Anda di halaman 1dari 26

Analisis Wacana/

DISCOURSE ANALYSIS
Menguak makna dari suatu rentetan
kata/kalimat/paragraf/buku/artikel/gambar/film
Pengertian wacana

• Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau


terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi
tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir
yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis (Tarigan, 2009:26).
• Kohesi: keserasian hubungan antar unsur;
• Koherensi: keterpaduan makna, runtut, kalimat-kalimatnya mempunyai
hubungan timbal balik dan secara bersama-sama membahas satu ggasan
utama

• Wacana ini direalisasikan dalam dalam bentuk lisan (pidato,


ceramah, khotbah, dialog, dll) maupun bentuk yang utuh (novel,
buku, seri ensiklopedia, dsb), paragraf, kalimat atau kata yang
membawa amanat yang lengkap (Kridalaksana, 2008:259).
Analisis Wacana

• Analisis wacana adalah menganalisis/menginterpretasi


pesan yang dimaksud oleh pembawa pesan dengan cara
merekonstruksi teks sebagai produk ujaran/tulisan
sehingga diketahui segala konteks yang mendukung
wacana pada saat diujarkan/dituliskan (Pranowo 1996:74)
• Konteks yang dimaksud adalah merupakan makna di
balik wacana yang diharapkan/diperjuangkan.
Strategi konstruksi realitas yg diwacanakan

Signing

Framing Priming

discourse

Artifact Talk Text

Makna di balik
wacana
Konstruksikan wacana dari gambar ini, dan apa
makna yang diinginkan dari wacana yang
terbentuk?
Wacana atau bukan?

• Jakarta kebanjiran. • Dijual. Butuh uang


Banyak orang bingung
tunai segera. Sebuah
tidakpunya minyak
rumah tua, luas tanah
tanah. Wakil presiden
1.500 meter persegi.
tersenyum senyum
Peminat yang serius
ketika menjawab
harap hubungi kami.
pertanyaan wartawan.
Tidak melayani
Pagi ini kendaraan di
jalan tol sangat padat
perantara.
Bukan Wacana Merupakan Wacana

• Karena maknanya tidak utuh,


tidak saling berkaitan, makna • Semua kalimat
setiap kalimat itu berdiri membentuk satu
sendiri-sendiri. kesatuan untuk
• Makna kalimat yang satu putus menunjang satu tema
dari makna kalimat yang lain. yang utuh, sehingga
• Akibatnya tuturan itu tidak informatif dan
memiliki satu informasi yang komunikatif
selesai, utuh, dan komunikatif.
Mengapa perlu mengetahui analisis wacana?

• Untuk memperlihatkan motivasi yang tersembunyi di


belakang sebuah teks.
• Analisis Wacana adalah mengkonstruksi
makna/menafsirkan masalah atau teks.
• Fokus dari analisis wacana adalah setiap bentuk tertulis
atau bahasa lisan.
• Topik utama yang menjadi pokok dalam analisis wacana
adalah struktur sosial yang mendasarinya, yang dapat
diasumsikan atau dimainkan dalam percakapan atau teks.
• Pewacanaan penting untuk mencari makna yang
diinginkan/diperjuangkan
Kelemahan analisis wacana
• Sebagai suatu metode yang digunakan dalam meneliti masalah-masalah sosial,
analisis wacana juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:

1. Pada saat menganalisis suatu wacana, sangat diperlukan kecerdasan dan


keterampilan yang tinggi agar dapat memahami maksud dari pembuat wacana
tersebut. (kemampuan mencerna makna dari masing-masing kata dan kalimat dari
suatu wacana hingga dapat memahami maksud atau isi dari wacana).
2. Menafsirkan suatu wacana tidak hanya dipertemukan pada masalah kebahasaan,
tetapi juga dihadapkan pada problematika sosial.
3. Dalam proses penelitian wacana tidak hanya berusaha memahami makna yang
terdapat dalam sebuah naskah, melainkan seringkali menggali apa yang terdapat
di balik naskah menurut paradigma penelitian yang dipergunakan.
4. Perlu menguasai teori politik, karena Discourse Analysis lebih banyak mengambil
wacana politik dalam penelitiannya.
5. Dalam penelitian dengan analisis wacana, cenderung harus lebih cermat dan amat
teliti dalam memperhatikan semua aspek sekecil apapun itu.
6. Analisis Wacana tidak memberikan jawaban yang pasti, tetapi akan menghasilkan
wawasan atau pengetahuan yang didasarkan pada perdebatan dan argumentasi
Sudut pandang dalam Analisis Wacana

Dalam analisis wacana dikenal adanya tiga sudut pandang mengenai


bahasa.

Pandangan pertama, bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan objek di luar
dirinya. Jadi analisis wacana digunakan untuk menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa,
dan pengertian bersama. Wacana diukur dengan pertimbangan kebenaran/ketidakbenaran
menurut sintaksis dan semantik (Eriyanto,2006:4).

Pandangan kedua, subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-
hubungan sosialnya. Jadi analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk
membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu (Eriyanto,2006:5).

Pandangan ketiga, bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membetuk
subjek tertentu,tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya. Jadi
analisis wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa.
Analisis wacana ini dikenal dengan nama analisis wacana kritis karena menggunakan perspektif
kritis (Eriyanto,2006:6).
Metode Analisis Wacana

• Metode ini menggunakan metode penelitian


kualitatif yang berupa metode analisis
wacana kritis. 
• Metode kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif, yaitu ucapan
atau tulisan, atau perilaku yang dapat diamati
dari subjek itu sendiri (Fuchran, 1998: 11).
Ciri-ciri analisis Wacana Kritis
(Eriyanto:2006)
• Tindakan. Wacana dipahami sebagai sebuah tindakan, juga dipahami sebagai bentuk interaksi.
Jadi wacana merupakan sesuatu yang bertujuan, misalnya apakah untuk mempengaruhi,
mendebat, membujuk, menyanggah, dan sebagainya. Wacana juga merupakan sesuatu yang
diekspresikan secara sadar dan terkontrol.
• Konteks. Mengacu pada pendapat Guy Cook, dalam analisis wacana juga memeriksa konteks
dari komunikasi, seperti siapa yang mengkomunikasikan dengan siapa dan mengapa; dalam
jenis khalayak dan situasi apa; melalui medium apa; bagaimana perbedaan tipe dari
perkembangan komunikasi; dan hubungan untuk masing-masing pihak.
• Fillmore mengungkapkan betapa pentingnya peran konteks untuk menentukan makna suatu ujaran, bila konteks
berubah maka berubah pula maknanya.
• Syafi’ie (1990 dalam Lubis,1993:58) membedakan konteks dalam pemakaian bahasa menjadi empat macam:
1) konteks fisik yang meliputi tempat terjadinya pemakaian bahasa dalam suatu komunikasi, objek yang
disajikan dalam peristiwa komunikasi itu, dan tindakan atau perilaku dari para peran dalam komunikasi itu;
2) konteks epistemis atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh pembicara maupun
pendengar;
3) konteks linguistik yang terdiri dari kalimat-kalimat atau tuturan-tuturan yang mendahului satu kalimat atau
tuturan tertentu dalam peristiwa komunikasi; dan
4) konteks sosial yaitu relasi sosial dan latar setting yang melengkapi hubungan antara pembicara (penutur)
dengan pendengar.
Sudut pandang dalam Analisis
Wacana
Dalam analisis wacana dikenal adanya tiga sudut pandang mengenai
bahasa.

Pandangan pertama, bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan objek di luar
dirinya. Jadi analisis wacana digunakan untuk menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa,
dan pengertian bersama. Wacana diukur dengan pertimbangan kebenaran/ketidakbenaran
(Eriyanto,2006:4).

Pandangan kedua, subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-
hubungan sosialnya. Jadi analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk
membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu (Eriyanto,2006:5).

Pandangan ketiga, bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk
subjek tertentu,tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya. Jadi
analisis wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa.
Analisis wacana ini dikenal dengan nama analisis wacana kritis karena menggunakan perspektif
kritis (Eriyanto,2006:6).
Metode Analisis wacana
• Metode ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang berupa metode analisis
wacana kritis
• Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu ucapan
atau tulisan, atau perilaku yang dapat diamati dari subjek itu sendiri (Fuchran, 1998: 11).
• Berbagai metode analisis wacana (Titscer Stefan, et al.)
1. Metode analisis isi
2. Grounded Theory
3. Metode etnografi
4. Metode MCD Etnometodologis
5. Metode Analisis Percakapan Etnometodologis
6. Metode Semiotik Naratif
7. Metode SYMLOG
8. Metode CDA
9. Metode Pragmatik Fungsional
10. Metode Teori Pembedaan
11. Metode Hermeneutik Objektif
12. Metode Friming
1. Metode Analisis Isi (Content Analysis
Method)

• Merupakan metode analisis suatu teks, yaitu mengumpulkan dan menganalisis muatan sebuah
teks.
• Teks dapat berupa kata-kata, makna gambar, simbol, gagasan, dan tema.
• Pendekatan bersifat kualitatif.
• Teks ditafsirkan dalam unit analisis yang dapat dihitung
• Asumsi dasar metode analisis isi:
• Suatu teks dipandang sebagai hasil proses komunikasi yang distrukturkan: siapa, berkata tentang apa, pada
saluran mana, kepada siapa, pada efek yang bagaimana.

• Syarat menggunakan metode analisis isi:


• Data yang tersedia merupakan bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar,pita rekaman, naskah, dll)
• Ada keterangan kerangka teori yang menjelsakn metode pendekatan terhadap data
• Peneliti mempunyai kemampuan teknis untuk mengolah bahan/data karena bersifat sangat spesifik.
2. Metode Grounded Theory

• Merupakan metode pemecaahan masalah


• Mencoba mengkonseptualisasikan data dengan fokus kajian
pada eksplorai dan penciptaan hipotesis
• Prosedur:
1. Pengumpulan data
2. Penentuan konsep dan indikator
3. Penentuan prosedur koding
4. Analisis dan penyimpulan
3. Metode Etnografi

• Menginterpretasikan teks berdasarkan latar belakang


struktur budaya
• Menggunakan teks sebagai alat mengkonstruksi budaya
masyarakat
4. Analisis MCD Etnometodologis

• MCD (membership Categorization Device.


• Metode untuk menganalisis situasi, percakapan, interaksi
komunikasi sehar-hari
• Analisis ini berusaha memastikan tercapainya sesuatu di
balik pemahaman terhadap unit-unit tekstual.
5. Metode Percakapan
Etnometodologis

• Merupakan analisis teks yang berasal dari situasi alami


dan nyata.
• Teks dipahami sebagai produk interaktif dan hasil
interpretasi bersama dalam suatu percakapan.
6. Metode Semiotik

• Teks dipandang sebagai sutau sistem tanda yang terdiri


dari:
• Struktur lahir (surface structure)pada tataran kata dan sintaksis
• Struktur batin (unserlying meaning) mengenai makna mendasar,
merupakan norma, nilai dan sikap.
7. Metode SYMLOG

• SYMLOG: System for the Multiple Level Observation of


Group.
• Disebut multi level karena mmpertimbangkan dinamika
elompok dan kepribadian individu, dan memberikan
wawasan sistematk tentang hubungan antara dinamika
individu dan dinamika kelompok sosial.
8. Metode Analisis Wacana Kritis
(CDA)

• Mengungkap bagaimana kekuasaan, dominasi, dan


ketidaksetaraan dipraktekkan, direproduksi atau dilawan.
• Mempelaari bagaimana bahasa menyebabkan kelompok
sosail yang ada bertaung dan mengajukan ideologinya
masing-masing.
9. Metode Pragmatik Fungsional

• Bahasa merupakan ojek penggunaan, dengan bahasa kita


dapat melakukan sesuatu.
• Mengembangkan konsep tindak tutur (orientasi ke
penuturnya) menjadi tindakan tutur (reaksi terhadap
tindakan yang disepakati secara sosial)
10. Metode Teori Pembedaan

• Komunikasi dipandang sebagai proses penyeleksian


komponen informasi, ujaran dan pemahaman.
11. Metode Hemeneutik Objektif

• Analisis untuk mengungkap dan menafsirkan pikiran


seseorang dalam kata-kata.
• Memahami sebuah teks sebagai sebuah struktur sosial
yang muncul secara interaktif.
12. Metode Framing

• Penilaian tentang wacana persaingan antar-kelompok


yang muncul atau tampak di media.
• Dikenal sebagai konsep bingkai, yaitu gagasan sentral
yang terorganisasi dan dapat dianalisis melalui dua
turunannya, yaitu framing device penyebutan istilah
dalam suatu wacana) dan reasoning device (analisis
sebab-akibat).

Anda mungkin juga menyukai