1. Analisa wacana yang dikaji di sosiologi memiliki ciri khas khusus
dibandingkan dengan analisa wacana yang dikaji di bidang lain, jelaskan perbedaan analisa wacana di sosiologi dengan bidang yang lain? Jawab : Analisis wacana yang dikaji dalam sosiologi memang berbeda dengan analisis wacana yang dikaji dalam bidang keilmuan yang lain. Dimana jika dalam kajian sosiologi lebih memandang pada media harus ditempatkan dsebagai ruang public yang bebeas. Namun demikian media bukan merupakan lembaga yang netral karena dapat mengemas sesuatu dengan framing yang berbeda sehingga dapat mengubah pemikiran atau sudut pandang dari masyarakat sebagai penerima sesuatu dari yang berwujud berita atau yang lain dari media tersebut. Selain itu analisis wacana dalam sosiologi juga lebih memandang pada gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat. Sedangkan analisis wacana pada bidang keilmuan lain lebih fokus pada proses komunikasi yang menggunakan simbol terkait dengan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui gambar atau tulisan yang bersifat tidak netral dan steril. Selain itu dibidang kajian lain ini analisis wacana juga berfokus pada pemaknaan bahasa yang dipakai untuk membentuk satu keatuan yang bermakna tertentu. 2. Buat kajian perbedaan analisa wacana yang dikemukakan oleh T. Van Dijk dengan Fairclough? Jawab : Pendekatan yang dikaji oleh T. Van Dijk adalah Socio-Cognitive. Socio- Cognitive membahas mengenai proses teks yang diproduksi dengan melibatkan kesadaran pembuat secara mental atau kognisi. Kognisi yang dihasilkan dari nilai-nilai yang ada di masyarakat, digunakan dan diterima oleh masyarakat itu sendiri. Dimensi analisis wacana yang dibentuk oleh Socio-Cognitive ialah kognisi sosial yang menjelaskan bagaimana teks yang diproduksi oleh individu atau kelompok pembuat teks, kemudian dipengaruhi oleh cara pendang individu sehingga melahirkan teks tertentu. Analisis sosial yang melibatkan teks tertentu dihubungkan dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang di dalam masyarakat. Di dalam teks yang dibuat terdapat beberapa struktur teks, antara lain : struktur makro, ialah makna global atau umum dari suatu teks yang diamati dengan melihat tema yang diunggulkan di dalam berita tertentu. Selanjutnya superstruktur, ialah kerangka teks, bagaimana teks tersebut tersusun di dalam berita secara utuh. Kemudian stuktur mikro, ialah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil teks seperti kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase dan gambar. Elemen wacana yang dikaji oleh T. Van Dijk pada Socio-Cognitive meliputi tematik mengenai gambaran umum sebuah teks tertentu. Skematik merupakan alur pemberitaan dimana didalam skematik terdapat summary yang meliputi judul dan pengantar secara ringkas dan isi berita (story). Kemudian adanya latar yang meliputi bagian berita yang mempengaruhi skematik atau arti yang ingin ditampilkan dalam berita. Detil atau kontrol informasi yang disampaikan oleh seseorang. Kemudian maksud dari informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan jelas dan secara eksplisit. Sedangkan, kajian yang dikemukakan oleh Fairclough ialah Critical Discourse Analisis. Kajian tersebut memfokuskan pada bagaimana bahasa dapat terbentuk dan dibentuk dari relasi sosial dan konteks sosial tertentu. Dengan menggabungkan bahasa, sosial politik dan adanya perubahan sosial. Penggunaan bahasa sebagai praktik sosial, wacana merupakan suatu tindakan dan adanya hubungan timbal balik antara wacana san struktur. Di dalam analisis wacana kritis terdapat kajian teks yang memiliki unsur, yaitu : Representasi, meliputi bagaimana peristiwa, manusia, kelompok, situasi, keadaan atau sesuatu hal yang ditampilkan dan digambarkan kedalam suatu teks. Kemudian adanya relasi mengenai bagaimana hubungan antara wartawan, khalayak dan partisipan berita ditampilkan dan digambarkan ke dalam sebuah teks. Adanya identitas wartawan, khalayak, dan partisipan berita yang ditampilkan dan digambarkan ke dalam teks. Bagian dari analisis wacana kritis atau critical discourse analysis ialah discourse practice terkait dengan proses produksi dan konsumsi pada teks. Bagaimana produksi tkes dihasilkan, adanya pola kerja, bagan yang menunjukan adanya kerja dan rutinitas di dalam menghasilkan berita. Pola konsumsi ditentukan oleh konteks sosialnya, sehingga seperti seorang presiden mengundang wartawan untuk menyampaikan pidato politiknya akan berbeda dengan para pendemo yang ingin menyampaikan suara aspirasinya. Kemudian bagian sociocultural practice meliputi dimensi yang berhubungan dengan konteks di luar teks tertentu. Seperti politik media, ekonomi media atau budaya di dalam media.