b. Pengaturan Pesan
Bila pesan sudah terorganisasi dengan baik, kita masih perlu menyesuaikan
organisasi ini dengan cara berpikir khalayak. Urutan pesan yang sejalan dengan
proses berpikir manusia disebut Alan H. Monroe dalam buku Retorika Modern
sebagaimotivated sequence (urutan bermotif). Bagaimana kita berpikir
dikemukakan William James dalam bukunya, How We think. Proses berpikir dari
James ini diterjemahkan oleh Raymond S. Ross dalam susunan sebagai berikut:
1) Perhatian dan kesadaran akan adanya kesulitan.
2) Pengenalan masalah atau kebutuhan.
3) Pemisahan keberatan dan sanggahan dalam mencari pcnyelesaian terbaik.
4) Penjajagan dan visualisasi pemecahan yang ditawarkan.
5) Penilaian rencana yang menghasilkan diterima atau ditolaknya pemecahan
masalah. Suatu hari anda mendengar adanya hubungan antara mental wiraswata
(enterpreneurship) dengan kemajuan bangsa. Perhatian anda mulai timbul.
Kemudian terbukti bahwa mental wiraswasta itu amat perlu dibina (tahap berpikir
ke dua). Tetapi bagaimana caranya, hal-hal apa yang merintanginya, bagaimana
cara pemecahannya dirumuskan dalam beberapa alternatif (tahap berpikir ke tiga).
anda membayangkan akibat-akibat alternatif itu (tahap berpikir ke empat).
Alternatif yang paling baik anda terima dan yang lain anda tolak (tahap berpikir
ke lima). Hollingsworth dalam the Psychology of the Audience menyebutkan lima
tugas pokok yang harus diperhitungkan komunikator dalam mempengaruhi
khalayak, yaitu perhatian, minat, kesan, keyakinan, dan pengesahan. Tahap
pertama yang dilakukan pembicara ialah merebut perhatian khalayak dengan
menggunakan berbagai macam daya tarik. Perhatian harus dipertahankan dengan
membangkitkan minat khalayak. Di sini digunakan cerita lucu, penggunaan
bahasa yang baik, dan hal-hal lainnya yang menimbulkan tambahan perhatian.
Tahap berikutnya ialah menanamkan kesan yang kuat dan merebut keyakinan
melalui manipulasi emosi yang ditampilkan dalam bentuk argumentasi logis. Pada
tahap terakhir khalayak harus ditunjukkan kepada arah tindakan dengan sifat,
waktu, tempat, dan cara yang telah ditentukan.
Raymond S. Ross menganjurkan sistem penyusunan pesan sebagai berikut :
1.Perhatian. Timbulkan perhatian sehingga khalayak memiliki perasaan yang
sama tentang masalah yang dihadapi.
2.Kebutuhan. Bangkitkan minat dan terangkan perlunya masalah tersebut di atas
dengan menghubungkannya pada kebutuhan pribadi dan daya tarik motif.
3.Rencana. Jelaskan pemecahan masalah tersebut dengan melihat pengalaman
masa lalu, pengetahuan dan kepribadian khalayak
4.Keberatan. Kemukakan keberatan-keberatan, kontra argumentasi atau
prmecahan lainnya.
5.Penegasan kembali. Bila arah tindakan yang diusulkan telah terbukti paling
baik, tegaskan kembali pesan tersebut dengan ikhtisar, tinjauan singkat, kata-kata
pengingat dan visualisasi.
6.Tindakan. Tunjukkan secara jelas tindakan yang harus mereka lakukan.
1.3 Membuat Garis-Garis Besar Pidato
Garis-garis besar (outline) pidato merupakan pelengkap yang amat berharga bagi
pembicara yang berpengalaman dan keharusan bagi pembicara baru. Garis besar
adalah peta bumi bagi komunikator yang akan memasuki daerah kegiatan
retorika. Peta ini memberikan petunjuk dan arah yang akan dituju. Garis besar
yang salah akan mengacaukan perjalanan pembicaraan, seperti juga garis besar
yang teratur akan menertibkan jalannya pidato.
a. Ciri-ciri Garis Besar yang Baik
Bentuk garis besar bermacam-macam, tetapi ada pedoman yang sama untuk
membuat garis besar yang baik.
Garis besar terdiri dari tiga bagian, yaitu pengantar, isi dan penutup. Dengan
menggunakan urutan bermotif dari Alan H. Monroe, kita dapat membaginya
menjadi lima bagian, yaitu perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi, dan
tindakan.Perhatian ditempatkan pada pengantar, yaitu kebutuhan pemuasan, dan
visualisasi. Sedangkan pada isi, yaitu tindakan pada penutup pidato.
b. Macam-macam Garis Besar
Sesuai dengan tahap persiapan atau pengalaman pembicara, Alan H. Monroe
menunjukkan tiga macam garis besar yaitu garis besar lengkap (fullcontent
outline), garis besar singkat(key-word outline), garis besar alur teknis (outline of
technical plot).
Garis besar lengkap diperlukan dalam proses pengembangan pidato dan
digunakan pembicara yang bukan ahli dalam penyajiannya.
Garis besar singkat diperlukan hanya sebagai pedoman atau pengingat saja,
digunakan oleh pembicara ahli dalam proses penyampaian pidato.
Garis besar alur teknis dapat ditulis sejajar dengan garis besar Slengkap
diletakkan pada kertas lain.
1.4 Memilih Kata-kata
Glenn R. Capp dan Richard Capp, Jr. merumuskan ketentuan-ketentuan retorika
itu
sebagai berikut: Bahasa lisan harus menggunakan kata-kata yang jelas, tepat, dan
menarik.
Ini berarti bahwa kata-kata yang dipilih tidak boleh menimbulkan arti ganda
(ambigues),
tetap dapat mengungkapkan gagasan secara cermat, yaitu dengan :
1. Gunakan istilah yang spesifik (tertentu)
2. Gunakan kata-kata yang sederhana
3. Hindari istilah-istilah teknis
4. Berhemat dalam penggunaan kata-kata
5. Gunakan perulangan atau pernyataan kembali
Ini berarti kata-kata yang digunakan hams sesuai dengan kepribadian
komunikator, jenis pesan, keadaan khalayak, dan situasi komunikasi. Hindari
kata-kata klise. Kata klise ialah kata yang sudah terlalu sering dipergunakan atau
tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman.
3
Dori Wuwur Hendrikus,Retorika(Yogyakarta:Kanisius)155
Ada banyak alasan yang menyebabkan orang merasa takut sebelum tampil,
seperti:
Takut ditertawakan
Takut berhenti di tengah pembicara karena kehilangan jalan pemikiran
Takut karena tidak menguasai tema
Takut membuat kesalahan
Takut mendapat kritik
Takut kalau tidak bisa dimengerti
Takut ceramah tidak lancar
Takut bahwa ungkapannya jelek dan tidak jelas
Takut kehilangan muka
Takut akan mendapatkan pengalaman jelek
Takut bahwa harapan pendengar tidak dipenuhi
Takut akan kemacetan teknis
Takut akan begitu banyak mata pendengar yang memandangnya
4
Dori Wuwur Hendrikus,Retorika(Yogyakarta:Kanisius) 157-159