Anda di halaman 1dari 41

H

Apresiasi dan Kreasi Sastra


PEMBELAJARAN 2
MENULIS PROSA INDONESIA
Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, Bapak/Ibu dapat
• menjelaskan konsep-konsep prosa dengan benar dan jelas;
• mengkreasikan jenis-jenis prosa dengan terperinci, baik
berbentuk tulisan maupun pementasan;
• merancang langkah pembelajaran prosa sesuai dengan
tuntutan kurikulum dengan mengintergrasikan nilai-nilai
penguatan pendidikan karakter.
 
Indikator Pencapaian kompetensi
• Menjelaskan pengertian prosa
• Mengelompokkan jenis-jenis prosa
• Menunjukkan unsur-unsur prosa.
• Menulis prosa
Materi-materi Pokok
Pengertian
Prosa

Menulis Jenis-jenis
Prosa Prosa

Unsur-
unsur
Prosa
1. Sebagai karangan bebas.
2. Jenis-jenis teks sastra, seperti cerpen dan novel.
3. Karya-karya nonsastra, seperti esai, artikel,
ataupun biografi.

Pengertian Prosa
Perbedaan Prosa dengan Bentuk Teks Lainnya
• Monolog
Monolog
Puisi
• Dialog
Drama
• Cangkokan
Prosa • Dialog ke monolog
Jenis-jenis Prosa
Prosa

Lama Baru

Dongeng Hikayat Cerpen Novel


Tema,
amanat

Gaya
bahasa Alur

Sudut
pandang Latar

Penokohan
Unsur-unsur Prosa
Truktur Prosa
Orientasi
Komplikasi
Resolusi
Struktur Umum Prosa
1) Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau, yang ditandai oleh fungsi-
fungsi keterangan yang bermakna kelampauan.
2) Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi
kronologis).
3) Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang
terjadi.
4) Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan
atau dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan, menginginkan, mengarapkan,
mendambakan, mengalami
5) Menggunakan banyak dialog.
Kaidah-kaidah Kebahasaan Prosa
Mengembangkan
kerangka menjadi
Mengumpulkan teks prosa yang
bahan utuh

Menyusun
kerangka

Menentukan
topik/tema

Mengontruksi Prosa
Kegiatan Menulis Prosa
Kegiatan 2.1: Mendalami Pengertian Prosa
• Para peserta dibagi per kelompok denngan anggota sekitar 4-6 orang.
• Dengan mengutamakan kerja sama, setiap kelompok mencatat
pengertian-pengertian prosa dari berbagai sumber.
• Catatan setiap kelompok dituangkan ke dalam LK-2.1.
• Secara bergiliran hasil diskusi dibacakan secara bergilirian untuk
ditanggapi peserta lain. Apresiasi ataupun penghargaan terhadap karya
dari kelompok lain perlu diperhatikan.
• Pendapat-pendapat setiap kelompok disimpulkan sehingga menjadi
pendapat keseluruhan peserta.
Kegiatan 2.2: Mengelompokkan Jenis Prosa
1. Bagilah peserta pelatihan ke dalam empat kelompok.
2. Klompok 1-2 membuat peta konsep untuk pengelompokkan prosa
lama; kelompok 3-4 membuat peta konsep untuk pengelompokkan
prosa baru.
3. Sajikanlah pemetaan itu dalam LK-2.2 yang kemudian diperjelas
pada kertas plano/manila.
4. Saling perukarkanlah hasil pekerjaan kelompok dengan kelompok
lainnya: kelompok 1 dengan kelompok 2; kelompok 3 dengan
kelompok 4. Lakukanlah saran terhadap peta konsep itu.
5. Perbaikilah peta-peta konsep itu sesuai dengan saran/tanggapan
dari kelompok lain.
6. Pajanglah peta konsep yang dalam kertas plano di dinding kelas
untuk menjadi bahan kunjung karya. Kesantunan di dalam
memberikan tanggapan perlu diutamakan.
Kegiatan 2.3 Menganalisis Struktur
dan Kaidah Kebahasaan Teks Prosa

1. Para peserta dibagi empat kelompok (disesuaikan dengan jumlah peserta) dengan tugas
yang berbeda.
a. Kelompok 1 menganalisis struktur dongeng
b. Kelompok 2 menganalisis struktur cerpen
c. Kelompok 3 menganalisis kaidah kebahasaan dongeng
d. Kelompok 4 menganlsisi kaidah kebahasaan cerpen
2. Bersamaan dengan itu tentukan pula judul dongeng/cerpen prosa yang akan menjadi bahan
analisisnya
3. Hasil diskusi ditulis pada LK-2.3; yang kemudian dituangkan pula di dalam keras plano untuk
dikarya-kunjungkan.
4. Setiap kelompok mempresentasikan karyanya ke kelompok lain dengan mengutus 1-2
sebagai narasumbernya
5. Catatan dan tanggapan kelompok ditulis (dalam post-it) dan ditempelkan pada karya itu.
Kegiatan 2.4 Mengkonstruksi Langkah Penulisan Prosa
•Buatlah empat kelompok dengan harapan dapat masing-masing peserta dapat bekerja sama
dan berbagi pengalaman.
•Setiap kelompok bekerja sama memperhatikan materi-materi di dalam modul dini dengan
pembagian tugas sebagai berikut.
1.Kelompok 1 mendalami materi tentang kepenulisan prosa berbasis fakta
2.Kelompok 2 mendalami materi tentang kepenulisan prosa berbasis fiksi (imajinasi)
3.Kelompok 3 mendalami materi tentang kepenulisan prosa lama
4.Kelompok 4 mendalami materi tentang kepenulisan prosa baru
•Para peserta secara berkelompok saling mebantu menyusun bagian-bagian penting dari uraian
tersebut dalam bentuk peta konsep dan menuangkannya ke dalam bentuk power point. (Catatan
tentang skema bagian-bagian penting itu sendiri dinyatakan dalam LK-2.4)
•Setiap kelompok berdasarkan menunjuk 1-2 orang perwakilan yang akan mempresentasikan
hasil diskusinya.
•Secara bergiliran dan penuh percaya diri, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
untuk mendapatkan tanggapan dari kelompok lain.
•Tanggapan disampaikan dalam bahasa yang santun dan saling menghargai pendapat orang
lain.
Kegiatan 2.5: Merumuskan
` Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Prosa

1. Setiap kelompok peserta bekerja sama merancang skenario pembelajaran menulis untuk jenis-
jenis teks yang berlaku pada Kurikulum 2013. Diharapkan setiap kelompok memilih jenis prosa
yang berbeda.
a. Kelompok 1 tentang jenis prosa berbasis fakta.
b. Kelompok 2 tentang jenis prosa berbasis imajinasi
c. Kelompok 3 tentang jenis prosa lama
d. Kelompok 4 tentang jenis prosa baru
2. Skenario pembelajar dirancang dengan berpedoman pada KD tertentu dan langkah-langkah
pendekatan saintifik (mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, dan mengomunikasikan)
3. Setiap kelompok bersama-sama menuliskan hasil diskusinya pada LK-2.5 dan menyalinnya
kembali pada kertas plano dan hasilnya dipajang pada tempat yang tersedia.
4. Setiap kelompok melakukan kunjung karya ke kelompok lainnya untuk memberikan tanggapan.
Tanggapan disampaikan dalam bahasa yang santun dan tidak merendahkan orang lain.
5. Temuan dan berbagai persoalan yang muncul dari kegiatan kunjung karya dibahas dalam diskusi
kelas dengan menghargai perbedaan pendapat untuk menjadi bahan refleksi bagi kepentingan
pembelajaran dalam konteks yang sebenarnya.
Kegiatan 2.6. Menulis Kisi-kisi dan Mengembangan Soal-soal Prosa

1. Sebagai akhir kegiatan pada materi tentang prosa, Bapak/Ibu


diharapkan dapat menyusun langkah penilaian, yang berupa soal
berdasarkan kisi-kisi UN yang berlaku.
2. Untuk itu, perhatikan kembali paparan materi/kegiatan yang telah
Bapak/Ibu pelajari terdahulu tentang prosa, baik itu prosa lama maupun
prosa baru.
3. Pelajari pula kisi-kisi yang telah dikeluarkan Kemdikbud sebagaimana
yang terlampir.
4. Pilihlah lingkup materi yang ada pada kisi-kisi UN tersebut yang sesuai
dengan isi modul ini.
5. Rumuskanlah kisi-kisi sesuai dengan format LK yang tersedia.
6. Berdasarkan ksi-kisi itu, kembangkan soal-soal yang sesuai dengan
konsep HOTS yang meliputi tiga soal pilihan ganda dan tiga soal esai
(Gunakan format/kartu soal yang tersedia).
Kegiatan: Penutup
1.Lakukanlah refleksi terhadap seluruh rangkaian kegiatan yang
telah Bapak/Ibu lakukan pada pembelajaran ini.
2.Perhatikan tingkat keterpahaman Bapak/Ibu dalam kaitan
dengan tujuan dan indikator yang ada pada modul ini.
3.Lakukanlah pendalaman terhadap materi-materi tentang prosa
yang dianggap kurang memadai sehingga ketika Bapak/Ibu
mengembangkannya di dalam proses pembelajaran menjadi
lebih baik.
Penguatan

1. Prosa merupakan karangan bentuk bebas; yang berbeda dengan karangan berbentuk puisi (lama) yang terikat
oleh aturan bait, larik, ataupun rimanya; juga berbeda dengan drama yang berwujud dialog
2. Prosa dapat dikelompokkan ke dalam prosa berbasis fakta dan rosa berbasis fiksi
3. Prosa berbasis fakta, yakni esai, artikel, biografi, surat, berita, dan sejenisnya. Proa ini sering pula disebut
sebagai karya ilmiah
4. Prosa berbasis fiksi, yakni dongeng, cerpen, novel, dan sejenisnya. Prosa ini lazim disebut sebagai karya sastra
5. Dalam khasanah sastra Indonesia, teks berbentuk prosa juga dikasifiasikan lagi ke dalam dua bentuk, yakni
prosa lama dan prosa baru
6. Struktur prosa secara umum dibentuk oleh orientasi, komplikasi, dan resolusi; yang mungkin pula diawali oleh
abstrak dan diakhiri dengan kode
7. Kaidah kebahasaan yang berlaku dalam prosa, seperti cerpen dan novel, pada umumnya menggunakan bahasa
tidak baku atau tidak formal; ragam bahasa sehari-hari. Prosa (cerpen, novel) cerpen lebih banyak memotret
atau menghisahkan gambaran kehidupan sehari-hari.
8. Penulisan prosa sebaiknya berdasarkan suatu pengalaman. Penulisan prosa perlu memperhatikan fungsi,
struktur, dan kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku pada bentuk karya sastra itu.
PEMBELAJARAN 3
MEMENTASKAN NASKAH DRAMA
Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, Bapak/Ibu dapat
menjelaskan konsep-konsep pementasan drama dan
dapat merumuskan strategi pembelajarannya di
kelas dengan mengintergrasikan nilai-nilai
penguatan pendidikan karakter.
.
 
Indikator Pencapaian kompetensi
• Menjelaskan pengertian drama
• Memerinci perkembangan drama
• Membedakan nama-nama pertunjukan drama di
dunia
• Memerinci karakteristik drama
• Mengurutkan teknik-teknik pemeranan
• Mempraktikan penulisan naskah drama
Materi-materi Pokok
Pengertian
Drama

Penulisan Perkembangan
naskah drama drama

Nama-nama
Teknik
pertunjukkan
pemeranan
drama

Karakteristik
drama
1. Berbentuk karya sastra yang bertujuan
menggambarakn kehidupan sehari-hari.
2. Menyampaikan pertikaian dan emosi
melalui lakuan dan dialog.

Pengertian Prosa
Wayang

Noh dan
Kabuki

Ketoprak
Istilah-istilah
Drama Dunia

Opera

Balet
Drama Prolog Orientasi
Dialog Komplikasi
Epilog Resolusi
Struktur Drama
Kaidah Kebahasaan Drama
1. Mendaftarkan pengalaman-pengalaman menarik.
2. Memilih satu pengalaman yang berkonflik paling
kuat.
3. Mencatat nama-nama tokoh beserta karakternya.
4. Menentukan latar: waktu, tempat, dan suasana.
5. Mencatat konflik-konflik yang akan dikembangkan.
6. Mengembangkan topik-topik itu ke dalam bentuk
dialog.

Langkah-langkah Penulisan Naskah Drama


1. LAKUKAN PEMBEDAHAN secara bersama‑sama tehadap isi naskah yang akan dipentaskan. Tujuannya agar semua
calon pemain memahami liani isi naskah yang akan dimainkan.
2. READING. Calon pemain membaca keseluruhan naskah sehingga dapat mengenal masing ‑masing peran.
3. CASTING. Melakukan pemilihan peran. Tujuanannya agar peran yang akan dimainkan sesuai dengan kekemampaun
akting pemain.
4. MENDALAMI peran yang akan dimainkan. Pendalaman peran dilakukan dengan mengadakan pengamatan di lapangan.
Misalnya, kalau peran itu sebagai seorang tukang jamu, maka lakukanlah pengamatan terhadap kebiasaan dan cara
kehidupan para tukang jamu.
5. BLOCKING. Sutradara mengatur teknis pentas, yakni dengan cara merarahkan dan mengatur pemain. Misalnya, dari
mana seorang pemain itu harus muncul dan dari mana mereka berada ketika dialog dimainkan.
6. RUNNING. Pemain menjalani latihan secara lengkap, mulai dari dialog sampai pengaturan pentas.
7. GLADIRESIK atau latihan terakir sebelum pentas. Semua bermain dari awal sampai akhir pementasan tanpa ada
kesalahan lagi.
8. PEMENTASAN. Semua pemain sudah siap dengan kostumnya. Dekorasi panggung sudah lengkap.

Langkah-langkah Pementasan
Kegiatan Menentaskan Drama
Kegiatan 3.1: Mendalami Pengertian Drama
1. Para peserta dibagi per kelompok dengan anggota sekitar 4-6 orang.
2. Setiap kelompok mencatat pengertian-pengertian drama dari berbagai
sumber. Kemampuan bekerja sama perlu diperhatikan dalam proses ini.
3. Catatan setiap kelompok dituangkan ke dalam LK-3.1.
4. Secara bergiliran hasil diskusi dibacakan secara bergilirian untuk
ditanggapi dan diapresiasi peserta lain.
5. Pendapat-pendapat setiap kelompok disimpulkan sehingga menjadi
pendapat keseluruhan peserta.
Kegiatan 3.2: Memerinci Perkembangan Drama
1. Cermatilah dengan baik subbab tentang
Perkembangan Drama.
2. Catatlah bagian-bagian penting dalam materi
tersebut.
3. Sajikanlah dalam bentuk bagan alur; yang disusun
secara kronologis. Tuangkanlah dalam LK yang
tersedia.
4. Silang bacakan LK tersebut dengan kelompok lain
untuk saling memberikan komentar dengan
memperhatikan kesantunan berbahasa..
Kegiatan 3.3: Mengenal Beberapa Nama Pertunjukan Drama di Dunia
1. Berdasarkan kesepakatan, peserta dibagi ke dalam enam kelompok.
a. Kelompok 1-2 mengenali nama-nama pertunjukan drama daerah
b. Kelompok 3-4 mengenali nama-nama pertunjukkan drama nasional
(dapat diisi dengan nama-nama grup teater nasional)
c. Kelompok 5-6 mengenali nama-mama pertujukkan drama
internasional (luar negeri)
2. Untuk memperkaya wawasan tentang topik-topik itu, Bapak/Ibu bisa
mendalami berbagai sumber
3. Catatan penting tentang topik-topik itu dituangkan ke dalam LK-2.3 dan
sepakatilah hasilnya dengan kelompok lain yang memiliki tugas yang
sama.
4. Sebagai perwakilan dari dua kelompok, presentasikanlah hasil
kesepakatannya itu di depan kelompok lain untuk mendapatkan
tanggapan-tanggapannghargai pendapat sangatlah diutamakan.
Kegiatan 3.4: Menganalisis Naskah Drama: Unsur-unsur, Struktur,
dan Kaiadah Kebahasaannya
1. Peserta dibagi ke dalam enam kelompok dengan pembagian tugas
sebagai berikut.
a. Kelompok 1-2 menganalisis unsur-unsur drama
b. Kelompok 3-4 menganalisis struktur dtama
c. Kelompok 5-6 menganalisis kaidah kebahasaan drama
2. Secara kritis setiap kelompok melakukan bedah naskah dengan
terlebih dahulu mereka menyiapkannya dari berbagai sumber, baik
dari buku drama ataupun dri internet. Naskah yang dipilih hendaknya
bertema religius/nasionalisme
Kegiatan 3.5: Menjelaskan Teknik Pemeranan

1. Bacalah paparan subab tentang Teknik Pemeranan.


2. Secara berkelompok, catatlah bagian-bagian penting di
dalam paparan tersebut dan sajikanlah dalam bentuk peta
konsep (LK-3.5).
3. Lakukanlah silang baca dengan kelompok lain untuk saling
memberikan tanggapan dan penghargaan terhadap peta
konsep itu berdasarkan kesesuaian, kelengkapan, dan
kejelasannya.
4. Perbaiki kembali LK tersebut sesuai dengan saran-saran dari
kelompok lain.
Kegiatan 3.6: Menulis Naskah Drama
1. Setiap peserta secara kreatif berlatih menulis naskah drama
sederhana yang bertema religius/nasionalisme dengan
memperhatikan langkah-langkah yang telah dipelajari sebelumnya.
Penyusunan naskah drama tersebut harus memperhatikan struktur
dan kaidah kebahasaannya (Gunakan LK-3.6).
2. Naskah yang telah disusun disilangbacakan untuk dikomentari dan
diapresiasi oleh peserta lain berkaitan dengan daya tarik tema,
kelengkapan struktur, dan ketepatan bahasanya. Komentar
disampaikan dengan bahasa yang santun dan menghargai pendapat
orang lain.
Kegiatan 3.7: Menuls Kisi-kisi dan Mengembangkan Soal-soal Drama
1. Susun pula kisi-kisi dan pengembangan soal-soal tentang drama. Untuk itu,
perhatikan kisi-kis utamanya yang dikeluarkan pemerintah dan sesuaikan
pula dengan isi modul pada pembelajaran ini. Sebagai akhir kegiatan pada
materi tentang drama, Bapak/Ibu juga diharapkan dapat menyusun soal
berdasarkan kisi-kisi UN yang berlaku dengan ketentuan tiga soal pilihan
ganda dan tiga soal esei.
2. Perhatikan pula prinsip-prinsip penulisan soal yang sesuai dengan dengan
konsep HOTS.
3. Tuangkanlah penulisan kisi-kisi dan pengembangan soal Bapak/Ibu pada LK
yang tersedia.
Kegiatan 3.8 Refleksi
1. Lakukanlah refleksi terhadap tingkat pemahama Bapak/Ibu terkait dengan materi dan
keiatan-kegiatan pembelajarannya. Untuk itu, jawablah pertanyaan-pertayaan berikut.
a. Bagaimana tingkat keterpahaman paparan materi dan kegiatan-kegiatan yang telah
Bapak/Ibu lakukan di dalam pembelajaran ini?
b. Paparan materi dan kegiatan manakah yang menurut Bapak/Ibu masih memerlukan
pendalaman?
2. Tuliskanlah refleksi Bapak/Ibu dalam LK yang tersedia untuk melihat tingkat penguasaan
diri terhadap materi-materi yang telah dipelajari..
3. Bacakanlah hasilnya untuk mendapatkan tanggapan dari peserta lain.
 
1. Drama merupakan kisah kehidupan dalam dialog dan lakuan tokoh yang berisi konflik. Penguatan
2. Seni drama tradisional berkembang hampir di seluruh pelosok daerah dengan beragam variasi dan
bentuk. Namanya pun berbeda-berbeda menurut daerah asal dari seni itu lahir. Di antaranya
adalahwayang dan ketoprak dari Jawa Tengah, Lenong dari, Jakarta, Randai dari Sumatera Barat, dan
lain-lain.
3. Struktur drama terdiri atas prolog, dialog, dan epilog. Dalam dialog terdapat bagian orientasi,
komplikasi, dan resolusi (denouement).
4. Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama sering kali menggunakan
kosakata percakapan, seeperti oh, ya, aduh, sih, dong. Mungkin di dalamnya banyak ditemukan kata-
kata yang tidak baku dan juga tidak lepas dari kalimat-kalimat seru, suruhan, pertanyaan. Teks drama
juga memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut
5. Pementasan drama berawal dari suatu naskah (skenario). Dialog dan tata laku yang dipentaskan oleh
para pemainnya, sesuai dengan cerita yang disusun sebelumnya oleh penulis naskah. Ide
penyusunannya bisa berdasarkan pemikiran sang penulis. Dapat pula ide itu diambil dari cerpen,
novel, dan karya-karya lainnya
6. Untuk menulis naskah drama, sekurang-kurangnya kita dapat menggunakan tiga sumber, yakni dari
karya sudah ada, semacam dongeng, cerpen, ataupun novel. Bisa juga berdasarkan imajinasi dan
pengalamana sendiri ataupun orang lain

Anda mungkin juga menyukai