Anda di halaman 1dari 3

Jenis-Jenis Retorika

Jenis-jenis teori retorika adalah salah satu ragam retorika yang telah dikelompokan
berdasarkan fungsinya, situasi yang tepat dan ketepatan menggunakan jenis retorika dalam
penyampaian gagasan atau penyampaian pidato dengan mengetahui  jenis-jenis retorika maka
teori retorika akan lebih mudah dipahami dan dilaksanakan bagi orator atau pembicara. Jenis-
jenis retorika harus diketahui bahkan dipahami oleh seorang pembicara. Karena dalam
komunikasi yang efektif, tidak cukup hanya dengan menggunakan satu jenis retorika saja
untuk menyampaikan pesan atau mempengaruhi khalayak secara persuasive positif. Di bawah
ini ada beberapa jenis retorika menurut Aristoteles, yaitu :

A. Retorika forensic (forensic rhetoric), adalah jenis retorika yang berkaitan dengan


pengadilan, pembicaraan fokus pada keputusan pengadilan. Berkaitan dengan keadaan
dimana pembicara mendorong timbulnya rasa bersalah atau tidak bersalah dari khalayak.
Pidato forensic atau juga disebut pidato yudisial biasanya ditemui dalam kerangka
hukum. Retorika forensic berorientasi pada masa waktu lampau. Contoh retorika forensic
yaitu retorika atau seni berbahasa yang digunakan oleh seorang hakim dalam menimbang
keputusan tentang salah atau tidak seorang tersangka dalam perkara yang disidangkan
dilihat dari perbuatanya di masalalu.
B. Retorika epideiktik (epideictic rhetoric), adalah jenis retorika yang berkaitan dengan
wacana yang berhubungan dengan pujian atau tuduhan. Pidato epideiktik sering disebut
juga pidato seremonial. Pidato jenis ini disampaikan kepada publik dengan tujuan untuk
memuji, menghormati, menyalahkan dan mempermalukan. Pidato jenis ini berfokus pada
isu-isu sosial yang ada pada masa sekarang.
C. Retorika deliberative (deliberative rhetoric), adalah jenis retorika yang dirancang untuk
memengaruhi khalayak, dalam kebijakan pemerintah. Retorika ini yang menentukan
tindakan yang harus dilakukan atau yang tidakboleh dilakukan oleh khalayak. Pidato ini
sering disebut juga dengan pidato politis. Pidato deliberative berorientasi pada masa
waktu yang akan datang. Contohnya pidato yang disampaikan oleh calon ketua partai
dalam kampanye.
D. Retorika Demonstrative adalah jenis retorika yang mengembangkan wacana yang dapat
memuji dan menghujat. Pada umumnya retorika menerapkan retorika demonstrative,
untuk mempengaruhi khalayak.
Selain menurut Aristoteles pada dasarnya etorika sebagai bagian dalam ilmu bina
bicara ini yang mencakup :
1. Monologika
Monologika adalah ilmu tentang seni bicara secara monolog, dimana hanya
seorang yang bicara. Bentuk-bentuk yang tergolong dalam mologika adalah pidato,
kata sambutan, kuliah, makalah, ceramah, khutbah, dan deklamasi.
2. Dialogika
Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara berdialog, dimana dua
orang atau lebih berbicara atau mengambil bagian dalam satu proses pembicaraan.
Bentuk dialogika yang penting adalah diskusi, Tanya jawab, perundingan,
percakapan, dan debat.
3. Pembinaan teknik bicara
Efektivitas monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik bicara.
Sedangkan  menurut Arman Agung dalam tulisannya yang berjudul “keterampilan
berbicara” adalah retorika dan berbicara efektif menjelaskan bahwa dari segi
kepentingannya atau tujuan yang ingin dicapai, retorika dapat dibagi menjadi dua :
a. Retorika persuasif
Yaitu retorika yang bertujuan mempengaruhi orang dengan tidak begitu
memperhatikan atau mempertimbangkan nilai-nilai kebenenaran dan
moralitas.  Retorika yang seperti ini dapat kita jumpai dimana-mana. Contohnya
adalah retorika yang digunakan oleh sebagian besar penjual obat kaki lima dalam
menawarkan daganganya
b. Retorika dialegtika
Retorika ini sering juga disebut sebagai retorika psikologi,  yaitu retorika yang
muncul sebagai kebalikan dari retorika persuasif.  Retorika ini sangat
memperhatikan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, morallitas, dan sifatnya dapat
menenangkan jiwa manusia. Tujuan utama retorika ini mengarah kepada
pembinaan spiritual. Retorika yang seperti ini umumnya digunakan di dalam
ceramah-ceramah agama.
Dalam hal ini, selain membujuk dengan menggugah emosi, juga menggugah
khalayak secara logis sesuai kondisi dan situasinya. Oleh sebab itu, kondisi dan
situasi khalayak harus dikenal dan dipahami sebaik-baiknya sebelum berpidato
atau menyampaikan pesan. Jadi,seorang pemmbicara harus memahami dan
menggunakan berbagai jenis retorika agar terciptanya komunikasi yang efektif.
Selain menggunakan beberapa jenis retorika seperti yang tertulis di atas,ada
baiknya pula jika kita menggunakan beberapa bentuk retorika Rasulullah ketika
beliau menyampaikan dakwahnya pada masa itu. 

Anda mungkin juga menyukai