Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

RETORIKA

Nama : Dian Mayangsari

NIM : 06021282328045

Kelas : Indralaya (A)

1. Jelaskan sejarah singkat garis besar perkembangan retorika di Eropa dan di Indonesia!

Perkembangan Retorika di Eropa

Retorika sudah ada sejak manusia lahir. Namun sebagai seni yang dipelajari mulai abad ke-5
sebelum 5 Masehi (SM) ketika kaum Sophis di Yunani mengembara dari satu tempat ke
tempat lain untuk mengajarkan pengertahuan tentang politik dan pemerintahan dengan
penekanan terutama pada kemampuan berpidato. Pemerintah perlu berusaha untuk membujuk
rakyat demi kemenangan dalam pemilihan. Selanjutnya berkembanglah seni pidato yang
membenarkan pemutarbalikan kenyataan demi tercapainya tujuan. Khalayak bisa tertarik dan
kemudian terbujuk. Hal itu menunjukkan pentingnya retorika dalam dunia politik. Retorika
telah berkembang di Eropa sejak zaman Yunani kuno. Pada abad pertengahan, retorika masih
menjadi bagian penting dalam kurikulum pendidikan bahasa dan sastra di Eropa. Pada abad
ke-20, retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern, khususnya
ilmu perilaku seperti psikologi dan sosiologi. Retorika di Eropa berkaitan dengan persuasi
dalam pengaturan publik dan politik, seperti majelis serta pengadilan. Retorika juga
berkembang dalam kegiatan berbicara dan menjadi bagian penting dalam kurikulum
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Beberapa tokoh retorika klasik yang menonjol antara
lain Georgias, Protagoras, dan Sokrates.

Perkembangan Retorika di Indonesia

a. Retorika mulai dikenal di Indonesia pada masa penjajahan Belanda, dimana retorika
digunakan sebagai alat untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

b. Seiring dengan perkembangan zaman, retorika juga mengambil manfaat dari ilmu
pengetahuan modern seperti psikologi dan sosiologi.

c. Retorika memberikan kemampuan untuk memahami, menemukan, dan mengembangkan


argumen untuk situasi tertentu, seperti yang disampaikan Aristoteles mengenai tiga
pendekatan persuasif khalayak, yakni, Logos, Pathos, dan Ethos.

Dari informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa retorika telah ada sejak lama di Indonesia
dan memiliki peran penting dalam pengaturan publik dan politik. Retorika juga terus
berkembang dan mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern. Dalam
sejarah perkembangannya, retorika di Indonesia telah mengalami perubahan dan penyesuaian
dengan konteks budaya dan politik di Indonesia. Retorika tetap menjadi keterampilan penting
dalam berkomunikasi secara persuasif dan efektif di berbagai situasi di Indonesia.

2. Jelaskan lima manfaat retorika bagi seorang guru/pendidik berkaitan dengan pembelajaran
dan peningkatan karirnya!

1) Peningkatan keterampilan pemecahan masalah / ide yang ingin di sampaikan akan lebih
mudah dicerna. Seorang guru dapat mengembangkan keterampilan analisis dan
pemecahan masalah melalui retorika. Ini membantu guru menghadapi tantangan
pembelajaran dan mengejar peningkatan dalam karirnya dengan pendekatan yang rasional
dan persuasif. Seorang guru juga dapat menyampaikan idenya dengan baik dan akan
mudah dipahami oleh peserta didik.
2) Negosiasi dan persuasi. Keterampilan retorika membantu guru dalam negosiasi dengan
pihak lain, seperti pihak sekolah atau orang tua siswa. Kemampuan persuasif ini juga
dapat bermanfaat saat memperjuangkan peningkatan karir atau mendukung inisiatif
pendidikan.
3) Komunikasi efektif dan memahami pentingnya intonasi dalam berbicara. Retorika
membantu guru mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif,
memungkinkannya menyampaikan informasi dengan jelas dan meyakinkan kepada siswa,
orang tua, dan rekan kerja. Hal inijuga dapat membantu seorang guru dalam menjaga
sikap dengan menyesuaikan intonasi terhadap audiensnya.
4) Motivasi dan lebih menghargai siswa. Dengan menggunakan teknik retorika, seorang
guru dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan cara yang inspiratif, membantu
menciptakan lingkungan kelas yang positif dan memicu minat siswa terhadap materi
pelajaran, serta dapat lebih menghargai keputusan atau pendapat yang diberikan oleh
siswa.
5) Kemampuan berbicara di depan umum dan pandai dalam merangkai kata saat bicara.
Guru yang mahir dalam retorika cenderung lebih percaya diri ketika berbicara di depan
umum, baik dalam ruang kelas, rapat orang tua, atau seminar pendidikan. Ini dapat
meningkatkan citra profesional dan meningkatkan kepercayaan diri secara keseluruhan.

3. Jelaskan lima unsur retorika lisan/tulis yang harus dipenuhi. Berikan contoh konkret
apabila salah satu atau lebih unsur tersebut tidak dipenuhi dalam beretorika!

1) Unsur Bahasa. Dalam berbicara, bahasa memegang peranan yang sangat vital, karena
tanpa bahasa manusia akan sulit menjalani ritme kehidupan ini. Bahasa merupakan
pendukung utama retorika, dapat dikatakan bahwa tanpa bahasa maka tidak akan ada
retorika. Bahasa berhubungan dengan penyajian pesan dalam komunikasi. Wujud fisik
retorika adalah penggunaan bahasa. Pada penggunaan bahasa inilah dilakukan
pemilihan-pemilihan kemungkinan unsur bahasa yang dipandang paling persuasif oleh
komunikator.
2) Unsur Logika. Logika merupakan inti ataupun tujuan yang ingin didapat dalam sebuah
percakapan dan Retorika adalah seni menyampaikan persuasif kepada lawan bicara agar
dapat lebih memahami apa yang harus mereka mengerti dan memudahkan kita untuk
mencapai keinginan logistik terhadap lawan bicara kita. Retorika banyak sekali
memerlukan bantuan logika untuk menghasilkan pembicaraan yang logis, sedangkan
logika memerlukan retorika dalam penyampaiannya.
3) Unsur Etika. Etika dan nilai moral adalah hal yang penting dalam retorika. Adanya etika
dan nilai moral dalam retorika menjadikan aktivitas komunikasi yang dilakukan
bertanggung jawab. Komunikator harus memperhatikan isi yang dibicarakan, tidak
sekadar memamerkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gaya bahasa
yang memukau. Etika dan nilai moral inilah menjadi tumpuan bahwa orang yang
menguasai retorika harus bertanggung jawab dalam aktivitas komunikasinya.
4) Unsur Pengetahuan. Jika tidak ditunjang oleh pengetahuan yang memadai, maka
penyampaian pesan bisa menjadi tukang bual. Komunikator harus memahami benar
tentang apa yang ingin disampaikan. Untuk itu, ia harus memiliki pengetahuan yang
luas terhadap hal yang ingin disampaikan. Selain itu, Ia harus mempunyai fakta-fakta
yang relevan tentang apa yang hendak disampaikan, dan memiliki ide atau gagasan yang
jelas tentang bagaimana menyampaikan kepada pendengarnya. Ini berarti, komunikator
harus menguasai benar tentang materi dan strategi penyampaian.
5) Unsur Grafik (Visual).. Retorika dengan unsur grafik (visual) ini adalah seni
komunikasi efektif melalui elemen visual seperti gambar, tipografi, dan teks. Retorika
visual mencakup keterampilan literasi visual dan kemampuan menganalisis gambar
untuk mengetahui bentuk dan maknanya. Dengan memanfaatkan teknik semiotika dan
analisis retorika, retorika visual memperluas literasi visual dengan mengkaji struktur
gambar dengan fokus pada efek persuasifnya pada penonton. Meskipun retorika visual
juga melibatkan tipografi dan teks lainnya, retorika visual berkonsentrasi terutama pada
penggunaan gambar atau teks visual.

Contoh konkret apabila salah satu atau lebih unsur tersebut tidak dipenuhi dalam beretorika.

Misalnya seorang pembicara tidak menerapkan unsur etika dalam beretorika, tentu
saja halini akan menjadi penyebab timbulnya suatu masalah. Sebab dengan adanya etika dan
nilai moral dalam retorika menjadikan aktivitas komunikasi yang dilakukan bertanggung
jawab. Seorang pembicara akan lebih memperhatikan perilaku dan gaya bicaranya
menyesuaikan dengan audiens yang dihadapinya. Apabila seorang pembicara tidak
menerapkan hal ini, bisa saja dia akan melakukan kesalahan baik dari bahasa maupun
perilaku yang diterapkannya. Begitupun dengan unsur-unsur lain, jika salah satu saja tidak
diterapkan dapat dipastikan adanya kemungkinan terjadi suatu masalah.

4. Bagaimana konsep pemilihan kata menurut Anton Moeljono dan sebutkan 4 hal yang harus
diperhatikan dalam memilih kata dalam beretorika?
Menurut Anton Moeljono (seorang ahli retorika Indonesia) konsep pemilihan kata dalam
beretorika sangat penting untuk mencapai tujuan komunikasi yang efektif, seperti
pemahaman makna kata, konteks penggunaannya, dan dampaknya pada pendengar.
Pemilihan kata dalam beretorika penting untuk memperhatikan kekuatan, kejelasan,
kesesuaian dengan konteks dan audiens, keanekaragaman, serta keterkaitan dengan emosi dan
nilai-nilai yang ingin disampaikan. Dengan memperhatikan hal-hal ini, retorika dapat menjadi
lebih efektif dan mempengaruhi pendengar dengan lebih baik.

Berikut adalah empat hal yang harus diperhatikan dalam memilih kata dalam beretorika
menurut Anton Moeljono:

1) Kekuatan dan kejelasan kata. Pemilihan kata yang tepat harus memperhatikan kekuatan
dan kejelasan pesan yang ingin disampaikan. Kata-kata yang kuat dan jelas dapat
mempengaruhi pendengar dengan lebih efektif. Misalnya, menggunakan kata-kata yang
tegas dan gamblang untuk menyampaikan argumen atau pendapat.
2) Kesesuaian dengan konteks dan audiens. Pemilihan kata harus mempertimbangkan
konteks dan audiens yang dituju. Kata-kata yang dipilih harus sesuai dengan situasi,
budaya, dan latar belakang pendengar. Misalnya, menggunakan bahasa yang lebih formal
dalam situasi resmi atau menghindari penggunaan kata-kata yang mungkin menyinggung
atau tidak pantas untuk audiens tertentu.
3) Keanekaragaman dan keindahan kata. Pemilihan kata yang kreatif dan beragam dapat
membuat retorika lebih menarik dan memikat. Menggunakan variasi kata-kata yang tepat
dapat membantu menghidupkan pesan dan membuatnya lebih menarik bagi pendengar.
4) Keterkaitan dengan emosi dan nilai-nilai. Pemilihan kata juga harus mempertimbangkan
pengaruh emosi dan nilai-nilai yang ingin disampaikan. Kata-kata yang mampu
membangkitkan emosi atau menggugah nilai-nilai tertentu dapat membuat retorika lebih
kuat dan meyakinkan. Misalnya, menggunakan kata-kata yang menginspirasi,
memotivasi, atau membangkitkan simpati
5. Buatlah iklan/promosi kegiatan seminar ilmiah (retorika tulis). Topik, narasumber, waktu,
tempat, peserta, kontribusi fiktif.

Anda mungkin juga menyukai