Merupakan suatu proses komunikasi dua arah yang sering terjadi pada suatu lembaga
organisasi, baik komunikasi internal maupun eksternal dari organisasi tersebut.
Terdapat ciri-ciri yang melekat pada kegiatan public relations pada umumnya, antara lain:
1. Komunikasi yang dijalankan public relations adalah dua arah timbal balik atau two
way symetric .
2. Kegiatan public relations adalah penyebaran informasi, penggiatan persuasi dan
pengkajian pendapat umum
3. Sasaran public relations yang dituju adalah publik yang berada didalam organisasi
atau di luar organisasi.
4. Efek dari public relations adalah terbinanya hubungan yang harmonis antara
organisasi dan publik.
Tujuan public relations adalah meningkatkan citra dihadapan publik dan menciptakan
adanya saling pengertian antara publik internal maupun eksternal.
MACAM-MACAM HUMAS
A. Humas Pemerintah
Humas pemerintah pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian humas di indtitusi
pemerintahan dibentuk untukmempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan
mereka.
C. Humas Sosial
Banyak aktivitas humas yang menyangkut kesejahteraan umum terpisah dari implikasi-
implikasi komersial yang biasa. Berikut ini beberapa praktik humas dalam organisasi-
orgganisasi sosial, latar belakang, dan penerapan-penerapannya.
RETORIKA
Menurut Kenneth Burke, bahwa setiap bentuk-bentuk komunikasi adalah sebuah drama.
Karenanya seorang pembicara hendaknya mampu ‘mendramatisir’ keadaan
khalayaknya. (Dramaturgical Theory)
Menurut Walter Fisher, bahwa setiap komunikasi adalah bentuk dari cerita (storytelling).
Karenanya, jika kita mampu bercerita sesungguhnya kita punya potensi untuk berceramah.
(Narrative Paradigm)
Macam-macam Pidato
1. Pidato Ilmiah
2. Pidato Ritual Keagamaan (khutbah, kebaktian, dll)
3. Pidato di Pengadilan (Jaksa, Pembela)
4. Ceramah Umum
5. Kuliah/ mengajar
6. Diskusi
7. Seminar
8. Pidato Politik
1. Pesan Linguistik
Untuk menyampaikan pesan bahasa tertentu kita harus menguasai:
Struktur Pesan
Secara umum setiap pesan yang secara sengaja disampaikan melalui Pidato terdiri atas :
Pendahuluan
1. Salam
2. Penyampaian kepada hadirin
3. Maksud atau tujuan
Materi
1. Pendekatan awal (kisah, menyampaikan data, dll.)
2. Pertanyaan atau mengemukakan inti masalah
3. Pembahahasan
Penutup
1. Kesimpulan
2. Himbauan
* Usahakan menyampaikan kesimpulan pidato dan himbauan yang praktis yang bisa dibawa
oleh khalayak untuk dilaksanakan.
* Salam
Sumber Materi :
Persiapan Pidato
* Pakaian sederhana
* Keadaan fisik yang mantap edan sehat
* Materi disiapkan, bila perlu didiskusikan terlebih dahulu
* Bagi pemula, upayakan berlatih dahulu
* Materi harus dipilih yang penting dan mendesak
* Jangan mengharap ‘salam tempel’ dan ‘pujian’
* Jangan pidato kalau sakit, pikiran kacau, lapar, atau haus
Senjata Pidato
* Doa
* Pepatah
* Humor/lelucon
* Semangat berapi-api
* Syahdu
* Lagu-lagu
* Alat peraga
Apabila audiens banyak, maka :
* Volume suara tambah keras
* Tekanan/nada suara tinggi
* Tempo harus lambat
* Bahasa harus awam (dimengerti umum)
* Logikanya sederhana
* Semangatnya tinggi
Penutup pidato
* Kalimat kunci sebagai simpulan (harapan dan penekanan)
* Pepatah yang akan diingat khalayak
* Usahakan agar audiens penasaran
Persuasi
1. Persuasi adalah “cara untuk mengubah sikap dan prilaku orang dengan menggunakan
kata- kata lisan dan tertulis” (McGuire).
2. Persuasi adalah “menanamkan opini baru” (Hovland).
3. Persuasi adalah “usaha yang disadari untuk mengubah sikap, kepercayaan atau perilaku
orang melalui transmisi pesan” (Bettinghaus).
4. Persuasi adalah ”suatu proses timbal balik yang didalamnya komunikator, dengan sengaja
atau tidak, menimbulkan perasaan responsif pada orang lain”(Nimmo)
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau
memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh komunikator.
Pada umumnya sikap-sikap individu/ kelompok yang hendak dipengaruhi ini terdiri dari tiga
komponen:
1. Kognitif - perilaku dimana individu mencapai tingkat "tahu" pada objek yang
diperkenalkan.
2. Afektif - perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau
tidak suka pada objek.
Contoh:
"Budi tahu/ percaya (kognitif) bahwa mobil Mercedes-Benz itu mobil yang bagus. Budi juga
senang (afektif) melihat bentuk mobil tersebut saat melenggang di jalan. Tetapi Budi tidak
akan membeli mobil Mercedes-Benz (konatif), karena ia tidak punya uang."
Propaganda
1. Propaganda adalah pesan yang melibatkan simbol-simbol yang mencakup empat hal.
Pertama, interaksi simbolik atau pesan-pesan politik yang digambarkan lewat lambang.
Kedua, menggunakan pesan-pesan politik yang didramatisir sedemikian rupa sehingga
memberikan kepuasan pribadi dan dampak tidak langsung. Ketiga, Penggunaan
psikolinguistik yakni penggunaan bahasa tertentu yang memiliki dampak psikologis. Dan
keempat, Penggunaan sosiolinguistik yaitu penggunaan bahasa yang memiliki dampak
sosiologis tertentu.
2. Ellul membedakan propaganda vertikal dan horizontal. Yang pertama adalah transmisi dari
satu kepada banyak dan terutama mengandalkan media massa bagi penyebaran imbauannya.
Sedangkan propaganda horizontal bekerja lebih diantara keanggotaan kelompok ketimbang
dari pemimpin kepada kelompok, lebih banyak melalui komunikasi interpersonal dan
komunikasi organisasi daripada menggunakan komunikasi massa.
3. Nimmo menyarankan, supaya persuasi dan propaganda berhasil dengan baik, maka perlu
diperhatian secara khusus prinsip-prinsip umum berikut yang dianalisis dari penelitian
mengenai pengaruh komunikator terhadap keberhasilan usaha persuasif. Unsur-unsur itu
adalah :
1. status komunikator
2. kredibilitas komunikator
3. daya tarik komunikator
4. isi pesan
5. struktur pesan
6. pemilihan media yang digunakan secara tepat.
PUBLIC Speaking (PS) dimaknai sebagai berbicara di depan umum, utamanya ceramah atau
pidato. Secara luas, PS mencakup semua aktivitas berbicara (komunikasi lisan) di depan
orang banyak, termasuk dalam rapat, membawakan acara (jadi MC), presentasi, diskusi,
briefing, atau mengajar di kelas.
Presenter TV dan penyair radio termasuk melakukan PS dilihat dari sisi jumlah audience
yang banyak (publik), meskipun tidak face to face.
Proses PS meliputi tiga tahap : persiapan dan penyampaian. Pada tahap penyampaian juga
terbagi tiga, yakni opening, pembahasan, dan penutupan.
Tahap penyampaian :
PERSIAPAN
Persiapan PS meliputi persiapan MENTAL, FISIK, dan MATERI.
Persiapan mental meliputi a.l. rileks, kenali ruangan, kenali audience, dan kuasai materi.
Persiapan Fisik a.l. memastikan kondisi badan dan suara fit; wardrobe, tidak memakan keju,
mentega, atau minum susu, soda, teh, kopi, sekurang-kurangnya sejam sebelum tampil;
lancarkan aliran darah misal dengan menjabat tangan sendiri; serta menjaga agar
mulut/tenggorokan tetap basah.
Persiapan Materi a.l. membaca literatur dan menyusun pointer atau outline. Teknis
penyampaian materi ada empat pilihan: membaca naskah (Reading from complete
text), menggunakan catatan (Using notes), hapalan (memory), dan menggunakan alat bantu
visual sebagai catatan (Using Visual Aids as Notes).
PEMBUKAAN
Awali pembicaraan dengan nada rendah dan lambat (Start Low and Slow), jangan mengakui
ketidaksiapan atau keterpaksaan dengan apologi (Don’t apologize).
Teknik membuka PS a.l. langsung menyebut pokok persoalan yang akan dibicarakan;
mengajukan pertanyaan provokatif, menyatakan kutipan — teori, ungkapan, peristiwa, atau
pepatah.
PENYAMPAIAN
Teknik pemaparan materi a.l. deduktif, induktif, dan kronologis.Selama pembicaraan,
perhatikan power suara agar tetap audible, jelas, dinamis, dan sebaiknya gunakan action and
colourful words.
PENUTUP
Jika materi pembicaraan sudah disampaikan atau waktu sudah habis, langsung tutup, lalu
ucapkan salam. Teknik penutup a.l. menyimpulkan, menyatakan kembali gagasan utama
dengan kalimat berbeda, mendorong audience untuk bertindak (Appeal for Action), kutipan
sajak, kitab suci, pribahasa, atau ucapan ahli, memuji khalayak, dll.
ELEMEN PUBLIC SPEAKING
Elemen PS meliputi (1) Teknik Vokal –intonasi/nada bicara, aksentuasi/stressing pada kata-
kata tertentu yang dianggap penting, speed, artikulasi/kejelasan pelafalan kata
(pronounciation), dan infleksi – lagu kalimat; (2) Eye Contact –sapukan pandangan ke
seluruh audience; (3) Gesture –gerakan tubuh; alami, spontan, wajar, tidak dibuat-buat,
penuh, tidak sepotong-sepotong, tidak ragu, sesuai dengan kata-kata, jangan berlebihan,
variatif, tidak melalukan gerakan tubuh yang tidak bermakna, seperti memegang kerah baju,
mempermainkan mike, meremas-remas jari, dan menggaruk-garuk kepala; dan (4) humor,
dengan Use Natural Humor, Don’t try to be a stand up comedian, gunakan hentian (pause)
sekadar memberikan kesempatan kepada pendengar untuk tertawa.*
– ASM. Romli, Ketua Divisi Kajian dan Informasi Bidang KIK Pusdai Jabar.Materi Diklat
Retorika Dakwah Bidang KIK Pusdai Jabar, 12-13 September 2008.*
Pengertian
Retorika adalah kecakapan berpidato di depan umum (study retorika diS
irikkusa ibu kota Sislia Yunani abab ke 5 SM).
Retorika
(daribahasa Yunaniῥήτωρ,rhêtôr, orator, teacher) adalah sebuah teknik pembujuk-
rayuan secara persuasiuntuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pem
bicara, emosional atauargumen (logo), awalnya Aristoteles mencetuskan dalam sebuah
dialog sebelum TheRhetoric dengan judul 'Grullos' atau Plato menulis dalam Gorgias, secara
umum ialahseni manipulatif atau teknikpersuasipolitik yang bersifat transaksional de
nganmenggunakan lambang untuk mengidentifikasi pembicara dengan pendengar.
Hukum RETORIKA :
1. Inventio (penemuan), dimana pembicara mengidentifikasi khalayak guna
mengatahui metode persuasi apa yang paling tepat. Ada tiga cara untuk
mempersuasi manusia, yaitu: ethos (memiliki pengetahuan yang luas,
kepribadian yang terpercaya, status terhormat), pathos (mampu menyentuh
hati khalayak dengan perasaan, emosi, harapan, kebencian, dan kasih sayang),
logos ( mengajukan bukti atau argumen yang kelihatan sebagai bukti)
2. Dispositio (penyusunan), pembicara mengorganisir pesan dalam menyusun
pidato dengan melakukan taxis (pembagian) sehingga menjadi laur yang logis
seperti: pengantar, pernyataaan, argumen dan epilog.
· Retorika Forensic, adalah jenis retorika yang berkaitan dengan pengadilan, pembicaraan
fokus pada keputusan pengadilan.
· Retorika Demonstrative, adalah jenis retorika yang mengembangkan wacana yang dapat
memuji dan menghujat. Pada umumnya retorika menerapkan retorika demonstrative, untuk
mempengaruhi khalayak. Dalam hal ini, selain membujuk dengan menggugah emosi, juga
menggugah khalayak secara logis sesuai kondisi dan situasinya. Oleh sebab itu, kondisi dan
situasi khalayak harus dikenal dan dipahami sebaik-baiknya sebelum berpidato atau
menyampaikan pesan. Jadi, seorang pemmbicara harus memahami dan menggunakan
berbagai jenis retorika agar terciptanya komunikasi yang efektif.
Fungsi retorika menurut Aristoteles (Arsjad, 1991: 5) ada empat fungsi, yaitu:
a. menuntut orang mengambil keputusan dalam menghadapi berbagai kemungkinan
memecahkan kasus
b. membimbing orang memahami kondisi kejiwaan penanggap tutur;
c. memimpin orang menganalisis kasus secara sistematis objektif untuk menemukan secara
persuasif yang efektif untuk meyakinkan orang; dan
d. mengajarkan cara-cara yang efektif untuk mempertahankan gagasan.
Exordium (pendahuluan)
Fungsinya pengantar ke arah pokok persoalan yang akan dibahas dan sebagai upaya
menyiapkan mental para hadirin (mental prepation) dan membangkitkan perhatian (attention
arousing). Berbagai cara dapat ditampilkan untuk memikat perhatian hadirin.
- Mengemukakan kutipan (ayat kitab suci, pendapat ahli kenamaan, dan sebagainya)
- Mengajukan pertanyaan
- Menyajikan ilustrasi yang spesifik
- Memberikan fakta yang mengejutkan
- Menyajikan hal yang bersifat manusia (human interest)
- Mengetengahkan pengalaman yang ganjil
Hal yang perlu dihindari sebagai berikut.
- Permintaan maaf karena kurang persiapan, tidak menguasai materi, tidak pengalaman
- Menyajikan sebuah lelucon yang berlebihan
2. Protesis (latar belakang)
Mengemukakan hakekat pokok persoalan tersebut secara faktual atau secara kesejahteraan
nilainya serta fungsinya dalam kehidupan. Jadi pembahasan ini dikemukakan sedemikian
rupa sehingga tampak jelas kaitannya dengan kepentingan pendengar.
3. Argumentasi (isi)
Memberikan ulasan-ulasan tentang topik yang akan disajikan secara teoretis, kemudian
mengemukakan kekuatan posisinya.
4 Conclusio (kesimpulan)
Suatu penegasan hasil pertimbangan yang mengandung justifikasi atau pembenaran menurut
penalaran pembicara.
- informasi bermanfaa