Anda di halaman 1dari 10

TAHAP PERSIAPAN PIDATO

“Teknik Menyusun Materi Pidato”

KELOMPOK 2 :

ALIFFATUL NURCAHYO
B91217062

Dosen Pengampu: DR.H. Sunarto AS, M.EI


Asisten Dosen : Dinar Ayu Candra Agustin, S.Sos, M.Kom.I

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah memberi nikmat, kesempatan untuk
mengerjakan tugas makalah ini. Shalawat dan salam tidak lupa kami panjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW, terimakasih kepada DR.H. Sunarto AS, M.EI dan Dinar Ayu Candra
Agustin,S.Sos, M.Kom.I yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk
mengerjakan tugas ini. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Semoga buku ini memberikan manfaat kepada kita semua apabila ada kesalahan
dalam pembuatan atau penulisan saya harap para pembaca memakluminya karena kami
semua masih dalam proses belajar.

Surabaya, 21 Februari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................... i


DaftarIsi ................................................................................................................................... ii
Bab 1 Pembahasan ................................................................................................................... 1
Teknik Menyusun Materi Pidato ............................................................................................. 1
a. Mengumpulkan bahan ................................................................................ 1
b. Menentukan topik dan tujuan..................................................................... 2
c. Menyusun kerangka ................................................................................... 3
d. Menguraikan isi ......................................................................................... 3

Bab 2 Analisa ........................................................................................................................... 5


Bab 3 Penutup .......................................................................................................................... 6
1. Keimpulan .................................................................................................................... 6
2. Kritik dan saran ............................................................................................................ 6
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 7

ii
BAB 1
PEMBAHASAN
TEKNIK MENYUSUN MATERI PIDATO

Menurut Larry King, ada 4 dasar yang dapat membuat percakapan menjadi berhasil,
yaitu kejujuran, sikap yang benar, minat terhadap orang lain, dan keterbukaan terhadap diri
sendiri. Kemauan untuk berbicara, merupakan unsure dasar lain untuk menjadi pembicara
yang baik.1 Kesalahan beberapa pembicara adalah mengabaikan susunan alur dari isi
pembicaraan mereka.2Kita akan lebih percaya diri dalam kemungkinan sukses ketika kita
mengembangkan rencana bicara yang efektif-strategi untuk mencapai tujuan kita. Berikut
adalah recana berbicara yang efektif-strategi:
1. Memilih tujuan berbicara tertentu yang sesuai untuk audiens dan kesempatan
2. Memahami audiens dan beradaptasi dengan mereka
3. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi yang akan digunakan dalam pidato
4. Mengatur dan mengembangkan ide-ide menjadi outline pidato yang terstruktur
dengan baik
5. Memilih alat bantu visual yang sesuai untuk audien
6. Mempraktikkan kata-kata dan penyampaian pidato.3
Ada saatnya di mana kita lebih baik diam. Bila insting kita menyuruh untuk diam,
perhatikanlah. Ciri-ciri pembicara terbaik: pandang suatu hal dari sudut pandang yang baru,
memiliki cakrawala yang luas, antusias, tidak pernah membicarakan diri mereka sendiri,
sangat ingin tahu, menunjukkan empati, mempunyai selera humor, punya gaya bicara sendiri,
dan jadi diri sendiri.4 Pilihan kata juga menentukan perhatian dan kesan audiens. Inilah hal-
hal yang harus diperhatikan setiap menyusun naskah. Pemilihan topik juga diusahakan
menarik dan mudah diingat.5
Sebelum menyusun naskah pidato, yang harus diperhatikan ialah bahan pidato yang
akan dibahas. Memilih bahan yang tepat dimaksudkan untuk menyesuaikan materi dengan
situasi dan kondisi saat pidato berlangsung.6 Menulis naskah pidato harus melalui empat
kegiatan yaitu, mengumpulkan bahan, menentukan topik dan tujuan, membuat kerangka, dan
menguraikan isi naskah pidato secara terperinci. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

1. Mengumpulkan Bahan
Bahan-bahan menulis pidato dapat diperoleh dari Buku-buku, perturan-peraturan,
majalah-majalah, dan surat kabar merupakan sumber informasi yang kaya yang dapat
digunakan sebagai bahan dalam rangka menguraikan isi pidato. Kita bisa mengikuti petunjuk
Culloght (1986: 8) bahwa topik ceramah bisa diperoleh dari beberapa sumber, yaitu:

1
Larry King, Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapam Saja, Dimana Saja (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2010), hh 6-12
2
Ongky Hojanto, 64 Tip dan Trik Presentasi, Public Speaking Mastery in Action (Jakarta: PT
agramedia Pustaka Utama, 2018 ) h.94
3
Rodolph F, Vrdeber & Kathen S, The Challenge of Effective Speaking, 13th edition (USA: Thomson
Higher Education, 2004) h.21
4
Ibid.hh. 65-66
5
Moh Ali Aziz, Bersiul di Tengah Badai (Surabaya: UINSA Press, 2015), h.4
6
Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah; Dalam Membentuk Da’i dan Khotib Profesional,
(Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 83

1
a. Diri Sendiri : sumber pengetahuan yang paling baik adalah yang kita
kumpulkan dari lingkungan kita. Jika kita memnilih topik yang
berkaitan dengan sesuatu yang kita alami sendiri, maka kita
adalah orang yang paling tahu tentang hal tersebut.
b. Orang lain : Jika tidak memiliki pengalaman dari masalah yang
dibicarakan, kita bia bertanya kepada teman, guru atau orang
yang ahli dalam hal tersebut.
c. Kepustakaan : Kunjungilah sejumlah perpustakaan dan bacalah buku,
majalah, dan surat kabar yang memberikan inspirasi.
d. Lain-lain media : Kita harus mengembangkan “Antena Pengumpul
Pengetahuan” ke segala arah. Jika kita mendengarkan televisi
ataupun radio, jangan pasif, tapi sediakan pulpen dan kertas
dan tulislah hal yang dapat dipertimbangkan untuk dijadikan
topik.7

2. Memilih Topik, Tema, Judul dan Tujuan Pidato


Ceramah tanpa persiapan sedikit kemungkinan akan dapat dinamakan ceramah yang baik.
Sebab tanpa persiapan pada dasarnya adalah spontanitas, yang kebiasaannya kurang
memperhatikan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam aktivitas ceramah. Selain daripada
persiapan ceramah yang di tulis, dapat dimanfaatkan untuk dibukukan (diterbitkan), sehingga
apa yang direncanakan dapat dinikmati (dibaca) oleh dunia luas.
Jalaludin Rahmat (1982: 29-30) menjelaskan syarat topik secara umum, diantaranya:
a. Topik harus sesuai dengan latar belakang kemampuan Anda. Topik yang baik
adalah yang memberikan kesan pendengar bahwa Anda lebih tahu dari mereka
tentang hal yang dibicarakan
b. Topik harus menarik minat Anda. Semakin Anda tertarik maka semakin
semangat pula Anda menyampaikannya.
c. Topik harus menarik minat audiens. Anda berbicara untuk orang lain, bukan
untuk diri sendiri. Jika Anda tidak ingin ditinggalkan pendengar maka Anda
harus menyampaikan apa yang mereka minati.
d. Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar.
e. Topik harus sesuai waktu dan situasi. Panjang pendeknya waktu yang
disediakan menentukan luas empitnya pembicaraan.
f. Topik harus ditunjang dengan bahan atau literatur yang cukup.8

Selain itu topik yang dipilih juga harus memperhatikan tujuan,tempat serta media
ceramah. Tujuan dakwah merupakan hasil akhir dari terlaksananya kegiatan dakwah. Dengan
kata lain, tujuan dakwah merupakan sesuatu yang dikonsepsikan dan diinginkan akan tercapai
oleh semua pendakwah, dan sudah menjadi keharusan bahwa setiap pendakwah yang hendak
melakukan aktivitas dakwahnya, pasti mempunyai tujuan yang jelas mengenai pesan dakwah
yang akan disampaikan kepada mitra dakwah yang menjadi sasaran dakwahnya. Sehingga
pesan dakwah yang disampaikan akan lebih mengena kepada mitra dakwah. Secara general,
tujuan dakwah adalah untuk mengatasi berbagai permasalahan umat dengan cara
menyampaikan ajaran islam, yang didalamnya terkandung upaya untuk memperdalam tingkat

7
Moh Ali Aziz, Teknik Khutbah Komunikatif (Surabaya: UINSA Press, 2014), hh.81-82
8
Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 205

2
kesalehan umat, maupun merubah umat dari hal-hal yang negatif.9 Aktivitas dakwah juga
bertujuan memberikan pemahaman yang baik hingga berakhir pada pengalaman ajaran islam
secara keseluruhan.10

Moh. Ali Aziz, merinci tujuan dakwah menjadi empat macam, yang meliputi:
pertama, mengajak orang-orang non islam untuk memeluk agama islam. Kedua,
mengislamkan orang islam , artinya meningkatkan kualitas iman, islam dan ihsan kaum
muslimin, sehingga mereka menjadi orang-orang yang mengamalkan islam secara
keseluruhan. Ketiga, menyebar kebaikan dan mencegah timbulnya dan tersebarnya bentuk-
bentuk kemaksiatan yang akan menghancurkan sendi-sendi kehidupan individu dan
masyarakat, sehingga menjadi masyarakat yang tentram dengan penuh keridhoan Allah. Dan
Keempat, membentuk individu dan masyarakat yang menjadikan islam sebagai pegangan dan
pandangan hidup dalam segala segi kehidupannya, baik politik, ekonomi, sosial, dan
budaya.11

3. Membuat Kerangka Pidato


Kerangka dasar dapat dibuat sebelum mencari bahan-bahan, yaitu dengan menentukan
pokok-pokok yang akan dibicarakan, sedangkan kerangka yang terperinci baru dapat dibuat
setelah bahan-bahan selesai kumpulkan. Dengan bahan-bahan itu dapat menyusun pokok-
pokok yang paling penting dalam tata urut yang baik. Contoh Kerangka Pidato.Inti dari
kerangka pidato adalah: pendahuluan, isi, dan penutup.
a. Pendahuluan: bagian pendahuluan memuat salam pembuka, ucapan terima kasih (bila
ada yang diberi ucapan), dan kata pengantar untuk menuju kepada isi pidato;
b. Isi: bagian ini memuat uraian pokok yang terdiri atas topik atau pokok utama dan
sub-subtopik yang memperjelas atau menghubungkan dengan topik utama;
c. Penutup: bagian penutup memuat kesimpulan, harapan (bila ada), dan salam penutup.

4. Menguraikan isi pidato


Isi suatu ceramah merupakan inti aktivitas ceramah, yang memerlukan waktu yang
agak cukup. Sebab isi ceramah ini merupakan pokok masalah yang menjadikan tujuan
ceramah. Dengan menggunakan kerangka yang telah dibuat, ada dua hal yang harus
dilakukan: dapat mempergunakan kerangka tersebut untuk berpidato, yaitu berpidato
dengan menggunakan metode ekstemporan, dan menulis atau meyusun naskah pidato
secara lengkap yang dibacakan atau dihafalkan.

a. Struktur Isi Pidato


Struktur isi pidato adalah rangkaian isi pidato dari awal hingga akhir. Rangkaian
ini disusun agar pidato berlangsung menarik dan tujuan pidato tercapai dengan
baik. Ada beberapa cara merangkai isi pidato, antara lain:
1) mengikuti alur dasar pidato
2) mengikuti pola organisasi pidato.

9
Wahyu Ilaihi, Rekayasa Sosial Sebagai Strategi Dakwah Perspektif Al-Qur’an, dalam Jurnal Ilmu
Dakwah, vol. 7, no. 1 (Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, April 2003), h.47.
10
Sri Astutik, Kreatifitas dan Dakwah Islamiyah, dalam Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 3, No. 2 (Surabaya:
Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, Oktober 2000), h.35.
11
Moh. Ali Aziz, Diktat Ilmu Dakwah (Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel,tt), hh. 38-39.

3
Alur dasar pidato, yaitu rangkaian isi pidato yang mengikuti alur dasar pidato
yang bergerak melalui tiga tahap:
a) tahap perhatian, yaitu tahap pertama yang dilakukan pembicara dengan baik;

b) tahap kebutuhan, yaitu tahap yang dilakukan pembicara dalam menjelaskan


pentingnya masalah yang akan dibicarakan sehingga pendengar akan berusaha
memahami masalah atau hal-hal penting yang disampaikan pembicara.

c) tahap penyajian, yaitu merupakan tahap pembicara menyajikan materi pidato yang
telah dipersiapkan melalui naskah kerangka pidato.

b. Menyunting Naskah Pidato


Seperti halnya naskah makalah atau artikel, naskah pidato pun perlu disunting.
Baik isi, bahasa, maupun penalarannya. Isi naskah perlu dicermati kembali
naskah itu telah sesuai tidaknya dengan tujuan pidato, calon pendengar, dan
kegiatan yang digelar. Selain itu isinya juga harus dipastikan apakah benar,
representatif, dan mengandung informasi yang relevan dengan konteks pidato.
Sementara itu penyuntingan teradap bahasa diarahkan pada pilihan kosa kata,
kalimat, dan satuan-satuan gagasan dalam paragraf menjadi perhatian utama
dalam kegiatan penyuntingan ini. Penalaran dalam naskah pidato juga perlu
disunting untuk memastikan apakah isi dalam naskah pidato telah dikembangkan
dengan menggunakan penalaran yang tepat, misalnya dengan pola induktif,
deduktif, dan campuran.
c. Menyempurnakan Naskah Pidato
Setelah disunting, baik oleh penulis sendiri maupun orang lain, perlu
dilakukan tindak lanjut berupa penyempurnaan naskah. Penyempurnaan itu
diarahkan pada aspek isi, bahasa, dan penalarannya sebagaimana yang telah
disunting di atas. Penyempurnaan aspek bahasa dilakukan dengan mengganti
kosakata yang lebih tepat dan menyempurnakan kalimat dengan memperbaiki
struktur dan gagasannya. Sementara itu, penyempurnaan paragraf dilakukan
dengan memperbaiki koherensi dan kohesi paragraf. Untuk itu penambahan
kalimat, penyempurnaan kalimat, dan penghilangan kalimat perlu dilakukan.12

Pada dasarnya menulis teks pidato, ceramah, atau khitobah itu sama. Berikut
teknik menulis pidato saja, beberapa sistematika yang harus diketahui dalam
menulis pidato adalah sebagai berikut:
1. Mencantumkan salam pembuka dan sapaan kepada hadirin.
2. Memaparkan pendahuluan dalam bentuk ucapan terima kasih atau rasa
syukur.
3. Menggunakan isi atau inti pokok pidato dengan menggunakan kalimat yang
lugas dan jelas serta gaya bahasa yang menarik.
4. Menentukan simpulan isi pidato, sekaligus harapan berbentuk anjuran atau
gerakan.

12
Dinna Ferdianti, Cendekia Berbahasa, (Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2005), hh. 144-145

4
5. Mencantumkan salam penutup.13

BAB 2
ANALISA
Menurut saya salah satu faktor keberhasilan khitobah atau pidato adalah persiapan.
Karena dengan melakukan persiapan sebelumnya, kita menjadi lebih siap dan kemungkinan
gagal atau tidak berhasilnya semakin menipis. Karena bagaimana pun juga seseorang yang
melakukan persiapan terlebih dahulu akan lebih baik jika dibandingkan dengan seseorang
yang spontan.

Dalam persiapan pidato terdapat banyak hal yang harus dilakukan. Dari semua yang
sudah saya paparkan di atas, menurut saya ada hal yang harus dilakukan, yaitu membaca
,menulis, dan mengulang. Dengan membaca kita dapat memperluas wawasan sehingga
memiliki banyak pengetahuan untuk disampaikan. Menulis merupakan cara mengingat yang
mudah dan cukup tinggi tingkat keberhasilannya. Hal ini sesuai pula dengan firman Allah
Q.S Al-Alaq (96): 3-4:

َ ‫﴾ الَّذِي‬٣﴿ ‫ا ْق َرأْ َو َرب َُّك ْاْل َ ْك َر ُم‬


﴾٤﴿ ‫علَّ َم ِب ْالقَلَ ِم‬

Artinya : Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah (3)Yang mengajar


(manusia) dengan perantaraan kalam.(4)
Kemudian dengan ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia menyediakan kalam
sebagai alat untuk menulis, sehingga tulisan itu menjadi penghubung antar manusia walaupun
mereka berjauhan tempat. Menulis naskah pidato harus melalui tiga kegiatan yaitu,
mengumpulkan bahan, membuat kerangka, dan menguraikan isi naskah pidato secara
terperinci. Pada dasarnya menulis teks pidato, ceramah, atau khitobah itu sama.14
Kemudian setelah membaca dan menulis, kita perlu mengulanginya. Dalam arti lain
kita harus banyak berlatih agar menguasai materi yang akan disampaikan.

13
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.uinsby.ac.id/5283/5/Bab%2
5202.pdf&ved=2ahUKEwil98KehM3gAhVZcCsKHS19DU8QFjAFegQIARAB&usg=AOvVaw3Z5SKxBd3m
TmNPSRwq8ASK diakes pada tanggal 21 Februari 2019 pukul 21.37 WIB
14
Kementrian Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya Edisi yang Disempurnakan. Jakarta: Widya
Cahaya, 2011.

5
BAB 3
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menyusun materi pidato harus melalui
beberapa kegiatan yaitu:
a. Mengumpulkan bahan
b. Menentukan topik dan tujuan
c. Menyusun kerangka
d. Menguraikan isi
Sebelum menyusun naskah pidato, yang harus diperhatikan ialah bahan pidato yang
akan dibahas. Memilih bahan yang tepat dimaksudkan untuk menyesuaikan materi dengan
situasi dan kondisi saat pidato berlangsung.

2. Kritik dan Saran


Menyadari bahwa saya sebagai penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya saya akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ali Aziz, Moh . Bersiul di Tengah Badai. Surabaya: UINSA Press. 2015.

Ali Aziz, Moh. Diktat Ilmu Dakwah . Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel,tt.

Ali Aziz, Moh . Teknik Khutbah Komunikatif . Surabaya: UINSA Press. 2014.

Astutik, Sri . Kreatifitas dan Dakwah Islamiyah, dalam Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 3, No. 2 . Surabaya: Fakultas
Dakwah IAIN Sunan Ampel. Oktober 2000.

Ferdianti, Dinna . Cendekia Berbahasa. Jakarta: Grafindo Media Pratama. 2005.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.uinsby.ac.id/5283/5/Bab%25202.pdf&
ved=2ahUKEwil98KehM3gAhVZcCsKHS19DU8QFjAFegQIARAB&usg=AOvVaw3Z5SKxBd3mT
mNPSRwq8ASK diakes pada tanggal 21Februari 2019 pukul 21.37 WIB.
Ilaihi, Wahyu. Rekayasa Sosial Sebagai Strategi Dakwah Perspektif Al-Qur’an, dalam Jurnal Ilmu Dakwah,
vol. 7, no. 1. Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel. April 2003.

Kementrian Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya Edisi yang Disempurnakan. Jakarta: Widya Cahaya.
2011.

King, Larry . Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapam Saja, Dimana Saja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. 2010.

Ongky, Hojanto. 64 Tip dan Trik Presentasi, Public Speaking Mastery in Action. Jakarta: PT gramedia Pustaka
Utama. 2018.

Rakhmat, Jalaluddin. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2004.

Rodolph F, Vrdeber & Kathen S, The Challenge of Effective Speaking, 13th edition . USA: Thomson Higher
Education. 2004.

Zaidallah, Alwisral Imam. Strategi Dakwah; Dalam Membentuk Da’i dan Khotib Profesional. Jakarta: Kalam
Mulia, 2002.

Anda mungkin juga menyukai