Anda di halaman 1dari 8

BAB II

ISI

2.1 Definisi Retorika

Berbicara merupakan unsur utama dari berpidato. Bahasa dan pembiacaraan


itu muncul, ketika manusia mengungkapkan dan menyampaikan pikirannya kepada
manusia lain. Dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik,
yang dipergunakan dalam proses komunikasi antarmanusia,. Kesenian berbicara
merupakan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas,
padat dan mengesankan. Retorika modern mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi
dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan dan daya pembuktian serta penilaian
yang tepat. Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan,
pikiran, kesenian dan kesanggupan berbicara. Dalam bahasa percakapan atau bahasa
popular, retorika berarti pada tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, atas cara
yang lebih efektif, mengucapkan kata-kata yang tepat, benar dan mengesankan. Itu
berarti orang harus dapat berbicara jelas, singkat dan efektif. Jelas supaya mudah
dimengerti ; singkat untuk menghemat waktu dan sebgai tanda kepintaran; dan efektif
karena apa gunanya berbicara kalau tidak membawa efek?

Keterampilan dan kesanggupan untuk menguasai seni berbicara ini dapat


dicapai dengan mencontoh para retor yang terkenal ( imitation ), dengan mempelajari
dan memepergunakan hukum-hukum retorika ( doctrina ) dan dengan melakukan
latihan yang teratur ( exercitium ). Dalam seni berbicara dituntut juga penguasaan
bahan ( res ) dan pengungkapan yang tepat melalui bahasa ( verba ).1

2.2 Menyusun Pesan Pidato


1
Dori Wuwur Hendrikus, Retorika Terampil berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi,
KANISIUS, Yogyakarta, 2003, hlm.14.

Page
1
Pidato yang tersusun tertib ( well-organized ) akan menciptakan suasana yang
favorable, membangkitkan minat, memperlihatkan pembagian pesan yang jelas
sehingga memudahkan pengertian, mempertegas gagasan pokok dan menunjukkan
perkembangan pokok-pokok pikiran secara logis. Pengorganisasian pesan dapat
dilihat menurut isi pesan itu sendiri atau dengan mengikuti proses berpikir manusia.
Yang pertama kita sebut organisasi pesan ( message organization ) dan yang kedua
pengaturan pesan ( message arrangement ).

Organisasi Pesan

Organisasi Pesan mengikuti enam macam urutan ( sequence ):


deduktif,induktif,kronologis,logis, spasial, dan topical.

Pertama, deduktif dimulai dengan menyatakan dulu gagasann utama,


kemudian memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan dan bukti.
Kedua, induktif kita mengemukakan perincian-perincian dan kemudian menarik
kesimpulan. Contohnya, bila menyatakan dulu mengapa perlu menghentikan
merokok, lalu menguraikan alasan-alasannya, maka menggunakan urutan deduktif.
Tetapi bila menceritakan sekian banyak contoh dan pernyataan dokter dan Anda
menyimpulkan bahwa rokok berbahaya, urutan maka menggunakan urutan induktif.

Dalam urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya


peristiwa Contohnya, Bila berbicara tentang perkembangan ilmu pengetahuan pada
zaman dulu, maka membagi pesan sebagai berikut :

1. Ilmu pengetahuan di Mesir dan Mesopotamia


2. Ilmu pengetahuan di Yunani
3. Ilmu pengetahuan dalam zaman Romawi

Pembagian pesan tersebut mengikuti urutan waktu, karena kebudayaan Mesir dan
Mesopotamia mendahului kebudayaan Yunani dan seterusnya.

Page
2
Dalam urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab-ke-akibat atau akibat-ke-sebab.
Contohnya,bila seorang dokter menjelaskan arteriosclerosis dari sebab-sebabnya
kepada gejala-gejalanya, ia mengikuti urutan sebab-ke-akibat, Tetapi bila ia
berangkat dari gejala-gejala arteriosclerosis seperti adanya deposit cholesterol,
penyempitan saluran darah, maka ia mulai dari akibat ke sebab.

Dalam urutan spasi, pesan disusun berdasarkan tempat. Cara ini dipergunakan kalau
pesan berhubungan dengan subjek geografis atau keadaan fisik lokal. Contohnya
“Distribusi pendapatan di Indonesia” dapat disusun sebagai berikut :

1. Rata-rata pendapatan penduduk di Ibukota


2. Rata-rata pendapatan penduduk di Jawa
3. Rata-rata pendapatan penduduk di luar Jawa

Dalam urutan tropikal, pesan disusun berdasarkan topic pembicaraan klasifikasinya,


dari yang penting kepada yang kurang penting, dari yang mudah kepada yang sukar,
dari yang dikenal pada yang asing. Menguraikan komunikasi dapat dimulai dari
komunikasi persona, komunikasi kelompok, komunikasi massa ( klasifikasi topic ).
Menjelaskann suatu orrganisasi biasanya diawali dengan keadaan pimpinan,
pembantunya dan anak buahnya.2

Pengaturan Pesan

2
Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, hlm.34-36.

Page
3
Kita masih perlu menyesuaikan organisasi ini dengan cara berpikir khalayak.
Menurut Alan H. Monroe sebagain motivated sequence ( urutan bermotif ).
Bagaimana kita berpikir dikemukakann William James dalam bukunya, How We
Think. Proses berpikir dari James ini diterjemahkan oleh Raymond S. Ross dalam
susunan sebagai berikut:

1. Perhatian dan kesadaran akan adanya kesulitan


2. Pengenalan masalah atau kebutuhan \
3. Pemisahan keberatan dan sanggahan dalam mencari penyelesaian terbaik
4. Penjajagan dan visualisasi pemecahan yang ditawarkan
5. Penilaian rencana yang menghasilkan diterima atau ditolaknya pemecahan
masalah

Hollingsworth dalama the Psychology of the Audience menyebutkan lima tugas


pokok yang harus diperhitungkan komunikator dalam mempengaruhi khalayak :
perhatian, minat, kesan, keyakinan, dan pengarahan. Tahap pertama ialah merebut
perhatian khalayak dengan menggunakan berbagai macam daya tarik. Caranya,
digunakan cerita lucu,penggunaan bahasa yang baik, dan hal lain yang dapat
menimbulkan tambahan perhatian.

Tahap kedua, menanamkan kesan yang kuat dan merebut keyakinan melalui
manipulasi emosi yang ditampilkan dalam bentuk argumentasi logis. Pada tahap
terakhir, khalayak harus ditunjukkan kepada arah tindakan dengan
sifat,waktu,tempat,dan cara yang telah ditentukan.3

Raymond S. Ross menganjurkan system penyusunan pesan sebagai berikut :

3
Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, hlm.36-37

Page
4
1. Perhatian : Timbulkan perhatian sehingga khalayak memiliki perasaan yang
sama tentang masalah yang dihadapi
2. Kebutuhan : Bangkitkan minat dan terangkan perlunya masalah tersebut di
atas dengan menghubungkannya pada kebutuhan pribadi dan daya tarik motif
3. Rencana : Jelaskan pemecahan masalah tersebut dengan melihat pengalaman
masa lalu, pengetahuan dan kepribadian khalayak.
4. Keberatan : Kemukakan keberatan-keberatan, kontra argumentasi atau
pemecahannya lainnya.
5. Penegasan kembali : Bila arah tindakan yang diusulkan telah terbukti paling
baik, tergaskan kembali pesan tersebut dengan ikhtisar, tinjauan singkat, kata-
kata pengingat dan visualisasi.
6. Tindakan : Tunjukkan secara jelas tindakan yang harus mereka lakukan.

Menurut Hovland, Janis dan Kelley beranggapan bahwa penerimaan suatu opini
merupakan hasil rangkaian pengalaman belajar. Dan dalam rangkaian belajar
manusia mengalami tiga aspek pokok; perhatian,pengertian, dan penerimaan. Mula-
mula mereka tertarik dengan pesan, kemudian memebentuk konsep dan
menggartiikan lambing-lambang itu. Perhatian dan pengertian khalayak menentukan
apa yang akan mereka pelajari dari isi pesan komunikator. Proses penerimaan
merupakan proses yang lebih kompleks karena meliputi factor predisposisional,
seperti situasi komunikasi, bentuk pesan dan kredibilitas komunikator.

Pendapat lain dikemukakan oleh Alan . H .Monroe sebab betapapun klasiknya


system ini tetap merupakan sisitem yang lengkap terurai dan praktis untuk diterapkan
dalam penyusunan pesan pidato. Monroe menyebutkan lima tahap urutan bermotif :
perhatian, kebutuhan , pemuasan, visualisasi dan tindakan .

Jadi perhatian pendengar ditimbulkan terlebih dahulu, selanjutnya ia harus merasakan


adanya kebutuhan tertentu , ia harus diberikan petunjuk bagaimana cara memuaskan
kebutuhan tersebut. Ia harus dapat menggambarkan dalam pikirannya penerapan usul
yang dianjurkan kepadanya. Akhirnya, saran dan tindakan tegas harus

Page
5
dinyatakan.Tahap ke dua berusaha meyakinkan dia akan kebutuhannya sendiri Ini
usaha visualisasi

Tidak seluruh tahap itu terdapat dalam setiap jenis pidato. Dalam pidato
rekreatif, pembicara hanya berada terus-menerus pada tahap perhatian.Di sini
khalayak diharapkan memberikan respons. Dalam pidato informative, pembicara
menggunakan tiga tahap : tahap perhatian, tahap kebutuhan, dan tahap pemuasan.
Perhatian kepada pokok pembicaraan dibangkitkan dahulu, kemudian ditunjukkan
hasrat ingin tahu, sehingga khalyak memerlukan informasi itu. Barulah terakhir
disajikan informasi itu sendiri. Dalam pidato persuasif , semua tahap itu harus dilalui.
Apa yang harus dilakukan pada tiap tahap tersebut akan diuraikan di bawah.

Tahap perhatian khalayak dapat memperhatikan pesan pidato secara sengaja,


karena ia berkeinginan untuk mendengarnya.Tahap kebutuhan jenis tahap kebutuhan
disesuaikan dengan tujuan pidato, Pada tahap ini kita dapat menggunakan empat
macam teknik pengembangan : (1) Pernyataan ( statement ) : pernyataan masalah
tertentu atau pentingnya informasi yang akan disampaikan, (2) Ilustrasi ( illustration )
: menceritakan beberapa buah contoh untuk menggambarkan kebutuhan,(3)
Ramifikasi ( ramification ) : penambahan contoh tambahan dan teknik-teknik lainnya
dalam mengembangkan bahasan , untuk menambah kesan dan keyakinan, (4)
Penunjukkan ( pointing ) : menunjukkan hubungan anatara kebutuhan itu dengan
orang lain yang diajak bicara.4

Tahap pemuasan. Pada tahap ini kita berusaha agar khalayak menyetujui gagasan
yang kita kemukakan atau memahami pokok yang kita sampaikan, tahap ini
4
Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, hlm.37-40.

Page
6
mengenal dua macam pola pengembangan. Dalam pidato persuasif kita menggunakan
lima macam teknik pengembangan:

1. Pernyataan : Menyatakan dengan tegas sikap , keyakinan dan tindakan yang di


harapkan dari khalayak.
2. Penjelasan : Mengusahakan agar gagasan yang ditawarkan itu dapat
dimengerti benar
3. Demonstrasi teoretis : Tunjukkan bagaimana keyakinan atau tindakan yang
diusulkan secara logis mengatasi maslaah yang diajukan pada tahap
kebutuhan
4. Pengalman praktis : Memberikan contoh-contoh actual yang menunjukkan
bahwa gagasan kita itu terbukti benar dan bermanfaat
5. Penolakan keberatan : menunjukkan jawaban-jawaban gagasan kita bila
terdapat penolakan atau keberatan dan memeperlihatkan bagaimana gagasan
kita mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

Dalam pidato informatif, tahap ini merupakan tahap yang paling penting dan
merupakan bagian terbesar dari seluruh pidato . Disini terdapat tiga teknik
pengembangan : ikhtisar pendahuluan ( initial summary ), informasi terinci ( detailed
information ) , dan ikhtisar akhir ( final summary ) .

1. Ikhtisar pendahuluan : disini diterangkan pokok-pokok pembicaraaan suatu


tijauan singkat dari seluruh pembahasan .
2. Informasi terinci : pokok-pokok di atas dijelaskan satu per satu.
3. Ikhtisar akhir : pikiran-pikiran pokok direkapitulasi, ditambah dengan
kesimpulan.
4. Tahap visualisasi : Tahap ini umumnya terdapat pada pidato persuasif.

Visualisasi berarti membayangkan pelaksanaan gagasan pada waktu mendatang.


Karena itu, tahap visualisasi dissent juga tahap proyeksi. Gambaran yang disajikan
mungkin positif, negative, kontras antara positif dan negatif.

Page
7
Tahap tindakan . Tahap ini biasanya terdapat pada pudato persuasif juga.
Fungsinya ialah merumuskan tahpa visualisasi dalam bentuk sikap dan keyakinana
tertentu , atau tindakan yang nyata.

Sebagai kesimpulan , pidato yang baik haruslah disusun sejalan dengan proses
berpikir manusia. Susunan seperti itu disebut urutan bermotif ( motivated sequence )
oleh Alan H. Monroe. Perkembangan pesan melewati tahap-tahap : perhatian,
kebutuhan, pemuasan, visualisasi dan tindakan.5

5
Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, hlm.40-41.

Page
8

Anda mungkin juga menyukai