Pendahuluan
Buku Materi Pokok: Public Speaking Edisi 1; Djoenaesih S. Soenarjo & Rajiyem; Universitas Terbuka
- Pertemuan 1: Sejarah dan Perkembanga Retorika - Pertemuan 2: Proses dan Komponen dalam Komunikasi - Pertemuan 3: Teori Komunikasi dalam Public Speaking - Pertemuan 4: Media Massa - Pertemuan 5: Khayalak Public Speaking & Persiapan Presentasi - Pertemuan 6: Alat Bantu Presentasi - Pertemuan 7: Penulisan Naskah Presentasi - Pertemuan 8: Evaluasi Public Speaking
1. Sebagai Tinjauan Filosofis Aristoteles mengemukakan bahwa emosi manusia bervariasi dan bagaimana seorang orator atau pembicara dapat mempengaruhinya. Retorika: Seni yang memiliki nilai-nilai tertentu. Nilai itu adalah kebenaran dan keadilan yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan dalam masyarakat. Fungsi Retorika: a. Pengetahuan yang mendalam tentang retorkia dan latihan-latihan yang dilakukan bisa mencegah retorika digunakan sebagai alat penipuan b. Retorika sangat berguna sebagai sarana untuk menyampaikan instruksi c. Retorika sama halnya dengan dialektik yang dapat memaksa orang untuk berpikir dan mengajukan pertanyaan
Karakteristik Public speaking atau retorika: 1. Diucapkan di depan orang banyak/massa 2. Topiknya menyangkut orang banyak dan menyangkut masalah sosial. Inilah perbedaan public speaking dan pidato-pidato yang disampaikan di depan kelompok kecil/terbatas.
c.
Tujuan Public speaking atau retorika: Menyadarkan dan membangkitkan orang banyak atau mengenai masalah sosial sehingga tidak perlu menggunakan suatu uraian ilmiah rasional. Terutama berusaha mempengaruhi audiens atau komunikan. Yang perlu diperhatikan: teknik pemakaian bahasa secara efektif dalam pemilihan kata untuk mempengaruhi komunikan sesuai dengan kondisi dan situasi komunikan tersebut.
d.
Retorika dan pidato, dibedakan sebagai berikut: 1. Retorika atau public speaking adalah salah satu bentuk komunikasi dengan audiens yang cukup banyak. 2. Pidato dapat terjadi dalam suatu kelompok komunikasi kecil seperti ceramah atau kelas ataupun kelompok besar seperti pemberian informasi (kata sambutan) sebelum dimulainya seminar skala internasional. 3. Tidak terdapat perbedaan mendasar antara retorika dan pidato. Pengertian retorika menurut Aly(1994): Prinsip-prinsip mengenai komposisi yang persuasif dan efektif serta keterampilan yang harus dimiliki seorang ahli pidato (orator), prinsip mengenai prosa pada umumnya, seni komposisi verbal beserta cara-cara yang digunakan dalam prosa atau puisi.
Sejarah Retorika
Retorika sebagai seni dipelajari sejak abad ke-5 sebelum masehi. Kaum Sufis di Yunani dahulu mengembara dari satu tempat ke tempat lain untuk mengajarkan pengetahuan tentang politik dan pemerintahan dengan penekanan utama pada kemampuan berpidato. Lalu berkembanglah seni pidato dengan memutarbalikkan kenyataan untuk membujuk khayalak. Retorika dilaksanakan di negara-negara yang menganut demokrasi langsung seperti Yunani dan Romawi. Fungsi retorika di era tersebut: 1. Mencapai kebenaran atau kemenangan seseorang atau golongan dalam masyarakat 2. Meraih kekuasaan 3. Sebagai alat persuasi
2.
3.
Socrates: Retorika adalah kebenaran dan dialog adalah tekniknya. Teknik deduksi: kesimpulan-kesimpulan untuk hal-hal yang khusus setelah menuelidiki hal-hal yang berlaku pada umumnya.
Isocrates: Sekolah retorika dengan fokus pada pidato-pidato politik. Plato: Retorika penting untuk persiapan menjadi pemimpin. Esbagai model pendidikan, sarana mencapai kedudukan dalam pemerintahan dan mempengaruhi rakyat.
4. 5.
6.
Aristoteles: retprola sebagai filsafat bukan seni. Retorika membuktikan maksud pembicaraan atau menampakkan pembuktian menggunakan logika. 5 kanon retorika: Inventio (penemuan), dispositio (penyusunan), elocutio (gaya), memoria (memori), pronuntiatio (penyampaian). Demosthenes (ahli pidato dan politik): semangat yang berkobar-kobar, kecerdasan pikiran, dan lain dari yang lain. Marcus Tulius Cicero (Orator): mempunyai suara yang berat mengalun, kadang menggema, kadang halus merayu, kadang disertai cucuran air mata. Plutarch: pidato yang disampaikan harus meyakinkan.
7.
8.
9.
10. Tacitus (pahlawan romawi): retorika akan hilang nilainya dengan berkurangnya demokrasi. Retorika berbahaya saat adanya pengaruh tanpa kecapakan atau pengetahuan dan adanya pengaruh yang membenarkan yang salah.
c. Richard Whately: Memusatkan perhatian pada argumentasi. Bagaimana mencari argumentasi yang tepat dan mengorganisasikannya secara baik. Oleh karena itu menelaah proses berpikir khayalak sangat penting.
2. Aliran Beles Lettres Berasal dari bahasa Perancis yang artinya tulisan yang indah. Mengutamakan keindahan bahasa, segi-segi estetis pesan, kadang-kadang mengabaikan segi informasinya. Tokoh: Hugh Blair yang menulis buku, Lectures on Rhetoric and Belles Letters. Ia menghubungkan antara retorika, sastra dan kritik sehingga memunculkan kajian cita rasa (taste), yakni kemampuan untuk memperoleh kenikmatan dari pertemuan dengan apa pun yang indah.
Aliran Epistemologis dan Belles Letters memusatkan perhatian pada persiapan pidato yang meliputi penyusunan pesan dan penggunaan bahasa. 3. Aliran Elokusionis Aliran ini menekankan pada teknik penyampaian pidato. Tokoh: Gilbert Austin. Petunjuk praktis penyampaian pidato: - Tidak boleh melantur - Mengarahkan mata langsung kepada pendengar - Menjaga ketenangan - Memulai berbicara dengan nada yang paling rendah. (Untuk mendiamkan gumaman dan menarik perhatian pendengar)
Abad Ke-20
Pada abad ke-2o, retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern, khususnya ilmu perilaku, seperti psikologi dan sosiologi. Istilah retorika pun bergeser menjadi public speaking. 1. James A. Winans: Menggunakan psikologi modern dalam pidatonya. Menyarankan pentingnya membangkitkan emosi melalui motif-motif psikologis pada khayalak, seperti kepentingan pribadi, kewajiban sosial dan kewajiban agama. 2. Charles Henry Woolbert: Speech Communication sebagai ilmu tingkah laku, dimana proses penyusunan pidato adalah kegiatan pengorganisasian: - Teliti tujuannya - Ketahui khalayak dan situasinya - Ketentuan proposis yang cocok dengan khalayak dan situasi tersebut - Pillih kalimat-kalimat yang dipertalikan secara logis 3. William Norwood Brigance: Menekankan pada faktor keinginan sebagai dasar persuasi. 4 unsur persuasi yang mendapat perhatiannya: rebut perhatian pendengar, usahakan pendengar untuk mempercayai kemampuan dan karakter anda, pikirkan keinginan audiens, kembangkanlah setiap gagasan seusia dengan sikap pendengar.
PERKEMBANGAN RETORIKA
A. Perkembangan Retorika Yunani Berkembang pada era Yunani. Orang Yunani adalah perantau. Sebab Yunani terletak di semenanjung Balkan tidak subur oleh karena itu pergi ke tanah asing untuk mendirikan negara baru di sekitar laut Egia dan pantai Asia kecil. Disana ekonomi mereka berkembang dan waktu luang dimanfaatkan untuk memperkuat kemuliaan hidup dengan seni dan buah pikiran. Ilmu pengetahuan pun berkembang yang ditujukan untuk mencari kebenaran, lalu lahirlah filsafat. Sistem kemasyarakatan orang Yunani yang disebut polis atau negara kota. Polis merupakan lembaga politik yang meliputi kekuasaan secara otonomi, swasembada, dan kemerdekaan. Ketiga faktor inilah yang melatarbelakangi kebebasan berpikir yang membantu munculnya filsafat. Konsep tentang masyarakat dan politik adalah abstrak menyangkut tujuan didirikannya negara, sistem pemerintaha dan kepemimpinan. Bahasa menajdi incaran bagi orang yang inin masuk dalam jajaran elit politik Yunani.
I. Retorika Aristoteles
Aristoteles terkenal dengan karyanya Rhetorica. Aristoteles membagi pidato menjadi 3 jenis sesuai dengan karakteristik pendengarnya sebagai berikut: 1. Pidato Yudisian (legal) atau forensik: pidato mengenai perkara di pengadilan, apa yang telah terjadi dan tidak pernah terjadi. Pendengarnya adalah para hakim atau juri dalam masalah pengadilan. Pidato deliberatif atau politik (suasoria): pidato yang berisi nasihat yang disampaikan. Pendengarnya anggota badan legislatif dan eksekutif. Pidato Epideitik atau pidato demonstratif: pidato-pidato untuk pementasan, upacara-upacara ibadah maupun bukan yang beirsi kecaman atau pujian mengenai hal-hal yang terjadi sekarang.
2.
3.
b.
c.
d.
e.
Actio atau hypokrisis: Menyajikan pidato. Faktor yang harus diperhatikan oleh pembicara dalam penyajian ini adalah suara, sikap dan gerak-gerik.
C. Public Speaking
Pada masa sekarang, orientasi orang berbicara sudah bukan pada seni saja, tetapi lebih fokus sebagai pengetahuan yang harus dipelajari untuk mencapai efektivitas pesan yang maksimal.
Keuntungan mempelajari Public Speaking: Menurut DeVito: 1. Meningkatkan keahlian dalam bidang akademik dan karir. 2. Memperbaiki kemauan komunikasi secara umum. 3. Meningkatkan kemauan berbicara di depan publik. Menurut Wuwur (1999): 1. Meningkatkan kemampuan pribadi 2. Keberhasilan pribadi 3. Dalam tugas dan jabatan 4. Bagi kehidupan pada umumnya
Kajian Retorika
Meliputi Monologika (ilmu tentang seni berbicara secara monolog/ satu orang saja yang berbicara) dan dialogika (ilmu berbicara secara dialog / dua orang atau lebih dalam satu pembicaraan).
Hendrikus (2000): a. b. c. Diskusi: memberikan jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah yang objektif. Proses tanya-jawab untuk mencari informasi Adu argumentasi antarpribadi atau antarkelompok dengan tujuan mencapai kemenangan untuk satu pihak
PERSUASI
Komunikasi persuasi: aktivitas membujuk dengan maksud untuk mengubah perilaku, keyakinan dan sikap yang ebih mantap seolah-olah perubahan tersebut bukan atas kehendak komunikator, akan tetapi justru atas kehendak komunikan sendiri. A. Teknik Persuasi menurut Aly (1994): 1. Cognitive Dissonance: mengambil teori dari Leon Festinger yakni manusia sering bertindak tidak sesuai dengan keyakinan atau hati nuraninya sendiri. Orang biasanya lebih cepat menerima komunikasi persuasif yang seolah-olah membenarkan perilakunya meskipun hati nuraninya sendiri tidak dapat membenarkan. 2. Pay off Idea dan Fear Arousing. Pay off Idea: persuasi dengan maksud memberikan hadiah atau pun harapan yang lebih baik atau Positive appeals. Fear Arousing: memberikan ancaman atau akibat buruk jika tidak melaksanakannya 3. Empati: Kemampuan seseorang untuk menempatkan diri pada situasi orang lain. 4. Packing: mengemas pesan sehingga komunikan tertarik 4. Red Herring: Penyampaian gagasan dengan menggabungkannya dengan objek yang sedang aktual atau menarik.
2.
3.
Kepentingan: pesan hanya diperhatikan oleh komunikan apabila berhubungan dengan kepentingannya.
Motivasi: Bila minat dan keinginan yang mendorong komunikan untuk memperhatikan suatu pesan tidak sesuai keinginan komunikan maka motivasi dapat menjadi hambatan. Prasangka: emosi yang memaksa seseorang untuk menarik kesimpulan berdasarkan prasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional.
4.
5.
1. Retorika Persuasif
Retorika Persuasif: Pesan yang disampaikan kepada sekelompok khayalak oleh seorang pembicara yang hadir untuk mempengaruhi pilihan khalayak melalui pengondisian, penguatan atau pengubahan tanggapan mereka terhadap gagasan, isu, konsep atau produk. Persuasi dinilai berhasil jika pesan yang disampaikan memiliki akibat yang sesuai dengan yang diharapkan.
2. Macam Retorika Persuasif Retorika Informatif: untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman khalayakdengan cara mendefinisikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, mendeskripsikan atau menyelidiki sesuatu. Retorika Persuasif: berupaya mengubah perilaku khalayak lewat pembentukan, penguatan dan pengubahan perilaku.
c. Retorika Aksi: Bertujuan untuk menghasilkan perubahan yang jelas dalam diri khalayak, mendorong mereka melakukan sesuatu, dengan menggunakan data tarik rasional dan emosional
Menurut Aristoteles, cara untuk mempengaruhi manusia: a. Tunjukkan pada khayalak bahwa anda memiliki pengetahuan luas, kepribadian terpercaya dan status yang terhormat (ethos) b. Menyentuh hati khalayak dalam hal perasaan, emosi, harapan, kebencian, dan kasih sayang (pathos) mereka. c. Mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti untuk meyakinkan khayalak melalui pikirannya (logos)
Jenis-jenis persuasi menurut Maccoby: 1. 2. Persuasi pada umumnya (general persuasibility) Internal nature of change: Perubahan yang implisit termasuk dalam pesan. *Pengaruh yang dibawa oleh masing-masing komunikator akan membawa dampak yang berbeda-beda tergantung situasi dan waktu Menurut Maccoby, persuasi dalam hubungan interpersonal atau kelompok adalah sebagai berikut: Saat terdapat 2 pendapat, maka pendapat pertama akan berkurang pengaruhnya setelah ada persuasi dari pembicara kedua. Apabila 2 pendapat (pro dan kontra) oleh satu orang maka pendapat yang pertama akan memiliki pengaruh yang lebih besar Pengaruh bisa diperoleh sebagai akibat dari time filing, yaitu pengisian pendapat dalam jangka waktu tertentu. Apabila permasalahan membutuhkan kepuasan maka ide yang disampaikan harus dinyatakan terlebih dahulu dan ide baru dinyatakan terakhir.
a. b. c. d.
b.
c.
d.
Orang yang mempunyai minority complex: takut ditertawakan atau ditolak sehingga mudah berubah pendapat (sifat bunglon)
Orang yang bersifat terbuka dan hidup dalam masyarakat: tidak menuendiri dan ingin menyelami masalah masyarakat. Mudah dipengaruhi. Orang yang hidup untuk dirinya sendiri (sukar bergaul): bersedia mengubah pendapatnya dmei keuntungan pribadi (sifat bunglon) Wanita atau pria: wanita lebih mudah dipengaruhi.
e.
f.
g.
b.
Orang-orang yang menjauhkan diri dari masyarakat biasanya tinggi hati. Mereka tidak dapat dipercaya karena lemah dan berusaha sesedikit mungkin menjalin hubungan. Sulit dipengaruhi.
Orang-orang yang memiliki fantasi besar paling mudah dipengaruhi dengan membuat gambaran tentang lambang-lambang yang disampaikan kepadanya. Responsnya positiv. Orang dengan minority complex biasanya pasif dan mudah dipengaruhi karena ia ingin diterima masyarakat. Orang yang lebih terbuka pada pendapat orang lain, sering ragu dalam bersikap. Tidak dapat diharapkan untuk waktu panjang , penerimaan sesaat. Wanita dapat dipengaruhi tergantung topiknya menyangkut masalah impersonal.
c.
d.
e.
f.
Metode Persuasi
Teknik dan metode persuasi dilakukan untuk memperoleh efektivitas pesan yang maksimal. Penyampaian dilakukan oleh pembicara terlihat sejajar, tidak ada kesan menggurui namun meyakinkan.
Metode persuasi (Aly, 1994): a. Asosiasi: Upaya penggambaran situasi dengan mengasosiasikan dengan citra dan keadaan yang telah dikenal. b. Analogi: Membandingan antara dua hal atau lebih yang bertujuan untuk memperlihatkan persamaan atau perbedaannya
c.
Contoh: Menjelaskan sesuatu hal dengan menggunakan contoh agar mudah dipahami
d. Emosi: Perasaan atau nurani karena motivasi tertentu menjelma menjadi emosi. Penggunaan emosi dalam kata-kata dpaat menyentuh kalbu manusia.
e. Generalisasi: Menyamaratakn suatu fenomena dan fakta tanpa merincinya secara detil.
f. Humor: Menyelipkan humor dalam pidato agar khalayak tidak merasa bosan.
g.
Identifikasi: Merangkul khalayaknya dengan menciptakan rasa solidaritas atau kebersamaan Kapstok: Rujukan yang dapat memperkuat argumentasi pembicara. Mengutip pakar contohnya. Kasualitas: Menjelaskan sebab akibat. Kompensasi: Mempengaruhi khalayak supaya mereka terhibur atau bersemangat untuk melakukan sesuatu yang diimbau ole pembicara. Konotasi: Ungkapan yang hendak membandingkan suatu objek dengan suatu sifat yang sama atau mencari perbandingan yang jauh dari realita awal Konfirmasi: Menarik simpati khalayak dengan kesiapan mental untuk menyesuaikan diri menurut keinginan dan kesadarannya sendiri. Kontroversial: Sengaja mengungkapkan objek yang bertentangan supaya tampak sisinya yang berbeda atau bertentangan.
h.
i. j.
k.
l.
m.
n.
Memojokkan: Memojokkan lawan sejauh tidak sampai melukai perasaan atau merugikan kepentingan orang banyak. Kenyataannya teknik ini sering mengundang kemarahan dari orang yang terkena kritik tersebut. Mendramatisasi: Sebab khalayak memiliki emosi yang mudah dibakar apalabi bila suda ada bibit sentimen sebelumnya dengan membesar-besarkan persoalan Metafora: Membandingkan subjek dengan sesuatu benda lain yang bersifat abstrak atau tidak mungkin dihadirkan di tempat. Narasi: Kemampuan pembicara merangkai suatu peristiwa dengan menggambarkan secara jelas dalam suatu kesatuan utuh. Mengembangkan daya fantasi audiens untuk mengkhayalkannya seolah-olah menjadi nyata. Narasi: Merangkaikan suatu peristiwa dengan menggambarkan secara jelas dalam suatu kesatuan utuh Pengulangan: Menyegarkan kembali ingatan audiens untuk memntapkan ingatan mereka Personafikasi: Memperlakukan sesuatu yang tidak terjangkau dengan diri manusia atau menggambarkan benda abstrak sama dengan makhluk hidup .
o.
p.
q.
r.
s.
t. Pola ekstrem: Berbagai cara untuk meyakinkan lawan bicara. Menyampaikan kritik atau memaksa pendapat asal tidak menimbulkan penolakan total. u. Kambing Hitam: Jalan pintas agar khalayak antipati / tidak suka pada suatu objek v. Proyeksi: Mencari objek diluar dirinya untuk dijadikan bulan-bulanan sambil juga mengakui kelemahan diri sendiri. w. Rasionalisasi: Kemampuan secara logika untuk mencari pembenaran dari suatu persoalan yang sebenarnya bukan penyebab langsung dari masalah tersebut.
x. Shock Therapy: bersifat kejutan yang tidak terduga sebelumnya oleh khalayak, seperti gertakan, ancaman atau peringatan yang menyadarkan audiens untuk menyetujui permintaan pemimpin
y. Simplikasi: Menyederhanakan persoalan menjadi sangant sederhana sehingga dapat menimbulkan kesalahan dalam pengaambilan keputusan z. Spekulatif: Dilakukan jika pembicara terdesak oleh keadaan dan mencoba menggambarkan dengan cara menduga-duga, mengarah pada suatu kepastian.