Kritis
(AWK)
Kelompok 14
Analisis Wacana
T.P. 2023/2024
Pengertian
Dalam analisis wacana dikenal adanya tiga sudut pandang
mengenai bahasa. Pandangan pertama, bahasa dilihat sebagai
jembatan antara manusia dengan objek di luar dirinya. Wacana diukur
dengan pertimbangan kebenaran/ketidakbenaran menurut sintaksis
dan semantik . Pandangan kedua, subjek sebagai faktor sentral dalam
kegiatan wacana serta hubunganhubungan sosialnya. Pandangan
ketiga, bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan dalam
membetuk subjek tertentu,tema-tema wacana tertentu, maupun
strategi-strategi di dalamnya.
Analisis wacana kritis merupakan media pengungkapan
kekuasaan, dominasi, dan ketidaksetaraan
dipraktikkan, direproduksi, atau dilawan oleh teks tertulis maupun
perbincangan dalam konteks sosial dan politis.
Sejarah
Analisis wacana kritis berawal dari munculnya konsep analisis bahasa
kritis (Critical Language Awareness) dalam dunia pendidikan barat. Analisis
wacana kritis merupakan kelanjutan atau bahkan bagian dari analisis wacana
(Discourse Analysis). Kajian analisis wacana (Discourse Analysis) ini begitu luas
baik dari segi cakupannya, metodologinya, maupun pemaknaannya. Analisis
wacana kritis mempunyai ciri yang berbeda dari analisis wacana yang bersifat
“non-kritis”, yang cenderung hanya mendeskripsikan struktur dari
sebuah wacana. Analisis ini bertindak lebih jauh, di antaranya dengan menggali
alasan sebuah wacana memiliki struktur tertentu, yang pada akhirnya akan
berujung pada analisis hubungan sosial antara pihak-pihak yang tercakup dalam
wacana tersebut. Analisis ini juga merupakan kritik
terhadap linguistik dan sosiologi. Analisis wacana kritis menyediakan teori dan
metode yang bisa digunakan untuk melakukan kajian empiris tentang hubungan-
hubungan antara wacana dan perkembangan sosial dan kultural dalam domain-
domain sosial yang berbeda. Untuk menganalisis wacana, yang salah satunya bisa
dilihat dalam area linguistik, yaitu dengan memperhatikan kalimat-kalimat yang
terdapat dalam teks novel yang bisa menggunakan teori analisis wacana kritis.
Karakteristik
Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai analisis wacana
kritis berikut fungsi dan beberapa pelopor analisis wacana kritis.
Model analisis yang dikembangkan oleh Fowler, dkk dikenal dengan nama
pendekatan Critical Linguistics. Pokok pemikiran model analisis ini dikembangkan
berdasarkan penjelasan Halliday mengenai struktur dan fungsi bahasa. Berangkat dari
pemikiran itulah Fowler, dkk mempelajari tata bahasa dan praktik pemakaiannya untuk
mengetahui praktik ideologi. Elemen bahasa yang dipelajari Fowler, dkk adalah: 1) Kosakata,
dan 2) Tata Bahasa.
Analisis Wacana Pendekatan Prancis disebut juga Pendekatan Pecheux. Pendekatan ini
dipengaruhi oleh teori ideologi Althusser dan teori wacana Foucault. Pecheux memandang bahasa dan
ideologi bertemu pada pemakaian bahasa, dan materialisasi bahasa pada ideologi. Pecheux memberikan
perhatian pada efek ideologi dari diskursus yang memposisikan seseorang sebagain subjek dalam situasi
sosial tertentu. Oleh sebab itu bahasa dipandang sebagai medan pertarungan melaluinya berbagai
kelompok dan kelas sosial berusaha menanamkan keyakinan dan pemahamannya.
Model analisis van Dijk disebut juga sebagai kognisi sosial. Menurut van Dijk dalam
menganalisis wacana tidak hanya menganalisis teks semata namun perlu diamati pula bagaimana teks
tersebut diproduksi, kenapa teks semacam itu diproduksi. Van Dijk banyak melakukan penelitian terutama
terkait dengan pemberitaan yang memuat rasialisme dan diungkapkan melalui teks. Percakapan sehari-
hari, wawancara kerja, rapat pengurus, debat di parlemen, propaganda politik, periklanan, artikel ilmiah,
editorial, berita, photo, film merupakan hal-hal yang diamati van Dijk.
Teun A. van Dijk menggambarkan wacana yang mempunyai tiga dimensi, yaitu:
teks, kognisi sosial, dan konteks. Dalam dimensi teks yang diteliti adalah bagaimana struktur
teks dan strategi wacana digunakan untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada dimensi
kognisi sosial, yang diamati adalah proses produksi suatu teks yang melibatkan kognisi
individu penulis. Sedangkan pada dimensi konteks yang dipelajari adalah wacana yang
berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah.
Van Dijk mengungkapkan bahwa wacana terdiri dari atas beberapa elemen, yaitu:
1)Tematik, 2) Skematik, 3) Sematik, 4) Sintaksis, 5) Stilistik, 6) Retoris.