Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Agama Islam memerintahkan kepada setiap manusia untuk berpakaian yang baik dan bagus.
Baik berarti sesuai dengan fungsi pakaian itu sendiri, yaitu menutup aurat, dan bagus berarti
cukup memadai serasa sebagai perhiasan tubuh yang sesuai dengan kemampuan pemakai untuk
memilikinya. Untuk keperluan ibadah, misalnya shalat di masjid, kita dianjurkan memakai
pakaian yang baik dan suci.

Berpakaian dengan mengikuti zaman yang berkembang saat ini, bukan merupakan halangan,
sejauh tidak menyalahi fungsi menurut Islam. Namun demikian, kita diperintahkan untuk tidak
berlebih-lebihan. Berpakaian bagi seorang muslim telah digariskan oleh Al-Qur’an adalah
menutup auratnya. Hal tersebut sebagai identitas seorang muslim juga menghindari diri dari
gangguan yang tidak diinginkan. Karena pada dasarnya, pakaian tidak menghalangi seseorang
umtuk melakukan kegiatan sehari-hari dalam bermasyarakat. Semuanya kembali kepada niat si
pemakainya dalam melaksanakan perintah Allah SWT dan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Islam tidak pernah menentukan fashion atau bentuk pakaian. Islam menerima asalkan pakaian
tersebut menutup aurat secara sempurna. Aurat wanita ditutup agar tidak dilihat oleh laki-laki
yang bukan mahramnya. Begitu juga sebaliknya, aurat laki-laki ditutup agar tidak dilihat oleh
wanita yang bukan mahramnya.

Banyak kesalahpahaman terhadap Islam di tengah masyarakat, misalnya saja dalam menutup
aurat yaitu anggapan bahwa busana itu yang penting sudah menutup aurat, sedang mode baju
apakah terusan atau potongan, memakai celana panjang, dianggap bukan masalah. Dianggap,
model potongan atau bercelana jeans adalah sah-sah saja, yang penting sudah menutup aurat.
Padahal tidak begitu, Islam menetapkan syarat-syarat bagi muslim dan muslimah dalam hal
berpakaian dan menutup aurat.

Karena itu, kesalahpahaman perlu diluruskan, agar kita dapat kembali kepada ajaran Islam secara
murni serta bebas dari pengaruh lingkungan, pergaulan, atau adat-istiadat rusak di tengah
masyarakat modern sekarang. Memang, awalnya terasa susah. Namun, jika sudah terbiasa
semuanya akan terasa mudah.

2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Aurat?
2. Apa Hakikat Menutup Aurat?
3. Bagaimana aurat Laki laki dan Hukum Menutupnya?
4. Bagaimana Aurat Perempuan dan hukum menutupnya?

1
5. Bagaimana Batasan aurat laki-laki dan wanita menurut 4 madzhab?
6. Bagiamana busana muslimah dan syaratnya ?
7. Apa manfaat menutup aurat dari segi agama dan kesehatan?
8. Bagaimana pandangan didalam islam tentang Laki-laki Menyerupai Perempuan dan
Perempuan Menyerupai Laki-laki?
9. Bagaimana pandangan didalam islam tentang tabbaruj?
10. Apa bahaya dari berpakaian ketat?

3. Batasan Masalah
Dalam makalah ini, kami tidakmembatasi bagi siapasaja yang ingin dan mau
untuk membaca makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.

4. Tujuan Penulisan
Tujuan dari menulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas MKDU Agama
dan menambah pengetahuan dan wawasan kami sebagai penyusun makalah ini.

BAB II

Pembahasan
2
1. Pengertian Aurat
Menurut bahasa “aurat” berarti malu, aib dan buruk. Kata aurat berasal dari bahasa arab
yaitu: “’awira" ( َ‫ ِر َوع‬,artinya hilang perasaan, kalau dipakai untuk mata, maka mata itu
hilang cahayanya dan lenyap pandangannya. Pada umumnya kata ini memberi arti yang
tidak baik dipandang, memalukan dan mengecewakan. Selain daripada itu kata aurat
berasal dari kata “’ āra” ( َ‫ار ع‬َ ,artinya menutup dan menimbun seperti menutup mata air
dan menimbunnya. Ini berarti, bahwa aurat itu adalah sesuatu yang ditutup sehingga tidak
dapat dilihat dan dipandang. Selanjutnya kata aurat berasal dari kata “a’wara” ( َ‫ َر وْ َعا‬,arti
adalah anggota atau bagian dari tubuh manusia yang dapat menimbulkan birahi atau
syahwat dan nafsu bila dibiarkan terbuka.
Menurut istilah, dalam pandangan pakar hukum Islam, aurat adalah bagian dari tubuh
manusia yang pada prinsipnya tidak boleh kelihatan, kecuali dalam keadaan darurat atau
kebutuhan yang mendesak.Menutup aurat dalam pengertian hukum Islam berarti menutup
dari batas minimal anggota tubuh manusia yang wajib ditutupinya karena adanya perintah
dari Allah SWT.Adanya perintah menutup aurat ini karena aurat adalah anggota atau
bagian dari tubuh manusia yang dapat menimbulkan birahi atau syahwat dan nafsu bila
dibiarkan terbuka. Bagian atau anggota tubuh manusia tersebut harus ditutupi dan dijaga
karena ia (aurat) merupakan bagian dari kehormatan manusia. Bagian atau anggota tubuh
manusia tersebut harus ditutupi dan dijaga karena ia (aurat) merupakan bagian dari
kehormatan manusia. Dengan demikian, pengertian aurat adalah anggota atau bagian dari
tubuh manusia yang apabila terbuka atau tampak akan menimbulkan rasa malu, aib, dan
keburukan-keburukan lainnya. Berdasarkan pengertian di atas, juga dapat disimpulkan
bahwa menutup aurat atau menutupi anggota tubuh tertentu bukan beralasan karena
anggota tubuh tersebut kurang bagus atau jelek, namun lebih mengarah pada alasan lain,
yaitu jika tidak ditutupi maka akan dapat menimbulkan malu, aib, dan keburukan. Oleh
sebab itu hendaknya manusia menutup bagian tersebut sehingga tidak dapat dilihat oleh
orang lain. Menutup aurat adalah tanda atas kesucian jiwa dan baiknya kepribadian
seseorang. Jika ia diperlihatkan maka itu bukti atas hilangnya rasa malu dan matinya
kepribadian. Sudah menjadi tugas setan beserta sekutu-sekutunya dari jin dan manusia,
membujuk umat muslimin laki-laki maupun perempuan agar sudi kiranya menanggalkan
pakaian-pakaian suci serta selendang pembalut kehormatan mereka. Aurat yang terbuka
akan memberi dan juga mendatangkan dampak negatif bagi yang bersangkutan dan
terutama bagi yang melihat. Seseorang yang tidak berperasaan malu apabila terbuka
auratnya, atau bahkan merasa senang dan bangga apabila auratnya dipandang dan
dinikmati oleh orang lain, hal ini pertanda bahwa sudah hilang atau berkurang tingkat
keimanannya.

2. Hakikat menutup Aurat


Hakikat pakaian menurut Islam ialah untuk menutup aurat, yaitu menutup bagian anggota
tubuh yang tidak boleh dilihat oleh orang lain. Syariat Islam mengatur hendaknya

3
pakaian tersebut tidak terlalu sempit atau ketat, tidak terlalu tipis atau menerawang,
warna bahannya pun tidak boleh terlalu mencolok, dan model pakaian wanita dilarang
menyerupai pakaian laki-laki.Selanjutnya, baik kaum laki-laki maupun perempuan
dilarang mengenakan pakaian yang mendatangkan rasa berbangga-bangga, bermegah-
megahan, takabur dan menonjolkan kemewahan yang melampaui batas.

3. Aurat Laki-laki dan Hukum Menutupnya


Aurat laki-laki yang harus ditutup saat menunaikan shalat adalah qubul (kemaluan bagian
depan) dan dubur (kemaluan bagian belakang), adapun diluar itu, mulai dari paha, pusar
dan lutut, para ulama berbeda pendapat; sebagian ulama menganggapnya sebagai aurat
dan sebagian lagi tidak menganggapnya sebagai aurat.

Pendapat pertama :

Bahwa paha, pusar dan lutut bukan aurat

Mereka beralasan :

Nabi bersabda :

‫ فاستأذن أبو بكر فأذن له وهو على‬،‫ أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم كان جالسا كاشفا عن فخذه‬:‫عن عائشة رضي هللا عنها‬
‫ يا رسول هللا استأذن أبو بكر‬:‫ فلما قاموا قلت‬.‫ وهو على حاله ثم استأذن عثمان فأرخى عليه ثيابه‬،‫ ثم استأذن عمر فأذن له‬،‫حاله‬
‫وعمر فأذنت لهما‬.

"‫ "يا عائشة أال أستحي من رجل وهللا إن المالئكة لتستحي منه‬:‫ فلما استأذن عثمان أرخيت عليك ثيابك؟ فقال‬،‫وأنت على حالك‬
‫ وذكره البخاري تعليقا‬،‫رواه أحمد‬.

Dari Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw saat duduk pahanya terbuka, lalu Abu Bakar
meminta izin kepada Rasul, beliaupun mengizinkannya dan belaiu dalam keadaan seperti
semula, kemudian Umar  meminta izin dan beliau mengizinkannya dan beliau dalam
keadaan seperti itu, kemudian Utsmanpun ikut meminta izin namun baliau
menurunkannya pakaiannya, setelah mereka pergi aku berkata : Wahai Rasulullah ketika
Abu Bakar dan Umar meminta izin engkau mengizinkan keduanya. Dan engkau dalam
keadaan semula, namun ketika Utsman meminta izin engkau mengulurkan pakaianmu ?
maka beliau bersabda : Wahai Aisyah,  apakah aku tidak malu dari seseorang, demi Allah
para malaikat lebih malu darinya”. (HR. Ahmad, dan disebutkan oleh imam Bukhari
dalam ta’liqnya)

‫ حتى إني النظر إلى بياض فخذه" رواه أحمد‬،‫ "أن النبي صلى هللا عليه وسلم يوخ خيبر حسر االزار عن فخذه‬:‫وعن أنس‬
‫والبخاري‬.

4
Dari Anas ra : bahwa Nabi saw membuka pada saat Khaibar kain sarungnya sehingga
terbuka pahanya, sampai aku dapat melihat pahanya yang berwarna putih. (HR. Ahmad
dan Bukhari)

Ibnu Hazm berkata : Jelas bahwa paha bukan aurat, sekiranya merupakan aurat maka
Allah tidak akan menyingkapkannya padahal beliau seorang yang suci dan maksum dari
manusia, saat beliau menyampaikan risalahnya dan tidak diperlihatkan pahanya
dihadapan Anas bin Malik dan yang lainnya.

‫ إني سألت أبا ذر فضرب فخذي كما ضربت‬:‫ إن عبد هللا ابن الصامت ضرب فخذي وقال‬:‫وعن مسلم عن أبي العالية البراء قال‬
‫ (صل الصالة‬:‫ إني سألت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم كما سألتني فضرب فخذي كما ضربت فخذك وقال‬:‫فخذك وقال‬
‫لوقتها) إلى آخر الحديث‬.

Dari Imam Muslim, dari Abu Al-‘Aliyah al-barra berkata : bahwa Abdullah bin As-
shamit memukul paha saya, dia berkata : lalu saya bertanya keapda Abu Dzar, maka
beliau memukul paha saya seperti Aku memukul paha kamu, kemudian dia berkata :
kemudian saya bertanya kepada Rasulullah saw seperti yang kamu Tanya kepadaku maka
beliaupun memukul saya seperti aku memukul paha kamu, dan beliau bersabda :
“Dirikanlah shalat pada waktunya…sampai akhir hadits.

Ibnu Hazm  berkata : jika paha sebagai bagian dari aurat maka Rasulullah saw tidak akan
menyentuhnya dari dari Abu Dzar dengan tangannya yang suci. Dan jika paha merupakan
aurat menurut Abu Dzar maka tidak menyentuh paha Abdullah bin Shamit dengan
tangannya, begitupun Abdullah bin Shamit dan Abu al-Aliyah.

Pendapat kedua :

Bahwa paha, pusar dan lutut adalah aurat.

Mereka beralasan :

            Hadits nabi saw :

‫"يا معمر غط فخذيك فإن‬:  ‫ وفخذاه مكشوفتان فقال‬،‫ مر رسول هللا صلى هللا عليه وسلم على معمر‬:‫عن محمد بن جحش قال‬
‫ وعلقه في صحيحه‬،‫الفخذين عورة" رواه أحمد والحاكم والبخاري في تاريخه‬.

Dari Muhammad bin Jahsy berkata : Rasulullah saw melewati ma’mar sementara kedua
pahanya tersingkap, beliau bersabda : “Wahai Ma’mar tutuplah kedua pahamu karena
paha itu adalah aurat”. (HR. Ahmad, Hakim dan Bukhari).

‫ "غط فخذيك فإن الفخذ عورة" رواه‬:‫ مر رسول هللا صلى هللا عليه وسلم وعلي بردة وقد انكشفت فخذي فقال‬:‫وعن جرهد قال‬
‫ وذكره البخاري في صحيحه معلقا‬:‫ حسن‬:‫مالك وأحمد وأبو داود والترمذي وقال‬.

5
Dan dari Jurhud berkata : Rasulullah saw lewat pada Burdah dan kedua pahanya
tersingkap, beliau bersabda : “Tutuplah kedua pahamu karena paha itu adalah
aurat”. (HR. Malik, Ahmad, Hakim, Abu Dawud dan Tirmidzi serta Bukhari dalam
shahihnya).

Demikian dua pendapat tentang batasan aurat laki-laki, namun bagi kita untuk lebih
berhati-hati, saat akan menunaikan shalat maka kita menutup aurat kita mulai dari pusar
hingga dua lututnya sebisa mungkin.

     Aurat laki-laki bersama dengan laki-laki.

Bersama dengan kaum lelaki, ia tidak boleh menampakkan bagian antara lutut dan
pusarnya, baik laki-laki yang melihatnya itu kerabatnya maupun orang lain, baik muslim
maupun kafir. Adapun selain anggota tubuh itu boleh terlihat selama tidak ada fitnah. 

Rasulullah bersabda :

Artinya: Apa yang ada di antara pusar dan lutut adalah aurat. (H.R.  Al Hakim)

Rasulullah saw bersabda :

Artinya: Tutuplah pahamu, karena paha lelaki adalah aurat”. (H.R. Al Hakim)

         Aurat laki-laki di hadapan wanita

Seorang wanita muslimah diperbolehkan melihat kaum lelaki yang berjalan di jalan-jalan,
atau memainkan permainan yang tidak diharamkan, yang sedang berjual beli, dan
sebagainya.

Rasulullah SAW menyaksikan orang-orang Habsyiy bermain lembing di dalam masjid


pada hari raya dan Aisyah ikut menyaksikan mereka dari belakang beliau. Rasulullah
menghalangi Aisyah dari mereka, sampai ia merasa bosan dan pulang. Peristiwa ini
terjadi pada tahun ke tujuh Hijriyah. 

sedangkan hadits yang mengatakan :

“Berhijablah kalian berdua dari padanya.Apakah kalian berdua buta?Bukankah kalian


berdua melihatnya?”Menunjukkan bahwa Ummu Salamah dan Maimunah berkumpul
bersama Ibnu Ummi Maktum di dalam satu majlis, mereka bertemu pandang dan
berhadap hadapan.

Pada kenyataannya, memang sangat berbeda antara pandangan laki-laki pada wanita dan
pandangan wanita pada laki-laki. Wanita dengan rasa malu yang tinggi akan cenderung
pasif, sedangkan laki-laki dengan sifat pemberaninya akan cenderung aktif dan kreatif.
6
Kesimpulannya, wanita diperbolehkan melihat lelaki lain dengan dua syarat, yaitu
Pertama, tidak dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah.
Kedua, tidak berada dalam satu majlis  berhadap-hadapan.

4. Aurat Perempuan dan hukum menutupnya

BAB III

7
Penutup

1. Kesimpulan
Sejatinya manusia sangatlah berbeda dari makhluk Allah lainnya, Manusia dapat
dikatakan sebagai makhluk yang sangat istimewa. Secara etimologi istilah manusia di dalam Al
Qur’an ada empat kata yang dipergunakan, yakni Ins, Insan dan Unas., asyar, bani Adam,
Dzurrriyat Adam. Ahli paleontologi mengatakan bahwa manusia berasal dari evolusi kera dan
ada pula yang mengatakan bahwa adabtasi dari hewan.
Dari ayat QS. adz-Dzariyat : 56 dapat diambil pemahaman bahwa, kedudukan manusia
dalam sistem penciptaannya adalah sebagai hamba Allah. Kedudukan ini berhubungan dengan
hak dan kewajiban manusia di hadapan Allah sebagai penciptanya. Dan tujuan penciptaan
manusia adalah untuk menyembah kepada Allah SWT. Penyembahan manusia kepada Allah
lebih mencerminkan kebutuhan manusia terhadap terhadap terwujudnya sesuatu kehidupan
dengan tatanan yang baik dan adil. Disisi lain, manusia memiliki kebutuhan dan keinginan yang
beragam. Dalam islam kebutuhan manusia terbagi atas tiga pokok utama. Berdasarkan tujuan
penciptaannya, manusia di dunia memiliki tanggung jawab sebagai hamba Allah dan sebagai
Khalifah selama berada di atas dunia.

2. Saran

Penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna, ke depannya penulis akan lebih terfokus
dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber lebih banyak dan
tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Makalah yang penulis buat semoga bermanfaat untuk
para pembaca. Dan penulis membutuhkan saran/kritikan agar kedepannya bisa menjadi lebih
baik. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen Agama kami Bapak Syar’I bin Sumin
DR. H.M.A. yang telah membimbing kami dalam pembuatan dan menyelesaikan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Burlinan, 2000. Ragam Perilaku Manusia Menurut Al-Qur’an, PT. Kuala Musi
Raharja Palembang

Konsep Manusia Utuh Dalam Pendidikan Umum , Drs. H. Aceng Kosasih, M.Ag.

Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam dan Barat, Siti Kasinah, Dosen Fakultas Tarbiyah
IAIN Ar-Raniry Banda Aceh

8
https://aristasefree.wordpress.com/tag/persamaan-dan-perbedaan-manusia-dengan-makluk-lain/

http://ajisulistyo111.blogspot.co.id/2016/11/makalah-hakikat-manusia-menurut.html

https://endangprinina.wordpress.com/2013/06/06/makalah-agama-islam-hakikat-manusia/

https://mikmakekoandhika.wordpress.com/2016/09/22/konsep-kebutuhan-dalam-islam/

https://mikmakekoandhika.wordpress.com/2016/09/22/konsep-kebutuhan-dalam-islam/

https://budirich.wordpress.com/2009/01/02/apa-tujuan-dan-tugas-hidup-manusia-di-bumi-ini-
menurut-allah/

https://www.kompasiana.com/piusnovrin/siapakah-manusia-menurut-al-
quran_552b2f236ea834c503552d1a

http://robisevilla.blogspot.co.id/2013/05/tujuan-dan-program-hidup-manusia.html

https://halimsani.wordpress.com/2007/09/06/filsafat-manusiasiapakah-manusia/

Anda mungkin juga menyukai