RESUME PERKULIAHAN
3. SECOND/OTHER OPINION
Dhanik Sulistyarini dan kawan – kawan dalam buku Ajar Retorika mengutip Aristoteles. Ada
lima strategi penyusunan retorika. Strategi ini dikenal juga dengan nama The Five Cansons of
Rhetoric. Berikut penjelasannya.
a. Penemuan bahan (invention) adalah pengembangan dari sebuah argument yang relevan
dengan tujuan pidato. Langkah ini meliputi kemampuan menemukan, mengumpulkan,
menganalisis, dan memilih materi yang sesuai untuk pidato. Argumen yang dicari harus
dengan rasio, moral, dan afeksi.
b. Penyusunan bahan atau materi (arragument) disebut juga disposisi. Disposisi adalah
penataan ide yang akan membantu pendengar memahami hubungan antar ide serta
menghindari kebingungan. Penataan yang efektif juga akan menghasilkan pesan yang
lebih persuasif.
c. Pemilihan gaya bahasa yang indah (style) yang berfokus pada cara penggunaan bahasa
dalam mengekspresikan ide. Style yang efektif akan menghasilkan pesan yang lebih jelas,
menarik, dan menggugah.
d. Mengingat materi (memory) berhubungan dengan kemampuan mengingat apa yang akan
dikatakan. Tidak harus dihafalkan perkata, tapi pembicara paham apa yang disampaikan.
e. Penyampaian (Delivery) yang melibatkan vocal dan fisik dalam menyampaikan presentasi.
Ini dapat mempengaruhi apakah pendengar menerima dan memperhatikan ide yang
disampaikan atau tidak.
4. REFLEKSI
1. Menurut saya, kemampuan untuk menggunakan retorika dengan baik bisa sangat
berpengaruh dalam komunikasi sehari – hari. Misalnya, dalam diskusi atau debat, orang
yang mampu menggunakan retorikadengan baik biasanya bisa meyakinkan orang lain
dengan argument mereka. Namu, penting juga untuk menggunakan retorika dengan
bertanggung jawab. Kita harus selalu berusaha untuk berbicara dengan jujur dan
transparan, dan tidak menggunakan retorika untuk menyesatkan atau menipu orang lain.
2. Salah satu perkembangan baru dalam retorika yang menarik adalah bagaimana retorika
digunakan dalam media sosial dan komunikasi digital. Dalam era digital ini, retorika tidak
hanya digunakan dalam pidato atau tulisan formal, tetapi juga dalam tweet, postingan blog, dan
bahkan komentar di media sosial. Cara kita berkomunikasi secara online, baik itu melalui kata-
kata, gambar, atau video, semuanya melibatkan elemen retorika. Misalnya, penggunaan
hashtag (#) dalam media sosial adalah bentuk retorika digital. Hashtag membantu
menyampaikan pesan atau ide secara singkat dan langsung, dan seringkali digunakan untuk
mempengaruhi opini publik atau memobilisasi dukungan untuk suatu cause. Ini adalah contoh
bagaimana retorika telah beradaptasi dan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi
dan perubahan cara kita berkomunikasi. Menurut saya, ini adalah aspek yang sangat menarik
dari studi retorika modern.