Anda di halaman 1dari 5

Format Resume Perkuliahan

RESUME PERKULIAHAN

NAMA : SITI KHOERUNNISA


NIM : 1234060045
MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA
TOPIK : RETORIKA
HARI, TGL : SABTU, 25 NOVEMBER 2023 JAM: 08.50 – 10.20 RUANG: G. R-21

1. RINGKASAN MATERI (SUMMARY)


A. Pengertian Retorika
Secara bahasa, kata retorika berasal dari bahasa yunani, yaitu (rhetorikos). Artinnya,
kecakapan dalam berpidato. Kata tersebut terkait dengan kata (rhetor) yang berarti
pembicara public, dan juga terkait dengan kata (rhema), yang mempunyai arti perkataan.
Dalam pengertian yang sempit seni retorika berkaitan dengan metode persuasi persuasi
identik dengan demontrasi karena kita lebih mempercayai sesuatu setelah sesuatu tersebut
didemonstrasikan. Demonstrasi yang di maksud bagi orator disini adalah entimen, yang
secara umum merupakan metode persuasi yang palin efektif.

B. Jenis – Jenis Retorika


Berikut jenis – jenis retorika diantaranya adalah:
1. retorika forensik: Retorika forensik, atau retorika yudisial, secara khusus merujuk
pada berbicara di depan pengadilan untuk meyakinkan audiens mengenai benar atau
salahnya perkara di masa lampau.
2. Retorika epideitik: Retorika epideiktik, atau yang disebut juga upacara seremonial.
Pidato pada masa Aristoteles diberikan di arena publik dengan tujuannya untuk
memuji, menghormati, menyalahkan, atau mempermalukan. Retorika epideiktik
biasanya meliputi objek orang, acara, organisasi, atau negara di dalamnya
3. Retorika deliberatif: retorika deliberatif, atau disebut juga retorika politik retorika
deliberative dikaitkan dengan masa depan, dalam retorika deliberatif, seorang retorik
berupaya melakukan persuasi agar audiensnya dapat melakukan penilaian
(judgement) mengenai sesuatu yang akan terjadi di masa depan, apakah itu baik atau
buruk.

C. Unsur – Unsur Retorika


Terdapat unsur – unsur dalam proses retorika (Suhandang, 2009) antara lain:
1. komunikator: komunikator atau disebut juga sebagai pembicara meruupakan pusat
transaksi. Seorang pembicara yang cerdas adalah pembicara yang selalu
memperhatikan segala reaksi yang muncul dari audiensnya, sehingga pembicara
dapat dengan segera mengubah strategi dan gaya pidato yang sebelumnya dilakukan
ketika mengetahui bahwa respon yang diberikan audiens bersifat negatif atau
menentang.
2. pendengar (audiens): hadirin atau pendengar yang terlibat dalam kegiatan retorika
memiliki kekhasan sendiri, masing-masing pendengar masuk dalam situasi retorika
dengan berbagai maksud, berbeda motif, berlainan harapan, berbeda pengetahuan,
berlainan sikap, kepercayaan, dan nilai. Singkatnya, mereka hadir dengan berbeda
predisposisi Fraser bond menggolongkan pendengar menjadi 3 yaitu, golongan
intelek, golongan praktisi dan golongan non intelek.
3. Suara (bunyi – bunyian): bunyi apa saja yang bisa didengar di sekitar kegiatan retorika
akan mengganggu dalam penyampaian dan penerimaan pesan. Bunyi itu mungkin
berasal dari luar konteks yang paling dekat seperti, suara mobil, teriakan anak-anak,
hembusan angin ataupun hujan
4. Pesan dan salurannya: pesan yang kita sampaikan selalu mengandung makna yang
dibangun oleh adanya isi (content) dan lambang (symbol). Isi komunikasi yang
dimaksud tidak lain adalah apa yang kita pikirkan atau buah pikiran apa yang akan
kita sampaikan, sedangkan lambang yang paling utama bertujuan untuk melukiskan
buah pikiran itu adalah bahasa, dan umumnya bahasa dikemukakan dalam bentuk
untaian kata – kata. Sedangkan saluran yang dimaksud adalah medium yang
meneruskan pesan bermakna dari pengirim kepada penerimanya, dalam hal ini kita
bisa membayangkan adanya saluran abstrak yang meneruskan suara, saluran yang
menghubungkan hal-hal yang berkenaan dengan pembicaraan dan pendengaran.
5. Akibat: berhasil atau tidaknya suatu pidato tergantung pada interaksi antara
pembicara dan informasi lain yang dimiliki audiens, karenanya untuk pembicara yang
efektif harus mengetahui informasi, sikap, dan kepercayaan yang dimiliki hadirin
terhadap tema pidato.
6. Konteks: antara pembicara dan pendengar, beroperasi dalam suatu konteks yang
meliputi dimensi lingkungan sosial secara fisik dan psikis, konteks sangat berperan
dalam kegiatan retorika. Konteks selalu menimbulkan pengaruh yang berarti bagi
berlangsungnya retorika dan karena perlu dianalisis serta diatur adanya dalam setiap
situasi retorika.

D. Tahapan – Tahapan Retorika


Berikut beberapa tahapan untuk membuat atau menyusun sebuah retorika:
1. inventio: pencarian data retoika, Inventio merupakan istilah retorika dari bahasa latin
yang diterjemahkan ke bahasa inggris dengan istilah Inventio atau discovery.
2. Dispositio: penyusunan data retorika, Dispositio merupakan kanun kedua dari
retorika cicero yang tentan tatacara mengatur argumen bahan pidato atau tulisan,
supaya tertata rapi dan mudah diutarakan secara efektif.
3. Pronuntiatio: teknik menyampaikan pidato, Pronuntiatio merupakan bentuk atau
bagian kelimat dari seni retorika yang berisi cara penyampaian pidato yang baik.
4. Elocutio: gaya komunikasi publik, Elocutio merupakan kanun ketiga retorika setelah
inventio dan disposito dalam inventio, data untuk piodato/tulisan dicari hingga
didapat.

2. ISU YANG BERKEMBANG DALAM DISKUSI


Pertanyaan:
1. Bagaimana urgensi penerapan retorika dalam bidang kehumasan? dan mengapa retorika
seringkali dikaitkan dengan sebuah propaganda?
2. Apa perbedaan retorika dan public speaking dalam humas?
3. Apakah retorika memiliki batasan atau keterbatasan dalam penggunaannya?
4. Mengapa demonstrasi dianggap sebagai metode persuasi yang efektif dalam retorika?
5. Retorika tuh penting apa tidak bagi kita sebagai anak PR (Public Relation) yang mana kan
pasti perlu komunikasi yang baik dan benar?
Jawaban:
1. Retorika dalam bidang kehumasan sangat penting karena dapat membantu organisasi
atau perusahaan untuk berkomunikasi dengan publik dan stakeholder mereka secara
efektif. Retorika, yang merupakan seni berbicara, dapat digunakan untuk
mempengaruhi opini dan keyakinan orang-orang, memotivasi mereka untuk bertindak,
serta membangun citra yang positif bagi organisasi atau perusahaan. Retorika
seringkali dikaitkan dengan propaganda karena keduanya memiliki kecenderungan
untuk mempengaruhi opini dan keyakinan orang-orang. Propaganda dianggap sebagai
bentuk retorika yang berfokus pada pesan atau taktik yang manipulatif atau berlebihan,
biasanya bertujuan untuk memperkuat posisi politik atau ideologi. Kaitan antara
retorika dan propaganda seringkali menciptakan persepsi negatif terhadap
keterampilan komunikasi. Namun, retorika sebenarnya adalah keterampilan yang
penting dan bermanfaat dalam pengembangan relasi publik yang positif dengan
membangun citra positif bagi organisasi atau perusahaan. Dalam konteks kehumasan,
penting untuk menggunakan retorika secara profesional, etis, dan bertanggung jawab
agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan direspon secara baik oleh publik
sasaran.
2. Fokus retorika pada proses mempengaruhi pikiran dan emosi pendengar sementara
public speaking lebih fokus pada penyampaian pesan yang jelas dan mudah
dimengerti. Retorika bertujuan untuk mengubah pandangan, sikap, atau keyakinan
orang pada suatu isu tertentu berbedan dengan public speaking bertujuan untuk
memberikan informasi, ide, atau gagasan. Jadi, meskipun keduanya dapat digunakan
dalam bidang Humas, keduanya memiliki tujuan dan fokus yang berbeda.
3. Ya, retorika memiliki batasan atau keterbatasan dalam penggunaannya, seperti halnya
dengan metode atau teknik lain dalam berkomunikasi. Retorika harus digunakan
dengan tepat pada konteks tertentu. Selain itu, retorika hanya berfungsi untuk
membujuk atau mempengaruhi pendengar. Retorika harus digunakan dengan tepat dan
memperhatikan etika untuk memastikan keberhasilannya dalam menyampaikan pesan.
4. Berikut adalah beberapa alasan mengapa demonstrasi dianggap efektif dalam retorika.
a. Memperkuat suara pengunjuk rasa: demonstrasi memungkinkan massa untuk
berkumpul dan memperkuat suara mereka sebagai bentuk protes atau opini
mereka terkait isu tertentu. Ini memungkinkan pengunjuk rasa untuk merangkul
kekuatan gabungan bersama.
b. Meningkatkan media coverage: demontrasi dapat memberikan eksposur media
yang luas, yang merupakan kanal penting untuk mempromosikan ide atau pesan
terkait isu yang diangkat.
c. Menarik perhatian masyarakat: demonstrasi dapat menampilkan kampanye atau
isu terkait yang memerlukan dukungan masyarakat yang lebih luas.
d. Menciptakan interaksi langsung dengan masyarakat sasaran: demonstrasi dapat
memberikan pengunjuk rasa kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan
masyarakat sasaran terkait isu yang diangkat.
5. Retorika sangat penting bagi anak Humas, karena sebagai seorang Humas,
kemampuan komunikasi yang baik dan benar menjadi sangat penting untuk sukses
dalam bekerja. Retorika membantu anak Humas untuk menjadi komunikator yang
efektif dan persuasif. Berikut adalah beberapa alasan mengapa retorika penting bagi
anak humas:
a. Persuasi Sebagai seorang humas, tugasnya adalah untuk mempengaruhi opini
dan pandangan publik tentang organisasi atau perusahaan yang ia wakili.
Retorika memungkinkan anak humas untuk membujuk dan mempengaruhi
pendengar dengan argumen yang jelas dan logis.
b. Menyampaikan pesan yang efektif Pesan yang disampaikan oleh seorang Humas
harus jelas dan efektif. Retorika membantu anak humas untuk membuat pesan
yang baik dengan melakukan analisis yang baik dalam pemilihan dan
pemanfaatan bentuk bahasa dengan baik.
c. Mengambil keputusan yang tepat Retorika membantu anak Humas untuk
mengambil keputusan yang tepat dalam memilih gaya penyampaian yang efektif
untuk situasi tertentu, seperti saat memberikan presentasi informasi produk atau
dalam suatu iklan.
d. Meningkatkan kredibilitas retorika membantu anak Humas untuk meningkatkan
kredibilitas diri, memberikan kepercayaan kepada publik, kepercayaan pada
publik menjadi salah satu kunci penting dalam pemilihan produk dan brand.
Meningkatkan keterampilan retorika akan membantu seorang anak humas dalam
mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dan benar,
memberikan kesan positif dan meyakinkan, dan mempengaruhi pandangan dan opini
publik tentang perusahaan yang ia wakili. Oleh karena itu, retorika sangat penting
bagi anak humas dan dapat membantu untuk menunjang kinerjanya sebagai seorang
humas yang sukses.

3. SECOND/OTHER OPINION
Dhanik Sulistyarini dan kawan – kawan dalam buku Ajar Retorika mengutip Aristoteles. Ada
lima strategi penyusunan retorika. Strategi ini dikenal juga dengan nama The Five Cansons of
Rhetoric. Berikut penjelasannya.
a. Penemuan bahan (invention) adalah pengembangan dari sebuah argument yang relevan
dengan tujuan pidato. Langkah ini meliputi kemampuan menemukan, mengumpulkan,
menganalisis, dan memilih materi yang sesuai untuk pidato. Argumen yang dicari harus
dengan rasio, moral, dan afeksi.
b. Penyusunan bahan atau materi (arragument) disebut juga disposisi. Disposisi adalah
penataan ide yang akan membantu pendengar memahami hubungan antar ide serta
menghindari kebingungan. Penataan yang efektif juga akan menghasilkan pesan yang
lebih persuasif.
c. Pemilihan gaya bahasa yang indah (style) yang berfokus pada cara penggunaan bahasa
dalam mengekspresikan ide. Style yang efektif akan menghasilkan pesan yang lebih jelas,
menarik, dan menggugah.
d. Mengingat materi (memory) berhubungan dengan kemampuan mengingat apa yang akan
dikatakan. Tidak harus dihafalkan perkata, tapi pembicara paham apa yang disampaikan.
e. Penyampaian (Delivery) yang melibatkan vocal dan fisik dalam menyampaikan presentasi.
Ini dapat mempengaruhi apakah pendengar menerima dan memperhatikan ide yang
disampaikan atau tidak.

4. REFLEKSI
1. Menurut saya, kemampuan untuk menggunakan retorika dengan baik bisa sangat
berpengaruh dalam komunikasi sehari – hari. Misalnya, dalam diskusi atau debat, orang
yang mampu menggunakan retorikadengan baik biasanya bisa meyakinkan orang lain
dengan argument mereka. Namu, penting juga untuk menggunakan retorika dengan
bertanggung jawab. Kita harus selalu berusaha untuk berbicara dengan jujur dan
transparan, dan tidak menggunakan retorika untuk menyesatkan atau menipu orang lain.
2. Salah satu perkembangan baru dalam retorika yang menarik adalah bagaimana retorika
digunakan dalam media sosial dan komunikasi digital. Dalam era digital ini, retorika tidak
hanya digunakan dalam pidato atau tulisan formal, tetapi juga dalam tweet, postingan blog, dan
bahkan komentar di media sosial. Cara kita berkomunikasi secara online, baik itu melalui kata-
kata, gambar, atau video, semuanya melibatkan elemen retorika. Misalnya, penggunaan
hashtag (#) dalam media sosial adalah bentuk retorika digital. Hashtag membantu
menyampaikan pesan atau ide secara singkat dan langsung, dan seringkali digunakan untuk
mempengaruhi opini publik atau memobilisasi dukungan untuk suatu cause. Ini adalah contoh
bagaimana retorika telah beradaptasi dan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi
dan perubahan cara kita berkomunikasi. Menurut saya, ini adalah aspek yang sangat menarik
dari studi retorika modern.

Anda mungkin juga menyukai