertian Wacana

KBBI (2008:1552)
B. Unsur-Unsur Wacana

Unsur Unsur
Internal Eksternal
C. Ciri-Ciri Wacana

Wacana dapat berupa rangkaian 4. Memiliki hubungan koherensi


ujaran secara lisan maupun tulisan. 5. Memiliki hubungan kohesi
Artinya wacana dapat berbentuk 6. Sesuai dengan konteks
lisan (ujaran) atau tulisan (teks).

1. Terdapat tema
2. Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap
3. Memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan
D. Penggolongan Wacana

1. Berdasarkan Bentuk 2. Berdasarkan Media 3. Berdasarkan Jumlah


Penyampaian Penutur

6. Berdasarkan Realitas
4. Berdasarkan Isi 5. Berdasarkan Sifat Wacana

7. Berdasarkan Gaya dan 8. Berdasarkan 9. Berdasarkan


Tujuannya Pengungkapannya Penempatannya
1. Berdasarkan Bentuk
• Wacana naratif
wacana yang banyak dipergunakan untuk menceritakan suatu kisah.
• Wacana prosedural
wacana yang digunakan untuk memberikan petunjuk atau keterangan bagaimana sesuatu harus dilaksanakan.
• Wacana ekspositori
wacana yang bersifat menjelaskan sesuatu secara informatif.
• Wacana hortatori
wacana yang digunakan untuk mempengaruhi pendengar atau pembaca agar tertarik terhadap pendapat yang dikemukakan.
• Wacana dramatik
bentuk wacana yang berisi percakapan antar penutur. Wacana dramatik berbentuk dialog, yang diawali dengan adanya prolog dan
diakhiri dengan epilog.
• Wacana epistoleri
wacana yang biasa digunakan dalam surat menyurat.
• Wacana seremonial
bentuk wacana yang digunakan dalam kesempatan seremonial (upacara).
• Wacana deskriptif
wacana yang berupa rangkaian tuturan yang memaparkan sesuatu atau melukiskan sesuatu, baik berdasarkan pengalaman
maupun pengetahuan penuturnya.
2. Berdasarkan Media 3. Berdasarkan Jumlah
Penyampaian Penutur
1. Wacana tulis 1. Wacana dialog
- Tulis panjang contoh : percakapan, wawancara
- Tulis Pendek 2. Wacana monolog
2. Wacana Lisan contoh : pidato,cerita.
contoh : Percakapan, Khotbah, siaran radio/TV 3. Wacana polilog
contoh : musyawarah, webinar
Wacana Lisan – Tulis
• Tidak terstruktur – terstruktur
• Kalimat tidak lengkap – lengkap
• Bahasa umum – istilah teknis/ bahasa khusus
4. Berdasarkan Isi 5. Berdasarkan Sifat

Mulyana (2005:57) :
• Wacana fiksi berorientasi pada
1) wacana politik,
imajinasi.
2) wacana sosial,
3) wacana ekonomi,
• Wacana non fiksi b berorientasi pola dan
4) wacana budaya,
cara-cara ilmiah
5) wacana militer,
6) wacana hukum dan kriminalitas,
6. Berdasarkan Realitas Wacana
7) wacana olahraga dan kesehatan.

Rangkaian kebahasaan verbal Rangkaian bahasa non verbal


7. Berdasarkan Gaya dan
Tujuannya
• Narasi
wacana yang menggambarkan peristiwa yang telah terjadi.
• Wacana deskripsi
wacana yang membangkitkan kesan atau impresi seseorang
• Eksposisi
wacana yang menguraikan suatu objek
• Persuasi
wacana yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu
• Wacana argumentasi
wacana yang isinya terdiri dari paparan alasan dan penyintesisan pendapat
• Wacana iklan
wacana untuk membujuk orang lain agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan.
8. Berdasarkan Pengungkapannya
• Wacana langsung merupakan kutipan wacana yang sebenarnya, dibatasi oleh intonasi dan pungtuasi.
• Wacana tidak langsung merupakan pengungkapan kembali wacana tanpa mengutip harifah kata-kata yang dipakai oleh pembicara
dengan mempergunakan konstruksi gramatikal atau kata-kata tertentu.

9. Berdasarkan Penempatannya
• Wacana pembeberan merupakan wacana yang tidak mementingkan waktu, penutur berorientasi pada pokok pembicaraan, dan bagiannya
diikat secara logis.
• Wacana penuturan merupakan wacana yang mementingkan urutan waktu, dituturkan oleh persona pertama dan ketiga dalam waktu
tertentu. Berorientasi pada waktu dan seluruh bagiannya diikat oleh kronologi.
E. Syarat-Syarat Wacana yang
Baik

Kelengkapa
Kepaduan
Kesatuan n
Wacana
Wacana Wacana

Dalam mencapai kepaduan dalam Dimana prinsip kesatuan wacana adalah tiap Sebuah wacana dikatakan lengkap
wacana, kita sebaiknya membuat kalimat paragraf-paragraf sebagai penyusun wacana apabila di dalamnya terdapat
dan paragraf bertalian secara logis dan memiliki keterkaitan yang dibahas. paragraf-paragraf yang menjadi inti
padu. untuk menunjuk pokok pikiran.
Than ky ou

Anda mungkin juga menyukai