Anda di halaman 1dari 30

Dosen Pengampu : Hj. Nunung Khoiriyah, MA.

Sejarah
Retorika
Kelompok 2 - Kesejahteraan Sosial 4A
Anggota Kelompok

Miranda Aulia
Cici Aryanti Dewi Asyifah
Maharani
11200541000014 11200541000024 11200541000028
01
Sejarah Retorika di
Yunani Kuno
Di Yunani, retorika muncul di Syracusa, ibukota Sycilia sekitar 567 SM. Hal ini
dikarenakan adanya sistem pemerintahan di Sycilia yang tidak demokratis. Pemimpin
menempuh jalan lain agar tidak terjadi pertumpahan darah :

(2) mengirim utusan kepada


(1) mempopulerkan gagasan sistem
penguasa untuk menyampaikan
pemerintahan yang demokratis
tuntutan hati nurani rakyat.

Di dalam kedua kegiatan itu, kecakapan berpidato dan


menampilkan gagasan dibutuhkan, maka perkembangan suatu ilmu yang
membuat orang mampu berpidato yang dinamakan retorika. Tokoh yang
menonjol saat itu bernama Corax.
Corax menuliskan karya yang berjudul Techne Logon (seni kata-kata). Beliau menggunakan
“teknik kemungkinan” yang mengajarkan bahwa, “jika kita tidak bisa memastikan sesuatu,
mulailah dengan memikirkan kepentingan umum.”

Menurut Corax, suatu pidato terdiri atas lima bagian :

● Poem atau pengantar.


● Diegesis atau Naratio, bagian yang mengandung uraian.
● Agon atau argument, bagian yang mengemukakan
validitas-validitas.
● Parekbasis atau diregsio sebagai catatan pelengkap.
● Peroratio atau bagian penutup.
Retorika mulai dipelajari dan dianggap Akibat pentingnya berbahasa di Yunani, para
sebagai sebuah seni di Yunani sejak abad ke-5 penguasa politik menaruh perhatian pada
SM. Masyarakat Yunani hidup berkelompok keterampilan tersebut untuk merebut
dalam sebuah sistem kemasyarakatan yang kekuasan. Bahkan, para penguasa menyewa
disebut Polis atau negara kota. Di dalamnya agitator untuk. Kemudian karena dibayar,
terdapat lembaga yang meliputi kekuasaan banyak agitator yang mempelajari seni
secara otonomi, swasembada, dan politik. berbicara untuk meningkatkan
Salah satu syarat yang paling dicari untuk pendapatannya.
dapat masuk ke sistem elit politik Yunani
pada masa itu adalah dengan menggunakan
keterampilan berbahasa.
Kelompok agitator ini disebut sebagai kaum sophist yang berarti
orang yang menipu orang lain dengan kata-kata atau argumen di depan
umum. Kala itu, para sophist di Yunani berpindah-pindah tempat
untuk mengajarkan pengetahuan politik dan berbicara di depan umum
dengan menekankan kemampuan berpidato. Sementara itu, warga Polis
yang dapat berpikir kritis mendirikan tempat yang bernama agora
untuk mendiskusikan segala peristiwa yang menyangkut kepentingan
dan perhatian umum.

Di samping perkembangannya, retorika di Yunani


tidak terlepas dari tokoh-tokoh yang menyebarkan.
Adapun tokoh-tokoh tersebut di antaranya :
Georgias Protagoras
Beliau mengatakan bahwa kebenaran Protagoras bersama dengan Georgias menjadi
suatu hanya dapat dibuktikan jika ‘dosen terbang’ yang mengajar dengan
tercapai kemenangan dalam pembicaraan. berpindah dari satu kota ke kota lain.
Georgias mendirikan sekolah yang
Menurut Protagoras, kemahiran dalam
mengajarkan dimensi bahasa yang puitis
dan teknik berbicara impromptu berbicara bukan menjadi kemenangan. Akan
(berbicara tanpa persiapan). tetapi, demi keindahan berbahasa.

Isokrates
Beliau mendirikan sekolah retorika yang berfokus pada pidato
politik dengan menggunakan kata-kata yang rapi dan tidak
berlebihan, menggunakan gagasan yang lancar. Isokrates yakin
bahwa retorika dapat meningkatkan kualitas masyarakat yang
tidak terpisahkan dari sastra dan politik.
Sokrates
Retorika menuurut Sokrates merupakan kebenaran yang menggunakan dialog
sebagai tekniknya. Teknik dialog Sokrates menggunakan jalan deduksi. Biasanya
Sokrates menggunakan teknik berpura-pura bodoh seolah tidak mengetahui
persoalan apapun. Kemudian membuat pertanyaan dari yang ia ketahui yang
menimbulkan perdebatan. Sokrates dianggap menyimpang karena dialog
digunakan untuk memengaruhi bukan untuk mengumpulkan data.

Plato
Menurut Plato, retorika merupakan hal penting sebagai persiapan seseorang
untuk menjadi pemimpin. Salah satu karangannya tentang retorika berjudul
Dialogues yang berisi tentang pembuatan kerangka retorika. Di dalamnya
dijelaskan bahwa retorika memiliki relasi dengan kebenaran dan moral
sehingga seorang orator harus menyesuaikan retorikanya dengan pendengar.
The Five Canons of Rhetoric (Lima Hukum Retorika) :
Aristoteles ● Inventio (penemuan), penggalian topik dan
meneliti khalayak.
● Dispositio (penyusunan), pembicara menyusun
Tujuan retorika menurut Aristoteles adalah pidato atau mengorganisasikan pesan.
membuktikan maksud dari pembicaraan atau ● Elocutio (Gaya), pemilihan kata-kata dan
menampakkan keindahan. Keindahan berbahasa menggunakan bahasa yang tepat untuk mengemas
digunakan untuk membenarkan, memerintah, pesan.
mendorong, dan memertahankan sesuatu. ● Memoria (memori), pembicara harus mengingat
Aristoteles menjadi tokoh retorika yang apa yang ingin disampaikannya dengan mengatur
bahan-bahan pembicaraannya.
penting, ia juga menulis tiga jilid buku berjudul
● Pronuntiatio (penyampaian), pembicara
De Arte Rhetorica yang di dalamnya membahas menyampaikan pesannya secara lisan.
tahap penyusunan pidato.

3 jenis pidato menurut Aristoteles:


pidato yudisial (forensik), pidato deliberatif (politik), dan pidato epideitik (demonstratif).
Terdapat dasar-dasar retorika menurut Aristoteles,sebagai berikut:

Retorika sebagai suatu


Retorika erat yang inheren dan
hubungannya dengan diresapi oleh semua
moral orang dengan
menggunakan dialog

Retorika mendasari
metode analitika dan Sebuah pidato yang

dialektika. totalitas harus mencakup


tiga hal, yakni ethos,
pathos, dan logos.
02
Retorika Zaman
Romawi
Sehingga kondisi tersebut
Retorika pada masa Romawi Kuno
menyadarkan pada senator untuk
diawali oleh runtuhnya masa kejayaan
melengkapi diri dengan kemampuan
Yunani. Retorika merupakan hal yang
retorika, retorika menjadi
dibawa Romawi atas kemenangan
berbumi di Romawi dan berbagai
ekspansi militer mereka ke Yunani.
hal itulah yang membuat sekolah,
Retorika berkembang pesat di Romawi,
buku dan pamor guru retorika
sebabnya system pemerintahan Romawi
menjadi semakin di hormati
yang berbentuk republic memiliki
senat.

Seorang tokoh bernama Yunani Luvius


Andronicus pada tahun 284-204 SM yang dibawa
ke Roma sebagai budak, ia mengajar retorika
kepada tuannya dan pada saat itulah seni
berpidato mulai menarik perhatian orang
Romawi.
Retorika Romawi melahirkan dua tokoh
legendaris mereka, yaitu Cicero dan
Quintilianus. Kedua tokoh retorika ini
dianggap mewakili perkembangan retorika
romawi.

Retorika masa Romawi melahirkan para


orator-orator ulung seperti Antonius, Craccus, Rufus,
dan Hortensius. Tokoh Hortensius sendiri dikenal
dengan begitu piawai dalam berpidato, Kemudian
kemampuan beliau disempurnakan oleh Cicero.

Cicero muncul sebagai cendekiawan dan negarawan,


beliau adalah seorang orator yang sangat
berpengaruh, karena telah menulis banyak buku
filsafat dan lima buah buku retorika pada tahun
44-45 SM. Cicero sendiri percaya bahwa efek pidato
akan baik bila yang menyampaikan adalah orang baik
pula, The good man speeks well
Cicero memiliki keterampilan dalam menyederhanakan bahasa yang sulit
dan latinnya mudah dibaca. . Inti dari pidato adalah harus mencerminkan
kebenaran dan kesusilaan, serta meyakinan para pendengarnya. Cicero
menyarankan bahwa seorang orator harus melakukan riset dan
bahan-bahan yang akan dibahas, kemudian menyusun dengan sistematis
dan mencoba menghafal isinya serta menyampaikannya dengan baik.

Pidato-pidato beliau yang terpenting adalah In Verrem pidato ini


ditujukan kepada Varres karena telah melakukan pemerasan ,In
Catilinam ditujukan kepada Catilina dengan maksud untuk
menentangnya dan Philippica, yaitu ditujukan kepada Antonius. hingga
pada akhirnya sepeninggal Cicero, Quintilianus mendirikan sekolah
retorika, dan berusaha merumuskan teori-teori retorika dari pidato dan
tulisan Cicero dalam buku yang berjudul Institutio Oratoria’.
Selain itu, banyak lahir para tokoh retorika pada masa Romawi
yang mahsyur namanya, seperti : Appius Claddius Caesus (300
SM), Caisus Graechus, Mercus Antonius dan Licius Lianus
Craccus. Meskipun demikian, pengajar-pengajar retorika
formal adalah orang Yunani.

Jasa yang terpenting dari retorika Romawi


para ahli retorika menjadi Imam agung dalam
adalah melanjutkan tradisi Yunani abad
sebuah uacara resmi jaman itu, tapi dalam tiga
pertengahan Eropa
abad berikutnya sesudah Quantilianius menulis
Institutio Oratoria, kegiatan pidato hanya
berlangsung dengan usaha meniru kebesraan Metode Imitasi, Adalah sebuah cara
jaman lampau untuk melatih dan membawakan
pidato-pidato dengan meniru cara yang
biasa digunakan orator-orator klasik.
Metode Deklamasi, yaitu terkait dengan Imitasi menjadi peranan penting dalam
apa yang dibawakan, biasanya tidak ada retorika, dan menjadi focus dalam
hubungannya dengan kehidupan nyata pelajaran retorika.
pada masa itu.
“Barang siapa yang naik ke
mimbar tanpa persiapan,
maka ia akan turun tanpa
penghormatan..”

- Cicero
03
Sejarah Retorika di
Abad Pertengahan
Sejarah Retorika Pada Abad
Pertengahan

Pada masa abad pertengahan ini ada


Sejak zaman Yunani sampai Romawi, perubahan yang terjadi yaitu Ketika agama
retorika selalu berkaitan dengan
Kristen berkuasa dan menolak retorika
kenegarawanan. Para orator di zaman ini,
sebagian besar terlibat dalam kegiatan dari Yunani dan Romawi karena
politik. Untuk meraih kemenangan politik, menganggap orang yang pandai beretorika
para orator menggunakan retorika talk it out itu adalah orang jahilayah penganut
yaitu membicarakan sesuatu atau persoalan berhala. Kecuali Agustinus, dia menulis
sampai tuntas. Namun demokrasi Romawi buku yang berjudul On Christian Doctrine.
mengalami kemunduran, demokrasi berganti
menjadi kekerasan/shoot it out (menembak Untuk mencapai tujuan Kristen, Menurut
sampai habis). Sehingga retorika mulai Agustinus, mereka harus memahami
terkikis dan mengalami kemunduran retorika supaya ajaran Kristen itu bisa
diterima oleh orang lain.
Satu abad kemudian, di Timur muncul peradaban Islam, Nabi Muhammad
SAW menyampaikan firman Allah SWT yaitu dalam QS An-nisa ayat 63

ْ ِ‫ﻚ اﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﷲُ ﻣَﺎ ﻓِﻲْ ﻗُﻠُﻮْﺑِﻬِﻢْ ﻓَﺎَﻋْﺮ‬


‫ض‬ َ ‫اُوﻟٰۤ ِٕى‬
‫ﻢ وَﻋِﻈْﻬُﻢْ وَﻗُﻞْ ﻟَّﻬُﻢْ ﻓ ِْٓﻲ اَﻧْﻔُﺴِﻬِﻢْ ﻗَﻮ ًْﻻۢ ﺑَﻠِﻴْﻐًﺎ‬ْ ُ‫ﻋَﻨْﻬ‬
“Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah
mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu
berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan
katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada
jiwanya.” (Al Qur’an 4:63).

Nabi Muhammad saw bersabda, untuk memperteguh firman diatas


“Sesungguhnya dalam kemampuan berbicara yang baik itu ada sihirnya”.
Nabi Muhammad sendiri adalah seorang pembicara yang fasih
dengan kata-kata singkat yang mengandung makna yang padat.
Para sahabat bercerita bahwa ucapan beliau sering menyebabkan
pendengar berguncang hatinya dan berlinangan air matanya.
Beliau tidak hanya menyentuh hati umatnya, beliau juga sangat
memperhatikan orang-orang yang dihadapinya, dan
menyesuaikan pesannya dengan keadaan mereka.

Salah seorang sahabat yang paling dikasihinya, Ali bin Abi Thalib,
mewarisi ilmunya dalam berbicara. Pada Ali bin Abi Thalib,
kefasihan dan kenegarawanan berpadu. Khotbah-khotbahnya
dikumpulkan dengan cermat oleh pengikutnya dan diberi judul
Nahjal Balaghah (Jalan Balaghah).
04
Retorika Zaman
Renaissance
Zaman Renaissance
Pada zaman pencerahan atau Renaissance (sekitar abad ke-15-18 M), retorika
kembali dianggap penting. Peter Ramus memopulerkan gagasan Argicola secara
gemilang dan sangat berpengaruh dalam melahirkan aliran retorika yang
dikenal dengan sebutan Ramisme. Aliran Ramisme membagi retorika pada dua
bagian, yaitu penemuan (Inventio) dan disposisi dari retorika (Dispositio) yang
dimasukkan dan diperkenalkan sebagai bagian dari dialektika (logika). Adapun
retorika sendiri dipandang hanya berkaitan dengan elocutio dan pronuntiatio
saja. pembagian ini berlangsung selama beberapa generasi. Dalam retorika
aliran Ramisme ini, gaya masih dipertahankan, sedangkan pidato sudah tidak
dianggap penting lagi. Kekurangan pandangan Ramisme adalah bahwa dalam
pandangan mereka terjadi dikotomi antara gagasan dan kata yang mengungkap
gagasan itu sendiri. Bahkan, akibat dari cara pandang ini, sendi-sendi seni
retorika mulai mengalami keruntuhan. Meskipun demikian, zaman Renaissance
dapat disebut sebagai era yang menjembatani munculnya retorika modern,
terutama dikenal melalui tokoh yang sangat berpengaruh, Roger Bacon .
05
Retorika Zaman
Modern
Reinaissance merupakan sebuah pertanda dimulainya masa retorika
modern atau abad pencerahan sekitar tahun 1200 yang lalu. Seorang
tokoh pemikir Renaissance yang menarik kembali minat orang
terhadap retorika adalah Peter Ramus. Beliau membagi retorika
menjadi dua bagian yaitu Inventio dan Dispositio yang dimasukan ke
dalam bagian logika.

Kemudian memasuki abad ke-20, , istilah retorika mula bergeser


menjadi speech, speech communication, public speaking. Pengaruh
mengenai speech course telah diteliti oleh Dr. Charles Husrt, yaitu
mengenai pembahasan tentang pengaruhnya terhadap prestasi
akademik mahasiswa. Pengaruhnya cukup berarti, dampak positif bagi
energy mahasiswa seperti membuat mahasiswa lebih terampil dalam
berbicara dan memiliki kemampuan berbicara yang memuaskan.

Sejarah telah membuktikan bahwa kemampuan


berbicara dapat digunakan dalam berbagai
keperluan seperti politis, social sampai kepada
psikologis.
TIGA ALIRAN RETORIKA MODERN :

EPISTEMOLOGIS BELLENS LETTRES PLUKOSIONIS


sebuah aliran yang membahas kata Bellens Letters dalam bahasa merupakan aliran yang menekankan
prancis adalah tulisan yang indah. pada tekhnik penyampaian pidato.
teori pengetahuanm, asal-usul,
aliran ini sangat mengutamakan Tokoh dalam aliran ini adalah Gilbert
sifat, metode dan batas-batas keindahan bahasa,Tokoh dalam Austin. Beliau memberikan petunjuk
pengetahuan manusia. Pemikiran aliran ini adalah Hugh Blair praktis penyampaian pidato yaitu
Epistemologis membahas (1718-1800) yang menulis Lectures pembicaraan tidak boleh malantur,
mengenai mental.Tokoh-tokoh OnRethoric and Belles Lettres. Beliau menjaga ketenangan dan
dalam aliran ini yaitu (1). Roger menghubungkan antara retorika, mengarahkan matanya langsung
Bacon, 1214-1219, George sastra, dan kritik sehingga kepada audience. para kaum
memunculkan kajian cita rasa Plukosionis telah berhasil melakukan
Campbell, 1719-1796,dan Richard
(taste) Sebuah citarasa akan penelitian empiris sebelum
Whately mencapai kesempurnaan ketika merumuskan resep-resep
kenikmatan indrawi di padukan penyampaian pidato.
dengan rasio.
TOKOH-TOKOH RETORIKA MODERN

JAMES WINANS Charles


Pengguna psikologi
Wollbertr
modern, tindakan Speech Communication
dilakukan oleh perhatian sebagai tingkah laku.

WILLIAM Alan Monroe


NOORWOOD Menurutnya, psan harus
Faktor keinginan (desire) diatur berdasarkan
sebagai dasar persuasi Motivation Squence
Retorika modern sampai dengan saat ini banyak dikenal
dengan nama Public Speaking atau Pidato. Masa sekarang,
orientasi orang berbicara sudah bukan pada seni saja,
tetapi lebih terfokus pada sebagai pengetahuan yang harus
dipelajari untuk mencapai efektivitas pesan yang
maksimal. Mengacu pada pendapat DeVito (1994), ada
beberapa keuntungan yang dapat diraih seseoran karena
mempelajari Public Speaking, antara lain sebagai berikut
:Meningkatkan keahlian pada bidang akademik dan karier,
Memperbaiki kemampuan bicara di depan public dan
Memperbaiki kemampuan komunikasi secara umum.
Beberapa ahli retorika modern lainnya seperti
A.E. Philips (1908), Brombeck dan Howell
(1952), R.T. Oliver (1942).Pelopor retorika
modern lainnya yang terkenal yaitu seperti
Hitler (Meinkampf), Naumann (Die Kunst der
Rade, 1941), Dessoir (Die Rade Ais Kunst),
dan Damachke (Volkstumliche Radekunst, 1918).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai