Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH &

ISHMA INSANI
HERMAPUTRI
02019146554

TOKOH-tokoh
PUBLIC
Public
speakinG
Public speaking disebut juga dengan Retorika. Retorika berasal dari
bahasa Inggris “rhetoric” dan bersumber dari perkataan Latin
“rhetorica” yang berarti ilmu bicara. Retorika sebagai suatu ilmu
memiliki sifat-sifat rasional, empiris, umum, dan akumulatif
(Haryono dalam Susanto, 1988:73-74). Rasional disini berarti suatu
hal yang disampaikan pembicara harus sistematis, berurutan dan
masuk akal. Empiris yaitu disajikannya fakta-fakta yang dapat
dirasakan panca indera. Umum adalah kebenaran yang tidak bersifat
rahasia, sehingga bisa diketahui oleh khalayak ramai. Sedangkan
akumulatif adalah perkembangan dari ilmu yang sudah ada
sebelumnya. Dimana ilmu itu terus dikembangkan dan
disempurnakan sebaik mungkin.
Sejarah
public
speaking
Public speaking sebenarnya bukanlah aktivitas baru yang hanya dilakukan oleh manusia-manusia pada zaman
modern saja. Sejarah telah menunjukkan bahwa akar tradisi kegiatan public speaking ini telah ada sejak zaman peradaban
Yunani kuno, yaitu pada tradisi politiknya. Sekitar 2.500 tahun yang lalu di Athena kuno, para pemuda diminta untuk
memberikan pidato yang efektif sebagai bagian dari tugas mereka sebagai warga negara. Selama waktu itu Socrates, Plato,
dan Aristoteles mengajarkan murid mereka filsafat dan retorika. Retorika menurut Plato adalah “seni memenangkan jiwa oleh
wacana.”
Demokrasi berkembang saat itu dan semua warga harus mampu berbicara dalam legislatif dan bersaksi di
pengadilan. Warga bertemu di Sidang besar di pasar (agora) untuk membahas isu-isu perang dan ekonomi dan
politik.Ditambah dengan lembaga Pengadilan Rakyat oleh Sage, Solon, di 593-594 SM, dimana warga bisa membawa
keluhan-keluhan mereka ke pengadilan dan berdebat kasus mereka. Saat itu, tidak ada pengacara dan karena orang sering
menggugat satu sama lain , sehingga penting bagi setiap warga negara untuk memiliki kemampuan komunikasi untuk dirinya
dan keluarganya.
Tokoh-
1.
tokoh
Tokoh-tokoh yang terkenal melakukan retorika pada zaman kuno antara lain adalah :

Gorgias dan Protagoras


Gorgias dan Protagoras Mendirikan sekolah retorika untuk pertama kalinya. Gorgias melihat adanya
peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar, karena pada waktu itu masyarakat Athena butuh kemampuan berbicara
yang jelas dan persuasif. Negeri Athena saat itu sedang tumbuh menjadi Negara yang kaya dan demokratis, setiap
orang diberi kebebasan untuk menyampaikan pendapatnya. Di sinilah kemampuan berpikir yang jernih dan logis
dibutuhkan. Tentu saja itu semua didukung dengan kemampuan berbicara yang jelas dan persuasif. Gorgias
bersama dengan Protagoras mengajarkan teknik-teknik memanipulasi emosi dan menggunakan prasangka untuk
menyentuh hati pendengar. Teknik tersebut Lebih menekankan kepada bahasa yang puitis. Mereka menamakan
dirinya kelompok sophistai “guru kebijaksanaan” atau kaum sophis. Saat itulah muncul adanya lomba adu pidato
juga muncul jago–jago pidato, misalnya Demosthenes dan Isocrates.
Tokoh-
tokoh
2. Demosthenes dan Isocrates
Demosthenes mengembangkan teknik gaya berbicara yang jelas dan lugas, menggabungkan antara narasi
dan argumnentasi. Juga memperhatikan bagaimana cara penyampaian, menurut Will Durant ia melatakkan rahasia pidato
pada acting. Isocrates mengatakan bahwa retorika tidak bisa dipisahkan dari politik dan sastra. Ia juga mendirikan
sekolah retorika, dimana ia mengajarkan tentang bagaimana menggunakan kata- kata dalam susunan yang jernih tetapi
tidak berlebih- lebihan disertai dengan anak kalimat yang seimbang.

3. Socrates dan Plato


Socrates mengkritik kaum sophis sebagai para prostitut, yaitu orang yang menjual kecantikan untuk
memperoleh uang. Plato adalah murid Socrates, ia mengatakan bahwa Gorgias adalah contoh retorika yang palsu
(berdasarkan pada Sophisme) sedangkan Socrates adalah contoh retorika yang benar (berdasarkan pada filsafat).
Sophisme mengajarkan kebenaran yang relatif dan filsafat membawa orang kepada pengetahuan yang sejati. Plato
menganjurkan agar para pembicara mengenal “jiwa” pendengarnya. Dari sinilah Plato meletakkan dasar-dasar retorika
ilmiah dan psikologi khalayak. Dia mengubah retorika sebagai sekumpulan teknik menjadi sebuah wacana ilmiah.
Tokoh-
tokoh
4. Aristoteles
Aristoteles mengatakan bahwa ada 5 tahap dalam penyusunan pidato (The Five Canons of Rhetoric = Lima Hukum
Retorika), yaitu:
1)Inventio (penemuan), penggalian topik dan menentukan metode persuasi yang paling tepat, merumuskan tujuan
mengumpulkan bahan/argumen yang sesuai dengan kebutuhan khalayak. Aristoteles menyebut ada 3 metode
persuasi, yaitu Ethos, Pathos, dan Logos.
2)Dispositio (penyusunan), tahap pengorganisasian pesan. Aristoteles menyebutnya taxis, yaitu pesan harus dibagi ke
dalam beberapa bagian yang berkaitan secara logis seperti pengantar, pernyataan, argumen, dan epilog.
3)Elocutio (gaya), pemilihan kata-kata dan bahasa yang tepat untuk mengemas pesan. Gunakan bahasa yang tepat,
benar dan dapat diterima oleh para audience, pilih kata- kata yang jelas dan langsung, dan juga rangkaian kalimat
yang indah,
4)Memoria (memori), pembicara harus mengingat pesan yang ingin disampaikan.
5)Pronuntiatio (penyampaian), pembicara menyampaikan pesannya. Di sini acting sangat berperan, pembicara harus
memperhatikan olah vocal dan gerakan tubuh.
Sumber
● http://ratnajuwitasafitri.blogspot.com/2019/03/sejarah-public-speaking.html
● https://
www.kompasiana.com/nadiakamila/54f7d10ba33311f8498b478c/sejarah-dan-perkembangan-retori
ka
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai