PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana pembagian kalimat menurut gaya penyajiannya?
2
BAB II
Retorika adalah suatu istilah yang secara tradisional diberikan pada suatu
teknik pemakaian bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang
tersusun dengan baik. Ada dua aspek yang perlu diketahui seseorang dalam retorika,
yaitu pengetahuan mengenai bahasa dan penggunaan bahasa dengan baik, serta
pengetahuan mengenai obyek tertentu yang akan disampaikan dengan bahasa tadi.
3
argumentasi yang tepat dan mengorganisasikannya secara baik. Di samping itu kita
juga harus menekankan pentingnya menelaah proses berfikir khalayak. Supaya pesan
yang dibawa dapat tersampaikan dengan baik.
Dalam bahasa percakapan atau bahasa populer, retorika berarti pada tempat
yang tepat, pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan kata-
kata yang tepat, benar dan mengesankan.
4
Oratoria pertama kali diperkenalkan oleh orang Yunani yaitu Sicillia. Namun
tokoh pendirinya adalah Corax dari Sirakusa (500 SM) yang telah meletakkan
sistematika oratori atas lima bagian, yaitu :
Karya yang terkenal dari jaman yunani kuno ini adalah karya Aristoteles yang
berjudul Rhetorica. Dalam karya ini Aristoteles mengumumkan bahwa logika formal
adalah dasar yang tepat bagi pidato yang jujur dan efektif baik dalam dewan legislatif
maupun di pengadilan. Dalam buku ini ia membedakan tiga jenis pidato yang
didasarkan pada pendengarnya, yaitu:
5
2.2.2 Zaman Romawi (300 SM - 130 M)
Seorang Yunani Livius Andronicus (248 – 204 SM) yang dibawa ke Roma
sebagai budak, beliau mengajar retorika kepada tuannya, dan sejak itu seni pidato
mulai menarik perhatian orang-orang Romawi. Ahli-ahli retorika pada zaman ini
adalah Appius Cladius Caecus (300 SM), Cato de Censoris, Ser. Sulpicius Galba,
Caius Graechus, Marcus Antonius, dan Lucius Licinius Crassus. Walaupun terdapat
ahli-ahli retorika Romawi, pengajar-pengajar yang formal adalah orang-orang
Yunani.
Dua orang guru retorika Romawi yang terbaik dan terkenal adalah Ciceero
dan Quintilianus. Keduanya dididik menurut model Yunani. Cicero menghasilkan
tidak kurang dari tiga karya untuk menunjang teorinya, yaitu: De Oratore, Brutus, dan
Orator. M. Tullius Cicero yang hidup antara tahun 106 – 43 sebelum Masehi,
mengajarkan seni pidato menurut model Yunani. Dalam bukunya De Oratore
dikemukakan prinsip-prinsip orataori yang dibagi atas tiga bagian, yaitu:
Karya terakhir yang terkenal pada jaman ini adalah Institutio Oratio karya M.
Fabius Quintilianiusyang masih bertahan mutunya. Quintilianus berusaha keras
untuk mengubah selera zaman itu, yang sudah beralih ke langgam Asia, karena
perhatian yang khusus dan latihan yang terus-menerus dalam pusat-pusat pendidikan
mengenai subyek khayalan – suasoriae(pidato usul, persuasi), dan controversiae
(pidato perdebatan). Dialogus de Oratoribus yang dianggap ditulis oleh Taticus
adalah protes yang lain mengenai mode-mode baru tersebut.
6
2.2.3 Abad Pertengahan
Dalam Abad Pertengahan, bagian kedua dari lima langkah pidato (yaitu
dispositio) dibagi atas enam bagian:
7
2.2.4 Zaman Renaissance
Tujuan imitasi dalam masa ini dihubungkan dalam bidang yang lebih luas.
Humanisme dalam arti yang bulat merupakan renaissance dari kesustraan klasik dan
pikiran-pikiran klasik. Karya yang dilupakan pada masa lalu ditemukan kembali,
pelajaran bahasa latin dan Yunani mulai dipelajari kembali secara sungguh –sungguh.
Sastra humaniora, yaitu sanjak-sanak klasik, filsuf, ahli sejarah, ahli pidato, yang
berbicara tentang mengenai hidup dan nilai kemanusiaan, dipelajari dengan semangat
yang tak terbatas.
Retorika modern mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi dan fantasi yang
tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang
tepat.Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran,
kesenian, dan kesanggupan berbicara.
Suatu retorika akan bertolak dari beberapa prinsip. Pertama-tama prinsip dasar
retorika atau prinsip-prinsip dasar komposisi, yaitu:
8
1. Penguasan secara aktif sejumlah besar kosakata bahasa yang dikuasainya.
Semakin besar jumlah kosakata yang dikuasai secara aktif, semakin mampu
memilih kata-kata yang tepat sesuai untuk menyampaikan pikiran.
2. Penguasaan secara aktif kaidah-kaidah ketatabahasaan yang memungkinkan
penulis mempergunakan macam-macam bentuk kata dengan nuansa dan
konotasi yang berbeda-beda.
3. Mengenal dan menguasai bermacam-macam gaya bahasa, dan mampu
menciptakan gaya yang hidupdan baru untuk lebih menarik perhatian
pembaca dan lebih memudahkan penyampaian pikiran penulis.
4. Memiliki kemampuan penalaran yang baik, sehingga pikiran penulis dapat
disajikan dalam suatu urutan yang teratur dan jelas.
5. Mengenal ketentuan-ketentuan teknis penyusunan komposisi tertulis, sehingga
mudah dibaca dan dipahami, disamping bentuknya dapat menarik pembaca.
Ketentuan teknis disini dimaksudkan dengan: masalah pengetikan atau
percetakan, cara penyusunan bibliografi, cara mengutip dan sebagainya.
Dalam komposisi ilmiah, dalam retorika modern seorang penulis selalu harus
mengumpulkan dan mengevaluasi data-data sebelum memulai menyusun karangan
tersebut.
9
2.3 Pembagian Kalimat menurut Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali
oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat).
Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak
kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh;
Saya tidak akan datang jika nanti hujan. Kami belajar di aula
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh
anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat.Kalimat belum dapat dipahami jika hanya
membaca anak kalimatnya.Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang
berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh:
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang
sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh:
10
Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik
berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan
dapat beribadat dengan leluasa.
Tulisan akan lebih efektif jika di samping kalimat yang disusun benar, juga
gaya penyajian (gaya retorika) menarik perhatian pembaca. Walaupun kalimat yang
disusun terdiri atas kalimat yang gramatikal, sesuai dengan kaidah, belum tentu
tulisan itu menarik perhatian pembaca jika segi retorikanya tidak memikat. Justru
kalimat akan sangat membosankan pembaca jika selalu disusun dengan kontruksi
yang monoton, tidak variatif. Misalnya, betapa membosankan jika kita membaca
sebuah teks yang terdiri atas sejumlah kalimat yang selalu disusun dengan kontruksi
subjek-predikat-objek-keterangan, atau selalu dengan kontruksi induk kalimat diikuti
anak kalimat atau selalu dengan kontruksi anak kalimat diikuti induk kalimat.
11
4. Membimbing penutur mempertahankan diri serta mempertahankan kebenaran
dengan alasan yang masuk akal
12
BAB III
3.1 Simpulan
3.2 Saran
13