Situasi diglosia yakni situasi kebahasaan dengan pembagian fungsional atas variasi bahasa atau bahasa yang ada dalam masyarakat (misalnya ragam/bahasa A untuk suasana resmi di kantor dan ragam/bahasa B untuk suasana intim di rumah). Pada bab ini akan dibahas mengenai pilihan bahasa yang harus dilakukan oleh penutur dengan tujuan agar bahasa-bahasa yang ada baik B1 maupun B2, baik bahasa daerah maupun bahasa persatuan atau bahkan bahasa internasional tidak punah yang dikenal dalam buku ini dengan sebutan language death. Pemilihan Bahasa
Pemilihan Bahasa Pilihan bahasa (language
choice) ini bergantung pada faktor-faktor yang sudah kita kenal yaitu partisipan, suasana, topik, dan sebagainya. Dampak
Akibat dari pemilihan bahasa dan perubahan
bahasa: • Pergeseran bahasa (language shift), • Kepunahan bahasa (language death), • Pemertahanan bahasa (Language maintenance). Jenis Pilihan Bahasa : 1. Alih kode – Alih kode adalah peristiwa peralihan dari kode yang satu ke kode yang lain. – Peristiwa alih kode mungkin berwujud alih varian, alih ragam, alih gaya, atau alih register – Beberapa faktor yang biasanya merupakan penyebab terjadinya alih kode antara lain ialah: • Penutur; • Lawan tutur; • Hadirnya penutur ketiga; • Pokok pembicaraan; 2. Campur Kode • Campur kode terjadi apabila seorang penutur bahasa, misalnya bahasa Indonesia memasukkan unsur-unsur bahasa daerahnya ke dalam pembicaraan bahasa Indonesia • Ciri yang menonjol dalam campur kode ialah kesantaian atau situasi informal. • Alasan terjadinya campur kode antara lain: – Identifikasi peranan – Identifikasi ragam – Keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. 3. Varian dalam Bahasa yang Sama (Variation Within the same language) • Dalam hal ini, seorang penutur harus memilih ragam mana yang harus dipakai dalam situasi tertentu. • Misalnya, pilihan bentuk “sor-singgih” dalam bahasa bali atau “ngoko-krama” dalam bahasa jawa, karena variasi undha-usuk dalam bahasa itu ada dalam bahasa yang sama. • Variasi bahasa yang sama itu sebagai masalah pilhan bahasa, pilihan bahasa itu mencakup ekabahasawan dan dwibahasawan, bisa alih kode dan campur kode. Beberapa Penelitian tentang Pemilihan Bahasa Pada penelitian-penelitian ini terbagi menjadi tiga ancangan yaitu: 1. Sosiologi 2. Psikologi sosial 3. Antropologi Penelitian Greenfield
• Greenfield melakukan penelitian bahasa dengan ancangan
(approach) sosiologi, yaitu dengan menggunakan analisis ranah (domain analysis) sebagaimana pernah diperkenalkan oleh Fishman (1965;1964). • Ranah di sini merupakan konstelasi antara partisipan (paling tidak dua orang), lokal, dan topik. • Dari penelitian itu diketahui bahwa terdapat lima ranah, yaitu keluarga (rumah tangga), kekariban (friendship), agama, pendidikan, dan lapangan kerja. Penelitian Parasher
• Parasher menggunakan ancangan sosiologi.
• Parasher (1980) meniliti 350 orang terdidik di dua kota India yang diminta untuk menentukan bahasa apa yang dipakai dalam 7 ranah, yaitu ranah keluarga, kekariban, ketetanggaan, transaksi, pendidikan, pemerintahan, dan lapangan kerja. • Parasher menggambarkan ranah sebagai seperangkat situasi. • Dari penelitian ini, parasher menemukan dari tujuh ranah yang diteliti, ranah keluarga, kekariban, dan ketetanggaan merupakan ranah L; ranah pemerintahan, lapangan kerja, dan pendidikan merupakan ranah H. Penelitian Simon Herman
• Herman melihat seorang dwibahasawan tentu menghadapi
tiga situasi psikologi ketika berbicara dengan orang lain yaitu: 1. Kebutuhan pribadi 2. Situasi saat pembicaraan berlangsung (immediate situation) 3. Situasi yang melatarbelakangi pembicaraan (background situation). • Gagasan pokok Herman dalam pilihan bahasa seseorang yaitu: 1. memilih bahasa (ragam bahasa) yang paling enak bagi penutur untuk menjadi dirinya sendiri. 2. memilih bahasa yang mengidentifikasikan atau mengaitkannya dengan suatu kelompok sosiokultural tertentu dalam masyarakat. Teori Akomodasi oleh Giles
• Giles mengambil teori akomodasi yang dibiasa dipakai
dalam psikologi ke dalam prilaku linguistik.
• Biasanya akomodasi itu mengambil dua bentuk yaitu:
– konvergensi (menyatu atau menuju ke satu arah) – divergensi (mengaburkan atau menyimpang dari arah). Penelitian Susan Gal
• Pada penelitian Gal memakai ancangan antropologi.
• Pakar antropologi tertarik untuk menemukan nilai- nilai (value) dari suatu kelompok sosiokultural dan kaidah-kaidah kultural tentang prilaku yeng menggambarkan nilai-nilai itu. • Gal misalnya ingin membuat prediksi dalam skala besar untuk guyub di Oberwart berdasarkan analisis skala dan implikasional terhadap penutur-penutur secara individual. TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN SEMUA