Anda di halaman 1dari 26

‫حتليل اخلطاب‬

‫)‪(Analisis Wacana‬‬
‫محصن نووي‬

‫قسم تعليم اللغة العربية ‪ -‬كلية الرتبية‬


‫جامعة شريف هداية اهلل اإلسالمية احلكومية جاكرتا‬
‫‪2020‬‬
‫حتليل اخلطاب‬
(Analisis Wacana)
• Pengertian Wacana
• Ruang Lingkup Analisis Wacana
• Jenis-jenis Teks
• Tujuan Analisis Wacana
• Kegunaan Analisis Wacana
• Pendekatan dalam Analisis Wacana
 pendekatan linguistik formal
 pendekatan linguistik fungsional
 pendekatan analisis wacana kritis
Dalam penggunaan sehari-hari, wacana dipahami sebagai
“gagasan awal yang belum matang dan dengan sengaja dilontarkan untuk memperoleh tanggapan” atau “percakapan atau obrolan”.

• Wacana merupakan bangun teoritis abstrak yang diwujudkan dalam bentuk


teks, tindakan (act), atau artifak yang maknanya dikaji dalam kaitannya
dengan konteks komunikasinya.
- Teks (tulisan/lisan): mis. berita, artikel opini, cerpen, novel, rekaman wawancara, obrolan, pidato, dsb.
- Tindakan (act): mis. lakon drama, tarian, film, demonstrasi, dsb.
- Artifak (jejak peninggalan): mis. bangunan, lanskap, fashion, puing, dsb.

• Dalam kajian linguistik, analisis wacana merupakan studi tentang


penggunaan bahasa untuk menggambarkan realitas.
• Jadi, wacana dalam kajian linguistik terdiri atas dua unsur:
1) unsur bahasa, yang berwujud teks (lisan atau tertulis).
2) unsur konteks, yaitu unsur-unsur luar bahasa yang melingkupi teks.
(Ibnu Hamad, Lebih Dekat dengan Analisis Wacana, dalam Mediator, vol. 8 No. 2, Desember 2017, hal. 327)
• Dalam hierarki satuan bahasa, wacana menempati urutan tertinggi atau
terbesar yang terbentuk oleh teks dan konteks.
• Sebagai satuan lingual yang membawa amanat lengkap, berarti wacana
mengandung konsep atau gagasan yang utuh, yang direalisasikan dalam
bentuk teks yang dapat berupa:
 karangan utuh (novel, puisi, syair lagu, khutbah, pengumuman, iklan,
berita, dialog, dsb)
 paragraf atau alinea
 kalimat atau gugus kalimat
 kata
• Berdasarkan Penggunaan Metode
 Analisis wacana sintagmatis, dengan pendekatan sintaksis yang
mengeksplorasi kalimat demi kalimat untuk menarik kesimpulan.
 Analisis wacana paradigmatis, dengan mencermati tanda-tanda
(signs) tertentu dalam sebuah wacana untuk menemukan makna keseluruhan.
• Berdasarkan Bentuk Analisis
 Analisis wacana linguistik, dengan memakai salah satu metode
analisis sintagamatis atau paradigmatis.
 Analisis wacana sosial, dengan memakai satu/lebih metode analisis
(sintagamatis/paradigmatis), menggunakan perspektif teori (substantif
dan wacana) tertentu, dan menerapkan paradigm penelitian tertentu
(positivis, pospositivis, kritikal, konstruktivis, dan partisipatoris).
• Berdasarkan Level Analisis
 Analisis pada level naskah, yg berupa teks, act, dan artifak, baik
secara sintagmatis maupun paradigmatis.
 Analisis multilevel, yg dikenal dengan analisis wacana kritis yang
menganalisis naskah beserta konteks dan historisnya.
• Berdasarkan Bentuk Wacana
 Analisis teks yang berupa …
 Analisis tindakan (act) yang berupa …
 Analisis artifak yang berupa …
• Berdasarkan media yang dipakai untuk mewujudkannya
 teks lisan (interaktif), mis.: dialog dokter-pasien, interogasi
polisi-pesakitan, tawar menawar dalam peristiwa jual beli, diskusi,
rapat, musyawarah, percakapan melalui telepon, mantra,
ceramah, khutbah, stand up comedy, dan pidato.
 teks tertulis (noninteraktif), mis.: surat, pengumuman tertulis,
berita di surat kabar, tajuk rencana, iklan cetak, cerita pendek, novel,
naskah drama, wacana prosedural, dan undang-undang
• Berdasarkan isinya, di antaranya: teks politik, teks olah raga,
teks ekonomi, teks ilmiah, teks filsafat, teks pertanian, teks
pendidikan, dsb.
• Berdasarkan keaktifan partisipannya dalam komunikasi
 teks monolog
- lisan, mis. ceramah, khutbah, kampanye, dan petuah
- tertulis, mis. wacana berita, pengumuman tertulis, wacana
prosedural, dan wacana narasi tertulis
 teks dialog, mis. tegur sapa, tanya jawab guru dengan murid,
dialog dokter dan pasien, tawar-menawar dalam peristiwa jual-beli,
dan interogasi polisi dengan pesakitan
 teks polilog, mis. percakapan, diskusi, rapat, musyawarah,
sidang, dan sarasehan
• Berdasarkan bentuknya: teks epistolary, teks kartun, teks
komik, teks syair lagu, teks doa atau mantra
• Berdasarkan tujuan pembuatannya
 teks narasi menceritakan sesuatu
 teks deskripsi memerikan sesuatu
 teks eksposisi memaparkan sesuatu
 teks eksplanasi menjelaskan sesuatu
 teks argumentasi memberikan alasan
 teks persuasi membujuk atau memengaruhi
 teks informative menyampaikan informasi
 teks prosedural menyajikan langkah-langkah melakukan suatu
 teks hortatory memberi nasihat
 teks humor melucu
 teks regulative mengatur
 teks jurnalistik melaporkan sesuatu
• Berdasarkan langsung tidaknya pengungkapan teks
 teks langsung: kutipan teks yang sebenarnya dibatasi oleh intonasi
dan pungtuasi.
 teks tidak langsung: pengungkapan kembali teks tanpa mengutip
harfiah kata-kata yang dipakai oleh pembicara dengan menggunakan
konstruksi gramatikal atau kata tertentu, antara lain dengan klausa
subordinatif, kata bahwa, dan sebagainya.
• Berdasarkan genre sastra: prosa, puisi, drama
• Berdasarkan wujudnya dalam dunia maya
 ? … perlu diidentifikasi
untuk mengungkap realitas melalui kajian terhadap:
 struktur wacana

 komponen pembentuk wacana


 isi wacana
 ragam bahasa dalam wacana

 ideologi dalam wacana


 tindak tutur dalam wacana
 gaya bahasa dalam wacana

 prinsip-prinsip membangun wacana


Hasil kajian wacana berguna, antara lain untuk:
 memahami wacana

 membangun wacana
 bahan pembelajaran bahasa
 penerjemahan

 perlawanan terhadap kekuasaan


antara lain:
 pendekatan linguistik formal

 pendekatan linguistik fungsional

 pendekatan analisis wacana kritis


• Struktur wacana berupa:
A. Bagian-bagian langsung pembentuk wacana
B. Hubungan bagian-bagian wacana
1. Hubungan bentuk (kohesi, perpautan)
a. kohesi gramatikal: b. kohesi leksikal:
1) penunjukan 1) pengulangan
a) anaforis 2) hiponimi
b) kataforis 3) sinonimi
2) penggantian 4) antonimi
3) pelesapan 5) kolokasi
4) perangkaian
• Struktur wacana berupa:
A. Bagian-bagian langsung pembentuk wacana
B. Hubungan bagian-bagian wacana
1. Hubungan bentuk (kohesi, perpautan)
2. Hubungan makna (koherensi, perpaduan)
a. Jenis koherensi: perturutan, pertentangan, kausalitas, rincian,
pengkhususan, contoh, simpulan, dll
b. Ada koherensi yang menggunakan penanda berupa konjungsi
(penghubung). Ada juga koherensi yang tidak berpenanda.
• Analisis wacana lebih ditekankan pada upaya memahami maksud dan fungsi-
fungsi penggunaan bahasa dalam berkomunikasi melalui telaah terhadap aspek
grafologi/fonologi, leksikogramatika, dan semantik yang dikaitkan dengan
struktur teks, register, dan ideologi pada teks.
• Fungsi bahasa dalam menyampaikan makna diyakini sangat mempengaruhi
bentuk struktur bahasa yang digunakan. Struktur bahasa bersifat lentur. Bahkan,
kaidah tata bahasa memungkinkan mengalami fenomena “penyimpangan”.
• Wacana dipahami sebagai suatu peristiwa komunikasi, yakni perwujudan dari
individu yang sedang berkomunikasi dan selalu terkait dengan faktor eksternalnya.
• Bahasa dianalisis dalam fungsinya sebagai alat komunikasi, identitas sosial,
bahkan sebagai budaya pemakainya.
• Terdapat berbagai variasi dan fungsi bahasa sesuai dengan latar (situasi,
tempat, waktu), interaksi, norma sosial, dan budaya masyarakat.
• Menurut Halliday, ada tiga fungsi bahasa yang merupakan satu kesatuan
metafungsi yang tidak berdiri sendiri-sendiri:
1. Fungsi ideasional; berperan untuk mengungkapkan “isi”, yakni
mengungkapkan pengalaman penutur tentang dunia nyata, termasuk
dunia-dalam dari kesadarannya sendiri.
2. Fungsi interpersonal; berperan untuk meciptakan & memelihara hubungan sosial.
3. Fungsi tekstual; berperan untuk mengungkapkan realitas simbol yang
memungkinkan terbangunnya teks dalam konteks.
• Penutur dan mitra tutur membangun wacana dengan cara berkomunikasi
menggunakan bahasa. Untuk berkomunikasi, bahasa berfungsi ideasional dan
interpersonal, sedangkan untuk menciptakan wacana, bahasa berfungsi tekstual.
• Teks merupakan gagasan metafungsional (kumpulan makna ideasional, inter-
personal, dan tekstual)
• Bahasa = teks + konteks. (Teks adalah bahasa yang berfungsi.)
• Konteks Situasi adalah lingkungan langsung tempat teks itu berfungsi yg
menentukan register (pilihan variasi bentuk bahasa) pada teks, terdiri atas:
1.Medan (field, ‫)مجال‬, َ pokok persoalan yang dibicarakan.
َ ‫)نوع‬, hubungan sosial antarpengguna bahasa.
2.Pelibat (tenor, ‫املشاركة‬
3.Sarana (mode, ‫)الصيغة‬, pilihan media (lisan/tulis) dan sarana (tv,
radio, buku, jurnal, dsb) dalam kerangka sistem teks.
• Konteks Budaya adalah latar belakang kelembagaan dan ideologis yg
memberi nilai pada teks dan mendayakan penafsirannya.
• Konteks Intertekstualitas adalah berbagai hubungan teks-teks lain, dan
prakiraan-prakiraan yang ditetapkan.
• Konteks Intertekstualitas termasuk kohesi kebahasaan yang meliputi
hubungan-hubungan semantik secara internal. Halliday & Hasan
1. Analisis Wacana Kritis (AWK) mencurahkan perhatiannya pada masalah-
masalah sosial. Pusat perhatiannya bukan pada bahasa atau penggunaan
bahasa itu sendiri, tetapi pada ciri-ciri linguistis dari struktur dan proses sosial
dan kultural. AWK pada dasarnya bersifat interdisipliner.
2. Relasi kekuasaan itu bersifat diskursif atau mewacana. AWK mengkaji kekuasaan
dalam wacana dan atas wacana.
o Kekuasaan adalah hubungan yang tidak setara antara pihak yang satu dengan pihak yang lain.
o Dalam kekuasaan ada hubungan dominasi, yaitu ada pihak yang mendominasi yang disebut penguasa dan
ada pihak yang didominasi, tersubordinasi, atau terpinggirkan.
- Berdasarkan lingkupnya: dominasi bangsa yang satu terhadap bangsa lain, dominasi negara yang satu
terhadap negara yang lain, dominasi negara terhadap rakyatnya, dominasi kelompok tertentu terhadap
kelompok yang lain, atau dominasi individu terhadap individu yang lain.
- Berdasarkan sumbernya: dominasi pada bidang ekonomi, politik, ras, gender, sosial, dan budaya.
Ruth Wodak. Disorder of Discourse. (1996: 17-20)
3. Wacana dengan masyarakat dan kebudayaan memiliki hubungan dialektis.
Wacana dibentuk oleh masyarakat dan kebudayaan. Demikian pula masyarakat
dan kebudayaan dibentuk oleh wacana. Setiap contoh penggunaan bahasa
berkontirubsi dalam membentuk kebudayaan dan masyarakat, termasuk di
dalamnya relasi kekuasaan.
4. Wacana atau penggunaan bahasa bisa bersifat ideologis. Ideologi adalah cara
tertentu merepresentasikan dan memproduksi masyarakat dengan mereproduksi
relasi kekuasaan yang tidak seimbang, yaitu hubungan dominasi dan eksploitasi.
5. Wacana itu bersifat historis dan hanya bisa dipahami apabila terkait dengan
konteks. Makna suatu ujaran tergantung pada penggunaannya dalam situasi tertentu.
Ruth Wodak. Disorder of Discourse. (1996: 17-20)
6. Hubungan antara teks dan masyarakat itu bersifat tidak langsung, namun
termanifestasi melalui perantara, seperti model sosio-kognitif yang kita
kembangkan, sebagaimana yang dikemukakan dalam model pemahaman teks
secara sosio-psikologis.
7. Analisis wacana bersifat interpretif dan eksplanatoris. Analisis kritis menyiratkan
adanya suatu metodologi sistematis dan hubungan antara teks dan kondisi
sosial, ideologi, dan relasi kekuasaan. Interpretasi senantiasa bersifat dinamis
dan terbuka bagi konteks dan informasi baru.
8. Wacana merupakan bentuk perilaku sosial. AWK dipahami sebagai sebuah
disiplin ilmu ilmiah sosial yang eksplisit atas fokus perhatiannya dan cenderung
menerapkan penemuannya pada permasalahan praktis.
Ruth Wodak. Disorder of Discourse. (1996: 17-20)
1. AWK model Norman Fairclough dalam Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language (1997:98)
Dalam memahami “realitas” di balik teks, analis perlu menelusuri konteksnya
atas dasar proses produksi, proses interpretasi, maupun praktik sosiokulturalnya.

Proses produksi
Teks Deskripsi (analisis teks) Mulan Jameela hijrah dan
Mulan Jameela Hijrah memutuskan untuk berjilbab
Interpretasi (proses analisis) Mulan Jameela sudah tidak
Proses interpretasi berpenampilan seksi lagi dan terjun
Praktik wacana menjadi pebisnis
Praktik sosiokultural Eksplanasi (analisis sosial) Penilaian citra (image) terhadap
Situasional; institusional; kemasyarakatan Mulan Jameela

Dimensi wacana Dimensi analisis wacana

Tiga Dimensi Kerangka AWK model Norman Fairclough: Contoh:


Teks, Praktik wacana, dan Praktik sosiokultural Kerangka Analisis Pemberitaan Hijrahnya Mulan Jameela
1. AWK model Norman Fairclough dalam Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language (1997:98)
Untuk memahami wacana, analis perlu mengumpulkan data pada level makro,
meso, hingga mikro. Posisi metode pengumpulan data menunjukkan prioritas.
Jika urutan pertama tidak dapat dilakukan, maka urutan selanjutnya.

Proses pengumpulan data dalam AWK model Norman Fairclough


2. AWK model Ruth Wodak dalam Stefan Titscher, et. al. Methods of Text and Discourse Analysis (2000:155)
Model ini melihat naskah memiliki sejarah perjalanannya, baik perjalanan pada
dimensi bahasa maupun pada dimensi pemikiran si pembuat naskah.
Keduanya dipengaruhi oleh dimensi psikologis si pembuat naskah yang
berinteraksi dengan situasi dan kondisi komunikasi.
2. AWK model Ruth Wodak dalam Stefan Titscher, et. al. Methods of Text and Discourse Analysis (2000:155)
Untuk memahami wacana, analis perlu menggali data pada setiap dimensi.
Posisi metode pengumpulan data menunjukkan prioritas. Jika urutan pertama
tidak dapat dilakukan, maka urutan selanjutnya.

Proses pengumpulan data dalam AWK model Ruth Wodak

Anda mungkin juga menyukai