Anda di halaman 1dari 4

Retorika: Tujuan, Fungsi, Jenis, dan Strategi Penyusunan

Retorika berkaitan dengan seni berbicara secara efektif. Apa yang Anda
bayangkan ketika mendengar istilah retorika? Politik, kampanye, atau pidato? Ya,
retorika memang berkaitan dengan hal-hal tersebut, tapi sejatinya retorika adalah
keterampilan berbicara secara umum di depan publik.
Retorika Adalah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), retorika
adalah keterampilan berbahasa secara efektif. Selain itu, retorika juga dipahami
sebagai studi pemakaian bahasa secara efektif dalam karang-mengarang.
Pengertian lainnya, retorika adalah seni berpidato yang muluk dan bombastis.
Retorika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari atau mempersoalkan
tentang bagaimana cara berbicara yang mempunyai daya tarik yang mempesona,
sehingga orang yang mendengarkannya dapat mengerti dan perasaannya tergugah.
Jadi, retorika bukan sembarang kemampuan berbicara saja, tapi bagaimana
bicara tersebut bisa menggerakkan seseorang atau orang dalam jumlah banyak.

Tujuan dan Fungsi Retorika


Retorika memiliki tujuan untuk mempersuasi. Retorika kemudian menjadi ilmu
sejak abad ke-4 SM yang dirumuskan oleh Aristoteles. Berikut tujuan retorika
selengkapnya.

Meyakinkan para pendengar akan suatu kebenaran dari satu topik yang
dibicarakan.
Membina rasa saling pengertian yang mengembangkan kerja sama untuk
menumbuhkan kedamaian dalam setiap kehidupan bermasyarakat melalui kegiatan
bertutur.
Sementara itu, fungsi retorika adalah untuk mempersiapkan sarana yang baik
dalam menyediakan pengetahuan dan bimbingan bagi pembicara, sehingga mereka
lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan. Pembicara pun sebaiknya
menyampaikan sesuatu sesuai kebenaran dalam beretorika, sebab jika mereka
menyampaikan sesuatu yang tidak benar kemudian orang meragukan informasi itu,
maka tujuan dan fungsi retorika tidak tercapai.

Jenis-jenis Retorika
Menurut Hendrikus (1993) yang dikutip oleh Dhanik Sulistyarini dan kawan-kawan
dalam Buku Ajar Retorika, retorika dibagi menjadi 3 jenis. Yakni monologika,
dialogika, dan pembinaan teknik bicara.

1. Monologika
Monologika adalah ilmu berbicara secara monolog, di mana hanya satu orang yang
berbicara. Contoh monologika antara lain pidato, kata sambutan, ceramah,
deklamasi, dan kuliah.

2. Dialogika
Dialogika adalah ilmu atau seni berbicara secara dialogis, di mana terdapat dua
orang atau lebih dalam proses pembicaraan. Contoh dialogika antara lain diskusi,
perundingan, tanya jawab, percakapan, dan debat.

3. Pembinaan Teknik Bicara


Jenis lainnya adalah pembinaan teknik bicara di mana perhatian lebih difokuskan
pada teknik bernapas, teknik mengucap, bina suara, serta teknik bercerita.

Strategi Penyusunan Retorika


Dhanik Sulistyarini dan kawan-kawan dalam Buku Ajar Retorika mengutip
Aristoteles, ada 5 strategi penyusunan retorika. Strategi ini dikenal juga dengan
nama The Five Canons of Rhetoric. Berikut penjelasannya.

1. Penemuan Bahan (Invention)


Invention adalah pengembangan dari sebuah argumen yang relevan dengan tujuan
pidato. Langkah ini meliputi kemampuan menemukan, mengumpulkan,
menganalisis, dan memilih materi yang sesuai untuk pidato. Argumen yang dicari
harus dengan rasio, moral, dan afeksi.

2. Penyusunan Bahan atau Materi (Arrangement/Dispotitio)


Bagian ini disebut juga disposisi. Disposisi adalah penataan ide yang akan
membantu pendengar memahami hubungan antar ide serta menghindari
kebingungan. Penataan yang efektif juga akan menghasilkan pesan yang lebih
persuasif.

3. Pemilihan Gaya Bahasa yang Indah (Style/Elocutio)


Bagian ini berfokus pada cara penggunaan bahasa dalam mengekspresikan ide.
Style yang efektif akan menghasilkan pesan yang lebih jelas, menarik, dan
menggugah. Style juga harus dipilih secara cermat agar tidak menimbulkan
mispersepsi oleh pendengar.

4. Mengingat Materi (Memory)


Strategi ini berhubungan dengan kemampuan mengingat apa yang akan dikatakan.
Tidak harus dihafalkan kata per kata, tapi pembicara paham apa yang akan
disampaikan. Pada masa lampau, langkah ini dilakukan dengan mengingat ide
dalam urutan presentasi dan bahasa yang direncanakan. Sedangkan pada masa
kini, langkah ini biasanya lebih fokus ke penggunaan catatan atau manuskrip
daripada menghafal secara keseluruhan.

5. Penyampaian (Delivery/Pronountiatio)
Bagian terakhir adalah delivery yang melibatkan vokal dan fisik dalam
menyampaikan presentasi. Delivery dapat mempengaruhi apakah pendengar
menerima dan memperhatikan ide yang disampaikan atau tidak. Pesan yang lemah
pun, jika delivery-nya kuat, maka bisa mempengaruhi para pendengar juga.
Dalam buku Diksi dan Gaya Bahasa, yang ditulis oleh Gorys Keraf,
secara etimologi Retorika berasal dari bahasa yunani kuno (Rhetorica)
yang berarti seni berbicara.
Istilah ini mencul sekitar abad ke-5 sebelum masehi di Yunani. Pada saat
itu Yunani telah menjadi pusat kebudayaan barat dan para filsuf saling
berlomba mencari apa yang dianggap sebagai kebenaran.
Sejak dahulu Retorika telah menjadi alat penting dalam berkomunikasi,
bahkan digunakan oleh orator sekaligus filsuf terkenal seperti Aristotle dan
Cicero.

Tujuan Retorika
Tujuan utama dalam mempelajari Retorika adalah agar informasi yang
diberikan dapat menyentuh emosi audiens.
Sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dan diingat dengan lebih
baik.

Macam-macam Teknik Retorika


1. Logos
Teknik logos berfokus pada pendekatan rasional dengan menggunakan
argumen, data dan bukti yang kuat untuk meyakinkan audiens.
Tekni logos bertujuan untuk membentuk persepsi yang rasional dan logis
terhadap pesan yang disampaikan.
2. Ethos
Teknik ini menitikberatkan pada kredibilitas pembicara atau penulis.
Dengan membangun ethos yang baik, pengaruh komunikator akan
meningkat, karena audiens merasa percaya dan menganggapnya sebagai
sumber yang dapat dipercaya.
3. Pathos
Teknik Retorika ini berfokus pada emosi audiens. Dengan menggunakan
kata-kata atau gambaran yang menyentuh perasaan, Retorika pathos
mampu memengaruhi audiens secara emosional.
Sehingga pesan yang disampaikan menimbulkan perasaan simpati,
sukacita, kepedulian, atau marah.
4. Metonimia dan Metafora
Metonimia merupakan sebuah teknik menggunaan kata atau ungkapan
untuk menggantikan kata lain yang berhubungan atau sering digunakan
bersama.
Sedangkan metafora adalah perbandingan kiasan antara dua hal yang
berbeda namun memiliki kesamaan tertentu.
5. Ironi
Teknik Retorika ironi, menggunakan pernyataan yang bertentangan
dengan makna sebenarnya atau mengandung kebalikan dari maksud yang
sebenarnya.
Ironi digunakan untuk menciptakan efek dramatis atau efek humor.
6. Analogi
Analogi adalah teknik Retorika yang menggunakan perbandingan atau
kesamaan antara dua hal yang berbeda untuk membantu pemahaman atau
memperkuat argumen.
Pada kesimpulannya Retorika adalah seni atau ilmu dalam menggunakan
bahasa yang persuasif untuk mempengaruhi atau memanipulasi pendengar

Anda mungkin juga menyukai