PENDAHULUAN
Sallam sebagai penutup para Nabi dan Rasul adalah untuk menyempurnakan
kemuliaan akhlak. Salah satu bentuk kemuliaan akhlak yang dihadirkan oleh
setiap manusia dan bukti kemuliaan laki-laki dan perempuan karena malu
tangguh. Kualitas ilmu dan amal yang mereka milikilah yang akan diwariskan
kepada anak-anak mereka. Apalagi di masa yang penuh fitnah ini, setiap ahli
dalam memahami dalam memahami ajaran agama yang baik, seperti hal-hal
yang berkaitan dengan hijab, perhiasan, aurat, masalah bersuci, shalat dan
segala hal yang hukumnya wajib „ain bagi mereka. Tentunya dengan
karena berpakaian adalah tabiat dan fitrah yang melekat pada diri manusia, ia
1
Syaikh Abdul Wahab Abdussalam Thawilah, Adab Berpakaian dan Berhias, Ahli
Bahasa Abu Uwais, Andi Syahril, Cet.1, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2014), h.
2
Syaikh Amru Abdul Mun`Im Salim, Aurat Wanita Hukum Dan Batasannya,
Penerjemah, Ilyas Husti, Mukhlis Lubis, (Pekanbaru, LPQH UIN SUSKA RIAU, 2016), h.
1
2
bukan sekedar kebiasaan lingkungan atau tradisi suatu daerah seperti yang
hadir dan memerintahkan bagi kaum perempuan dan kaum laki-laki untuk
menutup auratnya agar tidak terlihat di depan umum, bahkan mengajak untuk
(etimologi) aurat adalah cacat yang terdapat di mulut dan dibagian lain.
Pengertian lain, aurat adalah setiap kerusakan yang mendatangkan rasa takut,
seperti lubang atau perang. Aurat juga bermakna setiap tempat bersifat
rahasia.4
yang wajib ditutupi dari pandangan orang yang tidak dibolehkan melihatnya. 5
3
Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia , (Jakarta, PT. Mahmud Yunus Wa
Dzurriyah, 2010), h. 285
4
Amru Abdul Mun‟im Salim, Aurat Wanita Hukum dan Batasannya, Ahli Bahasa Ilyas
Husti, Mukhlis Lubis, (Pekanbaru: LPQH Uin Suska, 2016), h. 4
5
Ibid.,
3
1. Aurat secara umum, yaitu apa saja yang dinilai sebagai kurang
6
Faizal ismail, aurat wanita: konsep dan hukum mengenainya, (jurnal syariah, 12:1,
2004), h. 22
7
Faizal Ismail, loc-cit, h.22
8
Ibid, h.22
9
Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Ensiklopedi Fiqih Wanita, Jilid 2, Cet Ke-5
(Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir), h.
10
Mujamma` Al Malik Fahd Li Thiba`At Al Mushaf Asy-Syarif, Al-Quran dan
Terjemahan, (Madinah Munawwarah: tp, th ), h. 224
11
Abu Malik Kamal bun as-Sayyid Salim, op-cit, h. 161
4
Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya dan janganlah mereka
Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kurudung
kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,
atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang
aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung…”12
ini adalah sederhana dalam berpakaian dan memakai perhiasan. Kaum wanita
juga harus berusaha menutup auratnya dari pandangan wanita lain agar yang
terlihat tidak lebih dari apa yang biasa diperlihatkan oleh wanita-wanita
shalihah.13
12
Mujamma` Al Malik Fahd Li Thiba`At Al Mushaf Asy-Syarif, op-cit, h. 548
13
Muhammad bin Syakir Asy-Syarif, Penerjemah , Muhammad Suhadi, Sarwedi
Hasubuan, Umar Mujtahid, 40 Hadits Wnita Bunga Rampai Hadits Fiqh dan Akhlak, (Jakarta:
Ummul Qura, 2013), h. 140-141
5
pergaulan antar manusia yang lainnya, seorang wanita muslimah juga tidak
bisa lepas dari pergaulan baik dilingkungan pekerjaan, kantor, kuliah atau
dengan seorang non muslim. Maka dari sini timbullah permasalahan apakah
non muslim?
Dalam hal ini ulama berbeda pendapat, menurut Ibnu Qudamah hukum
hal ini, tidak ada perbedaan apakah kedua perempuan tersebut muslimah atau
muslimah tidak boleh melepaskan penutup kepalanya didepan orang kafir dan
14
Ibnu Qudamah, Penerjemah, Mamduh Tirmizih, Al-Muqhni, Jilid 9, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2012), h. 476.
15
Ibid., h. 476
16
Ibid., h. 476
6
yang tidak didapatkan diantara wanita muslimah dengan wanita kafir dzimmi.
Dengan demikian tidak ada alasan untuk menetapkan wajibnya hijab diantara
mereka berdua seperti diantara seorang pria muslim dengan pria kafir dzimmi,
dan karena sesungguhnya hijab hanya diwajibkan dengan adanya nash atau
qiyas, sementara tidak ada salah satu pun diantara keduanya. Adapun firman
Allah SWT () mungkin saja maknanya adalah wanita secara umum.17
perempuan kafir dari yahudi dan lain sebagainya telah mengunjungi isteri-
isteri Nabi SAW, sedangkan mereka tidak memakai hijab dan tidak pula
azab kubur, lalu Aisyah menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah SAW dan
menyukai Islam, lalu aku bertanya kepada Rasulullah SAW, apakah aku harus
Makna wajib hijab antara laki-laki dan perempuan dan tidak ditemukan
dalam kewajiban antara muslimah dan dzammiyah atau tidak ada satu qiyas
) “Atau para perempuan mereka”, ada kemungkinan maksud dari ayat
17
Ibid., h. 163
18
Ibid., h. 477
19
Ibid., h. 477
20
Ibid., h. 477
7
B. Rumusan Masalah
titik kajian, maka diperlukan rumusan masalah yang lebih fokus.Hal ini
dimaksudkan agar dalam pembahasan ini tidak melebar dari tujuan penelitian.
Dari latar belakang yang telah disampaikan di atas, ada beberapa rumusan
muslimah?
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
3. Metode Penelitian
21
Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986), Cet. Ke-1, h.
21
9
1. Jenis penelitian
kitab adalah: al-Mughni karya Ibnu Qudamah, pendapat para ahli : Al-
2. Sumber Data
yaitu:
a. Sumber primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber asli yang
b. Sumber sekunder, yaitu data yang diperoleh bukan dari sumber asli
22
Cik Hasan Basri, Model Penelitian Fiqh, ( Bogor: Prenada Media, 2003), Cet. Ke-2, h. 89
23
Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yogyakarta: Lkis, 1999), Cet ke-1, h.. 9
24
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 155.
10
antara satu data dengan data yang lainnya, sehingga diperoleh gambaran
5. Metode Penulisan
25
Ibid., h. 42
11
kebenaran.
D. Sistematika Penulisan
BAB II : Bab dua berbicara tentang biografi Ibnu Qudamah, yang terdiri
BAB III : Dalam bab tiga berbicara tentang tinjauan umum tentang hukum