Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS WACANA KRITIS (AWK)

A.    Pengertian Analisis Wacana Kritis


Analisis wacana kritis (AWK) adalah sebuah upaya atau proses (penguraian) untuk
memberi penjelasan dari sebuah teks (realitas sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh
seseorang atau kelompok dominan yang kecenderungannya mempunyai tujuan tertentu
untuk memperoleh apa yang diinginkan. Artinya, dalam sebuah konteks harus disadari
akan adanya kepentingan. Oleh karena itu, analisis yang terbentuk nantinya disadari telah
dipengaruhi oleh si penulis dari berbagai faktor. Selain itu harus disadari pula bahwa di
balik wacana itu terdapat makna dan citra yang diinginkan serta kepentingan yang sedang
diperjuangkan.
                              
B.     Karakteristik Analisis Wacana Kritis
Berikut ini disajikan karakteristik penting dari analisis wacana kritis. Bahan
diambil dari tulisan Teurn A. van Dijk, Fairclough, Wodak.

1.      Tindakan
Prinsip pertama, wacana dipahami sebagai sebuah tindakan (action).Dengan pema
haman semacam ini mengasosiasikan wacana sebagai bentukinteraksi. wacana bukan dite
mpatkan seperti dalam ruang tertutup daninternal. Orang berbicara atau menulis bukan d
itafsirkan sebagai ia menulisatau berbicara untuk dirinya sendiri, seperti kalau orang seda
ng mengigauatau di bawah hipnotis. Seseorang berbicara, menulis, dan menggunakanbaha
sa untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Denganpemahaman semacam i
ni, ada beberapa konsekuensi bagaimana wacana harusdipandang. Pertama, wacana dipan
dang sebagai sesuatu yang bertujuan,apakah untuk mempengaruhi, mendebat, membujuk
, menyangga, bereaksi,dan sebagainya. Seseorang berbicara atau menulis mempunyai ma
ksudtertentu, baik besar maupun kecil. Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatuyang die
kspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang di luarkendali atau diekspresikan 
di luar kesadaran.               

2.      Konteks
Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana, sepertilatar, situas
i, peristiwa, dan kondisi. Wacana di sini dipandang diproduksi,dimengerti, dan dianalisis p
ada suatu konteks tertentu. Mengikuti Guy Cook,analisis wacana juga memeriksa konteks 
dari komunikasi: siapa yangmengkomunikasikan dengan siapa dan mengapa; dalam jenis k
halayak dansituasi apa; melalui medium apa;  bagaimana perbedaan tipe danperkembang
an komunikasi; dan hubungan untuk masing-masing pihak. Tiga hal sentaralnya
adalah teks, konteks, dan wacana.Teks (semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata
yang tercetak di lembar kertas, tetapi semua jenis ekspresi komunikasi). Konteks
(memasukan semua jenis situasi dan hal yang berada diluar teks dan mempengaruhi
pemakaian bahasa, situasi dimana teks itu diproduksi serta fungsi yang dimaksudkan).
Wacana dimaknai sebagai konteks dan teks secara bersama. Titik perhatianya adalah
analisis wacana menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam proses
komunikasi. Titik tolak dari analisis wacana di sini, bahasa tidak bisa
dimengerti sebagai mekanisme internal dari linguistik
semata, bukan suatuobjek yang diisolasi dalam ruang tertutup. Bahasa di sini dipahami da
lamkonteks secara keseluruhan.
Ada beberapa konteks yang penting karena berpengaruh terhadapproduksi wacana. 
Pertama, partisipan wacana, latar siapa yang memproduksiwacana. Jenis kelamin, umur, 
pendidikan, kelas sosial, etnis, agama, dalambanyak hal relevan dalam menggambarkan w
acana. Misalnya, seseorangberbicara dalam pandangan tertentu karena ia laki-laki, atau k
arena iaberpendidikan. Kedua, setting sosial tertentu, seperti tempat, waktu, posisipembi
cara dan pendengar atau lingkungan fisik adalah konteks yang bergunauntuk mengerti sua
tu wacana. Misalnya, pembicaraan di tempat kuliahberbeda dengan di jalan. Setting, sepe
rti tempat itu privat atau publik, dalamsuasana formal atau informal, atau pada ruang ter
tentu memberikan wacanatertentu  pula. Berbicara di ruang kelas berbeda dengan berbic
ara di rumahdan juga di pasar, karena situasi sosial atau aturan yang melingkupinyaberbe
da, menyebabkan partisipan komunikasi harus menyesuaikan diri dengankonteks yang ada
. Oleh karena itu, wacana harus dipahami dan ditafsirkandari kondisi dan lingkungan sosia
l yang mendasarinya.

3.      Historis
Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu, berarti wacanadiproduksi dal
am konteks tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpamenyertakan konteks yang menyert
ainya. Salah satu aspek penting untuk bisamengerti teks adalah dengan menempatkan wa
cana itu dalam konteks historistertentu. Misalnya, kita melakukan analisis wacana teks sel
ebaran mahasiswamenentang Soeharto. Pemahaman mengenai wacana teks ini hanya aka
ndiperoleh kalau kita bisa memberikan konteks historis di mana teks itudiciptakan. Bagai
mana situasi sosial politik, suasana pada saat itu. Olehkarena itu, pada waktu melakukan 
analisis perlu tinjauan untuk mengertimengapa wacana yang berkembang atau dikembang
kan seperti itu, mengapabahasa yang dipakai seperti itu, dan seterusnya.

4.      Kekuasaan
Analisis wacana kritis juga mempertimbangkan elemen kekuasaan(power) dalam an
alisisnya. Di sini setiap wacana yang muncul, dalam bentukteks, percakapan, atau apapun
, tidak dipandang sebagai sesuatu yangalamiah, wajar, dan netral tetapi merupakan bent
uk pertarungan kekuasaan.Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci hubungan antara wa
cana denganmasyarakat. Seperti kekuasaan laki-laki dalam wacana mengenai seksi
sme,kekuasaan kulit putih terhadap kulit hitam dalam wacana mengenai rasisme,kekuasa
an perusahaan berbentuk dominasi pengusaha kelas atas kepadabawahan, dan sebagainya
. Percakapan antara pembantu dan majikanbukanlah percakapan yang alamiah, karena di 
sana terdapat kekuasaanmajikan terhadap pembantu tersebut. Tujuan penggunaan
wacana bagi suatu kekuasaan adalah untuk mempengaruhi objek yang dikuasai.

5.      Ideologi
Ideologi merupakan suatu keyakinan yang diyakini kebenarannya oleh seseorang
atau kelompok orang tertentu tanpa dirinya bersikap kritis lagi dan menerima segala
pemikiran tersebut sebagai sesuatu hal yang seolah-olah sudah semestinya dilakukan
( Gunawan, 2010). Secara harfiah, ideologi berarti ilmu tentang ide-ide sesuai dengan
perkembangan zaman, perkembangan ilmu, dan pengetahuan. Batasan ideologi adalah
sebuah sistem nilai atau gagasan yang dimiliki oleh kelompok atau lapisan masyarakat
tertentu, termasuk proses-proses yang bersifat umum dalam produksi makna dan gagasan.
AWK mempelajari tentang dominasi suatu ideologi serta ketidakadilan dijalankan dan
dioperasikan melalui wacana. Fairclough mengemukakan bahwa AWK melihat wacana
sebagai bentuk dan praktik sosial. Praktik wacana menampilkan efek ideologi.
Ideologi merupakan konsep sentral dalam AWK, hal ini karena
teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi atau permintaan dari
ideologi tertentu.  Misalnya wacana sastra adalah bentuk ideologi atau pencerminan dari
ideologi tertentu. Ideologi ini dikontruksikan oleh kelompok yang dominan dengan tujuan
untuk mereproduksi dan melegitimasi dominasi mereka. Salah satu strateginya adalah
membuat kesadaran khalayak, bahwa dominasi itu diterima secara taken for
granted (diterima begitu saja). Dalam teks berita misalnya, dapat dianalisis apakah teks
yang muncul tersebut pencerminan dari ideologi seseorang, apakah ia feminis,
antifeminis, kapitalis, sosialis dan sebagainya. Ideologi dalam hal ini secara inheren
bersifat sosial dan AWK melihat wacana sebagai bentuk dari praktik
sosial.                                                                                                                       

DAFTAR PUSTAKA    
Eritanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:LKiS.
http://tanticristianti.wordpress.com/2012/03/22/sedikit-mengenai-analisis-wacana-
kritis/.
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1komunikasi/205612069/bab2.pdf.
http://andreyuris.wordpress.com/2008/08/08/studi-analisis-wacana-kritis/.
http://rosita-aira.blogspot.com/2013/02/sebuah-tulisan.html.

Analisis Wacana Kritis


Menurut Douglas dalam Mulyana (2005: 3), istilah wacana berasal dari bahasa
Sansekerta wac/wak/vak, yang artinya berkata, berucap. Kata tersebut kemudian mengalami
perubahan bentuk menjadi wacana. 
Kridalaksana dalam Yoce (2009: 69) membahas bahwa wacana adalah satuan bahasa
terlengkap dalam hirearki gramatikal tertinggi dan merupakan satuan gramatikal yang tertinggi
atau terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh, seperti novel, cerpen,
atau prosa dan puisi, seri ensiklopedi dan lain-lain serta paragraph, kalimat, frase, dan kata yang
membawa amanat lengkap. Jadi, wacana adalah unit linguistik yang lebih besar dari kalimat atau
klausa.
Menurut Kamus Linguistik Dewan Bahasa dan Pustaka (1997) dalam Tengku Silvana
Sinar (2008: 5), wacana diterjemahkan sebagai discourse yaitu unit bahasa yang lengkap dan
tertinggi yang terdiri daripada deretan kata atau kalimat, sama ada dalam bentuk lisan atau
tulisan, yang dijadikan bahan analisis linguistik. Kata wacana berasal dari kata vacana ‘bacaan’
dalam bahasa Sansekerta. Kata vacana itu kemudian masuk ke dalam bahasa Jawa Kuna dan
bahasa Jawa Baru wacana atau vacana atau’ bicara, kata, ucapan’. Kata wacana dalam bahasa
baru itu kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi wacana ‘ucapan, percakapan,
kuliah’ (Poerwadarminta 1976: 1144).
Lukmana, Aziz dan Kosasih (2006: 12) mengatakan bahwa analisis wacana kritis
(Critical Discourse Analysis) mempunyai ciri yang berbeda dari analisis wacana yang bersifat
“non-kritis”, yang cenderung hanya mendeskripsikan struktur dari sebuah wacana. Analisis
wacana kritis (Critical Discourse Analysis) bertindak lebih jauh, diantaranya dengan menggali
alasan mengapa sebuah wacana memiliki struktur tertentu, yang pada akhirnya akan berujung
pada analisis hubungan sosial antara pihak-pihak yang tercakup dalam wacana tersebut.
Analisis wacana kritis menyediakan teori dan metode yang bisa digunakan untuk
melakukan kajian empiris tentang hubungan-hubungan antara wacana dan perkembangan sosial
dan kultural dalam domain-domain sosial yang berbeda (Jorgensen dan Philips, 2007: 114).
Tujuan analisis wacana kritis adalah menjelaskan dimensi linguistik kewacanaan fenomena
sosial dan kultural dan proses perubahan dalam modernitas terkini (Jorgensen dan Philips, 2007:
116). 
Secara garis besar, dapat disimpulkan pengertian wacana adalah satuan bahasa terlengkap
daripada fonem, morfem, kata, klausa, kalimat dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang
berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara
lisan atau tertulis ini dapat berupa ucapan lisan dan dapat juga berupa tulisan, tetapi
persyaratanya harus dalam satu rangkaian dan dibentuk oleh lebih dari sebuah kalimat.
Istilah analisis wacana adalah istilah umum yang dipakai di dalam berbagai disiplin ilmu dengan
berbagai pengertian.Titik singgung analisis wacana adalah studi yang berhubungan dengan
pemakaian bahasa. Menurut A.S Hikam dalam Eriyanto (2001: 4) ada tiga paradigma analisis
wacana dalam melihat bahasa. Pertama, pandangan positivisme-empiris; kedua, pandangan
konstruktivisme; dan ketiga pandangan kritis. 
Dengan demikian, analisis wacana kritis merupakan teori untuk melakukan kajian
empiris tentang hubungan-hubungan antara wacana dan perkembangan sosial budaya. Untuk
menganalisis wacana, yang salah satunya bisa dilihat dalam area linguistik dengan
memperhatikan kalimat-kalimat yang terdapat dalam teks (novel) bisa menggunakan teori
analisis wacana kritis. Teori analisis wacana kritis memiliki beberapa karakteristik dan
pendekatan. 

Analisis Wacana Kritis pada Berita

NAMA : RIRIN NOVI LISTIANI


NPM    : 0411 10 040

ANALISIS WACANA KRITIS PADA BERITA

BAB I. PENDAHULUAN

1.1     Analisis Wacana

Istilah wacana secara kasar, dapat diartikan sebagai bahasa yang lebih luas dari kalimat atau
klausa atau dapat juga diartikan sebagai satuan linguistik yang lebih besar dari kalimat, misalnya
percakapan lisan atau naskah tertulis.Analisis wacana sebenarnya, analisis bahasa dalam
penggunaannya, seperti yang dikatakan oleh Brown dan Yule (1984) dalam bukunya Discourse
Analysis "The analysis of discourse is necessarily the analysis of language in use".Karena itu analisis
wacana itu tidak mungkin dibatasi hanya pada deskripsi bentuk linguistik yang terpisah dari hubungan
antar manusia.

Selanjutnya Butler (1985) menambahkan bahwa studi mempelajari pola bahasa yang lebih luas dari
kalimat ("the suprasetential patterning of language"). Ini bersamaan timbulnya dengan minat
mempelajari bahasa, dengan keinginan untuk mempelajari apa sebenarnya yang bisa kita kerjakan
dengan bahasa: bagaimana kita menggunakannya, tidak hanya untuk saling bertukar informasi, tetapi
untuk menyelesaikan masalah-masalah ("getting things done") dan untuk menciptakan dan
memelihara hubungan sosial dan lain-lainnya.

Pada dasarnya, analisis merupakan upaya yang dilakukan untuk menguak identitas objek
analisis.Karena obek analisis wacana tidak pernah hadir sendirian, selalu disertai konteks, maka konteks
merupakan penentu identitas objek analisis. Dalam hal ini kita memfokuskan objek kita pada salah satu
media massa yang ada, yaitu Koran. Dalam pemberitaan koran, tak jarang kita menemukan adanya
ketimpangan-ketimpangan yang terjadi. Kadang diantara dua Koran, satu berita yang sama akan
berbeda kesan yang kita dapatkan jika kita membandingkannya. Tentu hal ini bisa membuat kita bingung
dan bertanya-tanya, informasi manakah yang benar-benar akurat. Tetapi dengan mencoba menganalisis
wacana tersebut, kita akan mengetahui motif/ideology yang tersembunyi di balik teks berita tersebut
secara sederhana, cara membaca yang lebih mendalam dan jauh ini disebut sebagai analisis wacana.

                                       

1.2      Analisis Wacana Kritis

Analisis wacana muncul sebagai suatu reaksi terhadap linguistik murni yang tidak bisa
mengungkap hakikat bahasa secara sempurna.Dalam hal ini para pakar analisis wacana mencoba untuk
memberikan alternative dalam memahami hakikat bahasa tersebut.Analisis wacana mengkaji bahasa
secara terpadu, dalam arti tidak terpisah-pisah seperti dalam linguistik, semua unsur bahasa terikat pada
konteks pemakaian.Oleh karena itu, analisis wacana sangat penting untuk memahamihakikat bahasa
dan perilaku berbahasa termasuk belajar bahasa.Analisis wacana kritis model van Dijk bukan hanya
semata-mata mengalisis teks, tapi juga melihat bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok
kekuasaan yang ada dalam masyarakat, serta bagaimana kognisi atau pikiran dan kesadaran yang
membentuk dan berpengaruh terhadap teks yang dianalisis. Van Dijk menggambarkan wacana dalam
tiga dimensi atau bangunan yaitu : teks, kognisi sosial dan konteks sosial.Inti analisisnya adalah
menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Pada  dimensi teks
yang diteliti bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema
tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita, yang melibatkan kognisi individu
dari wartawan atau redaktur. Sedangkan aspek ketiga mempelajari bangunan wacana yang berkembang
dalam masyarakat  akan suatu masalah yang mempengaruhi kognisi wartawan atau redaktur. Namun,
dalam analisis ini penulis tidak membahas ketiga dimensi tersebut. Penulis hanya fokus pada analisis
teks saja.

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif-kualitatif dengan dasar  penelitian mengunakan


metode analisis wacana kritis Teun A. van Dijk. Data deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa
kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-
kutipan data untuk memberi gambaran laporan penyajian. Oleh karena sifatnya berhubungan
dengan  kata-kata dan perilaku orang, maka pendeskripsian menjadi sangat penting untuk memperoleh
gambaran dan pemahaman yang lebih jelas atas masalah yang dibahas. Proses interpretasi dilakukan,
yaitu menafsirkan data guna mengungkapkan makna-maknanya sebagai bagian dari analisis.

            Analisis teks terdiri atas beberapa struktur/ tingkatan yang masing-masing bagian saling
mendukung. Ada tiga tingkatan dalam analisis teks: struktur makro, superstruktur dan struktur mikro.

Struktur Makro
Makna global dari suatu teks yang dapat diamati

Dari topic/tema yang diangkat oleh suatu teks

Superstruktur

Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan,

Isi, penutup, dan kesimpulan

Struktur Mikro

Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati

Dari pilihan kata, kalimat dan gaya

yang dipakai oleh suatu teks

Penjelasan :

1.  Struktur Makro  (Tematik).    Elemen tematik merupakan makna global (global meaning) dari satu
wacana. Tema merupakan gambaran umum mengenai pendapat atau gagasan yang disampaikan
seseorang atau wartawan. Tema menunjukkan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi
suatu berita.

2. Superstruktur  (Skematik/ Alur)  : Teks atau wacana umumnyamempunyai skema atau alur dari
pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun
dan diurutkan sehingga membentuk satu kesatuan arti. Sebuah berita terdiri dari dua skema besar.
Pertama summary  yang ditandai dengan judul dan lead. Kemudian kedua adalah story yakni isi berita
secara keseluruhan.    

3.  Struktur Mikro.  Struktur ini terdiri atas :        


a) Analisis Semantik  Tinjauan semantik suatu berita atau laporan akan meliputi latar, detail, ilustrasi,
maksud dan pengandaian yang ada dalam wacana itu.

a.1)   Latar : Latar merupakan elemen wacana yang dapat mempengaruhi  (arti kata) yang ingin
disampaikan. Seorang wartawan ketika menyampaikan pendapat biasanya mengemukakan latar
belakang atas pendapatnya. Latar yang dipilih menentukan ke arah mana khalayak hendak dibawa.

a.2)   Detail :  Elemen ini berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan oleh seorang wartawan.
Komunikator akan menampilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra
yang baik. Sebaliknya akan membuang atau menampilkan dengan jumlah sedikit infomasi yang dapat
merugikan citra dan  kedudukannya. 

a.3)   Maksud : elemen ini melihat apakah teks itu disampaikan secara eksplisit atau tidak. Apakah fakta
disajikan secara telanjang, gamblang atau tidak. Itulah masuk karegori elemen maksud dalam wacana.

a.4)   Praanggapan : strategi lain yang dapat memberi citra tertentu ketika diterima khalayak. Elemen ini
pada dasarnya digunakan untuk memberi basis rasioal, sehingga teks yang disajikan komunikator
tampak benar dan meyakinkan. Praanggapan hadir untuk memberi pernyataan yang dipandang
terpecaya dan tidak perlu lagi dipertanyakan kebenarnnya karena hadirnya pernyatan tersebut.

b)  Analisis Kalimat (Sintaksis).  Strategi wacana dalam level sintaksis adalah sebagai berikut  :

a. Koherensi : adalah jalinan atau pertalian antar kata, proposisi atau kalimat. Dua buah kalimat atau
proposisi yang mengambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan memakai koherensi.
Sehingga dua fakta tersebut dapat menjadi berhubungan.

1) Koherensi sebab akibat. Koherensi sebab akibat dengan mudah dapat kita lihat dari   pemakaian kata
penghubung yang dipakai untuk menggambarkan dan menjelaskan hubungan, atau memisahkan suatu
proposisi dihubungkan dengan bagaimana seeorang memaknai sesuatu yang ingin ditampilkan pada
khalayak pembaca. 

2)  Koherensi Penjelas. Koherensi penjelas ditandai dengan pemakaian anak kalimat sebagai penjelas. Bila
ada dua proposisi, proposisi kedua adalah penjelas atau keterangan dari proposisi pertama.

3)  Koherensi pembeda. ini berhubungan dengan pertanyaan     bagaimana dua peristiwa atau fakta itu


hendak dibedakan. Dua peristiwa dapat dibuat seolah-olah saling bertentangan dan
berseberangan (contrast). Kata sambung yang biasa dipakai untuk membedakan dua proposisi ini adalah
”dibandingkan’, dibanding, ketimbang.

b. Pengingkaran :  bentuk praktik wacana yang menggambarkan bagaimana wartawan menyembunyikan


apa yang ingin diekspresikan secara implisit. Pengingkaran menunjukkan seolah-olah wartawan
menyetujui sesuatu tapi hakikatnya tidak menyetujuinya.

c. Bentuk kalimat :  berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kausalitas ini
kalau  diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang
diterangkan). Dalam kalimat yang berstruktur aktif seseorang menjadi subjek dari pernyataannya,
sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dari pernyataannya.

d. Kata ganti : alat untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan komunitas imajinatif. Kata ganti
merupakan elemen yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam
wacana.

c)   Analisis Leksikon (Makna Kata) 

            Dimensi leksikon melihat makna dari kata. Unit pengamatan dari  leksikon adalah kata-kata yang
dipakai oleh wartawan dalam merangkai berita atau laporan kepada khalayak. Kata-kata yang dipilih
merupakan sikap pada ideologi dan sikap tertentu. Peristiwa dimaknai dan dilabeli dengan kata-kata
tertentu sesuai dengan kepentingannya. 

d)   Stailistik (Retoris).

 1)  Gaya Penulisan: deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi dan narasi.   

2)  Grafis: pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah,  huruf yang dibuat ukuran lebih
besar, termasuk pula, caption, raster, grafik, gambar atau tabel untuk mendukung arti penting suatu
pesan.

BAB II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.    DATA ANALISIS

Data dan analisis ini meliputi berita pokok mengenai Rhoma Irama yang berpartisipasi menjadi Capres 2014
dan data ini diperoleh dari berita online Kompas MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa
(13/11/2012)http://nasional.kompas.com/read/2012/11/14/21472920/Rhoma.Irama.Bicara.soal.Pesaingnya
.Jadi.Capres. serta 3 berita pendukung memberikan artikel  yang saling bertentangan dua pihak Pro
sedangkan pihak lainnya Kontra. Data ini diperoleh dari berita online mengenai Rhoma Irama atau sapaan
akrabnya Bang Haji  yang sedang sibuk mempersiapkan diri untuk ikut pemilihan presiden 2014. Dari
teks-teks berita yang tersebut dapat terlihat
kecenderungan Website:http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00027800.html Menyihir pembaca
yang menyatakan bahwa Rhoma Irama dianggap sebelah mata oleh jejaring social twitter  disisi lain ada
berita online lain yang mendukung ikutnya Rhoma Irama pada pemilihan presiden
2014 http://politik.kompasiana.com/2012/11/13/jangan-meremehkan-rhoma-irama-calon-presiden-
2014-507855.htmlbertentangan dengan wowkeren.com  website yang satu ini lebih mendukung dan
membuat tulisan positive dengan kemasan menarik yang dapat menaik turunkan emosi pembaca
melalui tulisan di media online tersebut tentang apa yang dipaparkan serta ada opini yang mendukung
Rhoma Irama di Capres 2014 yakni oleh Anas melalui HTTP://ID.BERITA.YAHOO.COM/SOAL-RHOMA-IRAMA-
INGIN-JADI-CAPRES-INI-TANGGAPAN-081614493.HTML .Teks yang dianalisis yaitu: Rhoma Irama memberikan
tanggapan akan pesaing nya di Capres 2014.  Adapun teks tambahan yang merupakan pendukung dam
memiliki keterkaitan yaitu: Kontravensi pencalonan Rhoma Irana sebagai Presiden 2014,  Anggapan
remeh masyarakat akan pencalonan Rhoma Irama  dan adapula dukungan dari pihak media online
mengenai pencalonan Rhoma Irama.  Dukungan Anas untuk ”bang Haji” Rhoma Irama
(HTTP://ID.BERITA.YAHOO.COM/SOAL-RHOMA-IRAMA-INGIN-JADI-CAPRES-INI-TANGGAPAN-
081614493.HTML).

B.  PEMBAHASAN

1.      Struktur Makro (Tematik)  : Rhoma Irama ingin maju dan berpastisipasi dalam Capres 2014 dengan
kesiapan yang matang untuk melawan pesaing-pesaingnya yang lebih berpengalaman.

2.      Superstruktur  (Skematik /Alur)

- Kontravensi masyarakat mengenai pencalonan Rhoma Irama sebagai Capres 2014, Anggapan
remeh sebagian kalangan terhadap Rhoma Irama, Dukungan Anas untuk ”bang Haji”,  dukungan para
ulama dan anggota group soneta yang dinaunginya. 

- Diambil dari situs online http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00027800.html - Berita keinganan


Rhoma Irama ikut serta dalam Capres 2014 dalam akun twitter  yang dipaparkan
oleh www.wowkeren.com    adalah komentar yang sinis dan mengejek Rhoma Irama yang dianggap
sebelah mata oleh segelintir masyarakat dan karena paparan dalam media ini dapat merubah sebagian
pandangan masyarakat untuk tidak mendukung Rhoma Irama dalam Capres 2014.

- berbeda dengan situs online diatas, situs online www.kompasia.com    dengan alamat


website:http://politik.kompasiana.com/2012/11/13/jangan-meremehkan-rhoma-irama-calon-presiden-
2014-507855.html -menjelaskan bahwa Rhoma Irama telah pantas mencalonkan diri pada Capres 2014,
ditulis oleh Ragiel  ia berpendapat bahwa Rhoma Irama sudah cukup matang dan mampu menyaingi
kandidat lainnya yang sudah berpengelaman. Ia menyebutkan apabila status orang terkenal menjadi
tolak ukur tentunya Rhoma Irama lebih terkenal dari yang lainnya.

- pada edisi yang sama Sekjen PPP memberikan pendapat bahwa Rhoma Irama dipandang sebagai dai
dan artis tenar yang terpuji belum lagi dukungan yang diberikan oleh Soneta Grup yang dinaunginya
selama ini dan disertai dukungan dari kelompok Wasiat Ulama di RawaBunga Jakarta Timur pada 08-
11-2012 melalui Ketua DPP Wasiat Ulama Fakhrurozy Ishaq. Bergemalah seruan “Rhoma Irama for
president 2014″. Ini selaras dengan jawaban Rhoma kepada Koran Tempo 09/11/2012: “Saya merasa
kali ini ada panggilan dalam diri saya”.

- Situs online HTTP://ID.BERITA.YAHOO.COM/SOAL-RHOMA-IRAMA-INGIN-JADI-CAPRES-INI-TANGGAPAN-
081614493.HTMLditambah lagi dukungan yang diberikan oleh Anas, Anas meminta publik jangan
meremehkan Rhoma Irama dalam pemilihan presiden "Begini, kita tidak boleh under estimate meskipun
tidak perlu over estimate. Biarlah ini menjadi bagian indah dari pesta demokrasi Indonesia," kata Anas
usai Milad 100 Tahun Muhammadiyah di Stadion GBK, Jakarta, Minggu (18/11/2012).Anas
mengungkapkan hak politik Rhoma Irama sebagai warga negara yang ingin dan niat maju sebagai calon
presiden. "Sebaiknya berbaik sangka bagi yang ingin maju," katanya.
   - kontroversi antar kedua situs online yang mengangkat tema yang sama ini sudah sangat jelas pro dan
kontra satu sama lainnya dengan ini masyarat akan melihat dari yang mereka yakini. Tulisan-tulisan yang
dipaparkan olehwww.kompasia.com   dengan www.wowkeren.com  memunculkan opini yang
mengangkat tema tersebut.

3.  Struktur Mikro : 

a) Analisis Semantik

  Latar        : Rhoma yang dijumpai Kompas.com di Jakarta pada Selasa (13/11/2012) lalu ini pun buka suara
melihat peluangnya bersaing dengan para politisi senior. Rhoma menjelaskan bahwa dia menghormati
pencalonan kandidat kuat capres lainnya, seperti Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, Jusuf Kalla,
Megawati Soekarnoputri, hingga Hatta Rajasa.

  Detail        : Keyakinan Rhoma dalam mengikuti Calon Presiden 2014 ini karena dukungan yang besar dari
lingkungan sekitar nya yakni ; Para Ulama, Soneta Grup, Sekjen PPP dan kerabat dekatnya, ia
berkeyakinan dengan dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh lingkungan sekitarnya ia akan
mampu mengemban jabatan Presiden, ia mengganggap jabatan Presiden bukanlah jabatan yang
menggiurkan tetapi lebih memegang tanggungjawab yang besar.

  Maksud    : ekspilisit

Rhoma Irama mencalonkan diri sebagai Presiden 2014 dikarenakan adanya kemauan dari dalam dirinya
untuk maju (diri sendiri) serta memajukan negara Indonesia dengan dukungan dari lingkungan
sekitarnya yang mempercayai nya mampu mengemban tanggung jawab

-          Kompas memaparkan bahwa sejumlah pihak terdekat dengan  Rhoma Irama mendukung Rhoma Irama
dalam pemilihan Capres 2014 dan meski terbilang tidak sesenior Ical ataupun Prabowo, Rhoma tidak
bisa dikatakan sebagai pendatang baru di kancah perpolitikan Tanah Air. Pada masa awal Orde Baru,
Rhoma sempat menjadi maskot penting Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang bernapaskan Islami.
Ia juga sempat menjadi anggota DPR mewakili utusan Golongan, yakni mewakili seniman dan artis pada
tahun 1993. Pada Pemilu 2004,     Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS  dengan ini
membuat pembaca yakin akan kemampuan dari Rhoma Irama.

-          Penulis menilai bahwa Kompas ingin mengutarakan Rhoma Irama memiliki kemampuan yang tidak kalah
dengan pesaing lainnya yang sudah terlebih dahulu terjun dalam dunia politik. Kompas pun
memaparkan bahwa Rhoma Irama tidak berambisi untuk memenangkan persaingan mendapatkan suara
terbanyak melalui keluarnya uang dari dompetnya, Rhoma Irama tidak ingin mengeluarkan uang
sepeserpun dalam persaingan Capres 2014 ini.

b)  Analisis Kalimat (Sintaksis) 

Koherensi sebab Akibat:


Awal mula pencalonan Rhoma menjadi capres juga terbilang tak biasa. Rhoma didaulat oleh sejumlah
penggemar dan ulama untuk maju sebagai capres. "Saya maju ini karena desakan ulama dan umat. Saya
bahkan sempat katakan apakah tidak ada figur lain selain saya kepada ulama-ulama itu," tutur Rhoma.
Bagi Rhoma, jabatan presiden tidaklah menggiurkan, tetapi justru menakutkan lantaran tanggung jawab
yang diemban begitu besar.

Kajian : dalam kalimat diatas dipaparkan adanya “koherensi sebab akhibat” dengan menggunkan kata
“karena”.Berikut kalimatnya : “Saya maju ini karena desakan ulama dan umat. Saya bahkan sempat
katakan apakah tidak ada figur lain selain saya kepada ulama-ulama itu," tutur Rhoma.”

c)   Analisis Leksikon (Makna Kata)

         Rhoma yang dijumpai www.Kompas.com  di Jakarta pada Selasa (13/11/2012) lalu ini pun buka suara 
melihat peluangnya bersaing dengan para politisi senior.

     Ungakapan kata buka suara tersebut menunjukkan bahwa Rhoma Irama berbicara mengenai para
pesaingnya yang sudah terlebih dahulu turun tangan dalam dunia politik

         Pada masa awal Orde Baru, Rhoma sempat menjadi maskot penting Partai Persatuan


Pembangunan (PPP) yang bernapaskan Islami.

      Maskot  disini memiliki artian bahwa Rhoma Irama pernah menjadi tokoh penting yang mendukung
majunya Partai Persatuan Pembangunan.

         Dengan bekal karier politiknya itu dan perjuangannya selama ini melalui jalur seni dan dakwah, Rhoma
pun siap terjun ke dunia politik dan bersaing dengan para politisi senior itu       "Saya siap berkompetisi
dengan beliau-beliau. Kalau tidak siap berkompetisi, saya tidak akan menyatakan maju," ujarnya tegas.

      Kalimat Rhoma pun siap terjun ke dunia politik  mengandung artian bahwa Rhoma Irama sudah memiliki
bekal yang cukup dan  kemampuan yang sudah matang untuk mengimbangi kondisi politik maupun
negara yang belum tertata dengan baik.

         Lalu, siapa sosok yang menjadi pesaing beratnya? "Saya belum bisa berkata begitu karena ini
baru wacana, kecuali sudah resmi menjadi calon presiden diusung oleh partai dulu baru saya bisa bicara
lebih lanjut," kata Rhoma.

      Ungkapan kalimat diusung oleh partai  memiliki artian mendapat dukungan dari partai yang memilihnya.

         Awal mula pencalonan Rhoma menjadi capres juga terbilang tak biasa. Rhoma didaulat oleh sejumlah
penggemar  dan ulama untuk maju sebagai capres. "Saya maju ini karena desakan ulama dan umat. Saya
bahkan sempat katakan apakah tidak ada figur lain selain saya kepada ulama-ulama itu," tutur Rhoma.
Bagi Rhoma, jabatan presiden tidaklah menggiurkan , tetapi justru menakutkan lantaran tanggung jawab
yang diemban begitu besar.
Dari kalimat pertama Rhoma  didaulat  oleh sejumlah penggemar memiki arti bahwa didukung oleh para
penggemarnya dan pada alinea ke-4 jabatan presiden tidaklah  menggiurkan  bisa kita ketahui bahwa
yang menggiurkan itu adalag makanan tetapi artian yang sesuai dengan konteks diatas, menggiurkan
disini adalah jabatan yang nyaman, enak dan diidam-idamkan oleh banyak pihak.

1)  Gaya Penulisan : Argumentasi

        2)  Grafis : berita ini cukup kontrovesioanl ditandai dengan diterbitkan hampir setiap hari selama bulan
November  dan ini menandakan bahwa berita ini dianggap berita yang cukup penting oleh
kompas. Selain membuat pandangan positif mengenai Rhoma Irama yang terjun kedunia politik, Kompas
juga selalu menonjolkan prestasi yang sudah dicapai oleh Rhoma Irama selama ini dalam dunia politik..

BAB III. PENUTUP

A.    KESIMPULAN

1.      Kita akan mendapatkan kemudahan dalam menganalis suatu berita dengan menggunakan model Van
Dijk karena dilakukan dengan sistematis.

2.      Dari anaisis tersebut dapat disimpulkan bahwa Kompas berusaha untuk meciptakan pandangan dan
kesan positif dengan keputusan Rhoma Irama dalam keikutsertaannya pada pemilihan calon presiden
2014

B.     SARAN

Untuk menjaga keamanan di negeri kita tercita ini, kita tidak boleh mudah terprofokasi oleh suatu
berita sebelum menganalisa lebih jauh maksud dari pemberitaan tersebut dan lebih baik lagi apabila kita
dapat membandingkannya dengan berita yang diterbitkan oleh Koran lain.

Anda mungkin juga menyukai