Anda di halaman 1dari 24

FILSAFAT BAHASA

FILSAFAT

1. Secara Etimologi
2. Secara Terminolagi
Secara Etimologi

 Secara etimologi, istilah filsafat merupakan derivasi dari


kata “falsafah” (bahasa Arab) yang diadopsi dari bahasa Yunani,
yaitu dari kata “Philoshopia” yang terbentuk dari dua
kata; “philien/philo” yang berarti cinta dan “shopia” yang berarti
kebijaksanaan; pengetahuan. Secara etimologi filsafat berarti cinta
kebijaksanaan dan orangnya disebut “filosof”. Orang yang pertama
kali memakai kata “filsafat” adalah Phytaghoras, filosof Yunani
(582-496 SM).
Secara etimologis filsafat berarti :
 cinta akan kebenaran
 suatu dorongan terus-menerus untuk mencari dan mengejar
kebenaran
Secara Terminolagi

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:227)


a. Teori atau analisis logis tentang prinsip-prinsip yang mendasari
pengaturan, pemikiran, pengetahuan, dan sifat alam semesta
b. Prinsip-prinsip umum tentang suatu bidang pengetahuan
c. Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi
d. Suatu cara berpikir yang radikal, menyeluruh, dan mengupas
sesuatu sedalam-dalamnya
e. Akal budi adalah mencakup keseluruhan kemampuan yang
spesifik manusiawi, yakni daya cipta, karsa, dan rasa. Filsafat
mengkaji hakikat segala yang ada di dunia ini, baik dari manusia
maupun sendiri maupun benda di sekitarnya.
Plato (427-347 SM):
a. Plato (427sm – 347 SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur
murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: filsafat adalah
pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang
berminat mencapai kebenaran yang asli). Filsafat adalah ilmu yang
berbicara tentang hakikat sesuatu.

Aristoteles (Murid Plato)


b. Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang kebenaran yang meliputi
logika, matematika, metafisika, fisika, dan pengetahuan praksis.
c. Aristoteles (384 sm – 322sm) mengatakan : filsafat adalah ilmus
pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya
terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala
benda).
Marcus tullius cicero (106 sm – 43sm), politikus dan ahli pidato
Romawi.
a. Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung
dan usaha-usaha untuk mencapainya.

Al-Farabi (Filosof muslim terbesar sebelum Ibnu Sina yang meninggal


950 M)
b. Filsafat adalah ilmu:yang bertugas untuk mengetahui semua yang
ada karena ia ada. Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam
maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.

Imanuel Kant (1724-1804), filosof abad renainses dari Jerman:


c. Filsafat adalah ilmu pengetahuan mengenai pokok pangkal dari
segala perbuatan dan pengetahuan. Filsafat itu ilmu pokok dan
pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat
persoalan, yaitu: ” apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh
metafisika) ” apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika)
”sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh antropologi).
Fung Yu Lan:
a. Filsafat adalah pikiran sistematis dan merupakan refleksi tentang
kehidupan.
b. Dalam khazanah keilmuan Islam pengertian filsafat disejajarkan
dengan pengertian “Hikmah”. Bagi dunia Islam filsafat adalah
hikmah itu sendiri.
Seperti yang dikatakana oleh Ibn Abbas hikmah adalah ucapan
yang rasional yang dipelihara oleh kekuatan empirik. Meskipun
pengertian filsafat yang diberikan oleh para ahli filsafat baik Barat
maupun Timur, klasik maupun modern berbeda-beda, namun dari
semua definisi tersebut dapat diambil kesimpulan yang
mengarahkan pada kesamaan pengertian filsafat:
1) filsafat merupakan proses pencarian kebenaran.
2) filsafat merupakan proses berfikir yang mendalam
3) filsafat adalah pencarian hakikat dari sesuatu hal yang ada.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan
segala sesuatunya secara mendalam, sungguh-sungguh, dan
radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.
Apakah Berfilsafat itu?
Berfilsafat berarti:
1. ingin mengetahui apa yang telah kita tahu dan
apa yang kita belum tahu;
2. berendah hati bahwa tidak semua pengetahuan
kita ketahui dalam kesemestaan yang tak
terbatas ini;
3. mengoreksi diri, berani berterus-terang seberapa
jauh kebenaran yan dicari telah kita jangkau.
PENGETAHUAN BAHASA
&
ILMU PENGETAHUAN BAHASA
Pengertian Bahasa

1. Aristoteles
 Bahasa adalah alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan
manusia. Dengan kata lain, pikiran mempengaruhi bahasa karena
pikiranlah maka bahasa itu ada.

2. Edward Sapir dan Benyamin L. Whorf (hipotesis Sapir-Whorf)


 Bahasa ibu (native language) yang kita kuasai sejak kecil bertindak
sebagai kisi-kisi dalam benak kita yang menghalangi pandangan
kita dalam melihat dunia luar ketika kita menggunakan bahasa.
3. Leonard Bloomfield (pakar linguisik
struktural)
 Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang
bersifat sewenang-wenang yang dipakai oleh
anggota masyarakat untuk bekerja sama dan
berinteraksi

4. Wilhelm von Humboldt (pakar bahasa dari


Jerman pada abad ke-19)
 Bahasa merupakan suatu sintesis (gabungan)
bunyi sebagai bentuk luarnya dan pikiran
5. Avram Noam Chomsky (Aliran Trasnformasional)
a. Competence (kemampuan)
 Setiap penutur suatu bahasa mempunyai kemampuan untuk
menguasai kaidah gramatika bahasanya.
b. Performance (penampilan)
 Wujud ujaran
c. Deep structure (struktur dalam/batin)
 Struktur yang digambarkan dengan rumus-rumus yakni NP+VP
(frase nomina+frase verba).
d. Surface structure (struktur permukaan/lahir)
 Struktur yang diwujudkan ujaran.
Kridalaksana (1993:21) dan Depdikbud (1997:77)
 Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang
dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja
sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Dari batasan bahasa di atas ada lima butir yang penting, yaitu bahwa
bahasa itu:
a. manusiawi (human)
b. dipelajari (non-instinctive)
c. sistem (system)
d. arbitrer (voluntarily produced)
e. simbol/lambang (symbols)
Pengertian filsafat bahasa

1. Kaelan, 1998:6-7:
 Bahasa sebagai sarana analisis para filsuf dalam memecahkan,
memahami, dan menjelaskan konsep-konsep dan problem-problem
filsafat. Dengan perkataan lain, bahasa digunakan sebagai alat
analisis konsep-konsep dan masalah-maslah filsafat.
 Salah satu cabang filsafat yang mengandalkan analisis penggunaan
bahasa karena banyak masalah dan konsep filsafat yang hanya
dapat dijelaskan melalui analisis bahasa sebab bahasa merupakan
sarana yang vital dalam filsafat.
Perbedaan Filsafat Bahasa dengan Linguistik
 Perbedaan filsafat bahasa dengan linguistik adalah lingustik
bertujuan mendapatkan kejelasan tentang bahasa. Dengan
perkataan lain, tujuan akhir dari linguistik adalah mendapatkan
kejelasan tentang hakikat bahasa, sedangkan filsafat bahasa
memandang kejelasan hakikat bahasa bukan sebagai tujuan akhir,
melainkan sebagai objek sementara agar pada akhirnya dapat
diperoleh kejelasan tentang hakikat pengetahuan konseptual
(Poedjosoedarmo, 2001:2).
Perbedaan Filsafat Bahasa dengan Filsafat Ilmu Bahasa
 Filsafat ilmu bahasa/kebahasaan berupaya untuk
memecahkan masalah-masalah filosofis dengan cara menganalisis
makna kata dan hubungan logis antarkata di dalam
bahasa. Sementara itu, filsafat bahasa lebih menekankan pada
analisis unsur-unsur umum dalam bahasa seperti makna, acuan
(referensi), kebenaran, verifikasi, tindak tutur, dan ketidaknalaran.
 Dengan sedikit perenungan, akan tampak jelas bagaimana dalam
kisah penciptaan Adam terdapat dialog yang tidak saja
membuktikan adanya peristiwa bahasa pertama, tetapi juga
menjelaskan kekhususan manusia dibanding makhluk lain, serta
alasan mendasar atas fenomena penguasaan manusia atas bumi,
sebagimana ayat yahng saya baca tadi.
 Ada pelajaran sangat penting dari peristiwa bahasa pertama ini.
Penguasaan kosa kata serta kecakapan merangkai kata-kata
secara bermakna, sejauh mengikuti logika terbatas atas wacana
tersebut, bisa ditafsir sebagai ciri kualitatif non-fisik Adam dibanding
dengan makhluk lain.
 Ciri-ciri lain, misalnya dalam At-Tiin lebih menunjuk pada ciri
kuantitatif fisik. Oleh karena itu, ditambah dengan penegasan dan
perintah dan bahkan sindiran berkali-kali agar manusia
menggunakan akal atau berpikir, paling tidak terdapat tiga
keistimewaan manusia dibanding makhluk lain, yaitu: penguasaan
bahasa, kemampuan berpikir, dan kesempurnaan bentuk ragawi
Bahasa & Pemikiran

 Sinergi antara bahasa dan pemikiran manusia ini pula yang


mengantarkan manusia untuk tidak saja menyempurnakan
penampilan ragawi mereka, tetapi juga mengatasi berbagai
keterbatasan ragawi mereka sehingga memberi jalan bagi lahirnya
fenomena khas manusia berupa kebudayaan, dan secara lebih
khusus peradaban.
 Islam menempatkan bahasa dan pemikiran pada tingkat yang
terhormat yang memberi jalan bagi kelahiran peradaban manusia.
Sifat Dasar Filsafat

 Apakah mungkin memperoleh pengetahuan sejati?


 Bagaimanakah sifat-sifat dasar kebenaran?
 Apa saja keterbatasan pengetahuan?
 Metode apakah yang harus diterapkan untuk mendapatkan
pengetahuan yang sahih?
 Bagaimana menilai suatu pernyataan apriori?
 Dimanakah batas antara subjektivitas dan objektivitas?
 keistimewaan manusia terletak pada kemampuannya menandai
secara simbolik setiap kenyataan. Contoh sangat sederhana tetapi
cukup mengejutkan kita adalah, sebuah perhelatan yang demikian
rumit seperti ini
--- ada kepanitiaan, pidato ilmiah, tamu-tamu terhormat, paduan
suara, prosesi anggota senat, spanduk, konsumsi dan sebagainya
----
 Manusia mampu membentuk lambang atau memberi nama guna
menandai setiap kenyataan, sedangkan binatang tidak mampu
melakukan itu semua. Karena ada sediaan nama-nama itu, maka
manusia mampu memanggil kembali dan mengaitkannya satu sama
lain.
 filsuf bahasa kenamaan Ludwig Wittgenstein bahwa ”batas
bahasaku adalah batas duniaku”
 Bahasa memungkinkan manusia untuk berbagi, mewariskan, dan
mengembangkan hasil buah pemikiran, yang di antaranya adalah
pengetahuan. Di sisi lain, karena sifat dasar yang juga tak
terelakkan,
 Belakangan ini para ahli sosiolinguistik dan antropolinguistik
semakin memahami pengaruh kepunahan bahasa terhadap
masyarakat. Salah satu pengaruh paling menonjol dari punahnya
suatu bahasa, baik karena terpaksa maupun sukarela, adalah
hilangnya identitas sosial. Lebih memprihatinkan lagi, kehilangan
juga sampai pada aspek-aspek budaya, spiritual dan intelektual.
 Tampak bahwa praksis bahasa seseorang atau sekelompok orang,
yang mencakup dialek, register, jargon dan sebagainya, dibentuk
oleh: (1) posisi dalam struktur sosial seperti nativitas, bahasa ibu,
tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, dan jenis
kelamin, (2) formalitas dan informalitas percakapan dan
audiensnya, dan (3) proses produksi linguistiknya, yang pada
akhirnya menentukan (4) keluaran interaksionalnya. Semua itu,
sebagaimana tampak, juga dipengaruhi oleh kendala dan
keterlibatan situasional.

Anda mungkin juga menyukai