Anda di halaman 1dari 16

Retorika Ujaran Politik

Moh’ Adkha Hidayatulloh


Latar belakang
 Retorika memiliki fungsi yakni berbicara, berbicara kepada sekelompok orang
lain, atau massa yang banyak dengan disampaikan oleh satu orang di depan
massa. Dewasa ini, retorika diartikan sebagai seni untuk berbicara yang
dipergunakan untuk komunikasi antarmanusia. Kesenian berbicara ini bukan
berarti hanya berbicara lancar tanpa tujuan pikiran yang jelas dan tanpa isi.
Melainkan suatu kemampuan berpidato secara, singkat, padat, jelas, dan
menegaskan
 Banyak sekali para pemimpin di negara ini dan bahkan di dunia ini
menggunakan retorika untuk berpolitik, retorika disini digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan atau ujaran politik, dan tak sedikit dari kejadian
ini terdapat banyak kontroversi dari apa yang telah disampaikannya tersebut.
Dari latar belakang ini kita akan membahas mengenai tentang retorika ujaran
politik yakni pengertian retorika itu sendiri dan hingga saat ini yang digunakan
sebagai alat atau bahkan kebutuhan untuk berpolitik
 Retorika juga disebut sebagai public speaking yang mana keduanya sama-
sama bagian dari komunikasi yang itu merupakan sebuah profesi dengan
tujuan sama yakni mengantarkan pesan apa yang ingin kita sampaikan
tergantung oleh kajian dan profesi yang kita lakukan. Apabila kita seorang
politikus tentunya kita akan beretorika dengan tema-tema politik, setiap apa
yang kita sampaikan mengandung unsur-unsur politik, dan ini pun berbeda
dengan profesi-profesi yang lainnya
Sejarah Retorika dalam komunikasi
 Bangsa Yunani kuno telah memiliki sinonim untuk istilah komunikasi yang
dikenal dengan istilah “retorika”. Aristoteles memandang retorika sebagai
sesuatu yang secara inheren diresapi oleh semua orang. Bagi Aristoteles
retorika adalah seni persuasi, suatu yang harus singkat, jelas dan meyakinkan,
dengan keindahan bahasa yang disusun untuk hal-hal yang bersifat
memperbaiki (corrective), memerintah (instructive), mendorong (suggestive)
dan mempertahankan (defensive). Puncak peranan retorika sebagai ilmu
pernyataan antar manusia juga ditandai oleh munculnya Demosthenes dan
Aristoteles.
 Demosthenes (384-322) di zaman Yunani itu termasyur karena kegigihannya
mempertahankan kemerdekaan Athena dari ancamana raja Philipus dan
Mecedonia. Menurut Aristoteles, aspek terpenting dalam teori dan dasar
pemikiran retorika adalah tiga jenis pendekatan untuk mempersuasi audiens,
yakni logos, pathos, dan ethos.
Sejarah Retorika
 Retorika di zaman Yunani memiliki uraian yang sistematis bahwa retorika
diletakkan pertama kali oleh orang Syracuse (sebuah koloni Yunani di Pulau
Sicilia). Pada zaman ini, koloni tersebut diperintah oleh para tiran yang
senang menggusur tanah rakyat. Sekitar tahun 465 SM, rakyat melancarkan
revolusi untuk merebut tanah mereka yang telah diambil dan akhirnya
pemerintah mengembalikan lagi tanah rakyat kepada pemilik yang sah
 Dalam hal pengambilan tanah ini, pemilik tanah harus sanggup meyakinkan
dewan juri di pengadilan, karena pada saat itu tidak ada pengacara ataupun
sertifikat tanah. Untuk membantu memenangkan hak mereka di pengadilan,
“Corax” menulis makalah retorika yang diberi nama TechneLogon (seni kata-
kata). Makalah ini berbicara tentang “teknik kemungkinan”. Aristoteles
melanjutkan kajian retorika ilmiah dengan menciptakan lima tahapan
penyusunan pidato yang dikenal dengan Lima Hukum Retorika
 Retorika mengalami perubahan pada zaman Romawi, perubahannya yaitu
orang-orang Romawi hanya mengambil segi-segi kepraktisan saja yang ada di
studi retorika tersebut. Retorika pada abad pertengahan mengalami
kegelapan. Dalam hal ini, retorika dianggap sebagai kesenian jahiliah.
Akhirnya renaissance (masa pencerahan) membawa retorika menjadi retorika
modern
 Lain lagi pengertianretorika yang di kemukakan oleh kaum Sofis menjelang
akhir abad ke-5 sebelum masehi. Tokoh yang menonjol dari golongan ini
antara lain Gorgias, Lycias, Phidias Protogoras, dan Isocrates. Menurut mereka
retorika tidak merupakan suatu alat yang digunakan untuk memenangkan
suatu kasus lewat bertutur, asal saja tutur tersebut berdasarkan petunjuk-
petunjuk retorika yang telah digariskan oleh kaum Sofis seperti kepandaian
memainkan ulasan, kefasihan berbahasa, pandai memanfaatkan emosi
penanggap tutur, dan terakhir keseluruhan tutur harus ditujukan untuk
mencapai kemenangan
 Retorika menurut kaum Sofis ini tidak lain dari sarana tutur yang efektif untuk
mencapai suatu kemenangan. Dalam abad modern ini dasar-dasar retorika
Sofis kelihatan dimanfaatkan dalam hal-hal tertentu seperti propaganda,
indoktrinasi, agitasi, kampanye, dan terlihat juga dalam reklame.
 Aristoteles adalah seorang filsuf yang menyelamatkan retorika dari pengertian
yang kurang baik sebagai akibat dari ajaran kaum Sofis. Menurutnya retorika
adalah ilmu yang mengajarkan orang tentang keterampilan menemukan
secara persuasif dan objektif suatu kasus. Retorika bertujuan meyakinkan
pihak lain akan kebenaran kasus yang dibicarakan. Keyakinan akan kebenaran
kasus merupakan tujuan akhir. Berbeda dengan kaum Sofis yang mempunyai
tujuan akhir memenangkan kasus
 Dalam hal ini Aristoteles mengemukakan 4 fungsi retorika yaitu:
 1. Menuntut orang untuk mengambil keputusan dalammenghadapi
memecahkan suatu kasus
 2. Membimbing orang memahami kondisi kejiwaan penanggap tutur
 3. Memimpin orang menganalisis kasus secara sistematis objek untuk
menemukan secara persuasif yang efektif untuk emyakinkan orang
 4. Mengajarkan cara-cara yang efektif untuk mempertahankan gagasan
 Dengan demikian, akhirnya pengertian retorika ini tidak lain dari
penyempitan pengertian retorika, semua kegiatan yang memakai bahasa
sebagai sarana dasar dapat dikelompokan dalam kegiatan berbicara. Retorika
dapat dibatasi dengan teori dan kemahiran dalam berbahasa, baik lisan
maupun tulisan. Retorika bertujuan menerangkan kaidah-kaidah yang menjadi
landasan untuk menulis dan bertutur untuk mempengaruhi sikap dan perasaan
orang. Retorika membicarakan prinsip-prinsip yang fundamental untuk
menyusun sebuah wacana. Peranannya cukup penting dalam masyarakat,
disamping itu retorika juga mempunyai peranan penting dalam perkembangan
ilmu pengetahuan. Tanpa kemampuan berbicara, manusia tidak akan memiliki
peradaban dan kebudayaan
Public Speaking
 Istilah public speaking berawal dari para ahli retorika, yang mengartikan sama
yaitu seni (keahlian) berbicara atau berpidato. Public Speaking juga dapat
didefenisikan sebagai proses berbicara kepada sekelompok orang secara
sengaja serta ditujukan untuk menginformasikan, mempengaruhi ataupun
menghibur pendengar.
 Whitman dan Boase (1983) mengatakan bahwa dalam penggunaannya yang
lebih kontemporer, public speaking berfungsi untuk menarik perhatian,
menghibur, memberikan informasi, mempertanyakan suatu perkara,
membujuk, meyakinkan, memberikan rangsangan, memberikan kritikan,
membentuk kesan, memperingatkan, membangun semangat, memberikan
instruksi, menyajikan sebuah penelusuran, menggerakan massa, dan
menyamarkan suatu perkara
Kampanye Politik
 Tujuan kampanye secara umum yaitu untuk memobilasi dan melibatkan orang-
orang dalam menyebar luaskan informasi secara tertulis maupun tidak
tertulis, melakukan perubahan terhadap perilaku, serta mempersuasi orang
untuk mengerti, memahami, dan melakukan sesuatu. Defenisi dari kampanye
politik yaitu periode yang diberikan oleh panitia pemilihan umum kepada
semua peserta, baik partai politik atau perorangan, untuk memaparkan
program-program kerja dan mempengaruhi opini publik sekaligus memobilisasi
masyarakat agar memberikan suara kepada mereka sewaktu pencoblosan.
Tidak hanya itu, kampanye politik juga mengkomunikasikan intensi dan
motivasi partai politik atau kontestan individu dalam memperbaiki kondisi
masyarakat
Retorika Politik
 Salah satu bentuk atau jenis komunikasi politik yang sudah lama dikenal dan
dilakukan oleh para politikus atau aktivis adalah Retorika politik. Retorika
politik berkaitan dengan pembentukan citra dan Opini Publik yang positif.
 Retorika yang berasal dari bahasa Yunani rhetorica memang berarti seni
berbicara. Pada awalnya dipergunakan dalam perdebatan-perdebatan antar
persona, hingga menjadi komunikasi dua arah. Namun pada perkembangannya
retorika juga dapat digunakan dari satu orang ke satu orang lainnya atau
beberapa orang untuk saling mempengaruhi dengan cara persuasif dan timbal
balik. Untuk itu retorika dikembangkan sebagai kegiatan seni berbicara, dan
menjadi ilmu pengetahuan tersendiri
 Retorika politik merupakan seni menyusun argumentasi dan pembuatan
naskah pidato, karena retorika berkaitan dengan persuasi. Sebagai komunikasi
satu ke banyak orang atau komunikasi massa, retorika bergesar menjadi
pernyataan umum, terbuka dan aktual, dengan menjadikan khalayak (publik)
menjadi sasaran
 Retorika menurut Aristoteles terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: (1) retorika
deliberatif, (2) retorika forensik dan (3) retorika demonstratif. Retorika
deliberatif dirancang untuk memengaruhi khalayak dalam kebijakan
pemerintah. Pembicaraan difokuskan pada keuntungan dan kerugian jika
sebuah kebijakan diputuskan dan dilaksanakan. Retorika forensik digunakan di
dalam pengadilan. Sedangkan retorika demonstratif digunakan untuk
mengembangkan wacana memuji atau menghujat
 Retorika politik merupakan salah satu kekuatan dasar yang harus dimiliki oleh
para komunikator politik. Di era domokrasi di zaman media massa dan
teknologi komunikasi belum begitu canggih, retorika politik menjadi elemen
kunci yang pertama-tama harus dikuasai dan dimiliki oleh komunikator
politik. Retorika politik bukan hanya menyangkut materi-materi pesan politik,
tapi bagaimana materi tersebut disusun, dikemas, dan disampaikan kepada
publik dengan dukungan kemampuan fisik dalam berkomunikasi.
 Retorika politik juga dapat menunjukkan kata-kata yang tanpa arti namun
memiliki diksi yang berlebih. Hal ini berkonotasi asosiasi dengan penipuan dan
trik yang menutupi kebenaran dan keterusterangan. Menurut Yusrita Yanti,
secara umum retorika didefininsikan sebagai menggunakan bahasa dengan
efektif dan persuasif. Suatu seni yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan pembicara atau penulis untuk menyampaikan informasi,
memberikan motivasi, membujuk dan mempengaruhi pikiran masyarakat
dalam situasi tertentu
 Menurutnya sejumlah retorika politik terlihat beberapa karakter, pilihan kata
yang digunakan cenderung merupakan emosi terhadap ketidakpuasan,
kejengkelan, keinginan, keoptimisan, dan kebanggaan sehingga melahirkan
sindiran, dan kritikan-kritikan terhadap fenomena sosial yang terjadi. Secara
pragmatis, retorika mencerminkan sikap dari penutur, sikap keoptimisan
dapat memperlihatkan sikap tanggung jawab (responsibility) dari penutur,
sikap lain yang dapat tercermin lainnya adalah empati, peduli, dan lainnya.
Retorika politik juga merupakan tindakan politik yang dapat diamati dari
waktu ke waktu, yang dalam waktu lama membentuk pola, yang pada
akhirnya bertujuan untuk membentuk citra (image) politik bagi khalayak
(masyarakat), yaitu gambaran mengenai realitas politik yang memiliki makna,
citra menunjukkan keseluruhan informasi menurut teori informasi tentang
dunia ini yang telah diolah, diorganisasikan dan disimpan oleh individu
 Secara umum, citra adalah peta seseorang tentang realitas. Tanpa citra,
seseorang akan selalu berada dalam suasana yang tidak pasti. Citra adalah
gambaran tentang realitas, kendatipun tidak harus sesuai dengan realitas
yang sesungguhnya. Citra adalah dunia menurut persepsi kita. Walter Lippman
(1965) menyebutnya picture in our head.
 Komunikasi politik dalam hal ini retorika politik, menurut Anwar Arifin
bertujuan membentuk dan membina citra dan Opini Publik, mendorong
partisipasi politik, memenangi pemilihan, dan memengaruhi kebijakan politik
negara atau kebijakan publik
Kesimpulan
 Retorika politik merupakan seni menyusun argumentasi dan pembuatan
naskah pidato, karena retorika berkaitan dengan persuasi. Sebagai komunikasi
satu ke banyak orang atau komunikasi massa, retorika bergesar menjadi
pernyataan umum, terbuka dan aktual, dengan menjadikan khalayak (publik)
menjadi sasaran, setelah itu para komunikator mampu membius publik dengn
membangun opini publik yang baru dengan berdasarkan apa yang telah
mereka ucapkan, baik itu program, ataupun janji-janji, yang mana kesemua
itu dapat dilakukan pada retorika politik

Anda mungkin juga menyukai