Retorika berkaitan dengan seni berbicara secara efektif. Apa yang Anda
bayangkan ketika mendengar istilah retorika? Politik, kampanye, atau pidato? Ya,
retorika memang berkaitan dengan hal-hal tersebut, tapi sejatinya retorika adalah
keterampilan berbicara secara umum di depan publik.
Retorika Adalah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), retorika
adalah keterampilan berbahasa secara efektif. Selain itu, retorika juga dipahami
sebagai studi pemakaian bahasa secara efektif dalam karang-mengarang.
Pengertian lainnya, retorika adalah seni berpidato yang muluk dan bombastis.
Retorika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari atau mempersoalkan
tentang bagaimana cara berbicara yang mempunyai daya tarik yang mempesona,
sehingga orang yang mendengarkannya dapat mengerti dan perasaannya tergugah.
Jadi, retorika bukan sembarang kemampuan berbicara saja, tapi bagaimana
bicara tersebut bisa menggerakkan seseorang atau orang dalam jumlah banyak.
Meyakinkan para pendengar akan suatu kebenaran dari satu topik yang
dibicarakan.
Membina rasa saling pengertian yang mengembangkan kerja sama untuk
menumbuhkan kedamaian dalam setiap kehidupan bermasyarakat melalui kegiatan
bertutur.
Sementara itu, fungsi retorika adalah untuk mempersiapkan sarana yang baik
dalam menyediakan pengetahuan dan bimbingan bagi pembicara, sehingga mereka
lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan. Pembicara pun sebaiknya
menyampaikan sesuatu sesuai kebenaran dalam beretorika, sebab jika mereka
menyampaikan sesuatu yang tidak benar kemudian orang meragukan informasi itu,
maka tujuan dan fungsi retorika tidak tercapai.
Jenis-jenis Retorika
Menurut Hendrikus (1993) yang dikutip oleh Dhanik Sulistyarini dan kawan-kawan
dalam Buku Ajar Retorika, retorika dibagi menjadi 3 jenis. Yakni monologika,
dialogika, dan pembinaan teknik bicara.
1. Monologika
Monologika adalah ilmu berbicara secara monolog, di mana hanya satu orang yang
berbicara. Contoh monologika antara lain pidato, kata sambutan, ceramah,
deklamasi, dan kuliah.
2. Dialogika
Dialogika adalah ilmu atau seni berbicara secara dialogis, di mana terdapat dua
orang atau lebih dalam proses pembicaraan. Contoh dialogika antara lain diskusi,
perundingan, tanya jawab, percakapan, dan debat.
5. Penyampaian (Delivery/Pronountiatio)
Bagian terakhir adalah delivery yang melibatkan vokal dan fisik dalam
menyampaikan presentasi. Delivery dapat mempengaruhi apakah pendengar
menerima dan memperhatikan ide yang disampaikan atau tidak. Pesan yang lemah
pun, jika delivery-nya kuat, maka bisa mempengaruhi para pendengar juga.
Dalam buku Diksi dan Gaya Bahasa, yang ditulis oleh Gorys Keraf,
secara etimologi Retorika berasal dari bahasa yunani kuno (Rhetorica)
yang berarti seni berbicara.
Istilah ini mencul sekitar abad ke-5 sebelum masehi di Yunani. Pada saat
itu Yunani telah menjadi pusat kebudayaan barat dan para filsuf saling
berlomba mencari apa yang dianggap sebagai kebenaran.
Sejak dahulu Retorika telah menjadi alat penting dalam berkomunikasi,
bahkan digunakan oleh orator sekaligus filsuf terkenal seperti Aristotle dan
Cicero.
Tujuan Retorika
Tujuan utama dalam mempelajari Retorika adalah agar informasi yang
diberikan dapat menyentuh emosi audiens.
Sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dan diingat dengan lebih
baik.